Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga referat yang berjudul “Disaster
Victim Identification (DVI) Pada Bencana Letusan Gunung Merapi dan Serangan
Terorisme Bom Bali I” dapat terselesaikan dengan baik. Referat ini dibuat sebagai
salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Kiranya dapat penulis kemukakan bahwa tidak mungkin referat ini dapat
diselesaikan tanpa bantuan, dorongan serta kerjasama berbagai pihak dengan
sepenuh hati, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. dr. Ratna Relawati Sp.KF, M.Si selaku dosen penguji referat.
2. dr. Istiqomah, M.H.Kes selaku residen pembimbing penyusunan referat.
3. Seluruh staf Instalasi Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang.
4. Rekan-rekan kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakutas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr.
Kariadi Semarang.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
penulis mohon maaf bila terdapat kesalahan di dalamnya. Penulis juga
mengharapkan kiritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan
referat ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga referat ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca. Atas perhatian yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
D. Manfaat ....................................................................................................... 3
BAB II
A. Identifikasi .................................................................................................. 5
C. Bencana ...................................................................................................... 24
BAB III
A. Kesimpulan ................................................................................................ 34
B. Saran ........................................................................................................... 35
dengan batas luasnya sebesar 2.027.087 km2 mempunyai kurang lebih 129
sebagai suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah
untuk menanggulanginya.
longsor dan sejenisnya. Sedangkan yang kedua, dikenal sebagai Man Made
Disaster yang dapat berupa kelalaian manusia itu sendiri seperti: kecelakaan
udara, laut, darat, kebakaran hutan dan sejenisnya serta akibat ulah manusia
Merapi, serangan terorisme bom Bali, tsunami Aceh, dll. Bencana tertutup
Umumnya korban yang hidup telah banyak dapat diatasi oleh tim
medis, para medis dan tim pendukung lainnya. Namun berbeda bagi korban
yang sudah mati yang perlu ditangani secara khusus dengan membentuk tim
dengan lainnya.
Pada referat ini akan dibahas mengenai DVI pada letusan Gunung
Merapi dan serangan terorisme bom Bali 1. Letusan Gunung Merapi (2010)
terbuka berupa Natural Disaster dan Man Made Disaster dimana lebih sulit
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
A. IDENTIFIKASI
1. Definisi Identifikasi
sebagai berikut : pertama , tanda kenal diri; bukti diri; kedua, penentu
psikologi yang terjadi pada diri seseorang arena secara tidak sadar
Identifikasi dari tubuh yang tak dikenal, baik hidup ataupun mati, dapat
diajak berkomunikasi.
2. Prinsip Identifikasi
mortem
dokumentasi seperti kartu identitas atau foto, dan data medis yaitu
dengan atau tanpa data sekunder, atau minimal dua data identifikasi
(precipitin test).
2) Tulang-tulang tertentu
3) Memperkirakan umur
panjang.
a. Dokumentasi kejadian
b. Pengenalan visual
oleh lebih dari satu orang. Besar kemungkinan adanya faktor emosi
jenazah.
2) Odontologis
1) Sidik jari
ilmiah.
1) Sidik Jari
b) The bifurcation
Dalam satu sidik jari terdapat lebih dari 100 poin yang
2) Rekam gigi
keunggulan, yaitu :
gigi
b) Penentuan umur
3) DNA
kejahatan.
kemudian di identifikasi.
1. Definisi DVI
ahli sidik jari, ahli DNA, fotografer, dan tim bantuan lain. Prosedur DVI
seperti kecelakaan bus dan pesawat, gedung yang runtuh atau terbakar,
kecelakaan kapal laut dan aksi terorisme. Selain itu juga dapat diterapkan
pada bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.
Rujukan Hukum :
Victim Identification
2. Tahap DVI
yaitu :
(kepala tim DVI, ahli patologi forensik dan petugas polisi) harus
3) Keadaan mayat
proses DVI
7) Transportasi mayat
8) Penyimpanan mayat
adalah :
berkepentingan.
lokasi bencana.
jenazah korban
4) Pemeriksaan rontgen
merupakan ciri khusus tiap orang ; tidak ada profil gigi yang
6) Pemeriksaan DNA
korban.
medis)
pembusukan.
dikenakan korban.
d. Fase IV – Rekonsiliasi
dengan data ante mortem. Ahli forensik dan profesional lain yang
mortem pada jenazah sesuai dengan data ante mortem milik korban
e. Fase V – Debriefing
jenazah.
3. Metode Identifikasi
genetik.
4. Identifikasi Korban
unit)
dari :
team)
(Morgue Station)
file section)
2) Bagian khusus pusat identifikasi (Identification centre
section)
section)
C. BENCANA
1. Definisi Bencana
skala yang cukup besar sehingga perlu mendapatkan respon yang luar
biasa (extraordinary respons) dari luar atas komunitas atau area yang
terkena imbasnya.
yang disebabkan oleh alam ataupun ulah manusia, yang dapat terjadi
c. Bencana sosial
2. Tipe Bencana
a. Meteorological Disasters
b. Topological Disasters
d. Biological Disaster
1) Warfare,
pollution,
5) Famines,
6) Nuclear accidents,
7) Toxicological accidents.
3. Tingkat Kerusakan
a. Total Collapse :
b. Partial Collapse :
c. Functional Collapse :
menjadi korban.
4. Masalah Akibat Bencana
a. Injury :
b. Emotional stress :
c. Disease occurrence :
5. Manajemen Bencana
a. Disaster mitigation.
b. Disaster preparedness.
c. Disaster response.
d. Disaster recovery.
berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api
tenggara.
mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali
dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548,
tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan
19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan
korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-
2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat menelan dua
dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai
ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau
sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi
penduduk di sekitarnya.
1. Waktu dan Tempat Kejadian
2. Pelaksanaan DVI
khususnya bila rekam dan foto gigi pada waktu masih hidup yang
tubuh korban.
3. Hasil Kegiatan
4. Kendala Kegiatan
dan korban yang terkena lahar mengalami luka bakar derajat empat
abu tebal, kondisi tanah juga sangat gembur sehingga tanah bisa
runtuh, kaki akan terasa panas jika tidak hati- hati melangkah,
akses masuk dusun tidak mudah karena sulit dilalui kendaraan dan
segera diidentifikasi.
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga
2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di
Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor
oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah
berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX
2012 mulai pukul 08.00 s/d 18.00 WITA bertempat di Rumah Sakit
2. Pelaksanaan DVI
kartu identitas. Namun hal ini sulit dilakukan karena korban sudah
seperti : sidik jari, data gigi, data medis, serologis dan DNA.
3. Hasil Kegiatan
a. Telah terbentuk Tim DVI Kasus Legian Kuta Bali yang terdiri dari
PENUTUP
A. KESIMPULAN
meliputi data identifikasi primer (sidik jari, odontologi, dan DNA) dan
medis, dll).
identifikasi sekunder.
gigi atau rekam gigi dan sampel DNA dari seluruh jenazah sehingga bila
ada keluarga yang melakukan tes tersebut, tim DVI siap melakukannya.
B. SARAN
GB Version: 2011
234.