Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK

Ristina Amelia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Prof. DR Hamka
Email: ristinaamelia46@gmail.com

ABSTRAKSI
Dalam penelitian ini digunakan metode survei. Variabel yang digunakan yaitu
Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja sebagai variabel independen dan variabel
Kinerja Karyawan sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, yang berjumlah 46
orang. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan sample jenuh, sehingga
diperoleh sampel berjumlah 46 orang sebagai responden. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan pengukurannya menggunakan skala likert. Teknik
pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, regresi
linear berganda, uji asumsi klasik, dengan menggunakan uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, pengujian hipotesis
uji parsial (uji t), uji simultan (uji F), analisis koefisien korelasi parsial dan koefisien
korelasi berganda. Hasil uji F menunjukkan F hitung sebesar 615,366 > F 0.05
(2;41) = 3,23 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat diinterpretasikan
bahwa Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci : Disiplin Kerja , Lingkungan Kerja , Kinerja Karyawan

ABSTRACT
In this research survey method was used. The variables used are Work Discipline
and Work Environment as independent variables and Employee Performance
variables as the dependent variable. The population in this study were all company
employees of PT Adhi Karya (Persero) Tbk, totaling 46 people. Sample selection
technique is done with saturated sample, so that a sample of 46 people is obtained
as respondents. Data collection techniques using questionnaires and measurements
using a Likert scale. Data processing and analysis techniques used are descriptive
analysis, multiple linear regression, classical assumption test, using normality test,
multicollinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test, partial test
hypothesis testing (t test), simultaneous test (F test), analysis of partial correlation
coefficients and multiple correlation coefficients. The results of the F test showed
that F calculated was 615,366> F 0.05 (2; 41) = 3,23 with a significance level of
0,000 <0,05, so it could be interpreted that Work Discipline and Work Environment
simultaneously or together had a significant effect on employee performance.
Keywords: Work discipline, work environment, employee performance

