dankmemes
1 year ago
Advertisements
Seingat aku Ayah biasa saja. Dia mendapatkan gaji yang kecil dan 60 kilogram beras setiap akhir bulan.
Dia pergi ke tempat kerja pakai sepeda. Tetapi, dia adalah orang yang baik dan tidak memaksa orang lain.
Aku ketemu sebuah album foto dibawah tumpukan baju. Menurut aku itu sengaja ditaruh di situ. Aku
buka album foto-nya dan Ibu mengambil album foto itu dari tanganku dan melarang memegang album
itu. Aku cari-cari dan akhirnya ketemu. Album fotonya terletak di atas lemari dan didalam kaleng.
Fotonya sangat tua tetapi bagus. Aku mendengar panggilan ayahku kepadaku dan aku mengejar
sepedanya dan naik di belakang. Saat berjalan-jalan dengan ayah, aku sering bertanya kepada nya. Tetapi
dia selalu mendiam dan sekali dia menjawab kepadaku: “Belanda, Bujang, kerja pada zaman Belanda,”
Ayah selalu diam lagi.
Saat penjajahan Belanda, mereka tidak adil dan jahat. Kesalahan kecil dari orang Indonesia, tetap di
siksa. Dulu, sepakbola juga populer. Ada berita tersebar tentang 3 anak muda, para perkerja keras parit
tambang, yang gemar dan hebat memain bola. Mereka terkenal dalam waktu singkat. Anak 3 itu yang
berumur 13, 15, dan 16 terpaksa harus berkerja rodi di parit tambang.
Suatu hari, berita tiga anak muda itu terdengar oleh Van Holden, yang membawahi wilayah ekonomi
pulau Bangka & Belitong. Van Holden mendatangi lapangan bola untuk melihat tiga anak itu ternyata
terkejut. Anak bungsu-nya sangat hebat sebagai pemain bola sayap kiri. Mereka mempunyai pelatih,
yaitu namanya Pelatih Amin. Saat mereka bertanding, mereka disuruh dengan sengaja kalah dengan
tidak adil. Suatu hari, pemain sepakbola anak sayap kiri itu di ajak untuk memperkuat tim sepakbola
Belanda. Tetapi ia menolak dan disiksa dan di buang ke pulau buangan dan di suruh balik untuk kerja
paksa lagi. Pemain sayap kiri itu menjadi Ayahku.
Aku mendatangkan rumah Pemburu yang sudah tua dan menunjukkan foto dari album foto itu yang
sedang memegang piala. Pemburu itu mengenal foto itu dan mengatakan: “Ah itu ayahmu! Ikal” Aku
sangat terkejut, dan pemburunya juga senang. Pemburu itu menceritakan tentang kisah tiga saudara itu
yang berusia 13, 15 dan 16 yang disiksa dan dipaksa untuk kerja rodi. Aku memeluk ayah langsung dan
menangis tentang apa yang terjadi di masa penjajahan.
Bab 6 – Komentator
Aku sekarang sering ke warung kopi dan mendengar cerita-cerita pada masa penjajahan Belanda. Foto
itu aku tetap simpan di buku catatanku. Setiap aku melihat foto itu, aku mempunyai perasaan tentang
masa penjajahan dahulu. Aku dan ayahku sekarang suka menonton PSSI di televisi. Saat aku melihat
kakinya ayahku, aku merasa sedih. Sedih karena ayahku tidak bisa melanjutkan kegemarannya, yaitu
sepakbola. Suatu hari aku akan mengganti ayah dan menjadi pemain PSSI.
Aku menjadi pemain sayap kiri yang cukup bagus. Aku berlatih diluar jadwal klub kampung. Aku
mempunyai nomor punggung 11, seperti ayahku.
Bab 9 – Aura
Hari ini pemilihan pemain Junior PSSI. Aku dibantu terpilih oleh Pelatih Toharun, yang mempersuasi
untuk memilih aku. Aku kepilih. Aku senang dan bangga.
Kami berangkat ke Palembang. Saat di Palembang, kita dipanggil namanya satu per satu untuk Junior
PSSI, saat aku mendengar aku tidak terpanggil, aku sedih dan gagal. Aku bercoba seleksi lagi untuk Junior
PSSI, tetapi tetap gagal.
Aku dan ayahku pergi dari kampung untuk menonton PSSI, tetapi ayahku sudah sakit. Aku
memboncengnya dengan sepeda untuk melihat PSSI. Kita senang sekali menontonnya. Aku bertanya
kepadanya klub favoritnya kedua dan pemain favorit dari timnya. “Real Madrid”, “Luis Figo” kata ayahku.
Bab 12 – Adriana
Aku SMA di Universitas Sorbonne, Prancis. Aku ketemu seorang wanita bernama Adriana. Kita berbicara
dan ternyata Adriana mempunyai toko resmi baju pemain bola. Ada kaus Luis Figo, Ikal akan membeli
untuk ayahnya.
Aku hanya mempunyai 60€ di dompetku, dan harga kaus asli itu adalah 250€. Aku berkerja sebagai
pengangkat furnitur, pembantu di Barca Jr, dan mengamen. Akhirnya aku membeli kaus Luis Figo.
Bab 14 – Perempuan-Perempuan Gila Bola
Aku dan Adriana menonton sepakbola di stadium dan kita berbicara dan ternyata dia juga tergila tentang
sepakbola. Aku akhirnya mengirim kaus Luis Figo ke ayahku dan kaus Barcelona FC ke Pelatih Toharun.
Aku juga mengirim surat kepada ayahku.