PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan
satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan
prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10%
pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada
gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling
sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission) meskipun
pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (Suryadipraja, 2013).
Peran perawat sebagai care giver pada pasien CHF biasanya hanya terbatas
pada monitor tanda – tanda vital, memotivasi pasien dalam menjalani pengobatan
dan membatu dalam adl pasien di rumah sakit.
1. Tujuan Praktis
2. Tujuan teoritis
Penyusunan makalah ini, secara garis besar dibagi menjadi 5 bab. Adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB I yaitu pendahuluan yang
menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II yaitu
mencakup teoritis mengenai penyakit CHF (Congestive Heart Failure)
meliputi definisi, etiologi, factor predisposisi, patofisiologi, tanda dan gejala,
komplikasi, penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang. BAB III yaitu
tinjauan kasus yang mencakup pengkajian terhadap pasien, diagnose
keperawatan, perencanaan yang akan dilakukan pada pasien berhubungan
dengan diagnose yang didapat, pelaksanaan yang dilakukan terhadap pasien
sesuai dengan perencaan yang sudah dibuat, serta evaluasi terhadap pasien.
BAB IV berisi tentang pembahasan berdasarkan kesenjangan yang didapat
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. BAB V bersisi tentang penutup.
Kesimpulan, dan saran berhubungan dengan kasus yang didapat serta yang
terakhir daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
2. Etiologi
f. Faktor sistemik
b. Diabetes
d. Kegemukan (obesitas).
Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-
ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran
katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya.
Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya
bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.
Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama,
maka otot-ototnya akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada
otot lengan setelah beberapa bulan melakukan latihan beban. Pada awalnya,
pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi
akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya
kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung. Tekanan darah
tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat. Jantung
juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar
yang menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).
Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan
transparan yang menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi
pengembangan jantung yang maksimal sehingga pengisian jantung juga
menjadi tidak maksimal. Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit
pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatung yang normalpun tidak
mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal
jantung.
4. Patofisiologi
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap
cairan
Tanda dominan :
Gagal Jantung Kiri : Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri
karena ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru.
Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
2) Batuk
5) Nokturia
6) Kelemahan
6. Komplikasi CHF
7. Penatalaksanaan
6) Inhibitor ACE
Terapi non-farmakologi
8. Pemeriksaan penunjang
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
2) Breathing
Data subjektif : pasien mengatakan sesak, pasien mengatakan
tambah sesak saat beraktifitas,
3) Circulation
b. Pengkajian Sekunder
1) Aktifitas/istirahat
2) Eliminasi
3) Makanan/cairan
4) Hygiene :
6) Nyeri/kenyamanan
d. Intoleransi aktifitas
i. Ansietas
3. Diagnosa prioritas
b. Intoleransi aktivitas
c. Anssietas
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Perawatan jantung : Akut
keperawatan selama … x 24 jam
a) Monitor kecepatan denyut
diharapkan tidak terjadinya
jantung
penurunan curah jantung
b) Monitor ttv pasien
Dengan kriteria hasil :
c) Tunda memandikan jika
Keefektifan pompa jantung
memungkinkan
a) Tekanan darah sistol dalam
d) Hindari pasien terlalu
batas normal ( 100-130)
kepanasan atau kedinginan
b) Tekanan darah diastole
e) Pertahankan lingkungan yang
dalam batas normal (60-90)
kondusif untuk kenyamanan
c) Tidak terdpat suara jantung px
abnormal ( murmur)
f) Sediakan makan sedikit –
d) Tidak ada edema perifer sedikit tapi sering
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan 2. Monitor pernafasan
keperawatan selama … x 24 jam
a) Monitor kecepatan, irama ,
diharapkan status pernafasan
kedalaman, dan kesulitan
ventilasi normal
bernafas
Dengan kriteria hasil :
b) Monitor suara nafas tambahan
1. Status pernafasan : ventilasi seperti ngorok atau mengi
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Manajemen nutrisi
a) Monitor kecenderungan
keperawatan selama … x 24 jam
terjadinya penurunan dan
diharapkan status nutrisi pada
kenaikan berat badan
asupan nutrisi adekuat
b) Anjurkan pasien untuk duduk
Dengan kriteria hasil : pada posisi tegak di kursi,
jika memungkinkan
1. Status nutrisi : asupan nutrisi c) Pastikan diet mencakup
d. Intoleransi aktifitas
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan jantung
a) Monitor toleransi pasien
keperawatan selama …x 24 jam
terhadap aktifitas
diharakan terjadinya toleransi
b) Instruksikan pasien dan
terhadap aktifitas
keluarga mengenai
Dengan kriteria hasil : pertimbangan khusus terkait
dengan aktifitas sehari-hari
1. Intoleransi terhadap aktifitas
(misalnya, pembatasan
a) Saturasi oksigen saat
aktifitas dan meluangkan
berajtifitas tidak
waktu istirahat ), jika
terganggu
b) Kekuatan tubuh bagian memang tepat
c) Monitor adanya kecemasan
bawah tidak terganggu
c) Frekuensi pernapasan pada pasien
d) Berikan dukungan dan
saat beraktifitas tidak
harapan pada pasien dan
terganggu
d) Jarak berjalan tidak keluarga
terganggu
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen hiperpolemia
keperawatan selama ... x24 jam
a) Monitor pola pernafasan
diharapkan volume cairan tubuh
seperti cemas, sesak nafas,
pasien seimbang.