I. PENDAHULUAN
Ungkapan John Chambers dari CISCO System, salah satu perusahaan perangkat
lunak terbesar di dunia, menunjukan betapa peranan sumber daya manusia dalam
perusahaan memiliki peran serta fungsi yang penting bagi tercapainya tujuan
organisasi perusahaan. Sumber daya manusia di sini mencangkup keseluruhan
manusia yang ada di dalam organisasi perusahaan, yaitu mereka yang secara
keseluruhan terlibat dalam operasionalisasi bisnis perusahaan, dari level yang
paling bawah, seperti satpam, pekerja di bagian pemrosesan barang untuk jenis
perusahaan produksi, atau juga penjual langsung (direct seller) yang direkrut
perusahaan hingga ke posisi direktur utama (Chief Executive Officer) yang
menempati level teratas dalam bisnis perusahaan. Sekalipun berbeda level, akan
tetapi kesemua sumber daya manusia tersebut memiliki peran yang sama dan
signifikan bagi tercapai tidaknya tujuan dari perusahaan.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan konstruksi termuka
di Indonesia, yang menjadi BUMN konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Maret 2004. Sejak saat itu, 49% kepemilikan PT Adhi Karya
(Persero) Tbk adalah milik masyarakat luas sebagai pemegang sahamnya.
Adanya intensitas persaingan dan perang harga antar industri konstruksi
menjadikan PT Adhi Karya (Persero) Tbk senantiasa memberikan yang terbaik
dalam setiap pembangunan proyek sehingga dapat dipercaya menjadi bagian dari
pertumbuhan infrastruktur di Indonesia hingga saat ini. Untuk menjaga
memberikan pelayanan terbaik, perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Kinerja karyawan secara umum adalah sebuah perwujudan kerja yang
dilakukan oleh karyawan yang biasanya digunakan sebagai dasar atau acuan
penilaian terhadap karyawan didalam suatu organisasi. Kinerja juga merupakan
sarana penentu dalam mencapai tujuan organisasi sehingga perlu di upayakan untuk
meningkatkan kinerja karyawan.
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan. Kualitas kerja karyawan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
kurang baik, dimana kinerja karyawan lambat. Pekerjaan yang seharusnya akan
selesai tepat waktu, menjadi tertunda dan belum terselesaikan.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini yang mendorong gairah
kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan dan karyawan. Oleh
karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai
disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya,
jika para bawahannya berdisiplin yang baik. Untuk memelihara dan meningkatkan
kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak factor yang
mempengaruhinya.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi
karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib
yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan
akan meningkat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan tidak
mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut. Kedisiplinan suatu perusahaan
dikatakan baik, jika sebagaian besar karyawan menaati peraturan-peraturan yang
ada. Kedisiplinan karyawan PT Adhi Karya (Persero) Tbk kurang baik, setidaknya
terjadi beberapa karyawan yang datang tidak tepat waktu dan pulang lebih awal
sebelum jam kantor berakhir. Jika tidak di tindak tegas, maka akan berpengaruh
pada kinerja karyawan. Suatu organisasi sebaiknya karyawan yang bekerja
mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Karyawan
tidak mungkin dapat bekerja dengan tenang dan maksimal jika tempat yang tersedia
tidak dapat memberikan kenyamanan. Dengan demikian ruang gerak untuk tempat
karyawan tidak terganggu dalam melaksanakan pekerjaannya. Kondisi ruangan
pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk terbilang kurang nyaman, dimana jarak tempat
bekerja karyawan dengan karyawan lainnya terlalu dekat. Sehingga ruang gerak
terbatas yang berakibat karyawan tidak dapat bekerja dengan tenang dan maksimal.
Lingkungan yang positif akan membuat karyawan meras nyaman sedangkan
karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki hubungan antar karyawan yang
kurang baik antar karyawan. Adanya komunikasi yang kurang pada setiap
karyawan satu dengan yang lainnya. Sehingga karyawan menjadi pribadi yang
tertutup, cenderung kaku, tidak percaya diri, tidak saling kenal dan menjadi asing
untuk sesama karyawan. Sementara seharusnya dalam sebuah perusahaan atau
organisasi saling merangkul satu sama lain, dan akan lebih baik dapat bekerja sama
dengan tim dengan baik.
II. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu atau residual dalam
model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Uji kenormalan data bisa
digunakan dengan gambar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2016:95), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
dalam persamaan regresi ditemukan ada atau tidak kolerasi antar variabel bebas
(independen regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel
independen.Uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor
(VIF) kurang 10 (sepuluh) dan Tolerance lebih dari 0,1. Dan hasilnya sulit
didapatkan pengaruh antara independen dan dependen variable.Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t–1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Cara mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dilakukan uji
Durbin Watson (DW test) dengan dasar pengambilan keputusan.
4. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2011:142) bahwa untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser, yaitu dengan meregresikan masing-
masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien
regresi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual
(error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas
(varian dari residual tidak homogen).
5. Uji Linier
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variable
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable independen (variabel bebas),
dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui
(Ghozali, 2011) Analisis ini secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai
berikut:

Ŷ= a + ß 1X1 + ß 2X2 + e

Keterangan:
Ŷ : Kinerja Karyawan
X1 : Linkungan Kerja
X2 : Produktivitas Kerja
a : Nilai Y jika X = 0 (konstanta)
ß : Koefisien linear berganda
e : Error

2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen. Uji hipotesis dilakukan dengan
antara lain:
1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan).
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan).
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance
level 0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan keempat variabel independen
tersebut tidak mempunyai penaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
signifian). Ini berarti secara simultan keempat variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji normalitas residual digunakan untuk menguji residual terdistribusi secara
normal atau tidak. Dua cara yang sering digunakan untuk menguji normalitas
residual, yaitu dengan analisis grafik (normal P-P plot) regresi dan uji One Sample
Kolmogorov-Smimov. Berikut hasil perhitungan menggunakan SPSS 24.0.
Tabel 64
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 46
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b Std.
.12467105
Deviation
Absolute .089
Most Extreme
Positive .089
Differences
Negative -.071
Test Statistic .089
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Output SPSS 24.0

Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah 0,089 dan signifikansi pada 0,200


maka dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal karena Asymp, Sig. Adalah
0,200 yang berarti lebih besar dari pada nilai signifikansi 0,05 (0,200 > 0,05).
Uji Normalitas P-P Plot

Gambar 4
Normal P-Plot of Regression Standarized Residual
Sumber: Hasil Output SPSS 22.0

Berdasarkan gambar diatas, dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data
menyebar di sekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal
sehingga uji normalitas dapat terpenuhi.

Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan di mana terjadi hubungan linier yang


semourna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi.
Suatu model regresi dikatakan mengalami multikolinieritas jika ada fungsi linier
yang sempurna pada beberapa atau semua independen dan dependen variabel
(Imam Ghozali, 2013:14). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10,00 dan Tolerance lebih dari 0,1,
maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

(Constant) .118 .111

RATA_DK .656 .074 .136 7.379

RATA_LK .326 .077 .136 7.379

a. Dependent Variable: RATA_KK

Sumber: Hasil Output SPSS 22.0 (2018)

Dari hasil output diatas diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai
Tolerance kurang dari 0,1 untuk kedua variabel, nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF
< 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah
multikolinieritas. Dan penelitian dapat dilanjutkan karena tidak terjadi masalah
multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Dengan demikian,
regresi linear yang baik adalah regresi yang varian residunya homoskedastisitas
(Iman Ghozali, 2013:16). Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara
nilai prediksi variable terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID.

Gambar 5
Scatterplot
Sumber: Hasil Output SPSS 22.0

Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedasitas pada model regresi.

Hasil Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidaknya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Alat uji statistik yang digunakan untuk
mendeteksi autokerolasi yaitu uji Durbin-Watson. Berikut hasil perhitungan uji
autokorelasi (Imam Ghozali, 2013:19).
Model Summaryb
Model R R Durbin-Watson
Square
1 .983a .966 1.782
a. Predictors: (Constant), RATA_LK, RATA_DK
b. Dependent Variable: RATA_KK

Sumber : Output SPSS 24.0


Menunjukkan bahwa diperoleh nilai hitung Durbin-Watson sebesar 1,782.
Nilai DW tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson,
dengan signifikansi 5% (0,05), jumlah sampel 46 (n=46), dan jumlah variabel
independen 2 (k=2) maka didapatkan nilai dL (batas bawah) = 1.436 dan nilai dU
(batas atas) = 1.617 adapun kriteria yang telah ditentukan uji autokorelasi adalah
du<d<4-du atau (1.617 < 1.782< 2.38 ) dengan hasil tersebut maka dapat
diinterprestasikan bahwa tidak ada korelasi positif maupun negatif dan keputusan
tidak ditolak.
Hasil Koefisien Korelasi Berganda
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen (X1, X2) dan variabel dependen (Y) secara bersamaan.
Tabel 69
Hasil Koefisien Korelasi Berganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate

1 .983a .966 .965 .128 1.782


a. Predictors: (Constant), RATA_LK, RATA_DK
b. Dependent Variable: RATA_KK

Sumber : Output SPSS 24.0

Model Summary diperoleh koefisien korelasi berganda variabel Disiplin Kerja


dan Lingkungan Kerja kerja terhadap Kinerja karyawan (R) = 0,983 berarti kedua
variabel yaitu Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja secara bersama-sama
mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat (berada pada interval 0,80-1,000)
dan positif terhadap kinerja karyawan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat kekuatan relatif pada indikator disiplin kerja berada pada poin ke 2
dengan jumlah jawaban responden sebesar 179 atau dengan nilai rata-rata 3.89
pada pernyataan “Tugas pekerjaan yang diberikan perusahaan pada saya sudah
jelas”. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa PT Adhi Karya (Persero) Tbk
sudah jelas dalam memberikan tujuan pekerjaan pada karyawannya.
Kelemahan relatif berada pada poin ke 4 dengan jumlah jawaban responden
sebesar 164 atau nilai rata-rata 3.57 pada pernyataan “Pemimpin saya selalu
memberi contoh antara perkataan dengan perbuatan sesuai”. Secara
keseluruhan tanggapan responden terhadap variabel keseleruhan,variabel
disiplin kerja dapat dinyatakan bahwa PT Adhi Karya (Pesero) Tbk dapat
3.74
dinyatakan baik, hal ini terlihat dari rata-rata jawaban responden 𝑥100% =
5
74.8% yang berada pada interval 68.01% - 84.00%. Kekuatan relatif pada
indikator lingkungan kerja berada pada poin ke 1 dengan jumlah jawaban
responden sebesar 192 atau dengan nilai rata-rata 4.17 pada pernyataan “Suhu
udara diruang kerja saya sudah sesuai prosedur operasi standar”. Dari data
tersebut dapat dinyatakan bahwa karyawan pada PT Adhi Karya (Persero)
Tbk, sudah nyaman dengan suhu udara diruang kerja. Kelemahan relatif berada
pada poin ke 6 dengan jumlah jawaban responden sebesar 163 atau nilai rata-
rata 3.54 pada pernyataan “Kursi kerja saya nyaman untuk bekerja dan
memudahkan saya dalam menyelesaikan pekerjaan”. Secara keseluruhan
tanggapan responden terhadap variabel lingkungan kerja dapat dinyatakan
bahwa PT Adhi Karya (Persero) Tbk dapat dinyatakan baik, hal ini terlihat dari
3.83
rata-rata jawaban responden 𝑥100% = 76.6% yang berada pada interval
5
68.01% - 84.00%. Kekuatan relatif pada indikator kinerja kerja karyawan
berada pada poin ke 1 dengan jumlah jawaban responden sebesar 193 atau
dengan nilai rata-rata 4.20 berada pernyataan “Saya selalu mengaerjakan tugas
sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh perusahaan ”. Dari data tersebut
dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk,
sudah memberikan kontribusi yang sangat baik dalam pengerjaan tugas yang
diberikan pada perusahaan. Kelamahan relatif berada pada poin ke 6 dengan
jumlah jawaban responden sebesar 164 atau nilai rata-rata 3.57 pada
pernyataan “Target pekerjaan yang diberikan dari perhjusahaan kepada saya
dapat diselesaikan dengan baik”. Secara keseluruhan tanggapan responden
terhadap variabel kinerja karyawan dapat dinyatakan bahwa PT Adhi Karya
(Persero) Tbk dapat dinyatakan baik, hal ini terlihat dari rata-rata jawaban
3.84
responden 𝑥100% = 76,8% yang berada pada interval 68.01% - 84.00%.
5
2. Hasil koefisien korelasi, nilai koefisien korelasi parsial variabel disiplin kerja
(X1) pada kinerja karyawan (Y) sebesar 0,806 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
Disiplin Kerja terhadap kinerja karyawan, karena signifikansi sebesar 0,000
jauh lebih kecil dari alpha = 5% dan dapat dikatakan memiliki hubungan yang
sangat kuat (berada pada interval 0,80-1,000). Nilai koefisien korelasi parsial
variabel Lingkungan Kerja (X2) pada kinerja karyawan (Y) sebesar 0,543
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00 < p 0,05. Dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, karena
signifikansi sebesar 0,00 jauh lebih kecil dari alpha = 5% dan dapat dikatakan
memiliki hubungan yang sedang (berada pada interval 0,40- 0,599). Koefisien
korelasi berganda variabel Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja kerja terhadap
Kinerja karyawan (R) = 0,983 berarti kedua variabel yaitu Disiplin Kerja
mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat (berada pada interval 0,80-
1,000), dan Lingkungan Kerja mempunyai tingkat hubungan yang sedang
(berada pada interval 0,40- 0,599) dan positif terhadap kinerja karyawan.
3. Hasil pengolahan data dan analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Ŷ = 0,118+ 0,656 X1 + 0,326 X2
Hasil koefisien regresi linier berganda memperlihatkan nilai koefisien
konstanta sebesar 0,118 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel
Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja sama dengan nol maka nilai Y adalah
0,118. Koefisien regresi variabel Disiplin Kerja sebesar 0,656. Artinya bahwa
tiap meningkat Disiplin Kerja sebesar 1 skor dengan asumsi variabel
lingkungan kerja tetap, maka menyebabkan kenaikan Kinerja Karyawan
sebesar 0,656 pada konstata 0,118. Koefisien regresi variabel Lingkungan
Kerja sebesar 0,326. Artinya bahwa tiap meningkat Lingkungan Kerja sebesar
1 skor dengan asumsi variabel lain konstan akan menyebabkan kenaikan
Kinerja Karyawan sebesar 0,326 pada konstanta 0,118.
4. Hasil pengujian uji t, Secara parsial disiplin kerja memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan, hal ini terlihat bahwa
dari hasil perhitungan t hitung sebesar 8,907. Jumlah sampel 41 (n=46-3), dan
nilai α = 0.05 maka didapatkan nilai t tabel sebesar 1,682. Sehingga nilai t hitung
(8,907) > nilai t tabel (1,682), dan nilai signifikan (0.002) < nilai α (0.05). Maka
