Anda di halaman 1dari 55

PNEUMONIA

Alvin Kiha Dadi, S.Ked | 1608010049

Pembimbing :
dr. Angela Merici, Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
RSUD T. C. HILLERS MAUMERE
2021
DEFINISI UMUM
PNEUMONIA

Peradangan pada
parenkim paru, distal
dari bronkiolus
terminalis yang
mencakup bronkiolus
respiratorius, dan
alveoli, serta
menimbulkan
konsolidasi jaringan
paru dan gangguan
pertukaran gas
setempat.

2
PNEUMONIA KOMUNITI

Pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar rumah


sakit.

PNEUMONIA NOSOKOMIAL

Pneumonia Nosokomial adalah pneumonia yang terjadi >48


jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit, baik di
ruang rawat umum maupun ICU.
3
ETIOLOGI
Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, dan protozoa)

BAKTERI VIRUS FUNGI


Agen penyebab
pneumonia dibagi
menjadi organisme 1. Influenza virus
Gram (+) atau Gram 2. Parainfluenza
virus 1. Aspergilus
(-):
3. Synctial 2. Fikomisetes
1. Streptococcus
pneumoniae adenovirus 3. Blastomisetes
(pnemokokus) 4. Chicken-pox dermatitidis
2. Streptococcus (cacar air) 4. Histoplasma
plogenes 5. Rhinovirus kapsulotum
3. Stophylococcus 6. Sitomegalovirus
oureus 7. Virus herpes
4. Klebsiela simpleks
pneumonia 8. Hanta virus 4
5. Legionella
6. Haemophilus
PATOGENESIS

INANG

1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
PATOGE
LINGKUNGAN
N

5
PATOGENESIS

STADIU
M IV (7-
STADIUM
11 hari)
III
stadium
STADIUM (3-8 Hari) resolusi
II Hepatisasi
(48 Jam kelabu
STADIUM I Berikutnya
(4-12 Jam )
Pertama/
Hepatisasi
Kongesti) 6

merah
KLASIFIKASI
Berdasarkan Klinis dan
Epidemiologis

A. Pneumonia komuniti (Community-acquired


pneumonia)

B. Pneumonia nosokomial (Hospital-acquired


pneumonia/
nosocomial pneumonia)

C. Pneumonia aspirasi

D. Pneumonia pada penderita Immunocompromised

*Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan*


7
KLASIFIKASI
Berdasarkan Bakteri
Penyebab

A. Pneumonia bakterial/tipikal

B. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma,


Legionella, dan Chlamydia

C. Pneumonia virus

D. Pneumonia jamur

8
KLASIFIKASI

Berdasarkan Predileksi
Infeksi

9
Kriteria Pneumonia Berat Menurut ATS
2019

Kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu kriteria


mayor atau 3 atau lebih kriteria minor :
 Kriteria minor:a
 Frekuensi nafasb > 30/menit.
 PaO2/FiO2b ≤ 250 mmHg.
 Foto toraks menunjukkan infiltrat multilobus
 Kesadara menurun/disorientasi
 Uremia (BUN ≥ 20 mg/dl)
 Leukopeniac (leukosit < 4000 sel/mm3)
 Trombositopenia (trombosit < 100.000 sel/mm3)
 Hipotermia (suhu < 360C)
 Hipotensi yang memerlukan resusitasi cairan agresif

 Kirteria mayor:
 Membutuhkan ventilasi mekanik.
 Syok septik yang membutuhkan vasopresor

10
DIAGNOSA

Anamnesis: Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat >40°C, batuk dengan dahak
mukoid atau purulem, kadang disertai darah, sesak nafas, dan nyeri dada.

Evaluasi faktor predisposisi:


- PPOK: H. Influenza
- Penyakit kronik : lebih dari satu kuman
- Kejang/tidak sadar : aspirasi Gram (-), anaerob
- Penurunan imunitas : Gram (-)
- Kecanduan obat bius : staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi:


- Pneumonia komuniti : S. Pneumoniae, H. Influenza, M. Pneumoniae
- Pneumonia Nosokomial : Staphylococcus aureus

Usia Pasien:
- Bayi : virus - Muda : M. Pneumoniae - Dewasa : S. Pneumoniae

Awitan: - Cepat, akut, dengan rusty coloured sputum : S. Pneumoniae


12
- Perlahan, batuk dengan dahak sedikit : M. Pneumoniae
Pemeriksaan Fisik

• Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru.

• Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas.

• Pada palpasi, fremitus dapat mengeras.

• Pada perkusi redup.

