1. Surveilans epidemiologi
2. KLB
3. Perjalanan penyakit
4. K3 (APD, LIMBAH)
5. Penyakit akibat kerja
6. Ukuran edipdemiologi (insiden, prevalensi)
7. penyakit menular
8. Perjalanan alamiah penyakit
Identifikasi Masalah
1. Dr. Shaqeela baru bekerja dipuskesmas suka maju yang terletak di desa indah sari, mendapatkan laporan
dari petugas surveilans puskemas, bahwa terjadi peningkatan insiden pneumonia pada anak balita pada
bulan Agustus 2016 sebesar 20%, sedangkan pada bulan Agustus tahun 2015 insiden pneumonia hanya
sebesar 5%.
2. Selain itu desa indah sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A, diare dan penyakit
dermatitis.
3. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, di hulu sungai ada sebuah
pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air minum, cuci dan
kakus.
4. Mata pencaharian penduduk sebagaian besar sebagai petani perambah hutan, dan sebagian lagi bekerja
sebagai buruh di pabrik pengolahan karet. Umumnya mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung
diri.
5. Dr. Shaqeela berencana melakukan penyeledikan KLB untuk mencegah penularan, memberantas
penularan penyakit-penyakit yang endemis di desa indah sari.
c. Apa makna peningkatan insiden penumonia pada agustus 2016 sebesar 20% sedangkan pada agustus
2015 hanya sebesar 5%?
Jawab:
Makna peningkatan insiden penumonia pada agustus 2016 sebesar 20% sedangkan pada agustus 2015
hanya sebesar 5%Terjadi KLB karena Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2
kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
(Permenkes, 2010).
e. Berapa target pengobatan yang harus dicapai untuk kasus pneumonia perwilayah kecamatan?
Jawab:
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 28/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota : besaran capaian indikator SPM
Pneumonia yang diharapkan sampai dengan tahun 2010 adalah 100%.
Periode prepatogenesis
Tingkat pencegahan primer
Promosi kesehatan (Health Promotion)
Perlindungan khusus (Spesific Protection)
Periode patogenesis
Tingkat pencegahan sekunder
Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnostic and promp treatment)
Pembatasan ketidakmampuan (Disability limiton)
Tingkat pencegahan tersier
Rehabilitasi (Rehabilitation)
3. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, di hulu sungai ada
sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air
minum, cuci dan kakus.
a. Apa hubungan lokasi pabrik karet dengan KLB?
Jawab:
c. Apa dampak penggunaan air sungai sebagai sumber air minum, cuci dan kakus?
Dampak penggunaan air sungai sebagai sumber air utama adalah terjadinya berbagai penyakit menular
berbasis lingkungan atau waterbornedisease.
d. Bagaimana pengolahan limbah yang baik agar tidak mencemari lingkungan?
Jawab:
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair
dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang
berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa
kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
a. Penyaringan (Screening)
b. Pengolahan Awal (Pretreatment)
c. Pengendapan
d. Pengapungan (Floation)
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan
mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan
umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan
tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment
ponds / lagoons).
a. Metode Trickling Filter
b. Metode Activated Sludge
c. Metode Treatment ponds/ Lagoon
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
4. Desinfeksi (Desinfection)
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
4. Mata pencaharian penduduk sebagaian besar sebagai petani perambah hutan, dan sebagian lagi
bekerja sebagai buruh di pabrik pengolahan karet. Umumnya mereka bekerja tanpa
menggunakan alat pelindung diri.
a. Apa yang dimaksud dengan K3?
OHSAS singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS 18001) adalah suatu
standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja/ perusahaan. Prosedur wajib dari K3 terdapat dalam OHSAS 18001 tahun 2007 yaitu :
a. Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
b. Prosedur Evaluasi Kesesuaian Terhadap Persyaratan Hukum, Peraturan, Serta Perundang-undangan
tentang K3 yang Berlaku
c. Prosedur Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran
d. Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
e. Prosedur Pengendalian Dokumen
f.Prosedur Pengendalian Operasional
g. Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
h. Prosedur Pengukuran Kinerja dan Pemantauan
i. Prosedur Penyelidikan dan Analisis Insiden
j. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
k. Pengendalian Catatan / Rekaman
l. Prosedur Audit Internal
Menurut Bennet Silalahi (1995) perusahaan mengenal dua kategori penyakit yang diderita tenaga kerja,
yaitu:
a. Penyakit umum
Merupakan penyakit yang mungkin dapat diderita oleh semua orang, dan hal ini adalah tanggung jawab
semua anggota masyarakat, karena itu harus melakukan pemeriksaan sebelum masuk kerja.
b. Penyakit akibat kerja
Dapat timbul setelah karyawan yang tadinya terbukti sehat memulai pekerjaannya. Faktor penyebab bisa
terjadi dari golongan fisik, golongan kimia, golongan biologis, golongan fisiologis dan golongan
psikologis.
5. Dr. Shaqeela berencana melakukan penyeledikan KLB untuk mencegah penularan, memberantas
penularan penyakit-penyakit yang endemis di desa indah sari.
h. Bagaimana kriteria suatu insiden dikatakan KLB?
Jawab:
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus
suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
(Permenkes,2010).
2.2 Kesimpulan
Dr. Shaqeela, berencana melakukan penyelidikan KLB serta penyuluhan karena terjadi peningkatan insiden
penumonia pada anak balita dan terdapat penyakit endemis di desa indah sari.
Tindak lanjut
puskesmas