produksi sputum nafas
Dengan kriteria hasil pendek.
b) Kolaborasi pemberian infus
1. Keseimbangan cairan IV
c) Posisikan pasien semi fowler
a) Tekanan darah tidak d) Tingkatkan integritas kulit
terganggu (mencegah gesekan)
e) Instruksikan pasien dan
b) Berat badan stabil keluarga mengenai intervensi
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Terapi oksigen
a) Konsultasikan dengan tenaga
keperawatan selama …x 24 jam
kesehatan dalam penggunaan
diharakan pasien tidak mengalami
oksigen
gangguan pertukaran gas
b) Siapkan peralatan oksigen
c) Berikan oksigen tambahan
Dengan kriteria hasil :
seperti yang diperintahkan
d) Monitor aliran oksigen
1. Status pernapasan :
e) Ajarkan pasien dan keluarga
pertukaran gas
mengenai penggunaan
a) Tidak ada dispneu saat
oksigen
istirahat
b) Tidak ada disneu saat
beraktifitas
c) Tidak ada gangguan
kesadaran
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Pengecekan kulit
a) Priksa kulit terkait dengan
keperawatan selama …x 24 jam
adanya kemerahan dan
diharakan pasien tidak mengalami
edema
kerusakan integritas kulit
b) amati warna dan bengkak
c) anjurkan pasien
Dengan kriteria hasil :
menggunakan pakaian
1. Integritas jaringan (kulit dan longgar
d) ajarkan keluarga mengenai
membrane mukosa ) dalam
tanda-tanda kerusakan
batas normal integritas kulit
a) Integritas kulit tidak
terganggu
b) Perfusi jaringan tidak
terganggu
c) Wajah pucat tidak ada
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan Monitor pernafasan
keperawatan selama ...x24jam
a) Monitor kecepatan, irama,
diharapkan terjadinya kepatenan
kedalaman dan kesulitan
jalan nafas
bernafas.
b) Catat pergerakan dada dan
ketidaksimetrisan dada.
Dengan kriteria hasil : c) Monitor keluhan sesak pada
pasien
1. Status pernapasan : kepatenan d) Posisikan pasien semi
jalan nafas fowler
a) Frekuensi pernafasan dalam e) Kolaborasi: Berikan
kisaran normal bantuan terapi nafas jika
b) Kemampuan pasien dalam
diperlukan (nebulizer)
mengeluarkan sekret.
c) Dyspnea pernafasan saat
istirahat tidak ada
d) Batuk tidak ada
e) Penggunaan otot nafas tidak
ada
i. Ansietas
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi
keperawatan selama ...x24jam
a) Gambarkan rasionalisasi dan
diharapkan tingkat kecemasan
manfaat relaksasi
pasien menurun
(mendengarkan musik,
Dengan kriteria hasil : berbicara, dll)
b) Intruksikan klien untuk
1. Tingkat kecemasan mengambil posisi nyaman
a. Istirahat pasien tercukupi c) Intruksikan klien untuk
b. Tidak ada perasaan gelisah
c. Tidak ada peningkatan mengenakan pakaian yang
tekanan darah nyaman
d. Pasien mudah dalam d) Lakukan aktivitas diluar
memahami suesuatu waktu istirahat klien.
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018 pukul
15.00 di Ruang Cermai RSU Klungkung dengan metode observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Anak)
Nama : Ny. K Tn. R
Umur : 72 tahun 40 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan: Kawin Kawin
Suku /Bangsa: WNI WNI
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : Tidak sekolah SMA
Pekerjaan : Petani Swasta
Alamat : Tojan, Kab. KLungkung Tojan, Kab.
Klungkung
Nomor Telepon: - 08786133370
Nomor Register: -
Tanggal MRS : 16 Desember
2018
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Nyeri ulu hati
2) Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengeluh sesak
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD pada tanggal 16 Desember 2018 mengeluh
nyeri pada ulu hati setiap setelah makan, batuk-batuk sejak saat
lama tetapi tidak berdahak, pasien mual muntah, pasien merasa
lemas dan tidak enak badan, dari hasil pengkajian didapatkan TD :
180/80 mmHg, N : 92 x/menit, S : 36,3 0C, BB : 42 kg, GCS pasien
E4, V5, M6. Lalu pasien mendapatkan terapi di UGD dengan O2
nasal 4 lpm, IVFD RL 10 tpm, furosemide bolus 2 atp selanjutnya
2 x 1 atp, nebulizer combivent setiap 12 jam, spinorolakzeton 25
mg, candesartan 1 x 8 mg peroral, nevodio 5 mg 1 x ½ peroral,
injeksi omeprazole 2x1 vial IV, antasida sirup 3x1, acetylsystein
3x200 mg/oral. Pasien dibawa ke ruang cermai pada tanggal 17
Desember 2018. Dari hasil pengkajian di ruangan pasien mengeluh
sesak sejak kemarin, batuk, dan nyeri ulu hati dengan skala nyeri 3
dari skala nyeri 0-10 yang diberikan perawat,. Dari pengukuran
TTV didapatkan TD : 180/80, Nadi : 78 x/menit, RR : 24 x/menit,
SpO2 : 98% dan di leher terdapat JVP (Jugularis Vena Perifer (+2),
terdapat suara murmur di ICS 2 PSL dextra fase sistolik dan ICS 4
MCL sinistra pada fase sistolik). Pasien mendapatkan terapi O2
nasal kanul 4 lpm, IVFD RL 10 tpm, injeksi furosemide 2 atp lanjut
1 x1 atp, nebulizer combivent setiap 12 jam, candesartan 1x 8 mg,
nevodio 1x 2,5 mg, omeprazole 2x1 atm.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien tidak pernah dirawat di RS maupun melakukan operasi
5) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien menagatakan ada keluaraganya yang memiliki
riwayat hipertensi.
c. . Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian : pasien tidak memiliki masalah pada pola
pernafasannya
Saat Pengkajian : saat pengkajian pasien sesak saat menarik
nafas dan mengeluarkan nafas, batuk tetapi
tidak berdahak
Masalah keperawatan: ketidakefektifan pola nafas
2) Makan dan minum
Sebelum Pengkajian : Pasien tidak memiliki masalah pada makan
dan minumnya. Pasien biasa makan 3x sehari
dengan jenis lauk pauk (babi guling), buah
jarang, tipat atau bubur, telur dan sayur
bayam, buah pisang 1 minggu sekali tetapi
sedikit-sedikit. Pasien biasa minum 5 gelas
perhari, kopi 1 gelas pada pagi hari
Saat Pengkajian : pasien makan 3x sehari dengan jenis makanan
bubur tim yang diberikan oleh rumah sakit dan
pasien hanya bisa menghabiskan ½ porsi
makannanya (Energi : 1647 kkal, lemak : 36,6
gm, protein : 33,6 gm, karbohidrat : 247,05
gm), pasien mengatakan mual dan nafsu
makan pasien menurun. Pasien biasa minum
air putih 3 gelas tiap hari tetapi tidak menentu
Masalah keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian : pasien tidak memiliki masalah pada
gangguan eleminasi, pasien biasa BAB 1x
sehari dan BAK 3x sehari
Saat Pengkajian : frekuensi BAB 1x sehari dengan konsistensi
sedikit padat berwarna kuning, bau seperti
feses, dan frekuensi BAK 2x sehari dengan
warna kuning jernih
Masalah keperawatan : -
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian: pasien tidak memiliki masalah pada saat
melakukan aktivitas
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : pasien tidak memiliki masalah pada
kebersihan diri, pasien biasa mandi 3x sehari di kamar mandi
dengan menggunakan sabun dan pasien jarang mencuci rambut
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : pasien tidak memiliki masalah pada rasa
aman
Saat Pengkajian : pasien merasa cemas karena pasien tidak
tahu mengenai penyakitnya
Masalah keperawatan : ansietas
Masalah keperawatan :-
13) Belajar
Sebelum Pengkajian: pasien tidak tamat sekolah
Saat Pengkajian : pasien tidak memahami mengenai
penyakitnya
Masalah keperawatan : defisiensi pengetahuan
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian : pasien biasa sembahyang dirumah dan
pasien beragama hindu
Saat Pengkajian : pasien tidak bisa sembahyang karena
penyakitnya
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : compos mentis
b) Bangun Tubuh : kurus
c) Postur Tubuh : tegak
d) Cara Berjalan : pasien berjalan dengan pelan
e) Gerak Motorik : normal
f) Keadaan Kulit
Warna : normal
Turgor : kurang elastis
Kebersihan: kurang bersih
Luka : tidak ada
g) Gejala Kardinal : TD : 180/80 mmhg
N : 78 x/mnt
S : 36,5 oC
RR : 24 x/mnt
h) Ukuran lain : BB : 42 kg
2) Kepala
a) Kulit kepala : kotor
b) Rambut : terdapat uban
c) Nyeri tekan : tidak ada
d) Luka : tidak ada
3) Mata
a) Konjungtiva : merah muda
b) Sklera : putih
c) Kelopak mata : tidak terdapat oedema
d) Pupil : reflek pupil baik
4) Hidung
a) Keadaan : bersih
b) Penciuman : baik
c) Nyeri : tidak ada
d) Luka : tidak ada luka
5) Telinga
a) Keadaan : bersih
b) Nyeri : tidak ada
c) Pendengaran : terganggu
d) Pemeriksaan : tidak terkaji
6) Mulut
a) Mukosa bibir : kering
b) Gusi : tidak berdarah
c) Gigi : tidak lengkap
d) Lidah : kotor
e) Tonsil : normal
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : distensi vena jugularis
b) Palpasi : tidak ada
8) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan dada: retraksi dada
Payudara : simetris
b) Palpasi
Pengembangan dada : simetris
Nyeri tekan: tidak ada
c) Auskultasi
Suara paru : vesikuler/normal
Suara jantung : Murmur
9) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : tidak ada
Luka : tidak ada
b) Auskultasi
Peristaltic usus: 15 x/mnt
c) Palpasi : tidak ada hepatomegali
d) Perkusi :
10) Genetalia
a) Keadaan : tidak terkaji
b) Letak Uretra : tidak terkaji
c) Prosedur invasife : tidak terdapat
11) Anus
Keadaan : tidak terkaji
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan bebas, tidak ada sianosis pada ujung kuku, CR <
2 detik, tidak terdapat luka dan terapasang infuse IVFD RL
20 tpm pada lengan sebelah kanan.
b) Ektremitas Bawah
pergerakan bebas, tidak teradapat luka, , tidak ada sianosis pada
ujung kuku, CR < 2 detik,
c) Kekuatan Otot
444 444
444 444
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Analisa gas darah
Hari/Tangga Jenis
No. Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
l/Jam Pemeriksaan Lab
Minggu / 16 PH 7,35-7,45
desember
pCO2 35-45
2018
pO2 70-100
Pukul :
11:52 WITA HCO3- 22-26
TCO2 23-29
BE(B) (-2)-(+2)
SO2c >94
1) Pemeriksaan Hematologi
No Hari/tanggal/jam Jenis Hasil Nilai
pemeriksaan pemeriksaan normal
1 Sabtu,15 Lekosit 7.5 4.6-10.2
desember 2018 Eritrosit 4.88 3.80-6.50
Hemoglobin 12.4 11.5-18.0
Hematocrit 37.2 37-54
MCV 76.2 80-100
MCH 25.4 27-32
MCHC 33.3 31-36
RDW-CV 15.5 11.5-14.5
Trombosit 351 150-400
MPV 8.5 7.8-11.0
Differential
Lymp% 21.5 20-40
MID% 7.8 1.7-9.3
Gran% 71 77-100
Lymp# 1.60 0.60-5.20
MID# 0.6 0.10-0.60
Gran# 5 2.0-6.5
3) Pemeriksaan lain-lain
Hasil EKG : vent rate : 87 bpm
PR Interval : 206 ms
QRS : 100 ms
QT/QTC Interval : 393/477 ms
P/QRS/T Axis : 75/66/73
RV5/SV1 Amplitude : 2.58/2.23 mV
RV5+SV! Amplitude : 4.81 mV
Kesimpulan : irama sinus , RR 88 x/ menit, regular pulmonal, LVH,
VES
Hasil X-ray : cardiomegali, congestive pulmonal, PPOK
s
BAB IV
Pembahasan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus antara penerapan teori dengan
praktik secara nyata mulai dari pengkajian asuhan keperawatan, diagnose
keperawatan, perencaaan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Pada bab ini
penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan
penulis serta solusi untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan. Dari data
Penurunan curah jantung : pada kasus diatas didapatkan pasien mengeluh
sesak, pasien mengeluh lemas, dan mengeluh nyeri pada uluhati. Dari data
objektif didapatkan TD:180/80x/mnt, Nadi:110 x/mnt, dileher terdapat
jugularis vena perifer, terdapat suara murmur pada pasien. Sedangkan pada
tinjauan teori irama jantung bradikardi atau takikardi. Terjadi edema pada
pasien, terjadi distensi vena jugularis, TD meningkat, nadi melemah, warna
kulit pucat, batuk, sesak, dan lelah, ada berat badan bertambah, dan suara
murmur. Jadi pada tinjauan kasus terdapat kesenjangan dengan tinjauan teori
yaitu data edema, nadi perifer melemah, dan berat badan bertambah.
B. Diagnose
C. Perencanaan
Dalam perencanaan diawali dengan memprioritaskan masalah keperawatan
berdasarkan yang paling keluhkan oleh pasien. Dalam tinjauan kasus,
penurunan curah jantung dijadikan prioritas utama karena jika tidak
ditanggulangi maka akan timbul banyak masalah keperawatan. Adapun
rencana keperawatan yang dibuat dalam tinjauan kasus diantaranya.
a. Monitor kecepatan denyut jantung
b. Monitor TTV pasien
c. Pertahankan lingkungan yang nyaman
d. Sediakanmakanan sedikit tapi sering
e. Sediakan diet jantung yang tepat ( batasi masukan kafein natrium,
kolesterol, dan lemak)
D. Pelaksanaan
Pelaksanaaan merupkan tahap keempat dalam proses keperawatan diamana
dalam pelaksanaannya pada rencana tindakan yang telah dibuat dalam
tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus ini semua rencana tindakan dapat
dilaksanakan karena didukung oleh situasi dan kondisi respon pasien dan
kerjasama yang baik antar tim kesehatan dan pasien sehingga pelaksanaan
tidak dapat menemukan hambatan.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk keberhasilan
tindakan keperawatan serta menyusun tindakan keperawatan. Evaluasi
dilakukan pada tanggal 20 Desember 2018. Dari pelaksanaan tindakan
keperawatan 3x24 jam didapatkan hasil semua rencana tujuan teratasi.
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan memuat tentang kesimpulan dan saran, disini penulis akan
menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan
member I saran sesuai dengan kemampuan menulis.
A. Kesimpulan
Data pengkajian yang meliputi masalah kesehatan dan masalah keperawatan pada
Ny. K khususnya masalah medis CHF dengan masalah keperawatan penurunan
curah jantung. Setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga dan pasien dapat
mengetahui segala tindakan dan procedural yang diberikan untuk penyakitnya.
Pasien telah memenuhi ………………………………………..
Masalah keperawatan yang dapat diidentifikasi dari data pengkajian milik Ny. K
terdapat beberapa ketidaknormalan, pada akhirnya kami menegakkan tiga
diagnose yaitu : penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas, dan ansietas.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi rencana keperawatan penurunan
curah jantung ……………………………………………………..
Hasil proses asuhan keperawatan yang dilakukan adalah
…………………………….
Evaluasi yang kami dapatkan disini adalah pasien dapat memenuhi ……….
B. Saran
Dari proses keperawatan yang telah brlangsung selama 3x24 jam kami mnemukan
beberapa kekeliruan yang akan lebih optimal apabila diperbaiki. Berikut saran
yang dapat kami sampaikan kepada :
Perawat: perawat harus bertindak cepat dalam …………………
Pasien : bagi kami, pasien sudah cukup kooperatif dalam segala tindakan dan
pengobatan yang diberikan untuknya. Oleh karena itu, kami harapkan tetap
dipertahankan kekooperatifan dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth . 2013. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC
Irnizarifka. 2011. Buku Saku Jantung Dasar. Bogor. Penerbit Ghalia Indonesia
Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart, Edisi
8, Jakarta, EGC, 2011
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Yancy, clyde W., et al 2013. ACCF/AHA Practice Guideline 2013 ACCF/ AHA
Guidence for the menagement of hearth failure Areport of the
American College of Cardiology Foundation / American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines. ACCF/AHA Practice
Guidelines.;128:e240-e327.