Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang
Penyakit fisik menyebabkan anak dirawat di rumah

sakit. Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat

menyebabkan kecemasan dan stress pada semua tingkatan usia.

Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga

kesehatan lainnya), lingkungan baru maupun keluarga yang

mendampingi selama perawatan (Nursalam, 2012). Prevalensi

untuk kecemasan anak pada saat hospitalisasi mencapai 75%.

Kecemasan merupakan kejadian yang mudah terjadi atau

menyebar, namun tidak mudah diatasi karena faktor

penyebabnya yang tidak spesifik (Sari danSulisno, 2012).


Berdasarkan data World Health Organization (WHO)

tahun 2012 bahwa 3-10% anak dirawat di Amerika Serikat baik

anak usia toddler, pra sekolah ataupun anak usia sekolah,

sedangkan di Jerman sekitar 3 sampai dengan 7% dari anak

toddler dan 5 sampai 10% anak prasekolah yang menjalani

hospitalisasi (Purwandari, 2013). Di Indonesia sendiri

jumlah anak yang dirawat pada tahun 2014 sebanyak 15,26%

(Susenas, 2014). Anak usia prasekolah dan anak usia sekolah

merupakan usia yang rentan terkena penyakit, sehingga

banyak anak usia tersebut yang harus dirawat di rumah sakit

1
2

dan menyebabkan populasi anak yang dirawat di rumah sakit

mengalami peningkatan yang sangat dramatis (Wong, 2009).


Penelitian yang dilakukan oleh Lemos et al (2016)

menunjukkan bahwa presentase anak usia prasekolah (3-6

tahun) yang dirawat di rumah sakit sebanyak 52,38%

sedangkan presentase anak usia sekolah (7-11 tahun) yakni

47,62%. Hal ini menunjukkan bahwa anak usia prasekolah

lebih rentan terkena penyakit serta takut dan cemas saat

mendapat kan perawatan di rumahsakit (Salmela, 2009 dalam

Ramdaniati, 2016). Miller 2002 menyebutkan bahwa prevalensi

kecemasan anak saat menjalani hospitalisasi berkisar 10%

mengalami kecemasan ringan dan itu berlanjut, dan sekitar

2% mengalami kecemasan berat. Penelitian yang dilakukan

dalam melihat respon hospitalisasi pada anak usia 3-12

tahun didapatkan bahwa 77% anak mengatakan nyeri dan takut

saat dilakukan pengambilan darah, 63% anak mengalami

kekakuan otot dan 63% anak menangis dan berteriak

(Burnsnader, 2014).
Anak yang mengalami kecemasan membutuhkan perawatan

yang kompeten dan sensitive untuk meminimalisasi efek

negative dari hospitalisasi dan mengembangkan efek yang

positif (Susilaningrum dkk, 2013). Perawat sebagai salah

satu pemberi pelayanan kesehatan yang senantiasa

berhubungan dengan pasien, dalam memberikan asuhan pada

anak yang mengalami hospitalisasi harus berfokus pada


3

atraumatic care, yaitu dengan intervensi meminimalkan

stressor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberi

dukungan psikologis dan fisiologis pada anggota keluarga,

dan mempersiapkan anak sebelum dirawat di rumah sakit (Wong

et al, 2009).
Putra (2014) menyatakan bahwa pendekatan atraumatic

care dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak dapat

dilakukan dengan menggunakan konsep terapi bermain. Menurut

Sulistianingrum (2013) terapi bermain efektif dalam

menurunkan tingkat kecemasan anak karena merupakan unsur

yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi,

mental, dan social serta intelektual maupun kreatifitas.


Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Patut

Patuh Patju Lombok Barat jumlah pasien anak usia prasekolah

yang dirawat dan kunjungan poli anak di RSUD Patut Patuh

Patju Lombok Barat tahun 2016 berjumlah 324 anak, tahun

2017 berjumlah 224 dan pada tahun 2018 dari bulan Januari-

Desember 2018 berjumlah 303 pasien sedangkan jumlah pasien

anak yang pulang dan dinyatakan sembuh dari bulan Mei-

September 2018 sebanyak 106 pasien. Sedangkan data pasien

anak dari bulan Oktober-Desember 2018 di RSUD Patut Patuh

patju Lombok Barat berjumlah 125 pasien anak. Respon anak

saat dilakukan tindakan keperawatan sebagian besar

menangis, berontak, bahkan ada yang mengamuk meskipun hanya

berupa tindakan vital sign. Upaya yang dilakukan perawat


4

untuk mengurangi kecemasan pada anak yang dirawat di RSUD

Patut Patuh Patju Lombok Barat adalah melakukan pendekatan

kepada anak sebelum dilakukan tindakan keperawatan dan

menciptakan lingkungan yang nyaman dengan menghias ruangan

anak dengan berbagai macam warna sedangkan untuk terapi

bermain di RSUD Patut Patuh Patju belum pernah melakukannya

karena faktor dari perawat diruangan tersebut.


Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Terapi Bermain Playdough Terhadap Tingkat Kecemasan Pada

Anak usia PraSekolah Selama Tindakan Keperawatan di RSUD

Patut Patuh Patju Lombok Barat.


B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Terapi

Bermain Playdough Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak usia

PraSekolah Selama Tindakan Keperawatan di RSUD Patut Patuh

Patju Lombok Barat?”

C.Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Bermain Playdough

Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak usia PraSekolah Selama

Tindakan Keperawatan di RSUD Patut Patuh Patju Lombok

Barat.
Tujuan Khusus
5

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan anak usia prasekolah

sebelum diberikan terapi bermain playdough di RSUD Patut

Patuh Patju Lombok Barat.

2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan anak usia prasekolah

setelah diberikan terapi bermain playdough di RSUD Patut

Patuh Patju Lombok Barat.

3. Menganalisis Pengaruh Terapi Bermain Playdough Terhadap

Tingkat Kecemasan Pada Anak usia PraSekolah Selama

Tindakan Keperawatan di RSUD Patut Patuh Patju Lombok

Barat.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan tentang terapi bermain pada anak yang

sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Selain itu,

menambah pengetahuan peneliti tentang metodologi

penelitian.

2. Bagi keluarga pasien dan masyarakat

Memberikan tambahan informasi tentang bagaimana cara

mengurangi kecemasan pada anak selama di rawat di rumah

sakit dengan cara mengajak anak untuk bermain.

3. Bagi RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat.


6

Tambahan informasi perawatan pada anak selain pemberian

asuhan keperawatan serta terapi medis.

4. Bagi Stikes Mataram

Tambahan refrensi peneltian tentang terapi bermain pada

anak dan menambah wawasan mahasiswa tentang keperawatan

anak.
7

5.Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Pengaruh Terapi Bermain
Playdough Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak
usia PraSekolah Selama Tindakan Keperawatan di
RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat.

Tehni Uji
Desain
k Sta
Nama Judul Penelit Hasil
Sampl tis
ian
ing tik
Fitr Pengaruh Quasy Purpo Pai Ada
iani terapi Experim sive red Pengar
(201 permaina ental sampl sam uh
6) n media dengan ing ple terapi
Playdoug desain t- permai
h One tes nan
terhadap grup t media
kemampua pretest Playdo
n - ughter
motorik posttes hadap
halus t kemamp
anak uanmot
usia orik
prasekol halus
ah di anak
wilayah usia
TK mawar prasek
Kabupate olah
n Goa di
tahun wilaya
2016 h TK
mawar
Kabupa
ten
Goa
tahun
2016
Mari Pengaruh Pre- Total t- Ada
yani terapi experim Sampl tes Pengar
Hasy bermain ental ing t uh
terapi
im terhadap with
bermai
(201 tingkat one n
8

3) kecemasa group terhad


n anak pretest ap
usia - tingka
t
prasekol posttes
kecema
ah yang t sanana
mengalam design k usia
i prasek
hospital olah
isasi di yang
ruang mengal
amihos
Cendana
pitali
RSUD sasi
Sleman di
Yogyakar ruang
ta Cendan
a
Huri Pengaruh Quasy Accid Wil Ada
ah Terapi Experim ental cox Pengar
(201 Bermain ent Sampl on uh
8) Playdoug dengan ing Sig Terapi
h one ned Bermai
Terhadap group Ran n
Tingkat pre k Playd
Kecemasa test Tes oughTe
n Pada and t rhadap
Anak post Tingka
usia test t
PraSekol design Kecema
ah sanPad
Selama a Anak
Tindakan usia
Keperawa PraSek
tan di olah
RSUD Selama
Patut Tindak
Patuh an
Patju Kepera
Lombok watan
Barat di
RSUD
Patut
9

Patuh
Patju
Lombok
Barat.

Anda mungkin juga menyukai