Anda di halaman 1dari 42

NASKAH AKADEMIK

KESIAPAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER


PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PASCASARJANA UNIVERSITAS
NUSA CENDANA

Diajukan dalam Rangka Memperoleh PENUGASAN dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 2012

1
KATA PENGANTAR

Naskah akademik dalam rangka persiapan pembukaan program pascasarjana


program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Uniniversitas Nusa Cendana (Undana)
merupakan salah satu dari syarat yang harus dilengkapi dengan memuat sejumlah
materi inti tentang kesiapan Undana sebagai penyedia utama pembelajaran program
Magister program studi Pendidikan Bahasa Inggris untuk menghasilkan sumber daya
mansia yang berkualitas ditinjau secara sistimatik, holistik, dan futuristik.
Penyusunan naskah telah disesuaikan dengan format yang disiapkan oleh DIKTI dan
didahului dengan pengkajian atau survei cepat dalam rangka memperoleh data atau
informasi yang bersifat komprehensif dan relevan tentang profi akademik yang
berhubungan dengan kesiapan Undana dalam menyelenggarakan progra Magister
program studi Pendidikan ahasa Inggris, berikut persepsi stakeholders terhadap hal
dimaksud. Secara internal, naskah akademik ini telah melalui berbagai proses diskusi
intensif yang melibatkan staf dosenprogram studi pendidikan bahasa Inggris FKIP
Undana dan pimpinan rektorat sehingga dapat dipertanggngjawabkan baik dari segi
paktis maupun ilmiah.
Undana yang didirikan sejak tahun 1962 terus maju dan berkembang
mewujudkan cita-cita nasional yaitu bangsa Indonesia yang bertakwa dan cerdas.
Memperhatikan keberadaan dan potensi Undana serta untuk memperkuat daya saing
bangsa dalam era ekonomi berbasis pengetahuan dan globalisasi, Undana telah
mempersiapkan dan memantapkan tekadnya untuk menyelenggarakan program
Magister program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Pascasarjana yang ada.Tekad
dan kesiapan Undana ini sebagai upaya mewujudkan pemerataan kesempatan dan
keadilan bagi masyarakat , khususnya di propinsi NTT dalam memperoleh pendidikan
setingi-tingginya, yak ni mencapai derajad Magister dan doktor pendidikan Bahasa
Inggris yang profesional dan berkualitas untuk di abdikan bagi peningkatan harkat
dan martaba manusia.
Naskah akaemis ini disusun agar menjadi bahan kajian dan pertimbangan dari
Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, agar
dapat dikeluarkan ijin pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris pada
Program Pascasarjana Undana. Semoga naskah akaemik in bermanfaat menjadi bahan
pertimbangan obyektif bagi pengembangan Undana saat ini maupun di masa yang
akan datang.
2
Rektor,

Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App., Sc., Ph.


D.
NIP: 19600209 198703 1 003
BAB I
PENDAHULUAN

Undana didirikan pada tanggal 1 September 1962 berdasarkan Keputusan Menteri


Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 111 Tahun 1962 tanggal 1 September
1962 juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1963 tanggal 23 April 1963.
Sejak berdirinya Undana itu, sejak itu pula Undana membangun SDM masyarakat propvinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), dengan khas Pola Ilmiah Pokok (PIP) yaitu Pertanian Lahan Kering dan
Kelautan sebagai arah pengembangan yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP)
Undana.
Namun, di sisi lain, PIP itu menjadi timpang bila pendidikan dinomorduakan, apalagi
kalau kurang atau tidak diperhatikan. Untuk itulah Undana harus tampil juga sebagai Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang secara khusus memerhatikan dan mengembangkan
pendidikan. Fakultas Keguruan (FKg) yang sekarang disebut Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Undana harus tampil seimbang dengan pola ilmiah pokok tersebut. Dengan
demikian LPTK adalah bagian yang tak terpisahkan dari Undana yang secara khusus mendidik,
membina, dan mencetak tenaga guru sebagai realisasi tujuan utuh pendidikan nasional. Hingga
kini Undana mendominasi pelayanan kebutuhan guru di NTT. Keterlibatan Undana dalam
pengembangan SDM seperti itu tentunya perlu ditingkatkan secara terus menerus mengikuti
perubahan/perkembangan global.
Kini Undana tampil dengan fakultas dan program studi yang lebih lengkap bahkan dengan
beberapa pendidikan jenjang S2. Tampilan itu menunjukkan Undana sudah lebih siap untuk
melayani kebutuhan masyarakat yang di satu sisi ditekan oleh tuntutan global. Sudah ada pasca
sarjana di bidang peternakan, hukum, politik, lingkungan, dan kebahasaan, namun belum ada
pascasarjana di bidang pendidikan yang memayungi berbagai sub-sub bidang seperti pendidikan
Biologi, pendidikan Kimia, pendidikan Fisika, pendidikan Matematika, pendidikan Bahasa
Indonesia, pendidikan Geografi, Pendidikan Bahasa Inggris, dan lain-lain.
Rupanya sudah saatnya bila sub-sub bidang ilmu atau program-program studi di bawah
FKIP perlu juga secara bertahap dilengkapi dengan Program Magister. Pembukaan Program

3
Magister yang dimaksud bertujuan terutama memersiapkan generasi penerus dengan
kemampuan menggali, menganalisis dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
sub-sub bidang ilmu yang ada. Sementara di sisi lain, jaman sudah menuntut masysrakat supaya
berkualitas dan mampu bersaing.
Ada empat pertanyaan yang berkaitan dengan tuntutan jaman tersebut. Pertama adalah
bagaimana sumber daya menjadi lebih bermutu dan mampu bersaing kalau bukan lewat
memerluas dan memerdalam agen-agen pengkajian ilmu dalam hal ini berbagai program studi
Magister? Kedua, bagaimana pengkajian ilmu-ilmu menurut bidang studi menjadi lebih luas dan
dalam kalau pendidikan bahasa Inggris yang bermulti fungsi tidak menjadi perhatian Undana.
Pertanyaan ketiga, bagaimana Undana yang berwawasan global bisa going global tanpa
memanfaatkan medium global yaitu bahasa Inggris? Pertanyaan terakhir, bagaimana program
studi pendidikan bahasa Inggris FKIP Undana bisa mewarisi IPTEK-S bagi generasi penerus tanpa
ada jenjang S2 ataupun jenjang S3 di bidang Pendidikan Bahasa Inggris?
Keempat pertanyaan di atas rupanya merupakan muara dari sekian banyak cita-cita
bahkan mimpi para cendekia Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP Undana. Para dosen Program Pendidikan Bahasa Inggris khususnya, secara nyata
sudah sangat siap untuk menyelenggarakan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (PMPBI)
dengan harapan akan menjadi dasar untuk usul pembukakan Program S3; akan merasa bersalah
kalau gagal menyediakan sarana bagi penerusnya. Inilah yang menjadi poin inti dalam latar
belakang mengapa Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris diusul untuk dibuka.

1.1 Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan


Aspek manfaat dan kegunaan pembukaan PMPBI dapat dilihat pada uraian misi dan
tujuan penyelenggaraan program studi, manfaat program studi, dan profil lulisan program studi.
1.1.1 Uraian Misi dan Tujuan Penyelenggaraan program Studi
Misi PMPBI tidak terlepas dari misi Undana sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi. Misi
PMPBI adalah menghasilkan sumberdaya manusia (lulusan) yang unggul dalam bidang Pendidikan
Bahasa Inggris, berwawasan global, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat
NTT khususnya. Lulusan yang mampu mensponsori pengembangan IPTEKS sesuai dengan
perubahan-perubahan sosial masyarakat di era global, dengan menghasilkan karya akademik dan
temuan-temuan yang bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat sekarang dan ke depan.
Berdasarkan misi di atas, tujuan PMPBI adalah menghasilkan lulusan Magister Pendidikan
Bahasa Inggris yang memiliki standar kualitas lulusan yang berkarateristik sebagai berikut.

(1) Memahami secara mendalam dan mampu mengembangkan berbagai konsep dan prinsip-
prinsip dalam pendidikan bahasa pada umumnya, dan bahasa Inggris khususnya, seperti

4
filsafat bahasa, teori-teori pemerolehan bahasa, metode-metode berbasis kompetensi yang
menjadi inti dari learning paradigm, dan teori-teori ilmu bahasa terapan.

(2) Memahami secara luas dan mendalam problem dan isu-isu terkini yang terkait dengan
pembelajaran Bahasa Inggris sekarang dan ke depan.

(3) Memahami secara mendalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris khususnya, dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang mampu menguji konsep dan prinsip-prinsip
dalam bidang pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris, serta dapat mengembangkan
konsep dan prinsip-prinsip baru.

1.1.2 Manfaat Program Studi


Sesuai misi dan tujuan di atas, manfaat pembukaan PMPBI dapat dirinci sebagai berikut.
a. Bagi lembaga Undana, pembukaan PMPBI mengangkat posisi Undana ke kanca persaingan
global karena hadirnya program tersebut mendukung visi lembaga: Undana Berwawasan
Global.
b. Bagi masyarakat NTT dan sekitarnya (termasuk Negara Timor Leste), pembukaan PMPBI
mendekatkan pendidikan S2 Bahasa Inggris dengan minat masyarakat. Dengan kata lain,
tidak perlu masyarakat NTT mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk melanjutkan studi
para generasi muda ke lembaga-lembaga pendidikan Tinggi di luar NTT atau di luar negeri.
c. Bagi pengembangan ilmu ke depan, pembukaan PMPBI merupakan cikal bakal untuk
membuka program S3 (doctor) untuk memersiapkan/menghasilkan tenaga ilmuwan baru
untuk keberlanjutan pengembangan ilmu di bidang pendidikan bahasa Inggris.
d. Bagi peningkatan mutu pendidikan, hadirnya PMPBI merupakan sumber SDM untuk
menghasilkan tenaga guru bahasa Inggris di seluruh jenjang sekolah yang ada di NTT.
1.1.3 Profil Lulusan Program Studi
Standar minimal kualitas lulusan yang diharapkan adalah mampu mengajar Bahasa Inggris
di jenjang S1 Program Studi pendidikan Bahasa Inggris di berbagai perguruan tinggi. Dengan
sendirinya mampu mengajar sebagai guru di tingkat sekolah menengah. Kompetensi lulusan
PMPBI Undana harus mencerminkan standar minimal mutu lulusan sebagai berikut.
a) Berbahasa Inggris dengan baik dan benar, yang dapat dimanfaatkan dalam komunikasi sosial
sehari-hari, dalam situasi formal, baik secara lisan maupun tertulis, sekurang-kurangnya
stingkat TEFL dengan skor minimial 550.
b) Profesional dalam pendidikan dan pengajaran bahasa Inggris dalam hal: (1) merancang
kurikulum bahasa Inggris, (2) mengembangkan materi bahasa Inggris dalam format GBPP
atau SAP, (3) melaksanakan pendidikan/pengajaran Bahasa Inggris dengan metode-metode

5
berbasis learning, dan (4) mengevaluasi pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang S1
dengan berbagai bentuk tes yang mampu mengukur ketercapaian pembelajaran.
c) Profesional dalam melakukan penelitian pendidikan dan pembelajaran Bahasa Inggris
dengan menerapkan kajian kualitatif dan kuantitatif.
d) Berperilaku positip terhadap lembaga tempat kerja dengan mengupayakan unjuk kerja yang
efektif dan efisien, serta mengembangkan hubungan kolegial yang konstruktif di dalam dan
di luar lingkungan kerja, sesuai amanat Pancasila.
e) Berwawasan global, bersikap terbuka, kritis, dan selektif terhadap pembaharuan pendidikan
dan berupaya mendorong perwujudannya baik sebagai inisiator maupun actor.
f) Bertanggung jawab secara formal dan moral terhadap fungsi, tugas, dan kewajibannya.

