Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan Penglihatan sentral

Pemeriksaan penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan sasaran dengan berbagai


ukuran yang terpisah pada jarak standar dari mata, misalnya “Snellen chart.” Ketajaman
penglihatan dapat diukur pada jarak 6 meter atau 20 kaki. Hasil yang didapatkan misalnya 4/6
artinya penderita bisa melihat huruf snellen pada jarak 4 meter sedangkan orang normal
masih bisa melihat pada jarak 6 meter.
Pemeriksaan astigmatisma Cara pengaburan (fogging technique)
· Setelah penderita dikoreksi untuk hipermetropia atau myopia yang ada, maka tajam
penglihatannya dikaburkan dengan lensa positif, sehingga tajam penglihatan berkurang 2
baris pada kartu Snellen, misalnya dengan menambah lensa sferis positif 3. penderita diminta
melihat kisi-kisi juring astigmatisme
· Penderita ditanyakan garis mana yang paling jelas terlihat. Bila garis juring pada 90° yang
jelas, maka tegak lurus padanya ditaruh sumbu lensa silinder atau lensa silinder ditempatkan
dengan sumbu 180°.
· Perlahan-lahan kekuatan lensa silinder ini dinaikkan sampai garis juring kisi-kisi
astigmatisme vertical sama tegasnya atau kaburnya dengan juring horizontal atau semua
juring sama jelasnya bila dilihat dengan lensa silinder yang ditambahkan.
· Kemudian penderita diminta melihat kartu Snellen dan perlahan-lahan ditaruh lensa negatif
sampai penderita melihat jelas pada kartu Snellen. (Vaughan, 1995)

Anamnesis
Anamnesis merupakan wawancara riwayat kesehatan pasien baik secara langsung
atau tidak langsung yang memiliki tiga tujuan utama, yaitu mengumpulkan informasi,
membagi informasi, dan membina hubungan saling percaya untuk mendukung kesejahteraan
pasien. Informasi atau data yang dokter dapatkan dari wawancara merupakan data subjektif
berisi hal yang diutarakan pasien kepada dokter mulai dari keluhan utama hingga riwayat
pribadi dan sosial.2 Untuk individu dewasa, riwayat komprehensif mencakup
Mengidentifikasi Data dan Sumber Riwayat, Keluhan Utama, Riwayat Penyakit Sekarang,
Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat Keluarga, dan Riwayat Pribadi dan Sosial.Dalam kasus
ini, dokter melakukan anamnesis secara langsung dari pasien. Riwayat kesehatan yang perlu
dikumpulkan meliputi :2
(1) Identifikasi data meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa,
pekerjaan, dan status perkawinan. Pada skenario didapat usia 45 tahun dan jenis
kelamin perempuan;
(2) Keluhan utama yang berasal dari kata-kata pasien sendiri yang menyebabkan
pasien mencari perawatan. Pada skenario didapat pasien mengeluh pusing berputar
sejak 2 hari yang lalu;
(3) Riwayat penyakit sekarang meliputi perincian tentang tujuh karakteristik gejala
dari keluhan utama yaitu lokasi, kualitas, kuantitas, waktu terjadinya gejala, kondisi
saat gejala terjadi, faktor yang meredakan atau memperburuk penyakit (obat-obatan),
dan manifestasi terkait (hal-hal lain yang menyertai gejala). Pada skenario didapat
pasien mengeluh pusing berputar sejak 2 hari yang lalu, mual muntah 3 kali sejak
kemarin, keluhan timbul pada saat pasien berubah posisi dan terutama nengok ke
kanan, pasien lebih nyaman bila menutup mata, pendengaran kedua telinga baik dan
tidak berdengung;
(4) Riwayat penyakit dahulu seperti pemeliharaan kesehatan, mencakup imunisasi, uji
screening dan penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak, penyakit yang dialami
saat dewasa lengkap dengan waktunya mencakup empat kategori, yaitu medis,
pembedahan, obstetrik, dan psikiatrik. Pada skenario didapat 3 bulan yang lalu pernah
terkena tetapi sembuh sendiri;
(5) Riwayat keluarga, yaitu diagram usia dan kesehatan, atau usia dan penyebab
kematian dari setiap hubungan keluarga yang paling dekat mencakup kakek-nenek,
orang tua, saudara kandung, anak dan cucu.
(6) Riwayat Pribadi dan Sosial seperti aktivitas dan gaya hidup sehari-hari, situasi
rumah dan orang terdekat, sumber stress jangka pendek dan panjang, pekerjaan dan
pendidikan.

PemeriksaanFisik
Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat temuan-
temuan dalam anamnesis. Teknik pemeriksaan fisik dalam skenario ini meliputi pemeriksaan
visual atau pemeriksaan pandang (inspeksi) dan pemeriksaan raba (palpasi). selain itu pada
pemeriksaan fisik juga harus dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital selalu dijalankan
pertama kali untuk mendapatkan suhu badan pasien, tekanan darah dan frekuensi pernafasan
serta bilangan denyut nadi. Didapatkan hasil dari skenario pemeriksaan fisik pasien yaitu
tanda-tanda vital tekanan darah 120/60 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas
18x/menit, suhu 360C. Selain itu bisa dapat kita lakukan pemeriksaan fisik lainnya seperti:

Anda mungkin juga menyukai