• Pada auskultasi, terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial


yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki
basah kasar pada stadium resolusi.

13
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologis
Foto toraks PA/lateral merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
penegakkan diagnosis.
Gambaran radiologis foto toraks:
• Perselubungan padat homogen atau inhomogen
• Batas tidak tegas, kecuali jika mengenai 1 segmen lobus
• Volume paru tidak berubah
• Air bronchogram sign
• Silhouette sign (+) bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru

Pemeriksaan
Laboratoris
• Peningkatan jumlah lekosit
• Peningkatan LED
• Diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah, dan serologi untuk diagnosa
etiologi 14
PEMERIKSAA
N FOTO Pneumonia lobaris kanan bawah
TORAKS PA tanpa efusi

Foto toraks PA
Tn.X
Tulang tervisualisasi intak
Tidak ada deviasi trakea
Soft tissue tidak ada kelainan
Cor normal
Terdapat perselubungan homogen
pada 1/3 basal kanan
Diafragma licin
Sudut costofrenikus lancip pada
hemitoraks sinistra, pada hemitoraks
dextra sulit dievaluasi
15
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat
infiltrate atau air bronchogram ditambah beberapa gejala di bawah ini :

Batuk

Perubahan karakteristik sputum/purulent

Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/riwayat demam Nyeri dada

Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda


Sesak konsolidasi, suara nafas bronkial dan ronki

Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500


16
Skor CURB-65

17
Abbreviation Mental Test (Uji Mental)

18
19
Skor PSI

20
Penilaian Derajat Keparahan PK PDPI

 Skor PSI lebih dari 70

 Bila skor PSI kurang dari 70, maka penderita tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini:

 Frekuensi nafas lebih dari 30 kali/menit


 PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
 Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
 Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
 Tekanan sistolik <90 mmHg
 Tekanan diastolik <60 mmHg
 Pneumonia pada NAPZA
 Pada penderita yang memerlukan perawatan di ruang rawat insentif

21
DIAGNOSIS BANDING

TUBERKULOSIS
ATELEKTASIS

PPOK
BRONKITIS

24
E N A T A L A K SANAAN
P

• Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan


suportif.
• AB  berdasarkan sensitivitasnya.
• Namun karena beberapa alasan, penderita
pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris.

25
ALGORITMA PK
26
PNEUMONIA
KOMUNITI

PENDERITA RAWAT JALAN

1. Pengobatan suportif / simptomatik


- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi, perlu dikompres atau minum obat penurun panas
2. Pemberian antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam

PENDERITA RAWAT INAP DI


RUANG BIASA
1. Pengobatan suportif / simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik, antara lain antipiretik, mukolitik
2. Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam 27
PNEUMONIA KOMUNITI

28
Terapi sulih
Kriteria klinis stabil : Kriteria obat suntik ke
 Suhu ≤ 37.8 0C oral pada pneumonia
 Frekuensi nadi ≤ 100 x/menit komuniti:
 Frekuensi napas ≤ 24 x/menit  Hemodinamik stabil
 Tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg
 Gejala klinis membaik
 Saturasi oksigen arteri ≥ 90% atau
P02 ≥ 60 mmHg  Dapat minum obat oral
 Fungsi gastrointestinal
normal

29
Pemilihan
Antibiotik
Untuk Sulih
Terapi Pada
Pneumonia
Komunitas

30
Penatalaksanaan pneumonia komunitas menurut American
Thoracic Society (ATS) 2019 :

35
36
37
KOMPLIKASI

1. Sepsis
2. Abses paru
3. Efusi pleura
4. Meningitis
5. Arthritis
6. Endokarditis
7. Perikarditis
8. Peritonitis
9. Empiema.
PROGNOSIS

Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis


penyakit pada pasien yang dirawat. Angka kematian pasien pneumonia
komunitas kurang dari 5% pada pasien rawat jalan dan 20% pada pasien
rawat inap.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Tn. LL

