Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu,

reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan

kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu

tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi

dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan

yang berarti.7

1. Gangguan Kecemasan8

Gangguan kecemasan dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa tipe yaitu:

a. Generalized Anxiety Disorder (GAD)/Gangguan Kecemasan Umum

Ini adalah gangguan berkepanjangan dan berlebihan terhadap

situasi atau kejadian secara tidak spesifik. Pasien umumnya

mengkhawatirkan segala macam hal secara berlebihan dan merespon

dengan berlebihan. Contohnya, pasien dengan gangguan ini

mengkhawatirkan masalah keuangan, kesehatan, pekerjaan, atau

keluarga namun tidak bisa menentukan hal apa yang sebenarnya

mereka khawatirkan.

b. Panic Disorder / Panik yang Tidak Normal

Pasien dengan gangguan ini menderita serangan rasa takut dan

panik secara cepat dan tiba-tiba.

3
c. Phobia

kondisi ini memiliki karakteristik rasa takut yang tidak diketahui

mengapa terhadap suatu objek, situasi, atau makhluk hidup.

Contohnya, takut ketinggian, takut ruangan sempit, takut terhadap

laba-laba, atau takut terhadap binatang melata. Tidak seperti GAD

dimana pasien tidak bisa menentukan apa yang dia khawatirkan,

pasien phobia dapat dengan jelas menentukan apa yang dia takutkan.

Walaupun apa yang mereka takutkan terkadang irasional, pasien tetap

tidak bisa mengontrol rasa takut mereka.

d. Social Anxiety Disorder/Gangguan Kecemasan dalam

Bersosialisasi

Biasa disebut phobia sosial, gangguan ini terjadi saat pasien berada

dalam situasi bersosialisasi. Pasien merasa gelisah dan terlalu sadar

diri terhadap penampilan, perilaku, sikap, ataupun perkataan pribadi

jika dihadapkan dengan seseorang. Umumnya, pasien menghindari

perkumpulan sosial karena takut memalukan diri sendiri dan

dipandang oleh orang lain.

e. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)/Gangguan Perilaku Obsesif

Gangguan ini adalah perilaku dan pemikiran yang membuat gelisah

dan repetitif. Contohnya, beberapa pasien begitu terobsesi dengan

tangah yang bersih sehingga mereka selalu mencuci tangan setiap jam

atau melihat tangan orang lain kotor mereka juga merasa gelisah.

4
Pasien yang menderita gangguan ini menyadari apa yang mereka

lakukan itu tidak seharusnya namun tetap tidak bisa mengkontrolnya.

f. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)/Gangguan Post-traumatic

Gangguan ini disebabkan oleh kejadian masa lalu yang

menyebabkan trauma berat seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau

menyaksikan tindak kriminal. PTSD sering menyebabkan perubahan

perilaku dan sikap dengan harapan dapat menghidar dari penyebab

trauAma.

g. Separation Anxiety Disorder/Ganguan Kecemasan dalam

Perpisahan

Pasien dengan gaangguan ini akan mengalami kecemasan

berlebihan dan kepanikan berlebihan ketika mereka berpisah dengan

seseorang atau suatu tempat yang memberi rasa aman kepada pasien.

2. Tingkat kecemasan
a. Kecemasan Ringan

Dihubungkan dengan ketegangan yang di  alami sehari-hari.

Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas,

menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan

mampu memecahkan masalah secara efektif dan memenghasilkan

pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan Sedang.

5
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi

penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan

orang lain.

6
a. Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat  sempit. Pusat perhatiannya

pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal

lain. Seluruh prilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan

perlu banyak perintah/arahan untuk terfokus pada area lain. 

b. Panik

Individu kehilangan kendali diri detil perhatian hilang. Karena

hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun

dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya

kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi

dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.

Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.

3. Gejala-gejala kecemasan10
Gejala kecemasan secara umum bisa dilihat secara individu tersebut

sangat kacau hingga membayangkan diri sendiri maupun orang lain,

kemampuan berhubungan dengan orang lain menurun, berpikir tidak

teratur, keadaan ini dapat mengancam kehidupan dan jika berlangsung

terus dapat berakhir dengan kematian. Menurut Carpenito gejala

kecemasan bervariasi, tergantung tingkat kecemasan yang dialami orang

tersebut, yang manifestasi gejalanya terdiri dari :

1. Gejala fisiologis, terjadinya peningkatan frekuensi nadi,


tekanan darah, nafsu, gemetar, mual, muntah, sering kencing,
diare, susah tidur, kelelahan dan kelemahan, kemerahan atau
pucat wajah, mulut kering, nyeri (dada, punggung dan leher),
gelisah, pusing dan pingsan.

7
2. Gejala emosional, individu merasa ketakutan, tidak
berdaya, gugup, kehilangan percaya diri, tegang, tidak dapat
rileks, cenderung menyalahkan dirin sendiri dan orang lain.

3. Gejala kognitif, dapat mengakibatkan ketidakmampuan


berkonsentrasi, kurangnya orientasi lingkungan, pelupa dan
perhatian yang lebih.
B. Tekanan darah

C. Ekstraksi gigi

1. Definisi ekstraksi gigi

Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari

tulang alveolar. Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu

teknik sederhana dan teknik pembedahan. Teknik sederhana dilakukan

dengan melepaskan gigi dari perlekatan jaringan lunak menggunakan

elevator kemudian menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di dalam soket

dari tulang alveolar menggunakan tang ekstraksi. Teknik sederhana

digunakan untuk ekstraksi gigi erupsi yang merupakan indikasi, misalnya

gigi berjejal. Ekstraksi gigi dengan teknik pembedahan dilakukan apabila

gigi tidak bisa diekstraksi dengan menggunakan teknik sederhana,

misalnya gigi ankilosis. Dalam prakteknya, ekstraksi gigi harus mengikuti

prinsip-prinsip yang akan memudahkan dalam proses ekstraksi gigi dan

memperkecil terjadinya komplikasi ekstraksi gigi.5

Ekstaksi gigi, merupakan suatu tindakan pembedahan yang

melibatkan jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan

tersebut dibatasi oleh bibir dan pipi dan terdapat faktor yang dapat

mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah dan rahang bawah.6

8
Terdapat pula hal yang dapat membahayakan tindakan tersebut

yaitu adanya hubungan antara rongga mulut dengan pharynk, larynx dan

oeshophagus. Lebih lanjut daerah mulut selalu dibasahi oleh saliva dimana

terdapat berbagai macam jenis mikroorganisme yang terdapat pada tubuh

manusia.6

Untuk itulah pengetahuan yang mendalam tentang teknik-teknik

pencabutan mutlak diperlukan dalam melakukan tindakan pencabutan

khususnya dengan jalan pembedahan, agar dapat mencegah atau

mengurangi terjadinya efek samping/komplikasi yang tidak kita inginkan.

Di samping itu, perawatan pasca-pembedahan juga merupakan suatu hal

yang penting agar prosedur pencabutan gigi yang dilakukan berhasil

dengan baik dan sempurna.6

Anda mungkin juga menyukai