Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

RUANG ANGGREK RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : DIABETES MELITUS


SUB TOPIK : MENGENALI GEJALA SERTA PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS
SASARAN : PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
TEMPAT : RUNG ANGGREK
PEMAT : YEMIMA S. BAITANU
HARI/TANGGAL : SABTU 14 JULI
WAKTU : 30 Menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan Pasien dan keluarga pasien dapat
memahami tanda dan gejala diabetes mellitus, penyebab dan cara
pencegahannya.

B. TUJUAN UNSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah penyuluhan diberikan, Pasien dan keluarga pasien dapat :
1. Menjelaskan apa itu diabetes mellitus
2. Menyebutkan tentang tanda dan gejala orang yang menderita diabetes
mellitus
3. Menjelaskan penyebab orang terkena diabetes mellitus
4. Menjelaskan bagaimana mencegah terjadinya diabetes serta terapi obat
yang diberikan
C. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien di ruang anggrek
D. MATERI
1. Pengertian diabetes mellitus
2. Penyebab diabetes mellitus
3. Tanda dan gejala diabetes mellitus
4. Langkah –langkah pencegahan dan terapi obat
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
Leaflet
G. METODE EVALUASI
1. Pasien dan kelarga pasien dapat menjelaskan apa itu diabetes melitus
2. Pasien dan keluarga pasien dapat menyebutkan penyebab diabetes
melitus
3. Pasien dan keluarga pasien dapat menjelaskan tanda dan gejala dari
penyakit diabetes melitus
4. Pasien dan keluarga pasien dapat menyebutkan langkah- langkah
pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1. 5 Menit Pembukaan
1. Penyuluh memulai
1. Menjawab salam
penyuluhan dengan
mengucapkan salam 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
4. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
5. Menerima dan membaca
akan diberikan
5. Membagikan leaflet

2. 15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan apa yang
1. Memperhatikan
dimaksud dengan diabetes
2. Memperhatikan
melitus
2. Menyebutkan tentang
3. Memperhatikan
penyebab terjadinya penyakit
diabetes melitus
3. Menyebutkan tanda
dan
4. Memperhatikan
gejala orang yang terkena
diabetes mellitus
4. Menjelaskan langkah –
5. Bertanya dan
langkah pencegahan dan terapi
mendengarkan jawaban
obat bagi penderita diabetes
melitus
5. Memberikan kesempatan
pada audience untuk bertanya
dan memberikan jawaban atas
pertanyaan

3. 5 Menit Evaluasi :
1. Meminta audience
1. Menjelaskan apa itu
menjelaskan apa itu diabetess diabetes melitus
melitus 2. Menyebutkan tentang
2. Meminta audience penyebab terjadinya
menyebutkan tentang diabetes melitus
penyebab terjadinya diabetes
3. Menyebutkan tanda dan
melitus gejala orang yang menderita
3. Meminta audience penyakit diabetes mellitus
menyebutkan tanda dan gejala
orang yang menderita penyakit
4. Menjelaskan tentang
diabetes melitus langkah- langka pencegahan
4. Meminta audience dan terapi obat yang
menjelaskan tentang langkah – diberikan
langkah pencegahan dan terapi
obat yang diberikan

4. 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terimakasih
1. Memperhatikan
atas perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup2. Membalas salam
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Lanywati Endang dr. . 2001. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius

LAMPIRAN : MATERI DIABETES MELITUS


I. Pengertian Diabetes mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula
dalam darah (hiperglikemi) dan kadar gula yang tinggi pula dalam air seni
(glukosuria). Penyakit Diabetes Mellitus biasanya herediter (menurun) dan
merupakan penyakit metabolik sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin
efektif yang merubah gula darah menjadi gula otot (glikogen).
Pada orang normal, segera setelah makan tubuh akan melakukan metabolisme
karbohidrat, metabolisme lemak, metabolisme protein dengan masing-masing
rangkaiannya yang begitu rumit. Hasil metabolisme tubuh tersebut adalah gula
yang nantinya akan diubah lagi menjadi energi, baik itu energi gerak, energi
panas, dll. Itulah sebabnya beberapa saat sesudah makan kadar gula darah akan
meningkat. Di saat inilah hormon insulin melakukan tugasnya, yaitu mengubah
gula yang ada di darah menjadi glikogen tadi. Jika jumlah insulin kurang banyak,
atau kualitas insulin kurang baik, maka kadar gula darah tetap tinggi meskipun
sudah beberapa jam setelah makan. Itulah sebabnya pada penderita DM
diharuskan mengatur makanannya supaya kadar gula darahnya tidak melonjak
dalam satu waktu tertentu. Pada DM tipe I bahkan bisa terjadi tidak ada produksi
insulin sama sekali sehingga terpaksa memerlukan insulin dari luar atau injeksi
insulin.
Kenapa insulin menjadi berkurang dalam tubuh? Karena pancreas sebagai
pabriknya insulin sedang terganggu sehingga berkurang fungsinya. Bisa jadi
pancreas kelelahan sehingga sel Beta Langerhanz menjadi berkurang. Mungkin
juga pancreas sedang sakit karena ada bakteri/ virus atau tumor yang merusak sel
Beta Langerhanz