Usia : 61 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 31/12/1959

Agama : Katolik

Alamat : Waigele, Maumere

Status : sudah menikah

Tanggal MRS : 4 September 2020

Tanggal KRS : 14 September 2020

Masuk Melalui : UGD


Anamnesis
Keluhan Utama:
Sesak napas ± sejak 2 minggu SMRS, keluhan sesak napas memberat ± 2
hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke UGD dengan mengeluhkan Sesak napas ± sejak 2
minggu SMRS, keluhan sesak napas memberat ± 2 hari SMRS. Pasien
mengeluhkan batuk yang sudah dirasakan sejak lama dan semakin
memberat dan berdahak berwarna putih sejak ± 2 hari SMRS. Pasien juga
merasakan nyeri dada sejak ± 2 hari SMRS. Badan terasa lemas ± 2 hari
SMRS. Pasein merasa nyeri pada ulu hati ± sejak 2 minggu SMRS, Nyeri
dirasakan hingga ke bagian belakang. Demam (+) Pasien juga
mengeluhkan diakhir buang air kecil merasa tidak tuntas, darah (-),
berpasir (-) keluhan sudah dirasakan sejak ± 1 bulan SMRS. Buang air
besar dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat kebiasann merokok
dan minum alcohol dan berhenti sekitar ± 5 tahun terakhir.
Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat penyakit HT(-), DM(-), trauma (-), penyakit berat lain
disangkal.
Riwayat Keluarga :

Keluarga pasien tidak memiliki peyakit yang serupa dengan pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien merupakan petani pekerja kebun


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 09/09/2020

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
Tanda Vital :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler, kuat angkat.
Napas : 28x/menit
Suhu : 37 0C
SpO2 : 96 %

Kulit : Pucat (-), sianosis (-), Ikterik (-)


Kepala :
Rambut : warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Cekung (-), Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-), pupil isokor (+/+), RCL
(+/+), RCTL (+/+)
Telinga : Tanda peradangan (-/-), Jejas (-/-), othorea (-/-).
Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), massa (-), rhinorea (-/-)
Mulut : mukosa bibir lembab, lidah kotor (-),
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax
 Cor:

BJ S1,S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)


 Pulmo :

(09/09)
Vesikuler (+/+), ronkhi (+/-) paru, wheezing (-/-)
(10/10)
Vesikuler (+/+), ronkhi (+/±) paru, wheezing (-/-)
Abdomen dan Ekstremitas

 Abdomen:
Inspeksi : Datar, jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Distensi (-), Nyeri tekan epigastrium (+), hepar tidak
teraba dibawah arcus costa, lien tidak teraba dibawah arcus
costae, shifting dullness (-)

 Ekstremitas : Jejas (-), Edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik
Laboratorium Hematologi Tanggal
04/09/2020

Hasil Hasil
Parameter Satuan Nilai Rujukan
04/09/2020 08/09/2020

HB 4,2 4,4 g/dL 13,2-17,3

HCT 14,2 15,0 % 40.0-52.0

RBC 2,07x106 2,18 x106 uL 4,4-5.9

MCV 68,6 68,7 Fl 80-100

MCH 20,3 20,2 Pg 26.0-34.0

MCHC 29,6 29,3 g/dL 32.0-36.0

WBC 5,45 x10^3 (N) 5,46 x10^3 (N) uL 3.8-10.6

PLT 89x10^3 103x10^3 uL 150-440


LABORATORIUM FUNGSI GINJAL, HATI (04/09/2020)

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

SGPT 20 U/L 10-40

Laki-laki : 0.7-1.3
Creatinin 2,97* mg/dL
Perempuan : 0.5-1.1

LABORATORIUM FUNGSI GINJAL (05/09/2020)

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Ureum 109* mg/dL 17.1-42.8

Laki-laki : 0.7-1.3
Creatinin 2,76* mg/dL
Perempuan : 0.5-1.1

BUN 51* mg/Dl 7-21


PEMERIKSAAN MORFOLOGI DARAH TEPI (08/09/2020)

Kesan eritrosit : Anisositosis dominasi normositik, di jumpai sel target, tear

drop, polikromasi, Normokromik, NRBC (+)

Kesan Lekosit : Jumlah cukup, Vakuolisasi monosit, Limfosit atipik (+)

Kesan Trombosit : Jumlah Menurun, Distribusi tidak merata, clump (-)

Kesimpulan : Gambaran anemia suspek e.c proses hemolitik dan proses

inflamasi dan infeksi virus, adakah splenomegaly ??

