PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
IDENTITAS KLIEN
Inisial Nama : Tn. D. K
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tuminting
Tgl/Jam Masuk : 20-02-2019/Jam 14.00
Tlg/Jam Pengkajian : 20-02-2019/Jam
Diagnosa Medis : Fraktur Crusis Dextra Tertutup
2. Primary Survey
Airway
Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan pada jalan nafas
Breathing
Klien bernafas secara spontan dengan frekuensi 20x/m, suara nafas vesikuler,
tidak ada suara nafas tambahan
Circulation
Akral hangat, tidak ada sianosis
Capillary refill time <2 detik
Disability
Kesadaran compos mentis
GCS 15 = E4, V5, M6
3. Secondary Survey
EKG/Exposure : -
Vital Sign
TD 110/70 mmHg, N 80x/m, SB 37˚C, R 20x/m
Keluhan Utama
Nyeri
4. Head to Toe
Kepala
Inspeksi : Simetris, rambut hitam merata
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mata
Inspeksi : Simetris, tidak ada katarak, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik
Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada cairan/darah, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Mulut
Inpeksi : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis
Leher
Inpeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
Dada
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
Perut
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bising usus 10x/
Perkusi : Bunyi timpani
Kelamin
Inspeksi : Terpasang kateter, kebersihan cukup
Ekstremitas Atas
Pergerakan baik, terdapat luka di punggung tangan kanan dan siku kiri kanan
Ekstremitas Bawah
Pada bagian kaki kanan (tibia-fibula) tidak bisa di gerakan, kondisi sekitar
fraktur bengkak dan memar dan ada luka lecet di lutut.
Anus
Inspeksi : Tidak ada hemoroid
Kulit
Teraba hangat, turgor kulit baik
Psikososial
Klien tampak tenang, sudah di edukasi oleh dokter mengenai kondisi penyakit
dan tindakan yang akan di lakukan
5. Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen
Fraktur Cruvis Dextra Tertutup
Therapy
Injeksi ketorolac 30 mg/8 jam (iv)
Injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam (iv)
Injeksi Ranitidine 50 mg/12 jam (iv)
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan nyeri 1. Tampak bengkak dibagian fraktur
dirasakan bersifat hilang timbul, 2. Tampak luka lecet dibagian
nyeri bertambah jika pada bagian punggung tangan kanan dan
fraktur digerakan, skala nyeri 4 bagian siku kiri/kanan
(sedang), durasi <30 menit 3. Tampak memar dibagian fraktur
2. Keluarga klien mengatakan 4. Klien tampak selalu dibantu oleh
aktivitas klien saat ini dibantu keluarga dan perawat
oleh keluarga dan perawat 5. Klien tidak pingsann, tidak
muntah, kesadaran compos
mentis
6. Hasil foto rontgen: fraktur cruris
dextra tertutup
7. Klien tamoak tidak melakukan
apa-apa
8. Terpasang IVFD NaCl 0,9%
20tpm
9. Terpasang kateter urine
ANALISA DATA
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Data Subjektif: Fraktur Nyeri Akut
- Klien mengatakan ↓
nyeri dirasakan Diskontinuitas
bersifat hilang timbul, tulang
nyeri bertambah jika ↓
pada bagian fraktur Pergeseran fragmen
digerakan, skala nyeri tulang
4 (sedang), durasi <30 ↓
menit Kerusakan jaringan
Data Objektif: sekitar
- Keadaan umum klien ↓
tampak lemah Pengeluaran zat
- Tampak bengkak bradikinin
dibagian fraktur prostaglandin
- Tampak luka lecet di kemudian
punggung tangan merangang ujung
kanan dan dibagian reseptor saraf yang
siku kiri/kanan kemudian
- Tampak memar membantu transisi
dibagian fraktur nyeri
↓
Impuls sampai ke
otak melalui ervus
ke kornu dorsalis
pada spina cord
↓
Pesan diterim oleh
thalamus sebagai
pusat sensori pada
otak
↓
Impuls dikirim ke
korteks dimana
intensitas dan lokasi
nyeri dirasakan
↓
Nyeri
2. Data Subjektif: Fraktur Gangguan
- Keluarga klien ↓ mobilitas fisik
mengatakan aktivitas Diskontinuitas
klien saat imi dibantu tulang
oleh keluarga ↓
- Klien mengatakan Perubahan jaringan
nyeri bila digerakkan sekitar
Data Objektif: ↓
- Klien tampak lemah Pergeseran fragmen
- Klien tampak selalu tulang
dibantu oleh keluarga ↓
dan perawat dalam Deformitas
melkukan aktivitas ↓
- Tidak pingsan, tidak Gangguan fugsi
muntah, kesadaran bagian tubuh
compos mentis ↓
- Fraktur pada 1/3 tibia, Gangguan mobilitas
fibula dextra fisik
- Terdapat bengkak dan
memar pada bagian
fraktur
- Klien tapak tidak
dapat melakukan apa-
apa
- Terpasang IVFD
NaCl 0,9% 500cc
20tpm
- Klien terpasang
kateter urine
PERENCANAAN KEPERAWATAN
13
kaki yang fraktur A: Maslah belum teratasi
3. memberikan bantuan/moilitas
klien diatas tempat tidur saat klien P: Lanjutkan intervensi
meminta bantuan
4. Observasi vital sign
Hasil: TD: 110/70mmHg
N: 84x/menit
R: 20x/menit
S: 37˚C
SpO2: 100%
14
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Airway : jalan nafas paten, tidak ada sumbatan, dan tidak ada secret. Airway
harus dijaga dengan baik pada semua penderita fraktur. Membuka jalan nafas
menggunakan teknik head tilt, chin lift atau jaw thrust, periksa apakah benda
asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Bila penderita tidak
sadar dan tidak ada reflex berdahak (gag efleks) dapat dipakai oropharyngeal
tube. Bila ada keraguan mengenai kemampuan menjaga airway, lebih baik
memasang definitive. Jika ada disertai dengan cedera kepala, leher atau dada
maka tulang leher (cervical spine) harus dilindungi dengan imobilisasi in-line
(America College of Surgeons, 2009).
2. Breathing : klien bernafas secara spontan, pergerakan dinding dada simetris
frekuensi 20x/menit, saat palpasi tidak ada nyeri tekan, bunyi nafas vesikuler.
15
BAB V
PENUTUP
16