II. Klasifikasi diabetes mellitus


A. Golongan klinik
1. Diabetes mellitus
Criteria diabetes melitus ditentukan sebagai berikut
a. Tampak adanya gejala klinis diabetes mellitus, misalnya banyak minum, banyak
kencing, dan berat badan menurun, berat badan menurun serta pengukuran kadar
gula darah menunjukan adanya penyimpangan pada salah satu nilai berikut :
- Kadar gula darah acak ≥ 200 mg%
- Kadar gula darh puasa ≥ 120 mg%
- Kadar gula darah 2 jam sesudah makan ≥ 200mg%
b. Meskipun tidak tampak adanya gejala- gejala klinis diabetes mellitus, tetapi
terdapat 2 hasil pemeriksaan kadar gula darah yang menyimpang dari nilai normal
2. Gangguan toleransi gula
Jika kadar gula puasa ≤ 120 mg% (normal) dan kadar gula darah 2 jam sesudah
makan antara 140 mg%- 200mg%, maka diklasifikasikan sebagai gangguan
toleransi gula. Banyak penderita gangguan toleransi gula yang dapat sembuh dan
kembali normal.
3. Diabetes karena malnutrisi
Criteria diabetes karena manurisi atau MRDM (malnutrition related diabetes
Melitus) ditegakan jika da 3 gejala dari 6 kemungkinan yaitu :
a. Diabetes mellitus pada usia 15- 40 tahun
b. Tampak gejala malnutrisi seperti misalnya badan kurus (berat badan < 80%
berat badan ideal)
c. Diperlukan insulin untuk regulasi diabetes mellitus dan manaikan berat badan
d. Nyeri perut berulang
e. Tanda- tanda malabsorbsi makanan
f. Diduga ada klasifikasi pancreas
4. Diabetes saat kehamilan
Pada beberapa wanita hamil ditemukan terjadinya peningkatan kadar gula darah.
Namun setelah melahirkan kadar gula dalam darah tersebut kembali normal.
B. Golongan resiko statistic
Golongan resiko stastik terdiri dari orangtuanya penderita diabetes mellitus;
pernah mengalami abnormal pada toleransi gula, tetapi kemudian normal kembali;
wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.
III. Tipe – tipe diabetes mellitus
a. Diabetes mellitus I
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (childhood-onset diabetes, juvenile
diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi
karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta
penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita
oleh anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang
juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah
golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana
organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan
tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang
bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin
dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah.
b. Diabetes mellitus tipe II

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related


diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe
diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan
oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan
oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4
yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi
gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang
merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.

c. Diabetes mellitus tipe III


Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected
insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5″ diabetes, type 3 diabetes,
LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih
setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu,
dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan.
GDM bersifat temporer dan secara penuh bisa perlakukan tetapi, tidak
diperlakukan, boleh menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk
macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan
menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara
medis sepanjang kehamilan.
IV. Penyebab diabetes mellitus
Dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli kedokteran,
dikemukakan teori baru yang menyatakan bahwa penyakit diabetes mellitus tidak
hanya disebabkan oleh factor keturunan, tetapi juga kebiasaan hidup dan
lingkungan. Factor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes
mellitus yaitu :
a. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh menumpuk
secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar pancreas terpaksa harus
bekerja keras memproduksi hormone insulin untuk mengolah gula yang masuk.
Jika suatu saat pancreas tidak mampu memenuhi kebutuhan hormone insulin yang
terus menerus bertambah, maka kelebihan gula tidak dapat diolah lagi dan akan
masuk kedalam darah serta urine.
b. Pada saat tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan dibakar
untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh akan berkurang
dan dengan demikian kebutuhan akan hormone insulin juga berkurang. Pada
orang yang kurang gerak dan jarang berolahraga, zat makanan menjadi lemak dan
gula. Proses pengubahan zat makanan menjadi lemak dan gula, memerlukan
hormone insulin. Namun, jika hormone insulin kurang mencukupi, maka akan
timbul gejala penyakit diabetes mellitus.
c. Pada saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya seorang ibu
secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannay sehingga umumnya
berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7-10 kg. pada saat penambahan jumlah
konsumsi makanan tersebut terjadi, jika ternyata produksi insulin kurang
mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit diabetes mellitus.
d. Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering
berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma
hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit
kardiovaskular dan berakibat kematian. GH memang memiliki peran penting
dalam metabolisme glukosa dengan menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan
meningkatkan kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like
growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada
otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak
dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.
e. Hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi penyebab
obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia
dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi
glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi,
hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular. Hipersekresi hormon
juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina dengan hipertiroidisme
yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.
f. Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang
disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah
pankreas, feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

V. Tanda dan gejala


Gejala klasik penyakit diabetes mellitus dikenal dengan istilah trio-P, yaitu :
a. Poliuria (banyak kencing), meupakan gejala umum pada penderita diabetes
mellitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan,
sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal
bersama air dan kencing. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada
waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relative tinggi.
b. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari
banyaknya kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangna cairan
(dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/ kering yang
menyebabkan yimbulnya keinginan untuk minum terus selama kadar gula dalam
belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi banyak kencing
dan banyak minum.
c. Polipagia (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya
banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh
meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh
berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang
diterima.
Gejala – gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes mellitus adala sebagai
berikut :
a. Adanya perasaan haus yang terus- menerus
b. Sering buang air kecil (kencing) dalam jumlah yang banyak
c. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
d. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun
Adapun penderita yang berat (parah), akan timbul beberapa gejala atau tanda yang
lain, yaitu sbb :
a. Terjadinya penurunan berat badan
b. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki
c. Timbulnya borok atau luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh
d. Hilangnya kesadaran diri.

VI. Pencegahan dan terapi


Usaha pencegahan diabetes mellitus dapat diatasi antara lain dengan olahraga
rutin, hidup sehat dan teratur. Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan
oleh Pasien dan keluarga pasien secara umum adalah sebagai berikut :
a. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihna. Usakan untuk
dapat mencapai dan mempertahankan berat badab normal atau bahkan berat badan
ideal. Jangan makan makanan dalam porsi yang berlebihan, dan kurangi makan
gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi.
b. Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di dalam
tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energy gerak). Disamping itu, dengan
olahraga secara teratur, otot- otot tubuh akan menjadi kencang dan organ – organ
tubuh dapat bekerja dengan lebih lancer, baik, dan efisien.
Terapi diabetes mellitus
Terapi diabetes mellitus pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut :
1. Mengembalikan metabolism gula dalam darah hingga menjadi senormal
mungkin, sehingga penderita merasa nyaman dan sehat
2. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi
3. Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri
penyakitnya.
Terapi terbaru bagi penatalaksanaan diabetes mellitus, latihan fisik/ olahraga, dan
penyuluhan kesehatan
1. Terapi Primer
Terapi ini terdiri atas :
a. Diet diabetes mellitus
Sejak dulu, diet diabetes mellitus adalah berupa pantangan atau larangan keras
untuk mengkonsumsi gula dan karbohidrat lainnya, misalnya nasi dan roti, tetapi
tanpa adanya pembatasan jumlah konsumsi protein dan lemak. Dasar terapi diet
pada diabetes mellitus adalah memeberikan kalori yang cukup dan komposisi
yang memadai, dengan memperhatikan tiga J, yaitiu : jumlah makananan, jadwal
makan, dan jenis makanan.
1. Jumlah makanan harus disesuaikan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan
setiap harinya. Kebutuhan ini ditentukan secara individual berdasarkan bereat
badan, jenis kelamin, usia, cara hidup ata kegiatan pekerjaan
2. Jadwal makan atau frekuensi makan, umumnya dibagi menjadi 6, yaitu 3 porsi
besar dan 3 porsi kecil. Pembagian berdasarkan jumlah kalori yang dibutuhkan
ini, dilakukan dengan tujuan untk membagi secara merata pemasukan kalori
sepanjang harinya, sehingga dapat menghindari kenaikan kadar gula darah yang
terlalu tinggi
3. Jenis makanan atau komposisi diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes
mellitus, hendaknya tersusun dari karbohidrat, protein, dan lemak yang masing-
masing jumlahnya ditentukan sebagai berikut :
Karbohidrat merupakan komponen terbesar yaitu mencapai ± 60% dari total
kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Jenis karbohidrat yang dianjurkan terutama
adalah polisakarida misalnya pati gandum (roti, bakmi,dan makaroni), nasi,
kentang, ubi, jagung. Sebagaian kecil ±5 % kalori, boleh diberikan dalam bentuk
monosakarida atau disakarida misalnya glukosa, fruktosa, atau gula pasir dalam
bentuk jam/ selai manis atau buah yang matang.
Protein dicadangkan ± 12% dari total kalori. Protein hewani terutama diperoleh
dari daging dan putih telur, sedangkan protein nabati dapat diperoleh dari kacang-
kacangan. Pada beberapa orang, misalnya pada orang yang kurus, anak pada fase
pertumbuhan, patah tulang, infeksi atau pasca bedah, dan menyusui, diperlukan
protein dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu mencapai ± 20% dari total kalori
Lemak diperlukan sebanyak ± 20% dari total kalori. Lemak tersebut sebaiknya
daimbil dari minyak nabati dan sedkit dari minyak hewani
Dianjurkan bagi penderit adiabetes mellitus, agar setiap harinya menkonsumsi ±
60g serat- serat gizi yang dapatt diperlah dari ± 350g sayur- sayuran dan kacang-
kacangan. Serat- serat gizi berguna dalam regulasi kadar gula darah.
Tabel 1. Kebutuhan kalori berdasarkan Usia, Kelamin, dan Aktivitas fisik.
Usia Aktivitas fisik Pria (kcal) Wanita (kcal)
20 – 35 Ringan ⁺ 2.300 1.800
Sedang * 2.900 2.200
35 – 55 Ringan 2.100 1.700
sedang 2.700 2.100
55 – 75 Ringan 2.000 1.650
Sedang 2.500 2.000