tolak H0 terima H1 yang berarti terdapat pengaruh positif signifikan antara
disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
Secara parsial lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan, hal ini terlihat bahwa dari hasil
perhitungan t hitung sebesar 4,210. Jumlah sampel 41 (n=46-3), dan nilai α =
0.05 maka didapatkan nilai t tabel sebesar 1,682. Sehingga nilai t hitung (4,210) >
nilai t tabel (1,682), dan nilai signifikan (0.000) < nilai α (0.05). Maka tolak H 0
terima H1 yang berarti terdapat pengaruh positif signifikan antara lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan.
Hasil pengujian uji F atau uji ANOVA Variabel Disiplin Kerja, Lingkungan
Kerja, dan Kinerja Karyawan memiliki nilai Fhitung sebesar 615.366 > F 0,05
(2:41) = 3,23 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. yang artinya bahwa
disiplin kerja dan lingkungan kerja secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, maka H 3 diterima.
5. nilai adjusted R square menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan pada model persamaan ini
sebesar 0,965 atau 96,5%. Hal ini menunjukkan bahwa besar kontribusi
pengaruh variabel Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 96,5% dan
sisanya sebesar 3,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis ingin menyampaikan saran khususnya
terkait Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja serta Kinerja Karyawan pada PT Adhi
Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
1. Dalam memperbaiki perilaku yang dilihat dari kelemahan relatif pada
kuesioner variabel disiplin kerja menyatakan pernyataan “pemimpinan saya
selalu memberi contoh antara perilaku dan perbuatan sesuai”. Dalam hal ini
pemimpin masih kurang baik dalam memberi contoh antara perbuatan dengan
perkataan sesuai.
Dalam meningkatkan fasilitas kantor yang dilihat dari kelemahan relatif pada
kuesioner variabel lingkungan kerja menyatakan pernyataan “Kursi kerja saya
nyaman untuk bekerja dan memudahkan saya dalam menyelesaikan pekerjaan
saya”. Dalam hal ini perusahaan masih kurang memperhatikan fasilitas kantor
seperti kursi kerja yang membuat karyawan nyaman sehingga memudahkan
dalam penyelesaian pekerjaan.
Dalam penyelesaian pekerjaan yang dilihat dari kelemahan relatif pada
kuesioner variabel kinerja karyawan mengatakan pernyataan “Target pekerjaan
yang diberikan dari perusahaan kepada saya dapat diselesaikan dengan baik”.
Dalam hal ini karyawan masih kurang baik dalam penyelesaian target
pekerjaan yang diberikan.
2. Berdasarkan hasil penelitian koefisien korelasi menunjukan bahwa lingkungan
kerja mempunyai tingkat hubungan yang sedang (berada pada interval 0,40-
0,599). Dalam hal ini diharapkan lingkungan kerja supaya lebih diperhatikan
lagi terutama pada fasilitas kantor yang akan berpengaruh pada rasa nyaman
dalam bekerja dan berpengaruh pada tingkat kinerja karyawan.
3. Berdasarkan hasil penelitian regresi linear berganda maka perusahaan harus
meningkatkan kedisiplinan kerja serta Lingkungan Kerja agar meningkatkan
kinerja karyawan.
4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa Disiplin Kerja
dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada pihak perusahaan dan
pimpinan perusahaan seharusnya memberikan masukan dan perhatian kepada
karyawan yang dapat mendorong kinerja karyawan agar lebih maksimal.
5. Dalam hasil penelitian koefisien determinasi R2 yang menunjukan bahwa
pengaruh pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan sebesar 96,5%
berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberi saran agar kedisiplinan kerja
lebih di tingkatkan lagi dengan pimpinan member contoh yang baik seperti
perbuatan dengan perkataan sesuai. Hal ini juga di pengaruhi dari kedisiplinan
yang partisipatif dalam lingkungan kerja agar terciptanya lingkungan kerja
yang nyaman dan dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta: PT Indeks
Hasibuan, Malayu S.P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara

Imam, Ghozali (2013). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS.


Cetakan 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

(2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS.


Cetakan 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori Dan Praktik). Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bandung: Remaja Rosdakarya

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Nitisemito, A. S. (2010). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya


Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Rivai dan Sagala. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan:Dari Teori ke Praktek. Edisi Kedua. Jakarta: Rajagrafindo

Robbins, Stephen, P dan Judge. (2015). Perilaku Organisasi. Edisi Ke 16. Jakarta:
Salemba Empat
S.I. Wahjono (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Simanjuntak, Payaman J. (2011). Manajemen & Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian dan Pengembangan Research abd


Development: Untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik.
Bandung: Alfabeta

(2015). Metode Penelitian dan Pengembangan Research abd


Development: Untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik.
Bandung: Alfabeta

Sunyoto. (2013). Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Caps

Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Tisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah. (2008). Pengantar Manajemen.


Edisi ke-1. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Veithzal, Rivai. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama

www.adhi.co.id

Anda mungkin juga menyukai