1.2 Aspek Spesifikasi


Aspek spesifikasi berkaitan dengan posisi PMPBI di mata dunia, yang didukung secara
penuh oleh program studi yang sudah ada, dan keunggulan yang menjadi khas program studi.
1.2.1 Posisi program Studi Di Tingkat Nasional Dan Internasional
PMPBI tentunya sebagai agen kualifikfikasi Magister Pendidikan Bahasa Inggris dengan
spesialisasi pendidikan pada umumnya pembelajaran Bahasa Inggris khususnya. Pada skala
nasional pun internasional, PMPBI di Undana akan menjadi bagian mitra kerja terutama dalam
kajian-kajian dan temu ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu baik di tingkat nasional maupun
internasional. Untuk itu kehadiran program tersebut di Undana akan secara mudah melakukan
jaringan kerjasama ilmiah termasuk pertukaran staf dosen lintas provinsi pun lintas negara.
1.2.2 Hubungan Program Studi Dengan Program Studi Yang Lain
Kehadiran PMPBI pasti akan selalu bergandengan tangan dengan Program Magister lain
yang sudah beroperasi. Gandengan tangan itu tentu dalam hal bagaimana Pendidikan
Pascasarjana khususnya dan lembaga Undana umumnya, bisa tampil bersama dengan muatan visi:
Berwawasan Global. Namun Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris akan selalu tetap tampil
khas dan beda dengan program magister lain, karena kurang lebih 80% kurikulum berbeda dengan
kurikulum program studi lain yang ada di PPs Undana. Dengan demikian kehadiran PMPBI
melengkapi yang masih kurang, dan dengan sendirinya membuat PPs Undana menjadi sebuah
taman ilmu berwarna-warni tapi mengedepankan keharmonisan yang indah. Yang menjadi khas
adalah matakuliah pendidikan bahasa Inggris termasuk penelitian pendidikan bahasa Inggris yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai medium atau pengantar..
1.2.3 Keunggulan Dan Karakteristik Program Studi
Ada beberapa faktor yang menjadi keunggulan program studi sekaligus menjadi
karateristik program studi. Pertama staf dosen. Dosen yang akan dilibatkan sejumlah 10 orang

6
dengan kualifikasi doktor baik tamatan dalam negeri maupun luar negeri, dengan distribusi
spesialisasi berbeda seperti doktor pendidikan bahasa Inggris, doktor linguistic, doktor
pendidikan, doktor sosiolinguistik, dan doktor etnolinguistik. Dari sisi pangkat akademis, staf
dosen yang ada itu sudah lektor ke atas, bahkan di antaranya memangku jabatan tertinggi yaitu
Guru Besar. Faktor yang kedua adalah bidang ilmu sebagai ciri khas. Bidang ilmu yang menjadi
khas program Magister itu adalah pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, yang hingga kini
belum ada satupun yang sudah beroperasi di semua perguruan tinggi yang ada di provinsi NTT. Hal
ini juga sekaligus mengindikasikan kajian-kajian yang berbeda dengan program studi lain. Faktor
terakhir yang menunjukkan karakeristik program studi adalah menggunakan bahasa Inggris
sebagai medium perkuliahan dan penulisan Tesis. Dosen yang sudah siap dipekerjakan akan selalu
menggunakan bahasa Inggris terutama dalam kelas, penyelesaian tugas, dan dalam proses
pembimbing tesis, sehingga mahasiswa terdorong untuk selalu meningkatkan kemahiran
berbahasa Inggris secara mandiri.
Sehubungan dengan ketiga faktor itu, PMPBI akan sebagai Pusat Ilmu dan Pengembangan
Ketrampilan Mengajar Bahasa Inggris dengan berbagai metode terkini bagi calon guru bahasa
Inggris di perguruan tinggi pun guru-guru di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan track record
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris jenjang S1 yang hampir 100% mendominasi besarnya
kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Track record lain, adalah semua dosen yang ada di program
studi bahasa Inggris jenjang S1 sekarang ini adalah alumni program itu sendiri yang sudah sekian
tahun melayani kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Banyak juga staf yang ada sekarang ini lolos
berkompetensi melakukan penelitian-penelitian termasuk Hibah Bersaing di tingkat nasional, dan
laporannya berhasil diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi.

7
BAB II
KURIKULUM

Bab ini membahas tiga hal yakni: road map keilmuan dan keahlian, rancangan kurikulum,
dan sistim pembeajaran.

2.1 Road Map Keilmuan dan Keahlian


2.1.1 Bidang Ilmu atau Bidang Kajian Pokok Program Studi
Peserta akan dibekali oleh ilmu pendidikan Bahasa Inggris dan lain-lain dengan tujuan
lulusan bisa melayani kebutuhan masyarakat dan mengembangkan ilmu dengan melakukan
berbagai kajian atau penelitian. Untuk itu PMPBI merancang kompetensi yang bakal dimiliki
dengan road map seperti yang digambarkan oleh Diagram 1 di bawah ini.
Diagram 1: Peta Kompetensi

K O M P E T E N S I SUBJECTS

Lang. teaching
KOMPETENSI subjects
AKADEMIK
Linguistic
subjects
KOMPETENSI
UTAMA
Education
KOMPETENSI subjects
PEDAGOGIS
Teaching
Practice
LULUSAN

KOMPETENSI Applied
TERAPAN subjects
KOMPETENSI General/research
PENDUKUNG subjects
KOMPETENSI
PENGEMBANGAN Thesis
ILMU writing

Diagram 2.1 di atas menunjukkan bagaimana lulusan dibekali oleh kompetensi utama baik
akademis maupun pedagogis, dan kompetensi pendukung baik terapan maupun pengembangan

8
ilmu. Masing-masing kompetensi memuat bebrapa matakuliah yang relevan. Kompetensi
akademis utama terkandung kelompok matakuliah language teaching subjects dan linguistics
subjects, dan kompetensi pedagogis terkandung kelompok matakuliah education subjects dan
teaching practice. Sedangkan kompetensi terapan terkandung kelompok matakuliah applied
subjects dan kompetensi pengembangan ilmu terkandung kelompok matakuliah general/research
subjects dan thesis writing. Dengan demikian seorang lulusan sangat jamin dibekali oleh
kompetensi-kompetensi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
pengembangan ilmu.
2.1.2 Perkembangan Bidang Kajian Saat Ini Dan 10 Tahun Mendatang
Untuk tahun-tahun awal program studi, kajian difokuskan kepada persoalan atau
kesenjangan-kesenjangan yang berkaitan dengan mutu pendidikan dan mutu pembelajaran yang
dipantau sejak mutu proses yang terjadi di kelas. Kajian kajian harus menyentuh persoalan ril di
lapangan guna mengatasi hambatan utama baik di sisi manajemen instansi dan sekolah maupun
pembelajaran ril di kelas. Demikianpun kajian-kajian ilmu terapan (non kependidikan) yang tidak
mungkin tidak berkaitan dengan mutu SDM masyarakat.
Yang jelas bahwa masyarakat selalu berubah dengan muatan banyak dan bervariasi
kebutuhan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran pasti
dengan modus baru atau modus tersendiri. Di situlah program studi selalu memantau ke depan
untuk selalu sinkron dengan perkembangan/perubahan masyarakat dan tuntutan kebutuhan. Oleh
karena itu bidang-bidang kajian pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris khususnya yang
didasari oleh ilmu kebahasaan dan ilmu terapan kebahasaan tetap menjadi prioritas untuk tetap
mempertahankan kalau tidak meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
Yang jelas kajian-kajian di 10 tahun mendatang dan seterusnya tentunnya tetap dalam koridor
pendidikan dan pembelajaran yang akan selalu sinkron dengan atau menjawab perubahan-
perubahan global yang menyentuh langsung kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Caranya tentu
dengan melakukan perubahan atau modifikasi kurikulum supaya selalu relevan dengan
perubahan-perubahan kebutuhan di lapangan.
2.1.3 Kemanfaatan Terhadap Perkembangan Bangsa
Kurikulum program studi pendidikan bahasa Inggris sudah pasti bermanfaat dengan
perkembangan bangsa baik dari sisi menciptakan mutu masyarakat, khususnya masyarakat NTT,
dalam arti turut memersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berdaya cipta
yang sejalan dengan visi,misi, dan tujuan pendidikan tinggi lembaga Undana untuk menjawab
tuntutan global.
Lulusan-lulusan program studi akan secara professional berkerja memajukan bangsa
sesuai minat baik sebagai staf pengajar di perguruan tinggi maupun sebagai guru-guru bahasa

9
Inggris di tingkat sekolah menengah atau di instansi-instansi lain yang terkait. Lulusan-lulusan yang
mengajar di perguruan tinggi di mana saja, khususnya di NTT, bisa mengembangkan ilmu lewat
kajian-kajian secara profesional. Apalagi kalau lulusan itu adalah berkualifikasi Doktor.

2.2 Rancangan Kurikulum


Rancangan kurikulum program studi sudah memerhatikan relevansinya dengan dunia
kerja khususnya di NTT.
2.2.1 Profesi, Bidang Pekerjaan Yang Dapat Diisi Oleh Lulusan
Profesi para lulusan pendidikan bahasa Inggris di antaranya sebagai berikut:
(1) Mendidik dan mengajar di perguruan tinggi pun di sekolah-sekolah tingkat menengah.
(2) Mengembangkan dan merevisi kurikulum dan pernagkat pembelajaran seperti silabus,
bahan ajar, media.
(3) Mengembangkan model-model pembelajaran
(4) Mengembangkan dan menyusun alat evaluasi pembelajaran yang valid dan reliable
(5) Mengawas pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
(6) Melakukan penelitian dalam bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris baik di
dalam negeri maupun dalam negeri.
(7) Mengelola pendidikan formal pun non-formal (kursus bahasa Inggris termasuk TOEFL).
(8) Menerjemah karya-karya tulis pun bahasa lisan (interpreter).
(9) Melalukan fungsi konsultan di LSM dalam bidang pendidikan bahasa Inggris.
(10) Mengepalai atau mengelola Pusat Bahasa di Perguruan Tinggi, dan lain-lain.
(11) Menulis karya-karya ilmiah termasuk karya ilmiah populer.
(12) Mengkuti studi lanjut jenjang S3 pendidikan Bahasa Inggris termasuk bidang-bidang
serumpun.
Landasan Hukum:
Landasan hukum penyusunan kurikulum program studi Pendidikan Bahasa Inggris
program PPs Undana (termasuk visi, misi, dan tujuannya) adalah sebagai berikut:
(1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(2) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
(3) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi.
(4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Lndonesia Nomor: 43/Dikti/Kep/2006 Tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi.

10
(5) Surat Keputusan Rektor Universitas Nusa Cendana Surat dengan Nomor
07A/PP/2008 tentang Satuan Tugas Pembukaan Program Studi Pendidikan IPS PPs
Undana.
(6) Rapat-rapat Tim Penyusun Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris PPs
Undana

Visi Program Studi:


Nama program studi : Pendidikan Bahasa Inggris
Visi program Studi : Program Studi Unggul di Tingkat Nasional dan Internasional.
Misi Program Studi:
Misi program studi tidak terlepas dari misi Undana sebagai suatu lembaga pendidikan
tinggi yang mengedepankan kualitas dan berwawasan global. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa misi program studi adalah menghasilkan sumberdaya manusia
(lulusan) yang unggul dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris dan relevan dengan
kebutuhan pembangunan masyarakat NTT sekarang dan ke depan, berwawasan global,
mensponsori pengembangan IPTEKS sesuai dengan tuntutan masyarakat, melakukan
perubahan-perubahan kelembagaan sesuai perkembangan pun perubahan kebutuhan
masyarakat global (lokal, nasional, pun internasional). Rincian misi adalah sebagai
berikut.
(1) Menyelenggarakan pendidikan untuk membangun masyarakat berbudi luhur dan
bermoral terpuji
(2) Menyelenggarakan pendidikan tinggi Pendidikan Bahasa Inggris yang berorientasi
global, mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, mandiri,
kreatif, inovatif, kompetitif, sehat, berdisiplin, dan menguasai IPTEKS.
(3) Menyelenggarakan penelitian untuk menghasilkan dan mengembangkan IPTEKS
Pendidikan Bahasa Inggris yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
pendidikan berwawasan global berbasis keunggulan lokal.
(4) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui pemanfataan IPTEKS
Pendidikan Bahasa Inggris berorientasi global, untuk kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat.
(5) Mengembangkan dan meningkatkan mutu pembinaan kemahasiswaan melalui
pemanfaatan IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris.
(6) Mengembangkan sistem Pendidikan Bahasa Inggris yang dinamis dan profesional,
efektif, dan efisien berbasis IPTEKS Pendidikan Bahasa Inggris.

11
(7) Meningkatkan, mengembangkan, dan memberi dukungan dan/atau kerjasama
dengan lembaga lain secara kewilayahan, baik secara regional, nasional dan
internasional dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris.

(8) Menyelenggarakan pendidikan yang berkelanjutan dengan membuka jenjang


pendidikan S3.

(9) Menyelenggarakan pendidikan sebagai cikal bakal untuk membuka program-


program pendidikan bahasa lain sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat

(10)Menyelenggarakan pendidikan dengan ciri-khas berdewi-bahasa.

Tujuan program Studi:


Tujuan program studi pada prinsipnya menunjang tercapainya misi dan tujuan pendidikan
lembaga Undana. Berdasarkan misi di atas, tujuan program studi adalah menghasilkan
lulusan Magister Pendidikan Bahasa Inggris yang memiliki standar kemampuan sebagai
berikut.
(1) Menghasilkan tenaga pendidik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Menghasilkan tenaga pendidik yang mampu mengajar sebagai dosen di jenjang
pendidikan S1 pun guru di sekolah-sekolah lanjutan.
(3) Menghasilkan tenaga pendidik dan pengajar yang profesional, mandiri, mampu
bersaing, dan berdaya-cipta dalam menerapkan dan mengembangkan model-model
atau metode pembelajaran bahasa.
(4) Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan perangkat pembelajaran (kurikulum,
silabus, media, bahan ajar, RKPS) bahasa Inggris.
(5) Menghasilkan lulusan yang mampu menyusun penilaian pembelajaran Bahasa Inggris
dengan menerapkan kompetensi berjenjang (higher order thinking competence).
(6) Menghasilkan lulusan yang menjunjung tinggi etika keilmuan dalam menggali,
menemukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi kependidikan.
(7) Menghasilkan lulusan yang mampu bekerjasama dalam menyelenggarakan dan
mengembangkan program pendidikan.
(8) Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengembangkan teori-teori
pendidikan/pembelajaran bahasa dan kebahasaan.
(9) Menhasilkan lulusan yang mampu melakukan penelitian baik di bidang pendidikan
maupun pembelajaran bahasa termasuk ilmu-ilmu terapan kebahasaan secara
mandiri pun secara bersama.
(10)Menghasilkan lulusan yang mampu lanjut studi jenjang S3 untuk meregenerasi
pengembangan ilmu secara mandiri dan terpercaya.
(11)Menghasilkan lulusan yang mampu membina dan mengembangkan kemitraan antara
lembaga pendidikan dengan stakeholders.
2.2.2 Profil atau Karakteristik Lulusan Program Studi Yang Dibutuhkan Masyarakat

12
Profil lulusan sebagai cirikhas lulusan program studi yang dibutuhkan di masyarakat dan
yang dapat diandalkan. Secara rinci profil lulusannya adalah sebagai berikut:
(1) Guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah lanjutan yang secara kritis menerima perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris.
(2) Guru bahasa Inggris yang secara profesional melakukan penelitian berkaitan dengan
pembelajaran bahasa Inggris.
(3) Dosen di perguruan (jenjang S1) yang berwawasan global dan professional dalam
melakukan pendidikan, peneltian, dan pengabdian kepada masyarakat
(4) Tenaga pelatihan dan pengawasan yang profesional yang dapat melatih para guru dalam
tugas-tugas yang relevan.
(5) Penutur dwibahasa (bahasa Inggris dan Indonesia) yang baik dan benar serta
berkemampuan berbahasa Inggris setara dengan TOEFL.
(6) Tenaga penterjemah berbagai karya ilmiah pun tutur lisan (interpreter).
(7) Calon-calon studi lanjut jenjang S3 khusunya di bidang pendidikan dan pembelajaran
bahasa Inggris.
(8) Tokoh panutan masyarakat yang berakhlak tinggi dan pancasilais serta bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa.
2.2.3 Kualifikasi Hasil pendidikan
Lulusan program studi baru, sesuai dengan peraturan Dikti berkualifikasi Magister
Pendidikan dengan gelar M.Pd., dengan bobot setingkat di atas Sarjana Pendidika atau S.Pd.
Setiap lulusan yang berhak menyandang gelar itu, secara meyakinkan dan dapat
dipertanggungjawabkan, sudah memenuhi tuntutan standar nasional dan dapat melamar untuk
bekerja di kantor apa saja yang relevan dengan kompetensi dan ketrampilannya.
2.2.4 Kompetensi Utama dan Kompetensi Pendukung
Kompetensi yang menjadi bekal lulusan adalah kompetensi utama dan kompetensi
pendukung. Kompetensi utama berkaitan dengan kemampuan akademik dalam bidang pendidikan
dan pembelajaran serta evaluasi pendidikan Bahasa Inggris, teori-teori pembelajaran bahasa dan
kebahasaan. Kompetensi pendukung berkaitan dengan ilmu yang mendasari kompetensi utama,
serta mampu menerapkan ilmu lewat kajian-kajian ilmu terapan dengan memanfaatkan
pengetahuan metodologi penelitian.
2.2.5 Bahan Kajian
Berdasarkan kompetensi utama dan kompetensi pendukung yang dikemukakan di atas,
bahan kajian yang ditekuni oleh lulusan adalah sebagai berikut:
(1) Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris.
(2) Metode atau model-model pembelajaran bahasa Inggris

13
(3) Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris
(4) Pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.
(5) Perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan Media)
(6) Ilmu Bahasa Terapan dan sastra
(7) Akusisi Bahasa
(8) Kesalahan Berbahasa
(9) Alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing).
2.2.6 Matakuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian
Matakuliah yang mengait pada bidang kajian dapat terlihat pada Tabel Kompetensi
Utama dan Pendukung berikut ini.

Tabel 2.1: Kompetensi Utama dan Pendukung

KOMPETENSI KELOMPOK MK RINCIAN MK


1. Utama a.Akademis Lang. Teaching TEFLIN Methods
The Teaching of English Skills
Discourse & Language Teaching
The Teaching of Literature
English Teaching Evaluation
Teaching Practice
Advanced Academic Writing

Linguistics Advanced Linguistics


Second language Acquisition

b.Pedagogis Education Foundations of Education


Current Issues on Language Instruction
Instructional Design

2.Pendukung a. Terapan Applied linguistics Sociolinguistics**


Psycholinguistics **
English Semantics**
Bilingualism*
Language and Culture*
Translation and Interpretation*

b.Pengembangan Ilmu General/Research Qualitative Research Methodology


Quantitative Research Methodology
Seminar on English Education (prop)
Thesis Writing
Phylosophy of Language

Dari Tabel 2.1 dapat dijelaskan bahwa lulusan dibekali dengan pengetahuan pembelajaran
bahasa Inggris dan kebahasaan yang mendasari pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa
Inggris tidak boleh tidak harus didasari juga oleh teori-teori pendidikan pada umumnya dan teori
pembelajaran pada khususnya. Namun pembelajaran bahasa Inggris sangat tidak terpisah dengan

14
ilmu-ilmu lain terutama yang berkaitan dengan ilmu makro dalam hal ini ilmu terapan.
Kompetensi-kompetensi lulusan juga dibekali dengan ilmu penelitian untuk secara mandiri dan
profesional dapat mengembangkan ilmu yang terkait dengan bahan kajian.

Sandi Mata Kuliah


Sandi mata kuliah Program Studi Pendidikan pada Program Pascasarjana Undana
disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu dengan menggunakan satu kelompok
yang terdiri dari 3 huruf kapital dan satu kelompok angka yang terdiri dari 4 digit. Sebelum
menentukan sandi matakuliah seperti yang dimaksud perlu terlebih dahulu dikemukakan
nomor urut matakuliah menurut rumpun ilmu seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2: Nomor urut Rumpun dan Mata Kuliah Menurut Rumpun
Rumpun Nomor Urut Mata Kuliah (MK) Dalam Rumpun Ilmu
N0 Urut Jenis Rumpun Nomor MK
1. Pendidikan dan 01 Foundations of Education
pembelajaran 02 Current Issues on Language Instruction
03 Instructional Design
04 TEFLIN Methods
05 The Teaching of English Skills
06 Discourse & Language Teaching
07 The Teaching of Literature
08 English Teaching Evaluation
09 Teaching Practice
10 Advanced Academic Writing

2. Linguistik/applied 01 Advanced Linguistics


02 Second language Acquisition
03 Sociolinguistics**
04 Psycholinguistics **
05 English Semantics**
06 Bilingualism*
07 Language and Culture*
08 Translation and Interpretation*

3. Pengemb.Ilmu 01 Qualitative Research Methodology


02 Quantitative Research Methodology
03 Seminar on English Education (proposal)
04 Thesis Writing
05 Phylosophy of Language

Kelompok Mata Kuliah dan Sandi Mata Kuliah


Pengelompokan matakuliah program studi pendidikan bahasa Inggris dilakukan sesuai
dengan standar kompetensi BNSP 2010 sebagai berikut:
(1) Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
(2) Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
(4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
(5) Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)

15
Jumlah beban SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studinya
pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris adalah 48 SKS terkategori dalam 4
kelompok:
(1) Education Subjects = MKK
(2) Major Subjects = MKB
(3) General/Research Subjects = MPB
(4) General Basic Subjects = MPK
(5) Eclective Subjects = MBB
Dari lima kelompok itu dibedakan atas: Matakuliah Wajib = 44 SKS dan Matakuliah Pilihan
= 4 SKS. Sandi matakuliah dapat dilihat pada Tabel Sandi dan Kelompok matakuliah berikut
ini.
Tabel 2.3. Sandi dan Kelompok Mata kuliah
Sandi MK Kelompok Matakuliah SKS Keterangan
Wajib Pilihan
1. Baisc Science Subjects (MPK) = 5 SKS
ENG 1301 Phylosophy of Language 2 √
Total 2
2. Education Subjects (MKK) = 21 SKS
ENG 2101 Foundations of Education 2 √
ENG 2103 Current Issues on Language Instruction 2 √
Total 4
3. Major Subjects (MKB) = 25 SKS
Language teaching
ENG 3101 Instructional Design 2 √
ENG 3102 TEFLIN Methods 2 √
ENG 3103 The Teaching of English Skills 3 √
ENG 3104 Discourse & Language Teaching 2 √
ENG 3105 The Teaching of Literature 2 √
ENG 3106 English Teaching Evaluation 3 √
ENG 3107 Teaching Practice 2 √
Linguistics
ENG 3201 Advanced Linguistics 2 √
ENG 3202 Second language Acquisition 2 √
Total 20
4. General Subjects (MPB) = 11 SKS
ENG 4301 Qualitative Research Methodology 3 √
ENG 4302 Quantitative Research Methodology 3 √
ENG 4303 Seminar on English Education (proposal) 2 √
ENG 4304 Thesis Writing 4 √
Total 12
5. Elective Subjects (MBB) = 5 SKS
ENG 5201 Bilingualism* 2 √
ENG 4302 Advanced Academic Writing* 2 √
ENG 5203 Language and Culture* 2 √
ENG 5204 Translation and Interpretation* 2 √
ENG 5205 Sociolinguistics** √
ENG 1206 Psycholinguistics ** √
ENG 1207 English Semantics** √

Total 8

16
TOTAL 48

Keterangan/penjelasan Sandi matakuliah adalah sebagai berikut:


(1) Kelompok huruf yang terdiri dari 3 huruf kapital merupakan sandi mata kuliah yang
berbasis pada program studi yang menawarkan mata kuliah tersebut.
(2) Angka 1 sampai 5 pada digit pertama dari himpunan 4 angka menunjukkan nomor
urut kelompok matakuliah (1=MPK, 2=MKK, 3=MKB, 4=MPB, 5=MBB) yang diberikan
program PPs.
(3) Setiap digit urutan kedua dari himpunan 4 angka, menunjukkan nomor urut
kelompok matakuliah berdasarkan rumpun ilmu (Pendidikan & Pembelajaran,
Linguistik, Pengembangan Ilmu).
(4) Digit ketiga dan empat dari himpunan 4 angka, menunjukkan nomor urut matakuliah
dalam setiap rumpun ilmu.
Contoh:
Sandi matakuliah Psycholinguistics adalah ENG 1205. Ketiga huruf ENG menunjukkan
nama program studi PPs yaitu pendidikan Bahasa Inggris. Angka 1 menunjukkan nomor
urut kelompok matakuliah yang diberikan PPs. Angka 2 menunjukkan nomor urut ke dua
kelompok rumpun Ilmu Linguistik, dan kedua angka 05 menunjukkan nomor urut
matakuliah dalam rumpun ilmu linguistik.

2.2.7 Susunan Matakuliah Per Semester Dan Bobotnya


Kurikulum berorientasi kepada kompetensi lulusan program magister, yang mencerminkan
standar minimal mutu lulusan S2. Standar minimal yang dimaksud adalah mutu lulusan yang
mampu meningkatkan dan mnerapkan ilmu secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat.
Struktur kurikulum dan sebaran matakuliah untuk tujuan tersebut adalah seperti yang terlihat
pada Tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.4: Sebaran Matakuliah Menurut Semester.

Sandi Semester
Kelompok dan Nama Matakuliah Sandi MK SKS
Dosen
I II III IV V
Language Principles Subjects (MPK)
Phylosophy of Language ENG 1301 2 SF 2
Total SKS 4 2 2

Education Subjects (MKK)


FoundatioNs of Education ENG 2101 2 JB 2
Current Issues on Language Instruction ENG 2103 2 GL 2
Total SKS 4
Major Subjects (MKB)
Language Teaching
Instructional Design ENG 3101 2 GL/JB 2
TEFLIN Methods ENG 3102 2 CK 2
The Teaching of English Skills ENG 3103 3 CK/DT 3

17
Discourse & Language Teaching ENG 3104 2 AS 2
The Teaching of Literature ENG 3105 2 SD 2
English Teaching Evaluation ENG 3106 3 AM 3
Teaching Practice ENG 3107 2 TIM 2
Linguistics
Advanced Linguistics ENG 3201 2 JH 2
Second language Acquisition ENG 3202 2 FT 2
Total SKS 20
General Subjects (MPB)
Qualitative Research Methodology ENG 4301 3 AM 3
Quantitative Research Methodology ENG 4302 3 AS 3
Seminar on English Education (prop.) ENG 4303 2 FT 2
Thesis Writing ENG 4304 4 4 4 4
Total SKS 12
Elective Subjects (MBB)
Bilingualism* ENG 5201 2 SD 2*
Advanced Academic Writing* ENG 4302 2 FT 2*
Language and Culture* ENG 5203 2 FB 2*
Translation and Interpretation* ENG 5204 2 FT 2*
Sociolinguistics** ENG 5205 2 SF 2**
Psycholinguistics ** ENG 1206 2 JH 2**
English Semantics** ENG 1207 2 AS 2**
Total SKS 10 4 4
TOTAL 48 15 17 10 2 4

Catatan: tanda *) artinya matakuliah pilihan wajib, dan **) artinya pilih satu matakuliah (2sks) satu
dari tiga matakuliah yang disiaapkan.

Tabel 2.5 berikut berisi tentang matakuliah dan pengasuh matakuliah menurut semester.
Tabel 2.5: Matakuliah dan Nama Dosen Pengasuh Matakuliah.
N0 Nama Matakuliah Smstr Pengasuh Matakuliah Dalam Tim
Sandi Nama
1 Phylosophy of Language 1 SF Dr. S. Fernandez, M.Pd.
Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd.
2 FoundatioNs of Education 2 JH Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
Dr. Clemens Kolo, MAT
3 Current Issues on Language Instruction 1 JB Gomer Liufeto, MA., Ph.D.
Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
4 Instructional Design 1 CK Gomer Liufeto, MA., Ph.D.
Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
5 TEFLIN Methods 2 GL Dr. Clemens Kolo, MAT
Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
6 The Teaching of English Skills 1 CK&DT Dr. Clemens Kolo, MAT
Dr. Damianus Talok, MA
7 Discourse & Language Teaching 2 AS Dr. Agustinus Semiun, MA.
Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib.
8 The Teaching of Literature 1 SD Santri Djahimo, MA., Ph.D.
John W. Haan, MA, Ph.D.
9 English Teaching Evaluation 2 FT Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
10 Teaching Practice 3 SD TIM
11 Advanced Linguistics 2 AM John W. Haan, MA, Ph.D.
Dr. Agustinus Semiun, MA.

18
12 Second language Acquisition 4 Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Santri Djahimo, MA., Ph.D.
13 Qualitative Research Methodology 1 AS Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd.
Dr. S. Fernandez, M.Pd.
14 Quantitative Research Methodology 1 FT Dr. Agustinus Semiun, MA.
John W. Haan, MA, Ph.D.
15 Seminar on English Education (prop) 2 FT Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Dr. S. Fernandez, M.Pd.
16 Thesis Writing 4 TIM
17 Bilingualism* 1 AM Santri Djahimo, MA., Ph.D.
Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
18 Advanced Academic Writing* 2 AS Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Dr. Clemens Kolo, MAT
19 Language and Culture* 3 FT Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
20 Translation and Interpretation* 2 FT/SD Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Santri Djahimo, MA., Ph.D.
21 Sociolinguistics** 4-5 SF/FB Dr. S. Fernandez, M.Pd.
Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib.
22 Psycholinguistics ** 2 JH/AS John W. Haan, MA, Ph.D.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
23 English Semantics** 2 AS/JH Dr. Agustinus Semiun, MA.
John W. Haan, MA, Ph.D.

Deskripsi Singkat Matakuliah:

(1) Instruction Planning and English Syllabus (2 SKS)


This course provides students with some theories and practical knowledge on
Instructional Planning and English Syllabus which cover primary and
secondary curriculum, models of English syllabus and lesson plan
concentrating on instructional objectives, instructional material, teaching
methodology and evaluation

(2) Methods of Teaching English and TEFLIN (2 SKS)


This subject is basically a review of that offered at the S1 level. The subject covers the
so called alternative approaches and methods i.e. Total Physical response, The Silent
Way, Community language learning, Suggestopedia, Whole Language, The Lexical
Approach, Neurolinguistic Programming, and Competency-Based Language
Teaching, Task Based learning, Problem-Based learning and so on. Besides, the more
concentration is on the current communicative approaches including: Communicative
language Teaching, The Natural Approach, Cooperative language Learning, Content-
Based Instruction, and Task-Based Language Teaching. For more complete coverage,
the students are expected to digest recent developments in articles ‘published’ in the
internet.

(3) Advanced Academic Writing (2 SKS)


This course provides the students with the way how to write in academic English
concentrating on the review of paragraph writing, and going on with developing
paragraphs in essay writing, and article writings. The students are also provided with

19
how to write scientific writings of any purposes such as for popular articles (in mass
media), paper for seminar, report, resume, journal summary, and thesis.

(4) Evaluation in English Teaching (2 SKS)


The course is designed to provide the students with comprehensive knowledge about
the field of educational test and evaluation in general with special emphasis on
language testing (LT), and its recent advances so that they can make better, more
responsible tests, and professionally develop language tests of their own, administer,
and use their results competently.

(5) Discourse Analysis (2 SKS)


In the course the students are made familiar with the concept of discourse analysis
such as the role of contexts, information structure, cohesion and coherence followed
by how to teach English based on a number of genres such as recounts, narratives,
procedures, decriptives, reports, announcements, argumentatives, and
explanatories.The course comes up with the critical discourse analysis and its
theories.

(6) The Teaching of Literature (2 SKS)


The course aims at developing the students’ competence and ability to teach English
literature at the high-school or undergraduate level as part of process in language
learning. It contains the selection of materials, what and how to teach them, with
the focus of developing the learners, appreciation and evaluation on the genres of
literary works.

(7) Teaching Practice (2 SKS)


This course offers students with how theories relate to teaching practice under the
supervision of lectureres. Students are to design lesson plans to be executed at S1
classes in various teaching institutions at any universities in Kupang for three
months. The students need to writean individual report and or group-report.

(8) Second Language Acquisition (2 SKS)


This course helps students understand the implications of human biology and
psychology to language acquisition, the methods, goals, and approaches for
investigating SLA and the theories and assumptions as well, learners/ learning and
metacognitive strategies, the differences between natural second language
acquisition and the classroom second language development and the model of
classroom language development, and the metalinguistic awareness in second
language acquisition. Students are also aware of the trend of recent SLA researches.

(9) Schools of Linguistics (2 SKS)


This course focuses on proponents of linguistic theories, such as Ferdinand De
Saussure, Leonard Bloomfield, John Rupert Firth, and Noam Chomsky, and
others, in relavance with theories of language learning, then coming up with

20
how their theories relate or differ from language learning principles, such as
of Stephen Krashen and Douglas Brown.

(10) Foundations of Education (2 SKS)


This course provides the students with theories of education and education systems
such as social system, political system, and cultural system. For such purposes, the
students are to be familiar with the analysis of: phylosophical, historical, sociological,
and psychological foundations. This all relate with the instruction plan and
implementation in formal and non-formal or informal learning in terms of learning
theories, taxonomical of learning aims, strategy and methods of learning, learning
organization, and learning evaluation.

(11) Issues on Language Instruction (2 SKS)


This course provides the students with current working knowledge on
language instruction with special emphasis on curriculum implementation,
teaching learning process, strategies, approaches, methods and technigues,
learning centered paradigm, communicative language teaching, bilingual
education, and ICT learning. The students are expected to be familiar with
skills to identify various sources of teaching and learning problems as well as
to find out solutions using relevant theories and research findings.

(12) Phylosophy of language (2 SKS)


This course provides the students with the introduction of phylosophy of education,
language and meaning representation with special emphasis on semiotics and
language relativity, then coming up with language and culture.

(13) Research Methodology of Language Education(2 SKS)


This course is designed to help the students develop the knowledge of educational
qualitative and quantitative research Methods, learn how to plan a research
proposal using qualitative and quantitative method, identify the quality of
(reviewing) a qualitative research project/report. More specifically, the students are
expected to learn how to conduct a qualitative and quantitative research project for
their thesis concentrating on identifying research problems, reviewing the literature,
populations and samples, informants or respondents, analysing data, and discussing
the data obtained, and so on.

(14) Inferential Statistics (2 SKS)


This course prepares the students with with the introduction of statistical methods
for making inferences in quantitative research; it covers some commonly used
parametric and non-parametric test of statistical hypotheses in the area of English
Language Education. At the end of the course, students can plan the statistical
analysis on their prospective data for their thesis.

(15) Seminar on English Education (2 SKS)

21
To facilitate completion of students thesis, thesis seminar is conducted. In the
seminar students present ideas, outlines and plans of their thesis to get feedback,
comments, and suggestions for improvements. The seminar is attended by students
who are working for the completion of their thesis proposal, the advisors and the
lecturer in change for the seminar.

(16) Sociolinguistics (2 SKS)


The course is designed to make students familiar with the relationship between
language and native speakers’ culture in general, including their habits and
paralinguistics that accompany the language. The discussion also includes spech
styles, language varieties, registers, dialects, speech acts, discourse routines, verbal
skills, men’s and women’s talk, etc.
(17) Translation (2 SKS)
The course is concerned with the theory and practice of translation concepts:
concepts of translation, dynamic translation, equivalent in translation, process and
procedures in translation, semantic and communicative translation. Emphasis is
more on the practice in translating texts from English to Indonesian and vice-versa.

(18) Bilingualism (2 SKS)


In the course students are made familiar with the use of language by an individual or
a speech community in a certain country. Discussions concern Bilingualism in the
world, Bilingualim in the US, Bilingualim in society, the bilingual child and person,
bilingual speech and language, code switching and code mixing, etc.

(19) Language and Culture (2 SKS)


In this subject the students are provided with the introduction of
ethnolinguistics but in relevance with the teaching and learning. The students
are expected to have skills in indetifying problems of language learning due to
culture factor and try to give solutions based on the language teaching and
learning theories.

(20) The Teaching of reading


The course is designed to improve students’ knowledge on the reading
comprehension theoryin general and second language reading skill. This knowledge
will be usefull for setting up a reading comprehension program , anticipating and
solving any possible problems, and being perceptive to the latest issues. The topics
include the psychological model of reading, the formal and content schemata, the
skill of identifying main ideas, reading and thinking, reading strategies, extensive
reading and its effective reading instructions, reading for reluctant learners, basal
reading, and recent research in the area of reading

(21) The Teaching of Writing


The purposes of this course are (10 emphasizing the students’ knowledge of
the four types of discourse and their individual sup-types, and (2)

22
investigating possible techniques of teaching each type and sub-types of
discourse at all educational levels-primary schools, high schools, and
universities. From the beginning the students are made alert that, ideally, the
teachers of writing are professional wroters. Therefore, the students are
responsible for maintaining their skills of writing by applying the principles of
rhetoric in their written productivity.

(22) Semantics
This course introduces and examines a variety of approaches to the issue of
representing word meanings: lexical semantics, which includes reference
theory, image theory, and componential analysis; sentential semantics, which
covers the truth condition theory, deep structure of generative
transformational approach, and predicate calculus; and communicative
semnatics, which touch upon speech acts theory and Grice’s approach to logic
of communication.

(23) Theories of Lang. Teaching & Learning


This course intrides the students Language learning and language acqisition
in general coming up with factors that hinder or support the learning and
acquisition process such as: age, social-cultural, psychological, and linguistisc
factors. These help the students themselves for their broader perspective in
the teaching and learning process.

(24) Psycholinguistics
This course intriduces the students with (1) relationship of language, thinking, and
culturized, (2) psycological factors of leanrning and acquiring foreign or second
language, (3) language, mind, and brain, and (4) mental grammar and language
processing, and (5) language disorders.

2.3 Sistim Pembelajaran


Sistem pembelajaran pada sub seksi ini menyangkut metode yang digunakan, system
pembobotan dan beban belajar, serta media pembelajaran.
2.3.1 Metode Pembelajaran
Sistim pembelajaran menerapkan amanat SK Menteri P dan K N0: 0211/U/1982, yaitu
Sistim Satuan Kredit Semester (SKS). Prinsip pelaksanaannya mengacu pada ketentuan yang
berlaku di PPs Undana yang diamanatkan oleh Statua Undana tahun 2009 dan Norma dan Tolok
Ukur Undana tahun 2011.
Dalam proses perkulihan diterapkan paradigma student-centered learning dengan
penekanan pada independent learning (belajar mandiri) dengan secara total menggunakan bahasa
Inggris sebagai medium. Sejak awal semester atau pertemuan pertama, masing-masing dosen
memberikan petunjuk (semacam kontrak) perkuliahan matakuliah dalam satu semester. Petunjuk

23
atau pedoman atau keren dengan sebutan TOR berisi cakupan materi yang lebih banyak untuk
dipelajari sendiri dan sistem perkuliahan. Untuk itu masing-masing dosen merujuk kepada
beberapa sumber (terkini) bahkan menyediakan buku-buku untuk dicopy serta jurnal-
jurnal/publikasi relevan dan terkini. Dari cakupan itu didistribusikan kepada mahasiswa peserta
sesuai porsi jumlah tatap muka dan menulis makalah untuk dipresentasekan. Presentase diikuti
dengan diskusi di bawah koordinasi dosen matakuliah. Komentar dan masukan dosen merupakan
simpul akhir bagi mahasiswa untuk dicernai dan diperdalam lewat belajar mandiri.
Dalam TOR yang sama, mahasiswa diberi dua tugas terstruktur dan satu tugas semester
dengan bobot tertentu untuk penentuan nilai akhir matakuliah (ujian tulis atau lisan tidak ada).
Tugas-tugas yang dimaksud, termasuk tugas presentase, secara mandiri dapat diakses di internet
di samping sumber yang ditentukan oleh dosen. Tugas presentase dan tugas-tugas terstruktur
disertai dengan kriteria sebagai panduan bagi setiap peserta untuk menulis. Bobot penilaian tugas
adalah: Tugas 1 = 25%, Tugas 2 = 25%, dan Tugas Semester = 50%. Nilai akhir adalah total Tugas 1,
Tugas 2, dan Tugas Semester.
2.3.2 Sistem Pembobotan dan Beban Belajar
Sistem pembobotan mengikuti ketentuan yang berlaku di PPs berdasarkan Norma dan
Tolok Ukur Undana. Karena diberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS) maka sistem penilaian
berdasarkan besaran satuan kredit semester (sks) matakuliah. Artinya ratio jumlah tugas harus
sesuai dengan besaran sks matakuliah. Matakuliah ber-sks lebih dari dua harus seimbang dengan
jumlah tugas yang harus dikerjakan. Nilai A untuk suatu matakuliah ber-sks 3 misalnya harus
rasional dengan jumlah tugas yang harus diselesaikan selama satu semester, karena
memperhitungkan jumlah jam tatap muka, jam tugas terstruktur, dan jam tugas mandiri. Sistem
skoring menggunakan ketentuan Norma dan Tolok Ukur Undana seperti yang terlihat pada Tabel
2.6 di bawah ini (berlaku di Undana).
Tabel 2.3: Tabel Sistem Skor Kelulusan

N0 Nilai Nilai masak Keterangan


Mentah Huruf Angka Kelulusan
1 95 - 100 A 4,00 (3,76-4,00) Lulus
2 90 – 94 A+ 3,75 (3,51-3,75) Lulus
3 85 – 89 A- 3,50 (3,01-3,50) Lulus
4 80 – 84 B+ 3,25 (3,00- 3,25) Lulus
5 75 – 79 B 2,89 (2,85 - 2,89) Lulus
6 70 – 74 B- 2,84 (2,70 - 2,84) Tidak Lulus
7 65 – 69 C 2,69 (2,65 - 2,69) Tidak Lulus
8 60 – 64 C- 2,64 (2,50 - 2,64) Tidak Lulus
9 55 – 59 D 2,49 (2,35 – 2,49) Tidak Lulus
10 < 55 E 2,34 (2,20 – 2,34) Tidak Lulus

24
Dari deskripsi di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa skor akhir penilaian untuk
suatu matakuliah terdiri dari tiga jenis penilaian: Tugas 1, Tugas 2, dan Tugas semester denga
batas lulus B. Revisi untuk tugas terkategori tidak lulus boleh dilakukan berdasarkan ketentuan
dosen matakuliah.
Taraf prestasi akademik adalah perhitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi
kumulatif (IPK) yang dipantau setiap akhir atau awal semester. Perhitungan yang dimaksud pada
prinsipnya mengacu pada ketentuan umum Undana dan mekanismenya diatur sesuai ketentuan di
tingkat pascasarjana Undana. Penentuan kelulusan dan peringkat kelulusan diatur oleh ketentuan
yang berlaku di pascasarjana, yaitu mahasiswa dinyatakan lulus bila IPK minimal 3,00 (B), tanpa
nilai C. Peringkat kelulusan adalah seperti yang terlihat pada Table 2.7.
Tabel 2.7: Rentang dan Predikat Kelulusan

Kelulusan
Rentangan IPK Predikat
> 3,75 (3,76 – 4,00) Dengan Pujian
> 3,50 (3,51 - 3,75) Sangat Memuaskan
< 3,50 (3,00 - 3,49) Memuaskan

2.3.3 Jenis Dan Ragam Media Pembelajaran


Perkuliahan atau tatap muka bisa dilihat dari dua sisi kemanfaatan. Pertama karena
masing-masing peserta diberi tugas untuk presentase dia sendiri sedang diperbiasakan dengan
bagaimana mengajar. Pada saat yang sama dia harus berusaha untuk menunjukkan kepada teman-
teman terutama kepada dosen bahwa dia menguasai apa yang sedang dipresentasekan sehingga
dia layak mendapat nilai yang layak. Untuk itu, peserta harus pandai menentukan media yang
efektif untuk membantu dia sendiri menjelaskan dan peserta lain untuk memahami apa yang dia
jelaskan. Untuk menunjang efektifitas proses pembelajaran seperti itu peserta kuliah termasuk
dosen menyediakan materi presentase dalam kemasan power point dan menggunakan Laptop
(pribadi) dan LCD (oleh PPs). Peserta juga menyediakan materi lengkap dalam bentuk printout
untuk dosen dan semua peserta.

25
BAB III
SUMBER DAYA

Bab ini membahas tentang dua hal utama yakni Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan
kebutuhan Sumber Daya Manusia dan Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Saran
& Prasarana.
3.1 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
3.1.1 Tenaga Pendidik
Staf dosen yang ada sekarang adalah tenaga pendidik yang akan ditugaskan sebagai staf
dosen tetap. Seperti yang digambarkan di butir 1.2.3 di depan, staf yang ada sekarang sangat
memenuhi syarat baik dari sisi kualifikasi akademis maupun jabatan fungsional; bahkan bisa
dipersiapkan untuk menjadi staf mengajar S3. Ini dapat dibuktikan dengan adanya sepuluh dosen
berkualifikasi S3 tamatan dalam dan luar negeri dengan rincian sebagai berikut: 20% Guru Besar,
40% Lektor Kepala, dan 40% Lektor. Dari sepuluh tenaga doktor dan professor tersebut, 20%
membidangi pendidikan (teknologi dan kurikulum), 50% membidangi Pendidikan Bahasa Inggris,
dan 30% membidangi Linguistik. Semuanya masih dalam tingkat sangat aktif. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 3.1: Sebaran Staf Dosen Menurut Jenjang Pendidikan dan Golongan/Pangkat

NO Nama Jenjang Bidang Studi Jabatan.


1 Prof. Dr. A.M. Mandaru, M.Pd. S3 Pend Bahasa Inggris Guru Besar
2 Prof. T. Feliks, M.Ed., Ph.D. S3 Pend Bahasa Inggris Guru Besar
3 Yosua. Bire, M.A., M.Ed., Ph.D. S3 Pendidikan Lektor Kepala
4 Gomer. Liufeto, M.A., Ph.D. S3 Pendidikan Lektor Kepala
5 Dr. Clemens Kolo, MAT S3 Pend Bahasa Inggris Lektor Kepala
6 Dr. Agustinus Semiun, M.A. S3 Pend Bahasa Inggris Lektor kepala
7 John W. Haan, M.A, Ph.D. S3 Linguistik Lektor
8 Dr. F.Bustan, M.Lib. S3 Etnoinguistik Lektor
9 Dr. S. Fernandez, M.Pd. S3 Sosiolinguistik Lektor
10 Santri. Djahimo, M.A., Ph.D. S3 Pend Bahasa Inggris Lektor
11 Dr. Damianus Talok, MPd. S3 Pend Bahasa Inggris Lektor kepala

3.1.2 Tenaga Kependidikan


Seperti yang terlihat pada Tabel 4, ada 2 orang (20%) tenaga kependidikan yang dirinci
atas tenaga pendidikan dalam bidang Kurikulum dan tenaga pendidikan dalam bidang Teknologi
Pendidikan. Sementara tenaga pendidikan khusus bidang Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Inggris sebanyak 5 orang (50%). Tenaga kependidikan non akademis terdiri atas: tenaga
administrasi, pustakawan, dan laboran atas SK pimpinan PPs.

26
3.2 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sarana & Prasarana
Soal kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana tidak
menjadi hambatan karena usul pembukaan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris ini
merupakan rencana lembaga Undana dan Surat Permohonan (formulir 1) isin pembukaan dan
Surat Pernyataan (formulir 2) ditandatangani oleh Rektor, yang didukung oleh Senat Undana
dengan menandatangani Surat Pernyataan Dukungan Senat (formulir 3). Oleh karena itu lokasi dan
ruang kuliah, perlengkapan pendidikan, perpustakaan, fasilitas internet, dan kendaraan adalah
tanggungjawab lembaga tentunya yang berkaitan dengan anggaran. Berikut ini adalah beberapa
sumber (dari dosen) yang masih perlu dilengkapi, yang direncanakan untuk dicopy menjadi
inventaris perpustakaan:

LINGUISTICS:
1. Generative Grammar. Geoffrey Horrocks. Longman. New York. 1989.
2. Chomsky, Ideas and Ideals. Neil Smith. Cambridge University Press. Cambridge. 1999.
3. Saussure. Jonathan Culler. Harvester Press. Great Britain.1976.
4. Aspects of the Theory of Syntax. Noam Chomsky. Cambridge. THE MIT PRESS. 1992
5. Universal Grammar and Second language Acquisition. Lydia White. Amsterdam. John
Benjamins Publishing Company. 1989.
6. Fromkin, V., Rodman, R., Collins, P. & Blair, D. 1990. An Introduction to Language. Toronto:
Holt, Rinehart and Winston
7. Hockett, C.F. 1933. Language. London: The University of Chicago Press
8. Horrocks, G. 1989. Generative Grammar. New York: Longman
9. Katamba, F. 1993. Modern Linguistics Morphology. London: The MacMillan Press LT
10. Spencer, A. 1991. Morphological Theory. Oxford: Basil Blackwell

TEACHING LEARNING STRATEGY/METHODS OF TEFL:


1. Teaching English as a Foreign or Second Language. Jerry G. Gebhard. Michigen. The
University of Michigen. 2000
2. Contextual Teaching and Learning. Elaine B. Jhonson. California. Corwin Press, INC. 2002
3. Allwright, D. & Bailey, K.M. 1991. Focus on the Language Classroom: An Introduction to
Classroom Research for Language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press
4. Brown, H.D. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. Englewood Cliffs, New
Jersey. Prentice-Hall, Inc.
5. Brown, H. D. 1994. Teaching by Principle: An Interactive Approach to Language Pedagogy.
New Jersey: Prentice Hall Regents
6. Canale, M. & Swain, M. 1980. Theoretical Bases of Communicative Approaches to Second
Language Teaching and Testing. Applied Linguistics 1: 1-47
7. Gebhard, J.G. 2000. Teaching English as a Foreign Language A Teacher Self-development
and Methodology Guide. Michigan: The University of Michigan Press
8. Johnson, E.B.2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.
9. Richards, J.C. & Rodgers T.S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching (2nd
eds.). Cambridge: Cambridge University Press
10. Nunan, D. 1987. Communicative Language Teaching: The Learner’s View. In Bikram.K.Das
(Ed.), Communication and Learning in the Classroom Community. Singapore: SEAMEO
Regional Language Center

27
SECOND LANGUAGE ACQUISITION:
1. Second Language Acquisition. Susan M. Gasss & Larry Selinker. Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers. London. 1994.
2. Dulay, H. & Burt, M. 1982. Language Two. New York: Oxford University Press
3. Ellis, R. 1987. Second Language Acquisition in Context. London: Prentice-Hall International
4. Ellis, R. 1988. Classroom Second Language Development. New York: Prentice Hall
5. Ellis, R.. 1990. Understanding Second Language Acquisition. Toronto. Oxford University
Press
6. Krashen, S.D. 1987. Principles and Practice in Second Language Acquisition. Toronto:
Prentice-Hall International
7. Krashen, S.D. & Terril, T.D. 1984. The Natural Approach Language Acquisition in the
Classroom. Oxford: Pergamon Press and Alemany Press
8. Littlewood, W.T. 1986. Foreign and Second Language Learning: Language Acquisition
Research and Its Implications for the Classroom. Cambridge: Cambridge University Press
9. McLaughlin, B.1989. Theories of Second Language Learning. Melbourne: Edward Arnold
10. White, L. 1989. Universal Grammar and Second Language Acquisition. Philadelphia: Johns
Benjamins Publishing Company

CURRENT ISSUES IN ENGLISH EDUCATION:


1. Chomsky, N. 2000. New Horizons in the Study of Language and Mind. Cambridge:
Cambridge University Press
2. McKay, S.L. 2000. Teaching English as an International Language: Implications for Cultural
Materials in the Classroom. TESOL Journal, Winter 2000, Vol. 9, 4: 7 – 11
3. Richards, J.C. 1997. Preparing Language Teachers for Tomorrow’s Language Classrooms. In
G. M. Jacobs (Ed.), Language Classrooms of Tomorrow: Issues and Responses (195-229)
4. Stern, H.H. 1984. Fundamental Concepts of Language Teaching. New York: Oxford
University Pres
5. Swain, M. & Lapkin, S. 2000. Task-Based Second Language Learning: The Uses of the First
Language. Language Teaching Research. 4: 251-274
6. Talbert, J.E. & McLaughlin, M.W. 1994. Teacher Professionalism in Local School Context.
American Journal of Education 102 (February 1994), pp.: 123-153
7. Thomas, A.M. 1987. Classroom Interaction. (Eds.). Oxford: Oxford University Press
8. Wallace, M.J. 1991. Training Foreign Language Teachers. A Reflective Approach.
Cambridge: Cambridge University Press
9. Good, T.L & Brophy, J.E. 1994. Looking in Classrooms. New York: Harper Collins College
Publishers
10. Language Learning and Teaching, Issues and Trends. Nuril Huda.Malang. IKIP MLANG
Publisher. 1999

LANGUAGE TESTING:
1. Brown, H. D. 2004. Language Assessment principles and Classroom practice. San Fransisco
State University: Longman
2. Brown, J.D. & Hudson, T. 2002. Criterion-referenced Language Testing. Cambridge:
Cambridge University Press
3. Alderson, J.C. Et Al. 1995. Language Test Construction and Evaluation. Cambridge:
Cambridge University Press
4. Djiwandono, M. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT INDEKS

RESEARCH METHODOLOGY:
1. Buttler,C. 1985. Statistics in Linguistics. Basil Blackwell: New York.
2. Schachter, J. & Gas, S. 1996. Second Language Classroom Research, Issues and
Opportunities. Lawrence Erlbaum Associates, Inc: USA.
28
3. Brown, J. D. 1991. Understanding Research in Second Language Acquisition. Cambridge
University Press: Sydney.
4. Miles, M.B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerbit Universitas
Indonesia: Jakarta.
5. Brannen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Fakultas Tarbiyah
IAIN Antasari Samarinda: Samarinda.
6. Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. 1998. Qualitative Research in Education. Allyn and
Bacon:Sydney.
7. Hatch, E. & Lazaraton, A. 1991. The Research Manual Design and Statistics for Applied
Linguistics. Newbury: Newbury House Publishers
8. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
9. Setiyadi, B. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan
Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA
11. Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
12. Johnson, R.R. 1980. Elementary Statistics (3rd Ed.). Duxbury Press:Massachuseds.
13. Borg, W.R. & Gall, M.D. 1979. Educational Research (3rd Ed.). Longman: New York.
14. Hair, et al. 1998. Multivariate Data Analysis. (5th Ed.).Prentice-Hall Inc.: New Jersey.

PRAGMATICS:
1. Grundy, P. 2000. Doing Pragmatics. Arnold: New York.
2. Peccei, J. S. 1999. Pragmatics. Routledge: New York
3. Leech, G. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
4. How To Do Things With Words. The William James Lectures delivered at Harvard
University in 1955. A Galaxy Book. Oxford University Press. New York. 1965.
5. Searle, J.R. 1965. What is a Speech Act? In M.Black (Ed.), Philosophy in America. London:
Allen and Unwin

PHYLOSOPHY OF LANGUAGE:
1. Philosophy and the Nature of language. David E. Cooper. Longman. London.1975.
2. Filsafat Bahasa Pendidikan Kebahasaan. Abdul Wahab. UNM. 2004.
3. Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jujun S Suriasumantri. Jakarta. Pustaka Sinar
harapan. 2003

PSYCHLINGUISTICS
1. Steinberg, D.D. Et All. 2001. Psycholinguistics: Language, Mind and World. (2nd Ed.).
Longman: Sydney.
2. Psikolinguistik : Kajian Teoritik. Abdul Chaer. Rineka Cipta. Jakarta. 2002
3. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Muhibbin Syah, M.Ed. PT Remaja
RosdaKarya. Bandung. 2004

DISCOURSE:
1. Brown, G. and Yule, G. 1996. Discourse Analysis. Cambrudge: Cambridge University press
2. Brown, H.D. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc.,
3. Eggins, S. 1996. An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: Pinter
4. Jorgensen, M and Philips, L. 2002. Discourse Analysis as Theoy and Method. London: DAGE
Publications
5. Murcia, M.C and Olshtain,E. 2000. Discourse and Context in Language Teaching A Guide to
language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press.
29
ANTHROPOLINGUISTICS:
1. Foley, W.A. 1997. Anthropological Linguistics An Introduction. Blackwell Publishers: Oxford
2. Salzmann, Z. 1993. Language, Culture, & Society. Westview Press: Oxford.

SOCIOLINGUISTICS:
1. Labov, W. 1981. Sociolinguistic Patterns. Philadelphia: University of Pennsylvania Press
2. Hymes, D. 1974. Foundations in Sociolinguistics An Ethnographic Approach. University of
Pennsylvan: Philadelphia
3. Thompson, N. 2003. Communication and Language. New York: Palgrave MacMillan
4. Halliday, M. 1973. Explorations in the Functions of Language. London: Edward Arnold

BAB IV

30
PENDANAAN

Bab ini membahas secara khusus tentang dua hal yakni hal-hal yakni soal manajemen
finansial dan aspek keberlanjutan Program Magister pendidikan bahasa Inggris. Secara singkat
pendanan untuk program magister pendidikan bahasa Inggris dikelola secara menyeluruh oleh
Undana.
4.1 Manajemen Finansial
Manajemen finansial berkaitan dengan kebijakan keuangan dan keefektifan dan
keefisiensian pemanfaatan keuangan, termasuk sumber dana yang berkaitan dengan
keberlanjutan selama lima tahu pertama.
4.1.1 Kebijakan keuangan
Kebijakan keuangan tentu mengikuti ketentuan yang sudah berlaku di PPs berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Statuta dan Norma dan Tolok Ukur Undana. Singkatnya
SOP untuk penganggaran, pengelolaan/pemanfaatan termasuk pencatatan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang sudah berlaku di Undana, terutama menyangkutut: kebutuhan investasi, biaya
operasional, biaya pemeliharaan, biaya pengembangan, dan biaya taktis dan strategis lainnya.
4.1.2 Kefektifan Dan Keefisienan Manajemen Keuangan
Keefektifan dan keefisienan manajemen keuangan tentu sesuai dengan kebutuhan
program studi dan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di PPs pun Undana
secara keseluruhan. Semuanya merupakan tanggungjawab PPs dan Undana.
4.3.1 Sumber Dana dan Cash Flow Selama Lima Tahun
Sama halnya dengan butir 4.1.1 dan 4.1.2, sumber dana dan cash flow tentu sama
dengan yang sudah diberlakukan di program-studi yang sudah ada. Untuk lima tahun ke depan
tentu yang pertama adalah dana operasional yang dianggarkan oleh Undana. Selain itu dana
diperoleh dengan cara-cara berikut. Pertama, sumber investasi akan diperoleh dari berbagai
pihak seperti pemerintah daerah, LSM yang bergerak di pendidikan, Hibah Dikti, dan lain-lain
dengan mengajukan proposal. Kedua, sumberdana yang berkelanjutan diperoleh tertutama dari
sponsor dalam negeri seperti Yayasan Guru Cerdas dan sponsor luar negeri. Ketiga, dana
diperoleh dari kontribusi mahasiswa berupa dana sumbangan pembangunan dengan besaran
sesuai ketentuan lembaga Undana, dan SPP mahasiswa setiap semester dengan besaran sesuai
ketentuan lembaga Undana.

4.2 Aspek Keberlanjutan

31
Aspek keberlanjutan tentunya berkaitan dengan dukungan dari berbagai pihak untuk
memenuhi kebutuhan. Ada empat aspek yang mau dirinci pada sub bagian ini yakni perkiraan
jumlah kebutuhan, Jumlah lulusan, sumber peserta, dan keberlanjutannya.
4.2.1 Jumlah Kebutuhan Lulusan
Secara regional yang dilihat dari sisi wilayah NTT sendiri jumlah kebutuhan hampir pasti
tidak bakal menurun karena baik sekolah-sekolah maupun perguruan Tinggi yang ada di NTT tidak
bakal menyebabkan program Magister pendidikan Bahasa Inggris ditutup, dalam arti dari
generasi ke generasi tetap membutuhkan perogram Magister ini karena untuk sementara
Program Magister yang akan dibuka tersebut cuma satu-satunya yang ada di NTT. Untuk itu
jumlah lulusan diusahakan akan seimbang dengan input.
Secara nasional, jumlah kebutuhan lulusan akan sangat membantu secara berkelanjutan
memenuhi kebutuhan tenaga Magister. Ini artinya Pusat tidak harus berpikir banyak tentang
bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di NTT yang merupakan bagian dari mutu pendidikan
nasional.
Secara internasional, pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris hampir
pasti mempunyai peluang melayani kebutuhan internasional karena secara geografis letaknya
strategis atau dekat dengan negara tetangga seperti Timor Leste, negara Bagian Australia Utara
(Darwin) pun negara Papua Newguinea. Peluang kerjasama saling menguntungkan hampir pasti
terjadi, terutama dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SDM.
4.2.2 Jumlah Lulusan Yang Dihasilkan Program Studi Baru
Hampir pasti jumlah lulusan tidak bakal sama dan sebanding dengan kebutuhan di
lapangan, karena untuk sementara belum ada lembaga lain yang ada di NTT yang menjalankan
pendidikan Bahasa Inggris jenjang S2 atau Magister. Hingga sekarang ini yang melayani kebutuhan
tenaga Magister Pendidikan Bahasa Inggris adalah perguruan tinggi di Jawa dan luar negeri
seperti Australia dan Amerika.
4.2.3 Sumber Peserta Didik
Seperti sedikit disinggung di atas, peserta didik hampir pasti pula tidak dapat
tertampung, karena di samping masyarakat NTT sendiri sangat besar kemungkinan peserta didik
berasal dari luar NTT seperti Indonesia Timur pada umumnya dan negara tetangga terutama
Timor Leste. Belum dihitung dari guru-guru SMA yang bukan tidak mungkin akan adanya UU baru
tentang tuntutan kualifikasi guru yang lebih tinggi dari jenjang sarjana. Berikut ini adalah Tabel
tentang pendukung peserta, berdasarkan data tiga dua tahun terakhir Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (2009).

Tabel 4.1: Pendukung Peserta Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris.

32
N0 Instansi Sudah Belum Kebutuhan
Pendukung S2/S3 S2 S2
1. FKIP Undana Kupang 133 82 82
2. FKIP Unika Widya Mandira Kupang 20 84 84
3. FKIP Univ.Muhamadiah Kupang 25 44 44
4. FKIP UKAW Kupang 35 57 57
5. FKIP Universitas Flores Ende 16 46 46
6. FKIP Universitas Nusa Nipa Maumere - 48 48
7. STKIP Ruteng 34 16 16
8. Akademi Pekerjaan Sosial Kupang - 20 20
9. Sekolah Tinggi Pastoral Ruteng 5 21 21
10 Guru SD/SLTP/SMA/SMK se NTT 55 11.499 11.499
Jumlah 323 11.917 11.917

4.2.4 Keberlanjutan Terkait Dengan Perkembangan Bidang Ilmu


Keberlanjutan penyelenggaraan program pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris Undana sangat dimungkinkan karena sebaran guru-guru SMP atau SMA/SMK tamatan
FKIP di NTT adalah tamatan Pendidikan bahasa Inggris; belum terhitung tamatan dari perguruan
Tinggi Sewasta di NTT maupun dari luar NTT. Data Dinas Dikbud NTT Tahun 2004/2005
menunjukkan jumlah guru yang bergelar Sarjana termasuk yang berijazah bahasa Inggris
sebanyak 10.772 (21,16% dari 50.905 guru. Dari jumlah guru tersebut yang berijazah S1 Bahasa
Inggris (termasuk calon gurubahasa Inggris) merupakan calon mahasiswa Program Pascasarjana
Pendidikan bahasa Inggris. Bukan tidak mungkin calon-calon mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa
Inggris termasuk dari luar NTT khususnya di wilayah Timur Indonesia pun dari Negara Timor
Leste. Lalu manakala program jenjang S3 dibuka program S2 merupakan sumber peserta.
Tambahan pula, kecuali instansi pendukung pada Tabel 1 ditutup atau menyelenggarak Program
S2 sendiri, Program magister pendidikan bahasa Inggris yang akan dibuka terancam ditutup.
Perlu ditambahkan bahwa pembukaan S2 Pendidikan Bahasa Inggris merupakan
persiapan atau antisipasi manakala ke depan ada perubahan aturan (UU Pendidikan) bahwa guru-
guru SMA harus berijazah S2. Karena sekarang ini juga secara nasional sudah dicanangkan
pendidikan berbilingual di satu sisi, dan bertumbuhnya Sistim Pendidikan Bertaraf Internasional di
sisi lain. SMN 3 Kota Kupang misalnya, sekarang ini tengah menjalankan Rintisan (pilot) Sekolah
Bertaraf Internasional. Belum lagi yang sekarang tengah diberlakukan bahwa Kepala Sekolah
harus memenuhi syarat pendidikan S2.

BAB V
33
MANAJEMEN AKADEMIS

5.1 Prosedur Pembukaan program Studi baru


Secara singkat prosedur (tahap) pembukaan PMPBI mengikuti Panduan Pengajuan Ijin
Penyelenggaraan Program Studi Baru yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen pendidikan Nasional republic Indonesia, dengan menggunakan mekanisme off dan
on line berdasarkan keputusan Mendiknas No. 234/U/2000, SK no. 108/DIKTI/Kep/2001, dengan
mengacu pada PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasinal pendidikan, yang berinduk pada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 78). Dengan demikian, usulan pembukaan PMPBI dilakukan secara tertulis
dengan mengisi Formulir 1 (Surat Permohonan ke Dikti), 2 (Surat Pernyataan), dan 3 (Surat
Pernyataan Dukungan Senat Univesitas), sebelum mengisi Formulis 4 (Pertimbangan Persetujuan
penyelenggaraan ke Dikti), dan Formulir 5 (Pengajuan Ijin Penyelenggaraan untuk dikeluarkan SK
Penyelenggaraan).

5.2 Struktur Organisasi Dan Manajemen Penyelenggaraan Program Studi


5.2.1 Struktur Organisasi Program Studi
Struktur organisasi PMPBI mengkuti ketentuan Statuta Undana Tahun 2009 dan Norma &
Tolok Ukur Undana Tahun 2011, dengan mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 0180/O/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Nusa Cendana. Undana
misalnaya dapat mengusulkan perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud sesuai dengan
kebutuhan kepada Menteri setelah mendapat persetujuan Senat. Dengan demikian, sama dengan
Program Magister lain yang sudah ada, Ketua PMPBI berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Direktur PPs Undana, yang melakukan berbagai kegiatan Program Studi berdasarkan
ketentuan-ketentuan di tingkat Pascasarjan. Susunan organisasinya adalah sebagai berikut.

(1) Unsur Pimpinan Universitas:


1. Rektor
2. Pembantu Rektor
(3) Unsur Pimpina PPs:
1. Direktur
2. Asdir I
3. Asdir II
4. Asdir III
(4) Unsur Pimpinan Program Studi PPs:
1. Kepro Peternakan
2. Kepro PSAL
3. Kepro Administrasi Publik
4. Kepro Ilmu Hukum
5. Kepro Linguistik
6. Kepro IPS

34
7. Kepro Pendidikan Bahasa Inggris
(5) Unsur Pimpinan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
1. Kepro
2. Sekretaris (dalam perkembagan)
3. Staf Dosen
(6) Unsur Tenaga Administrasi:
(Tingkat Pascasarjana)

5.2.2 Manajemen penyelenggaran program Studi


Penyelenggaraan program studi dilakukan dengan menerapkan system manajemen yang
berlaku di PPs Undana, tentu berpatokan pada panduan Norma dan Tolok Ukur Undana. Program
studi melakukan manajemen akademis yang berkaitan dengan dosen dan mahasiswa. Selain itu
menjadi tugas dan tanggungjawab bidang administrasi PPs dan Undana.

5.3 Perkiraan Jumlah Peminat Dalam Lima Tahun

Rencana jumlah penerimaan mahasiswa baru dari tahun ke tahun disesuaikan dengan
rencana di tingkat PPs dan Lembaga Undana, karena harus mempertimbangkan rasio ruang kuliah,
ruang kerja Ketua program, dan ruang dosen. Untuk angkatan pertama (Tahun pertama)
direncanakan menerima pelamar sebanyak 25 orang namun dengan memperhatikan syarat yang
sesuai dengan ketentuan dalam Norma dan Tolok Ukur Undana. Untuk tahun-tahun berikutnya
jumlah itu bisa bertambah bila begitu banyak peminat, tetapi tetap mempertibangkan sarana fisik;
peluang kelas paralel bisa dilakukan. Dengan demikian perkiraan jumlah mahasiswa baru untuk
empat tahun setelah tahun pertama 180 orang, dengan rincian 40 orang per tahun, mmbuka kelas
paralel (20 orang per kelas). Ini sangat optimis karena dari sisi pembelajaran/perkuliahan tenaga
dosen tidak kekurangan, kecuali ruang kelas yang perlu dibenahi sejak tahun pertama.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 5.1: Perkiraan Jumlah Mahasiswa Lima Tahun ke Depang (2012-2016)


ANGKATAN PERKIRAAN JUMLAH MAHASISWA 5 THN PERTAMA TTL
2012 2013 2014 2015 2016
KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS
A B A B A B A B A B
ANGKATAN 1 20 - 20
ANGKATAN 2 20 20 40
ANGKATAN 3 20 20 40
ANGKATAN 4 20 20 40
ANGKATAN 5 20 20 40
TOTAL 20 40 40 40 40 180

KELULUSAN 20 40 60

5.4 Rencana Pengembangan Program Studi

35
Singkatnya, rencana pengembangan program studi meliputi: (1) SOP akademis prodi, (2)
jurnal prodi, (3) Staf dosen, (4) Kepustakaan, (5) Kerjasama, (6) Kurikulum, (7) pembukaan
program S3.
5.4.1 Pengembangan Jangka Pendek
Renstra PMPBI akan dilakukan sesuai renstra Undana. Untuk jangka pendek
pengembangan PMPBI berfokus pada proses pembelajaran yang bermutu dengan menerbitkan
SOP penyelenggaran proses pendidikan/pembelajaran, SOP administrasi akademis, SOP
administrasi kemahasiswaan, SOP penelitian, dan SOP pengabdian pada masyarakat. Berbagai
mutu SOP itu merupakan panduan penyelenggaran PMPBI terutama untuk jangka pendek (3
tahun pertama). Keseluruhan mutu SOP itu tentu berujung pada mutu lulusan yang berdaya saing
dan berdaya cipta dan berwawasan global, sekaligus membuat PMPBI well set dan menjadi
penarik minat khusunya dari masyarakat NTT. Di samping itu dilakukan pengadaan kepustakaan
yang mendukung, serta penerbitan jurnal pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
5.4.2 Pengembangan Jangka Menengah
Untuk jangka menegah (5 hingga 10 tahun), rencana pengembangan PMPBI meningkatkan
capaian rencana jangka pendek ditambah dengan program program yang berujung kepada
tampilan PMPBI yang bisa bersaing secara nasional. Untuk itu pembenahan staf dosen selalu
diutamakan baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Rilnya dalam jangka menengah (lima samapi 10
tahun) semua dosen berpangkat guru besar di tambah dengan lima orang tenaga baru dengan
kualifikasi doktor dengan sebaran secara proporsional menurut bidang keahlian yang ada untuk
mengantisipasi minat spesialisasi mahasiswa. Dalam kurun waktu yang sama (sedang berjalan)
PMPBI membuka jenjang S3 (doktor), karena banyak staf dosen yang berpagkat Guru Besar. Di sisi
fisik, ruang kuliah ditambah 2 ruang baru menjadi 3 ruang untuk proses tatap muka mahasiswa S2
dan S3; selain itu satu laboratorium bahasa. Sedangkan buku-buku direncanakan penganggaran
dan pengadaan setiap tahun dan disatukan dengan perpustakaan PPs Undana. Di samping itu
dalam jangka menengah itu jurnal Pendidikan Bahasa Inggris terbit dan diusahakan untuk
terakreditasi secara nasional oleh Dikti. Dosen-dosen diberitanggungjawab untuk menulis buku
yang bisa bersaing di tingkat nasional pun internasional.
5.4.3 Pengembangan Jangka Panjang
Untuk jangka panjang (15 hingga 25 tahun) pengembangan difokuskan untuk bersaing di
tingkat internasional (go global) di samping pembenahan secara terus menerus ketercapaian
program jangka pendek dan jangka panjang. Itu artinya proses kerjasama sudah sampai kepada
lintas Negara baik dari sisi pembelajaran (metode dan model-model pembelajaran terbaru)
maupun sisi pengembangan ilmu dengan melakukan penelitian taraf internasional. Mahasiswa-
mahasiswa baru bakal belajar di PMPBI Undana Kupang. PMPBI mempunyai perpustakaan sendiri

36
dengan koleksi lebih lengkap baik dalam berbahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
Semua penyelenggaran administrasi dan lain dan jaringan kerjasama diatur dengan menggunakan
system on line. Temu ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional dapat dilakukan di PMPBI
Undana. Semua itu pasti dilakukan dengan meningkatkan kerjasama lintas provinsi dan lintas
Negara.
Rencana pengembangan program studi secara keseluruhan dapat digambarkan oleh Tabel
7 di bawah ini.
Tabel 5.2: Rencana Pengembangan Program Studi
TAHUN JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
2012- - SOP
2014 - Kepustakaan
- Penerbitan Jurnal
- Media Pembelajaran
2015- - Kepustakaan
2020 - Jurnal terakreditasi
- Laboratorium bahasa
- Jumlah dan mutu Staf Dosen
- Ruang kuliah
- Kajian/penelitian
- Pembukaan Program S3
- Pembukaan program studi
bahasa-bahasa asing lain
2021- Go global:
2025 - Jurnal terakreditasi
- Kepustakaan
- Pemutakiran Staf Dosen
- Temu ilmiah
- Kajian-kajian mutakir
-Fakultas Pascasarjana

5.5 Dukungan Kerjasama


Dukungan untuk keberlanjutan Program Magister (dan doktor) Pendidikan Bahasa Inggris
tentu juga memerlukan bentuk-bentuk kerjasama untuk melanggengkan visi dan misi PMPBI.
Dukungan yang dimaksud pasti tidak terlepas dari kerjasama pihak lembaga Undana dan pihak
luar. Kerjasama dengan berbagai pihak akan dilakukan untuk melanggengkan visi dan misi PMPBI.
Kerjasama itu bertujuan untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam merealisir program
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
5.5.1 Dukungan dari Lembaga Undana Sendiri
Statuta Undana BAB IV Tahun 2009 pasal 10 tentang penyelenggaraan pendidikan di
Undana memberi peluang bagi pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris. Undana
menyelenggarakan pendidikan akademik, dan/atau profesional, dalam sejumlah disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang meliputi meliputi program Sarjana, Magister, dan
Doktor.

37
5.5.2 Dukungan dari Pemerintah Daerah dan Masyarakat NTT
Dukungan dari pemerintah (eksekutif dan legislatif) sangat diperlukan karena terkait
dengan UU No. 22 Tahun 1999 yo No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang secara politis memberi
wewenang kepada pemerintah daerah untuk secara otonom merencanakan program
pembangunan wilayahnya secara tepat, efisien, dan berdaya guna. Untuk mewujudkan otonomi,
diperlukan pendidik berkualitas untuk mencetak tamatan PT yang berkualitas dan profesional,
yang memiliki kemampuan dalam menggali dan menemukan konsep serta mengelola pendidikan
terutama pendidikan dasar di NTT.
Aspirasi masyarakat merupakan salah satu bentuk dukungan untuk dibukanya Program S2
Pendidikan Bahasa Inggris PPs Undana. Hal ini muncul dari keprihatinan akan kualitas pendidikan
di NTT yang jauh di bawah standar nasional. Tenaga pendidik yang berkualitas akademik dan
profesional akan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula yang kelak menjadi
pengemban tugas pembangunan daerah. Dukungan baik dari pemerintah NTT maupun
masyarakat NTT seyogianya dilihat dari sinkronisasi dan sinergi kelayakan sosial. Kelayakan sosial
yang dimaksud dilihat dari beberapa sisi yang sungguh ril, terutama yang berkaitan dengan
kekhasan NTT, kebutuhan Pengembangan kelembagaan, dan kebutuhan pengembangan
sumberdaya manusia NTT.
Dalam konteks otonomi daerah, termasuk otonomi pendidikan, dibutuhkan SDM
berkualitas. Kebutuhan ini dipenuhi dengan meningkatkan kualitas akademik dan profesional
pengelola pendidikan di daerah. Di samping itu, UU No. 14 Tahun 2005 menetapkan bahwa tenaga
dosen yang mengajar di Perguruan Tinggi minimal memiliki kualifikasi pendidikan S2. Sejalan
dengan tuntutan kebutuhan ini, pihak internal dan eksternal Undana memiliki kebutuhan
peningkatan kualifikasi pendidikan dosen.

5.5.3 Dukungan dari Luar NTT (termasuk Negara lain)


Dukungan ini tentu hasil kerjasama Undana sebagai institusi pendidikan Tinggi. Pertama,
Undana merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Propinsi NTT. Sebagai PTN,
Undana merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi rujukan dalam memberikan
masukan tentang konsep pembangunan kepada pemerintah daerah. Kekhasan lain, NTT dengan
Undana sebagai satu-satunya PTN terletak di perbatasan dengan negara lain seperti Timor Leste
dan Australia. Kedua, Pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 sejak tahun 2001 yo UU No. 32 Tahun
2004 memberi otonomi kepada pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengelola
pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan mendorong Undana mengembangkan lembaga
kependidikan. Hal ini sejalan dengan KPPTJP IV (HELTS) 2003–2010 yang menekankan “the issues

38
of massive education, life-long learning, open learning, quality & relevance, accountability &
autonomy, and equity” dalam penyelenggaraan kelembagaan pendidikan tinggi. Ketiga, Undana
merupakan satu-satunya PTN di Propinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara lain.
Karena itu, Undana perlu membenahi dan mengembangkan diri dengan meningkatkan
eksistensinya sebagai penghasil tenaga pendidik yang dapat mencetak lulusan yang berkualitas.
Hal ini penting dan mendesak karena bukan tidak mungkin input (yang mendaftar ke Undana)
berasal dari negara lain terutama yang terdekat seperti RDTL (Republik Demokratik Timor Leste)
atau Timor Timur. Usul pembukaan program Magister pendidikan bahasa Inggris rupanya sangat
strategis untuk menampung minat Indonesia bagian Timur terutama provinsi Nusa Tenggara Barat,
dan provinsi-provinsi di Irian Jaya. Program Magister itu juga sangat strategis untuk menarik
kerjasama dengan pemerintah Negara Timor Leste dalam hal meningkatkan SDM rakyat Timor
Leste lewat program Magister Pendidikan Bahasa Inggris.
5.6 Prosedur Penutupan Program Studi

Manakala program studi ditutup karena dinilai tidak dapat beroperasi karena berbagai hal
termasuk minat masyarakat program studi akan ditutup dengan menempuh prosedur atau
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dikti.

BAB VI
SISTEM PENJAMINAN MUTU

39
Program penjaminan mutu diatur oleh ketetentuan-ketentuan yang ada dalam Statuta
Undana, dibawah kordinasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Undana dan Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3). Berkaitan dengan itu Untuk meningkatkan
mutu dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu dilakukan pengawasan dan akreditasi.
Pengawasan sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Senat, pengawas internal, dan/atau
pengawas eksternal sesuai peraturan perundang-undangan. Akreditasi yang dimaksud dapat
dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional sesuai peraturan perundang-undangan.
Penjaminanm mutu tentu berawal dari pemutakhiran proses pembelajaran dengan
model-model pembelajaran terkini yang menekankan learning dari pada teaching sesuai amanat
Pedoman Implementasi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
berdasarkan SK Rektor Undana yang diberlakukan sejak Tahun 2011. Kurikulum dengan sendirinya
secara berkala harus diriviu untuk disesuaikan dengan kebutuhan ril khususnya masyarakat NTT.
Kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan penambahan wawasan dan ketrampilan tetap
dimonitor dan diprogramkan manakala perlu. Disamping disertai program pengadaan sarana dan
prasaran yang menujang proses pembelajaran yang dimaksud, mutu kinerja staf dosen secara
terus menerus dipantau. Pedoman penyelenggaran program Magister Pendidikan bahasa Inggris
perlu diadakan dan dipegang oleh dosen sebagai panduan. Dengan demikian diberikan sangsi
secara bertahap bagi dosen yang tidak menunaikan tugas sebagaimana mestinya. Berbagai kegitan
proses pembelajaran akan berujung pada penentuan kriteria lulus dengan IPK minima 3,00.
Fokus penjaminan mutu adalah (1) Kebijakan SPMI Perguruan Tinggi, (2) Manual SPMI
Perguruan Tinggi, (3) Standar Dalam SPMI Perguruan Tinggi, (4) Implementasi SPMI Pereguruan
Tinggi, dan (5) Peningkatan Berkelanjutan SPMI Perguruan Tinggi.

BAB VII
KESIMPULAN

7.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Program Studi Bahasa Inggris

40
Dari sisi staf pengajar, ke sepuluh dosen yang sekarang ada merupakan kekuatan besar
dan tidak meragukan karena semuanya sudah berkualifikasi Doktor. Dari sisi kepangkatan
semuanya termasuk lekor ke atas bahkan dua dari jumlah itu adalah guru besar. Hampir semua
masih sangat aktif. Selain kedua guru besar itu berpeluang besar untuk menggapai Guru Besar.
Lalu dari kesepuluh dosen itu tersebar ke beberapa bidang spesifikasi ilmu: ada yang pendidikan
bahasa Inggris, ada yang linguistik, ada yang sosiolinguistik, dan ada yang etnolinguistik. Kekuatan
ini juga sekaligus menjadi tantangan dalam arti bagaimana kondisi ini dipertahankan.

Dari sisi peminat, dukungan masyarakat NTT dan luar NTT rupanya menjadi kekuatan yang
kedua. Pertama begitu banyak tamatan S1 pendidikan Bahasa Inggris dihasilkan oleh beberapa
perguruan tinggi di NTT. Belum hitung dari luar NTT termasuk luar negeri seperti Negara Timor
Leste yang bukan tidak mungkin tidak mempunyai program peningkatan mutu pendidikan di
Negaranya. Dari sisi lain, belum ada jenjang S2 pendidikan Bahasa Inggris di NTT. Hal ini juga
sekaligus menjadi tantangan bagaimana menampung begitu banyak peminat yang digambarkan
itu dan bagaimana menamatkan lulusan dengan memenuhi standar mutu secara nasional

Hal berikut yang menjadi kekuatan adalah Program Magister pendidikan bahasa Inggris
merupakan cikal bakal untuk usul pembukaan jenjang S3, karena sudah pasti bahwa dari
tamatan/lulusan untuk beberapa tahun mendatang banyak yang berminat untuk langsung
kejenjang S3. Ini juga sekaligus menjadi tantangan badi program studi baru itu ke depan.

Kelemahan yang pasti selalu menghantui adalah soal manajemen professional, sarana-
prasarana seperti kepustakaan, media pembelajaran dan ruang kelas. Hal ini juga sekaligus
menjadi tantangan untuk diatasi sehingga tidak menjadi kendala yang berdampak pada rendahnya
mutu lulusan.

7.2 Strategi Pemecahan Masalah dan Pengembangan

Dari sisi mempertahankan mutu staf pengajar dosen yang ada dimotifasi untuk melakukan
penelitian dan penulisan karya ilmiah supaya semuanya berpangkat guru besar. Lulusan-lulusan
yang termasuk kategori layak untuk menjadi dosen di program Studi diusulkan untuk studi jenjang
S3 dalam dan luar negeri dengan memperhatikan porsi bidang keahlian yang diperlukan di
program studi.

Untuk meningkatkan mutu, tentu tidak terlepas dari manajemen program studi dan
pendanaan. Soal dana rupanya menjadi tanggngjawab lembaga Undana untuk pengadaan
berbagai sarana dan prasarana seperti kepustakaan yang sesuai dengan matakuliah, jurnal dalam
dan luar negeri termasuk dan penerbitan jurnal program studi, perluasan/penambahan gedung
dan ruang kelas, ruang dosen, ruang laboratorium, dan ruang praktikum.

41
Singkatnya, secara keseluruhan pemecahan masalah dan pengembangan dilakukan secara
bertahap lewat perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka
panjang khususnya berkaitan dengan pembukaan jenjang S3 dan pengembangan program studi
kelas dunia (world class study program). Rencana ini berkaitan dengan kegiatan akademis yang
meliputi: penyesuaian/pemutakiran kurikulum, pengadaan sumber-sumber atau reference yang
sesuai, pemesanan/pelangganan jurnal kebahasaan dan pendidikan bahasa, pembentukan
penerbitan pendidikan bahasa dan kebahasaan, penulisan buku dan bahan ajar, overseas
excursion untuk para dosen, evaluasi berbagai kegiatan terlembaga, keterlibatan para dosen dalam
temu ilmiah di tingkat local, nasional, regional, dan internasional, keterlibatan para dosen dalam
kompetisi penelitian pun pengabdian kepada masyarakat.

42

Anda mungkin juga menyukai