Diatas 75 Ringan 1.800 1.550


Sedang 2.200 1.900
* : kerja duduk dengan aktivitas olahraga ringan
⁺ : terutama duduk, berbaring, dan berjalan dirumah
b. Latihan fisik / olahraga
Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk melakukan latihan fisik
ringan secara teratur setiap harinya selama ± 20 menit. Latihan dilakukan 1.5 jam
sesudah makan. Bagi penderita DM dengan obesitas dianjurkan untuk melakukan
latihan yang sedikit lebih berat setiap harinya, dengan tujuan untuk menurunkan
berat badan.
2. Terapi sekunder
Terapi sekunder terdiri dari :
a. Obat anti diabetika
Obat antidiabetika oral terdiri dari 2 golongan yaitu :
1. Obat dari golongan Sulfonilurea bekerja merangsang beta sel pancreas untuk
melepaskan persediaan insulinnya sebagai reaksi bila kadar gula naik. Obat ini
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
- Obat dengan masa kerja singkat (6-12 jam), misalnya Tolbutamida (Rastinon,
Artosin) dan Glucodin (Glurenorm)
- Obat dengan masa kerja menengah (±15 jam), misalnya Glibenclamide
(Daonil, Englucon), Gliclomida (Diamicron), dan Glipizida (Minidiab)
- Obat dengan masa kerja panjang (±70 jam), misalnya Chlorproparmide
(Diabenese, Diabex)
2. Obat dari golongan biguanida bekerja merangasang sel beta pancreas, tetapi
langsung bekerja menghambat penyerapan gula diusus. Obat dari golongan ini
dibedakan menjadi :
- Phengormin, yang sekarang tidak digunakan lagi
- Metformin (Gluciphage, Benofomin)
- Acarbose (Glucobsy 50 dan 100), merupakan obat terbaru yang mampu secara
efektif menghambat absorbs glukosa dari usus.
Selain obat anti diabetic oral, dapat pula digunakan obat yang memiliki khasiat
yang lebih tinggi yaitu hormone insulin. Hrmon insulin yang dibuat selama ini
berasal dari sapi, babi, anjing, kuda, domba, dan burung. Hormone insulin yang
digunakan untuk terapi dibedakan atas daya kerjanya yaitu :
- Insulin dengan masa kerja pendek (2-4 jam), misalnya Regular Isulin dan
Actrapid
- Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam), misalnya Monotardc dan
NPH
- Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam), misalnya PZI (Protamin Zink
Insulin) dan Monotard Ultralente.

b. Cangkok pancreas
Cangkok pancreas mulai dilakukan diEropavdan Amerika. Namun, penelitian
lebih lanjut mengenai cara pelaksanaan dan efek samping yang ditimbulkan,
masih perlu dilakukan.

VII. Perawatan Kaki bagi penderita DM


Seorang penderita Diabetes Mellitus (DM) harus selalu memperhatikan dan
menjaga kebersihan kaki, melatihnya secara baik walaupun belum terjadi
komplikasi. Jika tidak dirawat, dikhawatirkan suatu saat kaki penderita akan
mengalami gangguan peredaran darah dan kerusakan syaraf yang menyebabkan
berkurangnya sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga penderita mudah
mengalami cedera tanpa ia sadari.

Dengan kadar glukosa darah yang selalu tinggi dan rasa sakit yang hampir tidak
dirasakan, maka luka kecil yang tidak mendapat perhatian akan cepat menjadi
borok yang besar. Tanpa pengobatan cukup dan istirahat total, borok di kaki bisa
menjadi gangren (busuk). Kadangkala kerusakan di kaki yang makin parah akan
berakhir pada amputasi. Masalah yang sering timbul pada kaki, antara lain
kapalan, mata ikan, melepuh, cantengan (kuku masuk ke dalam), kulit kaki retak,
dan luka akibat kutu air, kutil pada telapak kaki, radang ibu jari kaki (jari seperti
martil).

Di bawah ini ada beberapa langkah dalam melakukan perawatan kaki, antara lain
sebagai berikut :
Periksalah kaki setiap hari untuk menemukan lecet atau luka secara dini.
Lakukan minimal satu kali dalam sehari.
Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun, lalu keringkan. Berikan
perhatian khusus pada sela-sela jari kaki.
Bila kulit kaki kering dan pecah-pecah, oleskan cream atau lotion pelembab
untuk kulit, tapi hindari sela-sela jari kaki.
Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.
Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu gunakan
kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu dengan bahan kulit. Jangan
lupa untuk mengganti kaos kaki atau stocking setiap hari.
Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit) dan
periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada kerikil atau benda
kecil lain di dalam sepatu yang dapat melukai kaki.
Gunting kuku secara merata melintang. Bila ada kuku yang tumbuh ke dalam
daging dan terinfeksi segera periksakan ke dokter.
Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
mengompres kaki dengan air hangat atau panas, dan jangan gunakan botol panas
atau peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah berkurang
sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh.
Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.
Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan
mata ikan.
Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan ke dokter

Penderita DM juga dianjurkan melakukan latihan kaki untuk memperbaiki aliran


darah tungkai bawah, pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari-jari kaki. Cara
melakukan latihan kaki, sebagai berikut.
Berjalan cepat setiap hari selama 30-60 menit. Usahakan jarak tempuhnya
setiap hari semakin jauh.
Naik tangga dengan menggunakan telapak kaki bagian depan. Kalau tidak ada
tangga, berjalanlah di tempat dengan hanya menggunakan jari-jari kaki.
Duduk tegak pada kursi, kedua tangan dilipat dan disedekapkan pada dada.
Lakukan gerakan duduk dan bangun berulang-ulang.
Berdiri tegak di belakang kursi. Kedua tangan memegang sandaran kursi.
Angkat kedua tumit secara serentak ke atas dan kebawah secara berulang-ulang.
Berdiri tegak di samping kursi. Satu tangan memegang sandaran kursi. Lipat
kedua lutut secara serentak sampai paha pada posisi horisontal dan kedua tumit
terangkat. Lakukan gerakan tersebut kemudian berdiri tegak kembali secara
berulang-ulang.
Berdiri tegak pada satu kaki di atas sebuah alas setebal 10 cm. Satu tangan
berpegangan pada dinding atau sandaran kursi. Ayunkan kaki ke depan dan ke
belakang secara berulang-ulang. Lakukan juga pada kaki yang satunya.
Duduklah pada lantai sambil bersandar ke dinding. Kedua kaki lurus ke depan.
Naikkan sebelah kaki pada posisi lurus, lalu putar pada pergelangan kaki searah
jarum jam. Lakukan berganti-ganti dengan kaki yang lain.

Anda mungkin juga menyukai