Anda di halaman 1dari 6

DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DIABETES MILITUS TIPE II

A. Pertimbangan Pulang Pasien Diabetes Mellitus


1. Perawatan evaluasi
2. Modifikasi diet
3. Program latihan terencana
4. Tanda dan gejala hipoglikemia dengan intervensi
5. Penatalaksanaan terapi insulin
6. Agensi pendukung komunit
7. Pemantauan glukosa darah
B. Penatalaksanaan Diabetes Militus
Pada dasarnya, pengelolaan diabetes mellitus dimulai dengan pengaturan

makan disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4

minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi

kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologik

dengan obat-obat anti diabetes oral atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi.

Dalam keadaan dekompensasi metabolic berat, misalnya ketoasidosis, diabetes

dengan stress berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin dapat segera

diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan

sesuai dengan indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar

glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah


Mendapat pelatihan khusus untuk itu (PERKENI, 2006).
Empat pilar utama dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus menurut

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Konsensus PERKENI, 2011) meliputi

edukasi, terapi nutrisi medis, aktivitas fisik dan manajemen obat. Berikut 4 pilar

utama penanganan DM:


1. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan

sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
penting dari pengelolaan diabetes mellitus secara holistik. Materi edukasi

terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi tingkat lanjutan.
Edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi pemahaman tentang:
a. Materi edukasi pada tingkat awal diantaranya :
 Materi tentang perjalanan penyakit diabetes mellitus.
 Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan diabetes mellitus

secara berkelanjutan.
 Penyulit diabetes mellitus dan risikonya.
 Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target pengobatan.
 Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik

oral atau insulin sertaobat-obatan lain.


 Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah

atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak

tersedia).
 Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau

hipoglikemia.
 Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
 Masalah khusus yang dihadapi (contoh:hiperglikemia pada kehamilan).
 Pentingnya perawatan kaki.
 Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
2. Terapi nutrisi medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan

diabetes mellitus secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan

secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahligizi, petugas kesehatan yang

lain serta pasien dan keluarganya).


Setiap penyandang diabetes mellitus sebaiknya mendapat TNM

sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi. Prinsip pengaturan

makan pada penyandang diabetes mellitus hampir sama dengan anjuran

makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada

penyandang diabetes mellitus perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan

dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka

yang menggunakan insulin.


3. Komposisi makanan yang dianjurkan
a. Karbohidrat
 Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
 Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
 Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat

tinggi.
 Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes

mellitus dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain.


 Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
 Pemanis alternative dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak

melebihi batas aman konsumsi harian


b. Lemak
 Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori.
 Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
 Lemak jenuh< 7 % kebutuhan kalori
 Lemak tidak jenuh ganda< 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh

tunggal.
 Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung

lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu

penuh (whole milk).


 Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.
c. Protein
 Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
 Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll),

daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,

kacang-kacangan, tahu, dan tempe.


 Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi

0,8 g/Kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energy dan 65%
d. Natrium
 Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes mellitus sama

dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000mg

atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.


 Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg.
 Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan

pengawet seperti natrium benzoate dan natrium nitrit.


e. Serat
 Seperti hal nya masyarakat umum penyandang diabetes mellitus

dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang kacangan,buah, dan

sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung

vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.
 Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari.
4. Kebutuhan kalori
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

penyandang diabetes mellitus. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan

kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau

dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin,

umur,aktivitas, berat badan, dll.


Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi

adalah sebagai berikut:


a. BBI = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
b. Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm
Dan wanita di bawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi :
BBI = (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
BB Normal : BB ideal ± 10 %
Kurus :< BBI - 10 %
Gemuk :> BBI + 10 %
Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks

massa tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB(kg)/ TB(m2)


Metode sehat untuk mengendalikan berat badan, yaitu : Makanlah lebih

sedikit kalori mengurangi makanan setiap 500 kalori setiap hari, akan

menurunkan berat badan satu pon satu pekan, atau lebih kurang 2 kg dalam

sebulan. Tampaknya seperti kemajuan yang sangat lambat, tetapi sebenarnya

cara itulah yang aman dan ukuran ideal penurunan berat badan, Jangan makan

diantara makan yang ditetapkan makanan kecil akan menambah kalori

tambahan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh pasien diabetes militus.

Mereka harus tetap pada tiga kali makan sehari tanpa sesuatu di antaranya,

Hindari makan berlebihan tetapkan kebutuhan makanan, berapa kalori yang

dibutuhkan kepada ahli gizi, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya. Batasi

diri dalam jumlah yang sudah ditentukan, Kurangi jumlah lemak dalam diet

sehari hariLemak akan menyebabkan insulin sulit untuk mengizinkan glukosa

masuk ke sel tubuh, sehingga tubuh akan lebih banyak memproduksi insulin.

Keadaan seperti ini menyebabkan tubuh tidak sanggup untuk menambah

produksi insulin yang diperlukan, maka terjadilah penyakit diabetes, Hati-hati

dengan lemak yang tersembunyi dan penyedap makanan, Hindari makanan

yang di goreng dan jauhi makanan juckfood dan fastfood serta seperti

makanan kue-kue kering dan makanan yang berlemak tinggi lainnya/

Mengenai penggunaan bumbu garam, MSG, kecap, dan bahan perasa lainnya

dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.


5. Aktivitas olahraga
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali

seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam

pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,

menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan Latihan jasmani selain

untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan

memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa

darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat

aerobic seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.Latihan

jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran

jasmani.Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa

ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi diabetes militus

dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai