OM SWASTI ASTU
Umat sedharma yang berbahagia, mudah-mudah dalam keadaan sehat selalu dan
dalam lindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, disini saya mencoba berbagi
pengatahuan dengan kawan semua mudah-mudah dapat menambah wawasan
kita semua.
Setiap setahun sekali kita merayakan hari raya SIWARATRI dimana hari raya
tersebut selalu dihubungkan dengan sebuah cerita Si lubdaka karangan Mpu
Tanakung.
Cerita lubdaka bahkan sudah tidak asing lagi bagi kita semua dari SD sampai
perguruan tinggi kita pasti mendegar cerita tersbut. Bahkan dalam perayaan-
perayaan di pura kita sering melihat pemetasan sendratari Lubdaka yang
diperankan oleh Pemuda-pemudi yang sangat atusias sekali
mengekspresikan semua kreativitasnya. Tapi tanpa kita sadari bahwa cerita
lubdaka tersebut penuh makna dari semua symbol-simbol dari seluruh cerita
tersebut yang dipesankan oleh Pengarang-Nya (Mpu Tanakung).
Baik disini saya tidak meceritakan kisah lubdaka lagi. Karna saya yakin dan
percaya Umat sedharma semua pernah mendengarkan. Disini saya akan mencoba
mengulas tentang makna dari semua symbol dari cerita lubdaka tersebut.
Kita akan kupas satu persatu makna simbolik dari ceirta lubdhaka
.
7. Berjalan sendirian.
Pemberani. Hanya orang yang tidak mengenal atau mampu mengatasi rasa takut
yang berani sendirian masuk hutan lebat. Simbolik dari mengikuti jalan yang
disebut nirwrwti marga : jalan spiritual bagi seorang pertapa atau jnanin. Dalam
makna berangkat sendirian maka tidak ada teman bicara itu berarti mona brata “
tidak berbicara”.
12. Naik pohon bilwa yang tumbuh di pinggir danau, dan duduk dicampang
pohonya.Symbol dari meningkatnya kesadaran denagn jalan mediatasi untuk
memurnikan pikiran agar daya budi terungkap. Pohon bilwa disimbolkan sebagai
tulang punggung yang di dalamnya terdapat cakra-cakra , simpul-simpul energi
spiritual yang satu dengan yang lainya saling berhubungan. Duduk di campang
pohon melambangkan daya keseimbangan konsentrasi antara otak kiri dan kanan,
yakni otak tengah. Naik keatas pohon melambangkan bangkitnya daya sakti yang
disebut kundalini sang pertapa.
C. Kesimpulan.
Itulah critera tentang Lubdaka dimana ceritra itu penuh makna dan arti. Seperti
yang dikatakan Mpu Tanakung bahwa kita selayaknya dalam hidup ini selalu
amuter tutur penehayu, yang artinya berusaha memutar kesadaran dengan cara
yang tepat. Salah satunya adalah menjalankan brata siwaratri ini.
Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa Lubdaka adalah manusia biasa yang
penuh dosa papa, mampu dengan secara kebetulan menjalankan ajaran / memuja
Siwa di hari yang ratri, yaitu panglong ping 14 yang mana itu merupakan hari
pemujaan Siwa, maka segala dosa yang pernah diperbuat mendapat
pengampunan. Artinya, dosa –dosanya itu menjadi berkurang karena perbuatan
yang baik, disaat yang tepat.
Demikian Tulisan arikel saya, mudah-mudah kita dapat menambah wawasan kita
bahwa cerita lubdaka bukan hanya cerita dongeng belaka tapi Kisah yang sangat
luar biasa dan penuh makna.