Saran : Retikulosit, LDH, Bil direk/Indirek, HB elektroforesis


PEMERIKSAAN FESES LENGKAP (09/09/2020)

Parameter Hasil Nilai Rujukan

Warna Coklat  

Bau Khas  

Konsistensi Padat  

Lendir Negatif Negatif

Parasit Makro Negatif Negatif

Darah Negatif Negatif

Telur Cacing Negatif Negatif

Protozoa Negatif Negatif

Sel Epitel Negatif  

Lekosit Negatif Negatif

Eritrosi Negatif Negatif

Sisa Makanan Negatif Negatif


PEMERIKSAAN USG ABDOMEN (07/09/2020)

• Kedua Ren : Ukuran dan Echo normal,


kemungkinan Aki belum dapat di
singkirkan
• Hepatomegaly dengan echo masih
normal
• Splenomegaly ringan
• Asicites minimal
• Penebalan dinding vesica falea,
dapat ec asites di perivesica urinaria
• Cystitis
• Pancreas dan prostat normal
• Tidak tampak limfadenopati
paraaorta
PEMERIKSAAN RO THORAKS (09/092020)

• Opasitas Inhomogen di
suprahiler dektra, dengan
batas inferior tegas, dan
opasitas inhomgen perihiller
sinistra, batas tidak tegas,
mengarah pneumonia bilateral
• Cardiomegaly
• Tulang yang tervisualisasiintak
Foto Rontgen (16/02/2020) dan normal
LABORATORIUM GENXPERT (10/09/2020)

MTB NOT DETECTED

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI (10/09/2020)

• Rapid Test Antibody SARS-CoV IgG : Non Reactive


• Rapid Test Antibody SARS-CoV IgM : Non Reactive
Assesment
 Pneumonia (Community Acquaired Pneumonia)
 AKI
 Anemia Defisiensi Besi
 Dispepsia
PLANNING
A. Planning Diagnosis
C. Planning Monitoring
 Tidak ada
 Observasi tanda-tanda vital
 Observasi keluhan lain dari pasien
B. Planning Terapi

 IUFD NS 1000cc/24 jam


 Tranfusi PRC 1 bag/hari => s/d ≥ 9 gr/dl,
Premedikasi inj Furosemid 1 amp (IV)
D. Planning Edukasi
 Paracetamol 3x500 mg PO Kp Demam
 SF 3 x 1 PO PC  Berikan informasi tentang penyakit
 Dulcolax syr 2 x10 cc PO pasien secara lengkap
 Asam folat 2x1tab pc
 Menjaga asupan nutrisi yang bergizi
 CaCO3 3x1tab pc
 Dulcolax syr 2x 10cc PO
baik dan seimbang
 Ambroxol 3 x 30 mg PO  Jaga personal Hygiene
 Ceftriaxon 2x1 gr (IV)
 Menerapkan Etika Batuk
 Azitrhomycin 1 x 500 mg PO
 Ranitidin 2 x 1 amp (IV)
PEMBAHASAN

TEORI KASUS
Batuk Batuk
Perubahan karakteristik Sputum putih dan kuning
sputum/purulent

Suhu tubuh ≥ 38°C Suhu tubuh 37°C (aksila) –


(aksila)/riwayat demam IGD (riwayat demam)

Sesak Sesak

Nyeri dada (+)

Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda Suara napas rhonki


konsolidasi, suara nafas bronkial dan ronki

Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500


Leukosit
56
5.450
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat
infiltrate atau air bronchogram ditambah beberapa gejala di bawah ini :

Batuk

Perubahan karakteristik sputum/purulent

Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/riwayat demam Nyeri dada

Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda


Sesak konsolidasi, suara nafas bronkial dan ronki

Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500


57
ALGORITMA PK
58
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka pasien ini
didiagnosis dengan Pneumonia (Community Acquaired Pneumonia) + AKI + Anemia
Defisiensi Besi + Dispesia karena telah ditemukan gejala batuk, sesak, demam dan
telah dilakukan pemeriksaan rontgen thorax dengan hasil yang sesuai dengan
pneumonia. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu IUFD NS 1000cc/24
jam, tranfusi PRC 1 bag/hari => s/d ≥ 9 gr/dl, Premedikasi inj Furosemid 1 amp (IV),
Paracetamol 3x500 mg PO Kp Demam, SF 3x1 tab PO PC, Dulcolax syr 2 x10 cc PO,
Asam folat 2x1tab pc, CaCO3 3x1 tab PC, Dulcolax syr 2x 10cc PO, Ambroxol 3 x 30 mg
PO, Ceftriaxon 2x1 gr (IV), Azitrhomycin 1 500 mg PO, Ranitidin 2 x 1 amp (IV)
Penatalaksanaan pneumonia komunitas menurut American
Thoracic Society (ATS) 2019 :

6
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus dengan Pneumonia (Community
Acquaired Pneumonia) + AKI + Anemia Defisiensi Besi + Dispesia Pasien ini
didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pasien dirawat dan diterapi selama 10 hari. Pasien dipulangkan
dalam keadaan membaik. Selama perawatan di rumah sakit pasien
mendapatkan perawatan yang sesuai indikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai