Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN

KELOMPOK 13

Definisi Kekuasaan
Kekuasaan mengacu kepada kapasitas yang dimiliki A untuk mempengaruhi
prilaku B, sehingga A melakukan sesuai keinginan A.

Seseorang bisa saja memiliki kekuasaan tapi tidak menggunakanya, baik berupa
kemampuan maupun potensial. Dan aspek yang paling berpengaruh adalah fungsi
ketergantungan. Ketergantungan yang dimiliki seseorang kepada satu orang lain.
Contohnya jika Anda seorang mahasiswa dan sedang menempuh suatu mata
kuliah, dan hanya satu dosen yang mengajarkanya, maka dia memiliki kekuasaan

Membedakan Kepemimpinan Dengan Kekuasaan


Pada dasarnya kekuasaan tidak memerlukan kesesuaian tujuan, hanya
ketergantungan semata. Sementara kepemimpinan, pada sisi lain membutuhkan
kesesuaian diantara tujuan-tujuan pemimpin dengan yang dipimpin. Yang
membedakan juga yaitu arahan dan pengaruhnya. Kepemimpinan menitiberatkan
pada pengaruh ke arah bawah, namun kekuasaan tidak seperti itu.
Dasar Kekuasaan

1. Kekuasaan formal

Yaitu didasarkan pada posisi orang atau individu di dalam organisasi. Bisa dari
kemampuan untuk memaksa atau memberi imbalan. Seperti:

 Kekuasaan paksaan
Berdasarkan atau bergantung pada ketakutan atau hasil negatif akibat
kegagalan untuk memenuhi. Yang bertumpu pada penerapan, ancaman
penerapan, atau sanksi fisik seperti frustasi.
 Kekuasaan imbalan
Dimana kekuasaan ini diberikan kepada orang-orang yang patuh karna
menghasilkan manfaat yang positif. Ini bisa berupa pemberian gaji dan
lainya.

 Kekuasaan legitimasi
Kekuasaan ini mempresentasikan wewenang formal untuk mengendalikan
dan menggunakan sumber daya organisasi

2. Kekuasaan pribadi

Kekuasaan ini tercipta dari karakteristik individu. Ada 2 kekuasaan pribadi,


keahlian dan rasa menghormati serta mengagumi orang.

 Kekuasaan karna keahlian


Kekuasaan ini merupkan pengaruh yang dikerahkan sebagai hasil dari
keahlian, keterampilan khusus, atau pengetahuan.
 Kekuasaan acuan
Yaitu didasarkan pada identifikasi dengan sumber daya atau sifat pribadi
yang diinginkan. Kekuasaan acuan hadir dari kekaguman atau ingin
menjadi seperti orang yang diinginkan.

Kebergantungan: Kunci Menuju Kesuksesan


 Aspek yang paling penting dari kekuasaan adalah fungsi dari kebergantungan.
 Secara umum kebergantungan dapat dirumuskan dengan “ Semakin tinggi
kebergantungan B pada A, maka akan semakin tinggi kekuasaan yang dimiliki
oleh A atas B. “
 Ketika kita memiliki sesuatu yang diperlukan oleh orang lain dan hanya kita
yang memilikinya, maka kita dapat membuat mereka bergantung kepada kita
dan kita dapat memperoleh kekuasaan atas mereka.
 Kebergantungan akan meningkat ketika sumber daya yang kita kendalikan
tersebut adalah penting, langka, dan tidak dapat tergantikan.
 Penting : Jika tidak ada seorang pun yang menginginkan apa yang kita miliki,
maka kita tidak akan mampu menciptakan kebergantungan.
 Langka : Jika sesuatu yang kita miliki itu berjumlah banyak, maka
kepemilikan atasnya tidak akan meningkatkan derajat kekuasaan kita.
 Tidak Tergantikan : Semakin dikit yang dapat menggantikan dengan layak
suatu sumber daya, semakin besar pengendalian kekuasaan yang dimiliki oleh
sumber daya tersebut.
Kekuasaan taktik
 Kekuasaan taktik (power tactic) adalah cara-cara yang mana para individu
akan menerjemahkan kekuasaan yang mendasari ke dalam tindakan-tindakan
yang spesifik.
 Riset mengidentifikasi terdapat 9 pengaruh taktik yang berbeda, yaitu :
1. Legitimasi. Bersandar pada posisi wewenang seseorang atau
menyampaikan permintaan yang sesuai dengan kebijakan atau aturan
organisasi.
2. Bujukan yang rasional. Menyajikan argumen-argumen yang logis dan
bukti-bukti nyata untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan
tersebut wajar.
3. Daya tarik yang menjadi sumber inspirasi. Mengembangkan
komitmen secara emosional yang menarik bagi sasaran nilai-nilai,
kebutuhan, pengharapan dan aspirasi.
4. Konsultasi. Meningkatkan dukungan kepada sasaran dengan
melibatkannya dalam memutuskan bagaimana seseorang akan
mewujudkan rencananya.
5. Pertukaran. Memberikan imbalan kepada target dengan manfaat atau
keuntungan sebagai pertukaran karena telah mengikuti permintaan.
6. Daya tarik pribadi. Meminta kepatuhan yang didasarkan pada
persahabatan atau kesetiaan.
7. Menjilat. Dengan menggunakan bujukan, pujian atau perilaku yang
ramah sebelum membuat permintaan.
8. Tekanan. Dengan menggunakan peringatan, permintaan yang diulang-
ulang dan ancaman.
9. Koalisi. Membuat daftar tujuan atau dukungan dari orang lain untuk
membujuk target agar menyetujuinya.
 Kita dapat meningkatkan peluang keberhasilan suatu taktik dengan
menggunakan dua atau lebih taktik secara bersama-sama atau berurutan,
sepanjang pilihan-pilihan taktik yang kita pilih sesuai.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dari suatu pengaruh
meliputi arah pengaruh yang dituju, urutan taktik, keahlian seseorang
dalam menggunakan taktik dan budaya organisasi.
 Orang-orang di negara berbeda lebih memilih kekuasaan taktik yang
berbeda. Mereka dari negara-negara yang individualistis cenderung untuk
melihat kekuasaan dalam istilah yang dipersonalisasikan dan sebagai
sebuah sarana legitimasi untuk mendorong akhir tujuan pribadi mereka,
sedangkan mereka dari negara-negara yang kolektivistik memandang
kekuasaan dalam istilah sosial dan sebagai sarana legitimasi yang dapat
membantu orang lain.
 Kemampuan berpolitik (political skill) adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain dengan segala cara untuk mendorong tujuan dari
seseorang.
 Setiap orang memiliki kemampuan berpolitik berbeda, atau kemampuan
mereka untuk mempengaruhi orang lain untuk mendorong tujuan mereka
sendiri.
 Kemampuan berpolitik akan nampak lebih efektif ketika resiko atau
pertaruhan tanggung jawab atas hal tersebut tinggi.
Bagaimana Kekuasaan Dapat Mempengaruhi Orang-Orang ?
Apakah kekuasaan dapat merusak? Terdapat beberapa bukti dan aspek dalam
kekuasaan dapat merusak. Bukti menyatakan bahwa kekuasaan akan
mengarahkan orang untuk menempatkan kepentingannya sendiri di depan
kepentingan orang lain. Mengapa itu bisa terjadi? riset menyarankan bahwa
kekuasaan tidak hanya dapat mengarahkan orang untuk menitikberatkan pada
kepentingan mereka sendiri karena mereka mampu, tetapi juga Karena dapat
membebaskan orang untuk berfokus ke arah dalam dan menuju ke tempat yang
beratnya lebih tinggi pada tujuan dan kepentingan mereka. Bukan hanya itu
saja, orang berkuasa yang bereaksi ”negative “ terhadap segala bentuk ancaman
bagi kompetensi mereka, mereka lebih bersedia mencemarkan nama baik orang
lainnya, orang yang memiliki kekuasaan cenderung mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan dirinya sendiri ketika berhadapan dengan resiko
moral.
Pelecehan Seksual : Kekuasaan yang Tidak Setimbang di Tempat Kerja
Pelecehan seksual didefinisikan sebagai segala aktivitas yang tidak diinginkan
atas keadaaan seksual yang mempengaruhi pekerjaan seorang individu dan
menciptakan lingkunagn kerja yang tidak nyaman.
Survey menyatakan diantara 25 hingga 40 % individu melaporkan telah
dilecehkan secara seksual, salah satu permasalahan dari pelaporan ini adalah
bahwa pelecehan seksual, sampai tingkat tertentu, bergantung pada orang yang
mengalaminya, Para saksi yang memberikan kesaksian perihal pelecehan
seksual juga mendapati bahwa para korban yang bersuara secara agresif atau
pasif dalam membuat keluhan-keluhan mereka terlihat kurang masuk akal dari
pada para korban yang lebih netral.
Malapetaka bagi organisasi juga sangat bias terjadi dari pelecehan seksual,
inilah tempat atau peran manajer. Di sini terdapat beberapa cara yang dilakukan
oleh manajer untuk melindungi diri mereka sendiri dan para pekerja mereka dari
pelecehan seksual :
1. Memastikan suatu kebijakan aktif yang mendefinisikan apa yang
merupakan pelecehan seksual misalnya dengan mengumumkan
pemutusan hubungan kerja bagi orang yang melakukan pelecehan seksual
terhadap pekerja lainnya, dan menetapkan prosedur untuk menyampaikan
keluhannya
2. Meyakinkan para pekerja bahwa mereka tidak akan berhadapan dengan
pembalasan jika mereka menyampaikan keluhan
3. Menginvestigasi seluruh keluhan dan melaporkan pada departemen
hokum dan SDM
4. Memastikan pelanggar dapat hukuman kedisiplinan maupun
diberhentikan.
5. Membuat seminar-seminar di perusahaan untuk terus waspada akan
pelecehan seksual di lingkungan perusahaan

POLITIK : Kekuasaan Beraksi


Definisi Politik Organisasi
Politik yang menitik beratkan pada pengguna kekuasaan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan di dalam organisasi atau pada kepentingan diri sendiri
dan perilaku organisasi yang tidak dikenakan hukuman.
Realitas Politik
Manajer berpengalaman menunjukkan bahwa sebagian besarbmeyakini perilaku
berpolitik merupakan bagian utama dari keberlangsungan organisasi. Mereka
menggambarkan politik sebagai kejahatan yang diperlukan dan meyakini
seseorang yang tidak pernah menggunakn perilaku berpolitik akan memiliki
kesulitan untukmenyelesaikan segala sesuatu hal. Mungkin factor-faktor yang
palingpenting yang mengarah pada politik di dalam organisasi adalah realisasi
bahwa sebagian besar dari kenyataan digunakan untuk mengalokasikan untuk
mengalokasikan sumber daya terbatas terbuka untuk diinterpretasikan.
Keputusan yang diambil dari keadaan yang tidak pasti dimana kenyataan sangat
jarang objektif sepenuhnya dan oleh karenanya terbuka untuk diinterpretasikan
orang – orang di dalam organisasi akan menggunakan pengaruh yang mereka
mampu untuk mencemari kenyataan demi mewujudkan tujuan dan kepentingan
mereka. Hal ini bias kita sebut bermain politik. Maka jika ada orang yang
menanyakan pertanyaan apakah mungkin bagi organisasi untuk terbebas dari
politik, kita dapat mengatakan “iya” namun jika semua anggota dari organisasi
memiliki visi dan misi yang sama, jika sumber daya organisasi tidak langka, serta
jika hasil kinerja benar-benar jelas dan objektif. Tetapi organisasi seperti itu tidak
ada dalam kehidupan kita sebenarnya.

SUB BAB : PENYEBAB DAN KONSEKUENSI DARI PERILAKU


POLITIK
Faktor-faktor yang memberikan kontribusi bagi perilaku politik
Faktor yang memberikan kontribusi bagi perilaku politik dibagi menjadi 2
jenis :
1. Faktor-Faktor Individu
Pada faktor ini yang menjadi poin-poin penting adalah sifat-sifat
kepribadian terteentu, kebutuhan, dan faktor-faktor lain yang
biasanya berkaitan dengan perilaku politik. Jika dijabarkan kembali
menjadi :
a. Pengawasan diri sendiri yang tinggi
Seseorang yang memiliki pengawasan diri yang tinggi lebih peka
dengan isyarat sosial dan biasanya lebih terampil dalam perilaku
politik.
b. Tempat kendali secara internal
c. Kepribadian Mach yang tinggi
d. Investasi Organisasional
e. Alternatif pekerjaan yang dipandang
f. Ekspektasi atas keberhasilan

2. Faktor-faktor organisasi
Situasi dan budaya yang ada di organisasi akan mempengaruhi
sumber daya manusia dalam berkontribusi bagi perilaku politik,
contohnya adalah jika suatu organisasi mengeluarkan peraturan pasti
akan menyebabkan perubah pola SDM baik itu mengalami
peningkatan ataupun penurunan. Poin-poin penting dalam faktor ini
adalah :
a. Realokasi Sumber daya
b. Peluang promosi
c. Kepercayaan yang rendah
d. Peranan yang tidak jelas
e. Sistem evaluasi kinerja yang tidak jelas
f. Pelaksanaan pemberian imbalan yang tidak beresiko
g. Pengambilan keputusan secara demokratis
h. Teknanan kinerja yang tinggi
i. Para manajer senior yang mementingkan diri sendiri

Selain dari poin-poin di atas, para peneliti juga mencata beberapa


kualifikasi yang memberikan dampak dalam berperilaku politik. Pertama,
hubungan kinerja-politik terlihat menjadi moderat oleh seseorang yang
memahami bagaimana dan mengapa politik organiasi. Ketika Pemahaman
terhadap politik tinggi, maka kinerja cendeurng meningkat karena individu akan
melihat tindakan berpolitik sebagai sebuah peluang.
Kedua, perilaku politik di tempat kerja memiliki efek yang moderat
terhadap kepemimpinan yang beretika. Ketiga, jika para pekerja memandang
politik sebagai sebuah ancaman, maka mereka sering kali memberikan tanggapan
dengan perilaku defensive. Perilaku Defensif merupakan perilaku yang reaktif
dan protektif untuk menghindari tindakan, penyalahan, atau perubahan.
Management kesan adalah proses yang mana para individu berupaya
untuk mengendalikan kesan lainnya yang membentuk mereka.. Pada kondisi ini
mungkin para pekerja akan memberikan pesan yang salah namun mungkin benar
pada kondisi lainnya.
Kelompok 13 :
Andhika Prasetya Mulya 165020300111002
Muhammad Faridwansyah 165020301111055

Anda mungkin juga menyukai