Anda di halaman 1dari 15

Fakultas Kedokteran Universitas Batam 2016

Hubungan Jumlah Trombosit dan Hematokrit Awal Dengan Lama Rawat Inap Pada
Pasien Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Umum Camatha Sahidya Batam

Siti Nofriansyah Putri

Fakultas Kedokteran Universitas Batam

ABSTRAK

Siti Nofriansyah Putri, 61112052.2016. Hubungan Jumlah Trombosit dan Hematokrit Awal
Dengan Lama Rawat Inap Pada Pasien Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Umum
Camatha Sahidya Batam.
Latar Belakang : Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan
penyebarannya semakin luas. Virus penyebab demam berdarah dengue ini adalah virus
dengue, yang dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit dan peningkatan nilai
hematokrit. Untuk mengetahui dan memberikan hasil terapi yang memuaskan diperlukanlah
rawat inap di rumah sakit. pasien DBD memerlukan waktu yang lama dan biaya yang relatif
besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah trombosit dengan
lama rawat inap pada pasien DBD di Rumah Sakit camatha Sahidya 2015.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 91 pasien DBD yang mendapat layanan rawat
inap di Rumah Sakit camatha Sahidya, Batam pada tahun 2015. Sampel diambil
menggunakan teknik total sampling dan berjumlah 91 orang. Data diperoleh dari rekam
medik, dan akan dianalisis dengan uji statistik chi square.
Hasil : Pasien DBD dengan lama rawat inap di rumah sakit > 4 hari tercatat sebanyak 52
orang (57,1%) dan ≤4 hari 39 orang (42,9%) pasien. Pasien DBD dengan jumlah trombosit
<100.000/µl sebanyak 51orang (56,0%) dan trombosit ≥100.000/ µl sebanyak 44 orang
(44,0%). Pasien DBD dengan nilai hematokrit ≥35% yaitu sebanyak 62 orang (68,1%) dan
<35% sebanyak 29 orang (31,9%). Ada hubungan antara jumlah trombosit dengan lama
rawat inap dengan nilai p value = 0,003 (p<0,05). Tidak ada hubungan hematokrit dengan
lama rawat inap dengan nilai p value = 0,242) (p<0,05).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
jumlah trombosit (p=0,003) dengan lama rawat inap pada pasien DBD. Tidak terdapat
pengaruh bermakna antara hematokrit dan lama rawat inap pasien DBD.

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue, rawat Inap, Trombosit, Hematokrit.


ABSTRACT

Siti Nofriansyah Putri, 61112052. The correlation number of platelet count and hematocrit
with the length of hospital stay in Dengue Hemorraghic Fever patient at Camatha Sahidya
Hospital Batam.
Background Dengue Hemorraghic Fever (DHF) is one of public health problems in
Indonesia that the number of patients is likely to increaseand spread more widely.
DHF causes by a virus named Dengue Virus that can decrease the level of platelet count and
increase the level of hematocrit. To make sure and give a satidfactionary teraphy result, the
suffers need to inpatient. Thus, this study to correlate the number of platelet count and
hematocrit with the length of hospital stay in DHF patient.
Methods This study is a descriptive analytic with cross-sectional design. The sample in this
study were 91 DHF patients who received inpatient services at Camatha Sahidya Hospital
Batam. Sample were taken by using total sampling technique. The data was obtained from
medical records, and will be analyzed with chi-square.
Result Total patients length of hospital stay >4 days is 52 people (57,1%) and ≤4 days is 39
people (42,9%). DHF patients whose platelet count <100.000/µl is 51 people (56,0%) and
platelet count ≥100.000/ µl is 44 people (44,0%). DHF patients whose hematocrit ≥35% is
62 people (68,1%) and <35% is 29 people (31,9%). There are significant effects between
platelet count (p=0,003) to length of stay. There are no significant effects between
hematocrit to length of stay of DHF patients.
Conclusion There are significant effects between platelet count (p=0,003)to length of stay.
There are no significant effects between hematocrit to length of stay of DHF patients.
Key words : DHF, length of stay, platelet,
hematocrit.
PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue memberikan hasil terapi yang baik


(DBD) masih menjadi masalah maka diperlukanlah rawat inap di
kesehatan masyarakat utama di rumah sakit untuk penderita DBD
Indonesia (Widiyono, 2011). DBD (Suaya, 2008).
umunya ditemukan di daerah tropis Untuk penanganan pasien DBD
dan sub-tropis, WHO memperkirakan menghabiskan waktu yang lama dan
bahwa hampir 50 juta infeksi DBD biaya yang relatif besar. Dengan
terjadi setiap tahun di dunia (WHO, manajemen yang diperlukan, pasien
2011). DBD rata-rata menghabiskan waktu
Penyakit ini disebabkan oleh rawat inap di rumah sakit selama 2-8
virus dengue yang dapat menyebabkan hari. Periode sakit yang dijalani pasien
penurunan kadar trombosit dan rata-rata 11 hari, dengan durasi demam
peningkatan nilai hematokrit (Dinkes rata-rata selama 6 hari (Suaya, 2008).
Kepri, 2013). Pada umumnya Menurut standar tarif pelayanan
penurunan jumlah trombosit (juga kesehatan, tarif rawat inap dibedakan
disebut platelet atau keping darah) berdasarkan regional daerah dan tipe
terjadi sebelum ada peningkatan nilai rumah sakit, wilayah Kepulauan Riau
hematokrit (perbandingan sel darah berada di regional 3 dan tipe
merah terhadap volume darah) dan RS.Camatha Sahidya adalah tipe C,
terjadi sebelum suhu badan turun. dan total tarif untuk DBD (infeksi non
Maka dari itu penatalaksanaan DBD bakteri ringan) dibedakan berdasarkan
memerlukan pemeriksaan penunjang kelas, yaitu kelas I Rp2.752.600 kelas
seperti pemeriksaan darah lengkap II Rp2.359.400 dan kelas III
yaitu trombosit, hematokrit, leukosit, Rp1.966.100 dengan LOS (length of
hemoglobin (WHO, 2009). stay) selama 6 hari (Kemenkes
Virus dengue ini dapat RI,2014). Tingginya jumlah rawat inap
menyebabkan timbulnya gejala klinis di rumah sakit ini menjadi beban yang
yang cukup luas diantaranya demam 2- cukup besar, hal ini sangat dipengaruhi
7 hari, nyeri kepala, ruam kulit atau lama rawat inap pasien. Lama rawat
petekie bahkan kadang terjadi inap akan mempengaruhi biaya rumah
perubahan yang tidak terduga seperti sakit yang akan dikeluarkan pasien,
trombositopenia dan hemokonsentrasi. semakin lama rawat inap maka
Sebagian besar pasien akan semakin besar biaya yang di keluarkan
membaik tanpa perlu di rawat di rumah pasien (Maulida,2015).
sakit. Perkembangan penyakit dari DBD merupakan penyakit
gejala ringan menjadi berat kadang endemis yang dijumpai hampir
sulit untuk dijelaskan/didefinisikan, diseluruh dunia. Pada tahun 2013,
tetapi hal ini penting karena berkaitan terdapat 2,35 juta kasus telah
dengan penatalaksanaan yang harus dilaporkan dari Amerika, dimana
dilakukan untuk mencegah penyakit 37.687 kasus merupakan DBD berat.
menjadi lebih berat (WHO, 2011). Pada tahun 2012, terjadi lebih dari
Maka untuk mengetahui 2000 kasus DBD di lebih 10 negara
perkembangan penyakit dan Eropa. Setidaknya 500.000 penderita
DBD memerlukan rawat inap setiap Populasi penelitian ini adalah
tahunnya (WHO;Depkes RI, 2013). pasien DBD yang mendapat layanan
Data menunjukkan Asia menempati rawat inap di Rumah Sakit camatha
urutan pertama dalam jumlah penderita Sahidya, Batam pada bulan Januari-
DBD setiap tahunnya. Setiap tahun, September 2015. Sampel diambil
hingga tiga milyar orang penduduk menggunakan teknik total sampling
dunia memiliki resiko infeksi virus dan berjumlah 91 orang. Data
dengue. Lebih dari 100 negara tropis diperoleh dari rekam medik, dan akan
dan subtropis pernah mengalami DBD dianalisis dengan uji statistik chi
(Depkes RI, 2013). square.
Sejak tahun 1968 hingga tahun
2009, WHO mencatatat negara HASIL PENELITIAN
Indonesia sebagai negara dengan kasus Gambaran Umum Lokasi Penelitian
DBD tertinggi di Asia Tenggara Penelitian ini dilakukan pada
(kemenkes RI, 2010). Dari data yang tanggal Januari-September 2015 di
diperoleh, angka kesakitan demam Rumah Sakit Umum Camatha Sahidya
berdarah dengue tahun 2013 tercatat Kota Batam yang berlokasi di jalan
45,85 per 100.000 penduduk (112.511 Jend. A. Yani No. 8 Kecamatan
kasus) dengan angka kematian sebesar Sungai Beduk, Kota Batam. Data
0,77% (871 kematian). Sedangkan yang diambil adalah data pasien
pada tahun 2014 sampai bulan April demam berdarah dengue yang
tercatat angka kesakitan DBD sebesar menjalani rawat inap di Rumah sakit
5,17 per 100.000 penduduk (13.031 Umum Camatha Sahidya Kota
kasus) dengan angka kematian sebesar Batam, yaitu pasien yang dirawat
0,84% atau 110 kematian (Depkes RI, periode 1 Januari – 30
2013). September 2015.
Pengambilan data dilakukan di
METODE PENELITIAN bagian rekam medik RSU Camatha
Jenis penelitian yang Sahidya Kota Batam dengan
digunakan adalah deskriptif analitik memperhatikan kriteria inklusi dan
dengan pendekatan cross sectional. eksklusi. Pada penelitian ini
Jenis penelitian yang digunakan didapatkan sampel sebanyak 91 kasus.
adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ANALISIS UNIVARIAT
deskriptif analitik, yaitu untuk melihat Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
distribusi dan frekuensi dari semua Responden Berdasarkan Usia
Jumlah Persentase
variabel lalu mencari hubungan antara Umur
variabel bebas dengan variabel terikat. (n) (%)
Sedangkan pendekatan cross sectional 10-20 25 27,5
adalah jenis pendekatan penelitian 21-30 43 47,3
yang menekankan pada waktu 30-40 23 25,3
pengukuran atau observasi data Total 91 100
variabel bebas dan terikat hanya satu
kali, pada satu saat (Notoadmodjo, Tabel diatas menunjukkan pasien
2010). DBD dengan umur 10-20 tahun
tercatat sebanyak 25 orang (27,5%),
Tempat penelitian ini dilakukan umur 21-30 tahun tercatat sebanyak
di Rumah Sakit Umum Camatha 43 orang (47,5%), umur 31-40 tahun
Sahidya Jl. Jend. A. Yani No. 8 Batam tercatat sebanyak 23 orang (25,3%).
dari bulan januari-September 2015.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi sebanyak 51 orang (56,0%) pasien
Responden Berdasarkan Jenis DBD dengan jumlah trombosit
Kelamin <100.000/µl dan 40 orang (44,0%)
pasien DBD dengan jumlah trombosit
Jenis Jumla Persentas ≥100.000/ µl.
Kelamin h (n) e (%) Tabel 4.5 Distribusi frekuensi
Perempua 53 58,2 sampel berdasarkan hematorkit
n
Laki-laki 38 41,8 Jumlah Jumlah Persentase
Total 91 100 hematokrit (n) (%)
≤35% 29 31,9
Tabel diatas menunjukkan pasin >35% 62 68,1
DBD menurut jenis kelamin, diketahui Total 59 100
sampel berjenis kelamin perempuan
berjumlah 53 orang (58,2%) dan laki- Tabel diatas menunjukkan hasil
laki berjumlah 38 orang (41,8%). pemeriksaan laboratorium nilai
hematokrit pada pasien DBD dengan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi nilai ≤35% terdapat sebanyak 29
sampel berdasarkan lama rawat orang (31,9%). Jumlah ini sedikit
inap dibandingkan dengan pasien DBD
dengan nilai hematokrit >35% yaitu
Lama rawat Jumlah Persentase sebanyak 62 orang (68,1%).
inap (n) (%)
Lama (>4 hari) 52 57,1 ANALISIS BIVARIAT
Tidak lama (≤4 39 42,9
hari) Tabel 4.6 Hubungan jumlah
Total 91 100 trombosit dengan lama rawat inap
pada pasien DBD di Rumah Sakit
Tabel diatas menunjukkan pasien Camatha Sahidya tahun 2015
Lama rawat inap
DBD dengan lama rawat inap di rumah Jumlah Lama P
Tidak lama Total RR
sakit > 4 hari tercatat sebanyak 52 orang trombosit (>4 Value
(≤4 hari)
(57,1%). Jumlah ini jauh lebih banyak hari)
daripada pasien yang menjalani rawat inap n % n % n %
<100.000/µl 36 70,6 15 29,4 51 100
di rumah sakit ≤4 hari. Terdapat 39 orang ≥100.000/µl 16 40 24 60 40 100
0,003 3,600
(42,9%) pasien DBD yang menjalani rawat Total 52 39 91
inap di rumah sakit ≤4 hari.
Tabel 4.4 Distribusi sampel Dari hasil analisis, dapat
berdasarkan jumlah trombosit diketahui bahwa pasien dengan jumlah
Jumlah Jumlah Persentase trombosit <100.000/µl dengan lama
trombosit (n) (%) rawat >4 hari sebanyak 36 orang
<100.000/µl 51 56,0 (70,6%) dan dan pasien dengan
≥100.000/ µl 40 44,0 jumlah trombosit <100.000/µl dengan
Total 91 100 lama rawat inap ≤4 hari sebanyak 15
orang (29,4%). Sedangkan pasien
Tabel diatas menunjukkan hasil dengan jumlah trombosit ≥100.000/µl
pemeriksaan laboratorium trombosit dengan lama rawat inap inap >4 hari
pasien DBD dengan jumlah trombosit sebanyak 16 orang (40%) dan dan
<100.000/µl lebih banyak pasien dengan jumlah trombosit
dibandingkan dengan jumlah ≥100.000/µl dengan lama rawat inap
trombosit ≥100.000/ µl, yaitu ≤4 hari sebanyak 24 orang (60%).
Berdasarkan analisis dari hasil orang dan pasien dengan nilai
chi-square nilai signifikansinya p = hematokrit ≤35% dengan lama rawat
0,003 angka tersebut menunjukkan ≤4 hari sebanyak 15 (51,8%) orang.
angka yang signifikan karena nilai p Sedangkan pasien dengan nilai
lebih kecil dibandingkan dengan taraf hematokrit >35% dengan lama rawat
signifikansi () = 5% (0,05) inap >4 hari sebanyak 38 (61,2%)
dengan demikian dapat disimpulkan pasien dan pasien dengan nilai
bahwa ada hubungan yang bermakna hematokrit >35% dengan lama rawat
antara jumlah trombosit dengan lama inap ≤4 hari sebanyak 24 (38,8%)
rawat inap pada pasien demam orang.
berdarah di Rumah Sakit Camatha Berdasarkan analisis dari hasil
Sahidya tahun uji statistik dengan Chi Square
2015. diperoleh nilai p= 0,242 (p>0,05) yang
Resiko relatif atau relative risk artinya dapat disimpulkan bahwa tidak
adalah ratio atau perbandingan antara ada hubungan yang signifikan antara
angka insiden kelompok yang terpajan hematokrit dan lama rawat inap pada
faktor resiko dengan angka insiden pasien DBD di Rumah Sakit Umum
pada kelompok yang tidak terpajan Camatha Sahidya Kota Batam tahun
faktor resiko. Nilai resiko relatif pada 2015.
penelitian ini adalah 3,600. Dengan
nilai ini dapat diartikan bahwa pasien PEMBAHASAN
yang jumlah trombosit <100.000/µl A. Karakteristik Umur
beresiko 3,600 kali untuk mengalami Umur merupakan salah satu
lama rawat inap >4 hari dibandingkan faktor yang mempengaruhi kepekaan
dengan pasien yang jumlah terhadap infeksi virus dengue. Semua
trombositnya ≥100.000/µ. Pada uji chi usia dapat diserang , meskipun baru
square dengan bantuan komputer , berumur beberapa hari setelah lahir
didapatkan nilai p sebesar 0,003 serta (Sutaryo, 2004). Dari hasil penelitian
pada confident interval 95% yang telah dilakukan terlihat pada
didapatkan selang kepercayaan 1,503- tabel 4.1 dapat diketahui bahwa paien
8,623. Apabila nilai p < 0,05 dan nilai DBD umur 10-20 tahun tercatat
selang kepercayaan tidak mengandung sebanyak 25 orang (27,5%), umur 21-
nilai resiko relatif sama dengan 1, 30 tahun tercatat sebanyak 43 orang
maka nilai resiko relatif dinyatakan (47,5%), umur 31-40 tahun tercatat
signifikan atau bermakna yang berarti sebanyak 23 orang (25,3%). Terlihat
dapat mewakili seluruh populasi. jumlah kasus pada kelompok umur
Tabel 4.7 Hubungan nilai 21-30 tahun meningkat, keadaan
hematokrit dengan lama rawat tersebut perlu diwaspadai karena
inap pada pasien DBD di Rumah terlihat kecenderungan DBD yang
Sakit Camatha Sahidya tahun meningkat pada kelompok umur
Nilai 2015 remaja dan dewasa. Hal ini sesuai
Lama rawat inap p
hemat Lama (>4 Tidak lama Total RR dengan pernyataan Suroso bahwa di
Value
okrit hari) (≤4 hari)
n % n % n % Indonesia proporsi kasus DBD telah
≤35% 14 48,2 15 51,8 29 100 bergeser dari usia <15 tahun ke usia
0,242 0,589
>35% 38 61,2 24 38,8 62 100 ≥15 tahun (Sri, 2000).
Total 52 39 91
Dari hasil analisis, dapat B. Karakteristik Jenis Kelamin
diketahui bahwa pasien dengan nilai
hematokrit ≤35% dengan lama rawat Dari hasil penelitian yang telah
inap >4 hari sebanyak 14 (48,2%) dilakukan terlihat pada tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa paien DBD berjenis sangat berkaitan dengan jenis kelamin
kelamin perempuan berjumlah 53 dimana pada penelitian ini cenderung
orang (58,2%) dan laki-laki berjumlah dialami oleh perempuan dan sesuai
38 orang (41,8%). Hal ini dengan teori peningkatan
menunjukkan pada penelitian ini permeabilitas kapiler, selain itu berat
penderita DBD cenderung dialami dan ringannya suatu penyakit juga
oleh perempuan. mempengaruhi lamanya perawatan,
Sesuai dengan teori dimana pada misalnya pasien dengan SSD lebih
perempuan lebih beresiko terhadap lama di rawat dibanding pasien DBD
penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak mengalami syok. Awal
dengue ini untuk mendapatkan penyakit yang disebabkan karena
manifestasi klinik yang lebih berat infeksi virus dengue ini gejalanya
dibangdingkan laki-laki. Hal ini tidak spesifik sehingga seringkali
berdasarkan dugaan bahwa dinding terjadi pasien terlambat untuk di bawa
kapiler pada wanita lebih cenderung ke rumah sakit. Keterlambatan untuk
dapat meningkatkan permeabilitas segera mendapatkan pelayanan
kapiler dibandingkan laki-laki kesehatan yang memadai seringkali
(Kasper, 2009). menyebabkan pasien jatuh dalam
keadaan yang buruk saat masuk
C. Distribusi Frekuensi Lama Rawat rumah sakit. Lama sakit sebelum
Inap masuk rumah sakit juga akan
Lama rawat inap adalah istilah mempengaruhi lama rawat inap, pada
yang umum digunakan untuk penelitian ini keluhan lama demam
mengukur durasi satu episode rawat pasien berkisar antara 2 hari dan
inap. Lama rawat inap dinilai dengan terlama 4 hari demam dan rata-rata
menghitung durasi tinggal di rumah masuk ke Rumah Sakit pada hari ke 3
sakit yang diukur dalam jam atau hari demam, semakin lama pasien demam
(R Rotter, 2010). Peneliti dan tidak segera mendapatkan
mendapatkan bahwa pasien DBD yang pertolongan maka hal ini akan
dirawat inap di RSU Camatha Sahidya membuat kondisi pasien semakin
Kota Batam paling lama 8 hari dan buruk sewaktu di bawa ke rumah
paling cepat masa rawat 2 hari. Pada sakit.
penelitian ini pasien yang terinfeksi Hasil penelitian ini sejalan
virus dengue dibagi menjadi 2 dengan penelitian sbelumnya oleh Ita
kelompok yaitu yang dirawat ≤4 hari perwira pada tahun 2011 di RSUP
dan >4 hari. Persahabatan Jakarta Timur, bahwa
Dari hasil penelitian yang telah banyak faktor yang akan
dilakukan terlihat pada tabel 4.3 dapat mempengaruhi lama rawat inap pasien
diketahui bahwa pasien DBD dengan DBD salah satunya pengaruh lama
lama rawat inap di rumah sakit > 4 sakit sebelum masuk rumah sakit pada
hari tercatat sebanyak 52 orang pasien DBD, yang dibuktikan dengan
(57,1%). Jumlah ini jauh lebih banyak uji komputer yang hasilnya
daripada pasien yang menjalani rawat berpengaruh signifikan terhadap lama
inap di rumah sakit ≤4 hari. Terdapat rawat inap (p= 0,00).
39 orang (42,9%) pasien DBD yang Penelitian sebelumnya
menjalani rawat inap di rumah sakit dilakukan oleh Devi pada tahun 2006,
≤4 hari. yang mengatakan pasien DBD akan
Berdasarkan hasil penelitian lama di rawat inap apabila mengalami
yang di dapatkan, penulis komplikasi. Komplikasi adalah hal
menyimpulkan bahwa lama rawat inap yang dapat memperberat dan
mengikuti perjalanan penyakit. Bila sebanyak 35 orang (59,3%) pasien
didapatkan komplikasi maka pasien DBD dengan jumlah trombosit
akan dapat jatuh dalam keadaan yang <100.000/µl dan 24 orang (40,7%)
berat yaitu SSD. pasien DBD dengan jumlah trombosit
Jadi, dapat disimpulkan lama ≥100.000/µl.
rawat inap pasien DBD itu Berdasarkan hasil penelitian
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
satunya yang ditemukan pada beberapa pasien yang di rawat jumlah
penelitian ini, perbedaan lama sakit trombositnya >100.000/µl yang berarti
sebelum masuk rumah sakit seperti masih dalam kategori derajat I
yang telah dijelaskan di paragraf sebanyak 24 orang (40,7%) atau
sebelumnya, keluhan lama demam belum terdapat kebocoran plasma.
pasien berkisar antara 2 hari dan Seperti yang telah dijelaskan
terlama 4 hari demam, semakin lama sebelumnya lama sakit sebelum masuk
pasien demam dan tidak segera rumah sakit pada penelitian ini
mendapatkan pertolongan maka hal ini berkisar antara 2-4 hari, dimana pada
akan membuat kondisi pasien semakin penderita DBD penurunan jumlah
buruk sewaktu di bawa ke rumah trombosit sampai <100.000/µl biasa
sakit. ditemukan pada hari ke 3-8 sakit, jadi
D. Distribusi Frekuensi Jumlah dapat disimpulkan pasien yang datang
Trombosit ke rumah sakit pada penelitian ini
Hitung trombosit merupakan banyak berada pada hari ke 3-8 sakit,
hasil pemeriksaan darah yang sangat dimana terlihat jumlah trombosit yang
penting untuk penyakit dengue <100.000/µl lebih banyak daripada
(Rempengan, 1997). Selama jumlah trombosit yang >100.000/µl.
menjalani rawat inap, pasien DBD Hal ini sesuai dengan teori yang
akan dipantau keadaannya melalui menyatakan bahwa pada umumnya
pemeriksaan laboratorium trombosit. trombositopenia pada pasien DBD
Jumlah trombosit itu sendiri adalah terjadi sebelum ada peningktatan
merupakan salah satu indikasi untuk hematokrit dan terjadi sebelum suhu
menegakkan dianosis DBD, yaitu turun. Trombositopenia (jumlah
trombositopenia (Hadinegoro, 2006). trombosit <100.000/µl) biasanya
Trombositopenia merupakan kelainan ditemukan pada hari ke 3-8 demam,
yang selalu ditemukan pada DBD. normal trombosit 150.000-400.000
Pada penelitian ini penetapan kategori mm3 (Suhendro dkk, 2006).
trombosit ini didasarkan pada kriteria Penelitian sebelumnya
WHO yaitu terjadinya dilakukan oleh Amrina dkk pada tahun
trombositopenia yaitu apabila jumlah 2014 yang mengatakan dalam
trombosit <100.000/µl, sehingga penelitiannya bahwa sebanyak 86,6%
pengkategorian trombosit dibagi penderita DBD memiliki jumlah
menjadi 2 kelompok dimana trombosit <100.000/µl saat masuk
<100.000/µl dan ≥100.000/µl. rumah sakit. Jurnah dkk pada tahun
Dari hasil penelitian yang telah 2011 juga mengatakan dalam
dilakukan terlihat pada tabel 4.4 dapat penelitiannya bahwa sebanyak 71,40%
diketahui bahwa hasil pemeriksaan penderita DBD memiliki jumlah
laboratorium trombosit pasien DBD trombosit <100.000/µl saat masuk
dengan jumlah trombosit <100.000/µl rumah sakit. Adanya kesamaan hasil
lebih banyak dibandingkan dengan penelitian ini karena sesuai dengan
jumlah trombosit ≥100.000/µl, yaitu teori dan indikasi rawat inap WHO,
yang menyatakan bahwa trombosit
pasien yang <100.000/µl harus segera memudahkan terjadinya perdarahan
di rawat inap dan penurunan jumlah pada pembuluh darah kecil seperti
trombosit sampai <100.000/µl biasa kapiler, adanya perembesan plasma
ditemukan pada hari ke 3-8 sakit pada yang ditandai oleh hemokonsentrasi
pasien DBD. atau penumpukkan cairan di rongga
tubuh tersebut menyebabkan
peningktatan hematokrit. Semakin
E. Distribusi Frekuensi Nilai tinggi persentase hematokrit berarti
Hematokrit konsentrasi darah semakin kental,
Untuk mengetahui adanya diperkirakan banyak plasma darah
hemokonsentrasi yang merupakan yang keluar dari pembuluh darah
indikasi adanya kebocoran plasma (Soedarmo, 2005; Nainggolan dkk,
dapat dilihat dari hasil pemeriksaan 2006).
hematokrit (Suhendro dkk, 2006). Hal Hasil penelitian ini sejalan
ini biasanya selalu muncul pada kasus dengan penelitian yang dilakukan oleh
DBD, terutama pada kasus syok. Nopianto pada tahun 2012 di
Peningkatan hemokonsentrasi dan semarang dimana nilai hematokrit
hematokrit sampai 20% atau lebih ≥35% sebesar 82,8%, lebih banyak
dianggap sebagai bukti obyektif dibandingkan dengan nilai hematokrit
adanya peningkatan permeabilitas <35% yaitu sebesar 17,2%. Kesamaan
pembuluh darah dan kebocoran hasil penelitian ini disebabkan oleh
plasma (Hadinegoro, 2006). sebagian besar pasien yang mengalami
Penetapan nilai hematokrit pada penurunan jumlah trombosit pasti
penelitian ini didasarkan pada nilai akan mengalami peningkatan
hematokrit yang paling rendah yaitu hematokrit. Sesuai dengan teori yang
35%, maka disini peneliti membuat 2 menyatakan penurunan jumlah
kategori untuk hematokrit yaitu <35% trombosit memudahkan terjadinya
dan ≥35%. perdarahan pada pembuluh darah kecil
Dari hasil penelitian yang telah seperti kapiler penumpukkan cairan di
dilakukan terlihat pada tabel 4.5 diatas rongga tubuh tersebut menyebabkan
dapat diketahui bahwa hasil peningktatan hematokrit.
pemeriksaan laboratorium nilai F. Hubungan Jumlah Trombosit Awal
hematokrit pada pasien DBD dengan Dengan Lama Rawat Inap Pada
nilai <35% terdapat sebanyak 29 Pasien DBD di Rumah Sakit Umum
orang (31,9%). Jumlah ini sedikit Camatha Sahidya tahun 2015
dibandingkan dengan pasien DBD Menurut WHO, parameter
dengan nilai hematokrit ≥35% yaitu laboratorium dalam menegakkan
sebanyak 35 orang (68,1%). diagnosis DBD adalah peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian nilai hematokrit serta trombositopenia.
diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Selama menjalani rawat inap, pasien
pasien mengalami peningkatan DBD akan dipantau keadaannya
hematokrit dimana hematokrit ≥35% melalui hasil pemeriksaan
yaitu sebanyak 35 orang (68,1%), hal laboratorium trombosit. Jumlah
ini dikarenakan sebagian besar pasien trombosit itu sendiri merupakan salah
yang mengalami penurunan jumlah satu indikasi untuk menegakkan
trombosit pasti akan mengalami diagnosis DBD, yaitu trombositopenia
peningkatan hematokrit. Sesuai (Hardinegoro, 2006). Trombositopenia
dengan teori yang menyatakan merupakan kelainan yang selalu
penurunan jumlah trombosit ditemukan pada DBD. Penurunan
jumlah trombosit sampai <100.000/µl trombosit masih cukup banyak, tidak
biasa ditemukan pada hari ke 3-8 berfungsi baik. Hal ini akan
sakit, seringkali sebelum terjadinya menyebabkan trombosit dihancurkan
atau bersamaan dengan perubahan oleh RES (Reticulo endotelial system)
nilai hematokrit. sehingga terjadi trombositopenia
Dari hasil penelitian pada tabel (Soedarmo, 2005; Nainggolan dkk,
4.6, dapat diketahui bahwa pasien 2006). Maka apabila jumlah trombosit
dengan jumlah trombosit <100.000/µl semakin rendah, hal ini akan
dengan lama rawat >4 hari sebanyak mempengaruhi kondisi pasien dan bisa
36 orang (70,6%) dan dan pasien terjasdi SSD apabila dibiarkan.
dengan jumlah trombosit <100.000/µl Kondisi ini mengharuskan pasien
dengan lama rawat inap ≤4 hari untuk dirawat inap supaya dipantau
sebanyak 15 orang (29,4%). secara berkala sejak timbulnya gejala
Sedangkan pasien dengan jumlah dang kemungkinan masa rawat inap
trombosit ≥100.000/µl dengan lama menjadi semakin lama, karena
rawat inap inap >4 hari sebanyak 16 perjalanan penyakit yang disebabkan
orang (40%) dan dan pasien dengan virus dengue ini sulit diramalkan.
jumlah trombosit ≥100.000/µl dengan Kesimpulan diatas dibuktikan
lama rawat inap ≤4 hari sebanyak 24 dengan hasil uji bivariat dari analisis
orang (60%). menggunakan bantuan SPSS 21 for
Berdasarkan hasil penelitian, windows berdasarkan analisis dari
peneliti menyimpulkan bahwa lama hasil chi-square nilai signifikansinya p
rawat inap dapat dipengaruhi oleh = 0,003 angka tersebut menunjukkan
beberapa faktor. Salah satu faktor angka yang signifikan karena nilai p
yang menyebabkan lama rawat inap lebih kecil dibandingkan dengan taraf
pada pasien DBD adalah penurunan signifikansi () = 5% (0,05) dengan
jumlah trombosit. Pada penelitian ini demikian dapat disimpulkan bahwa
dapat dilihat bahwa sebagian besar ada hubungan yang bermakna antara
pasien yang jumlah trombositnya jumlah trombosit dengan lama rawat
<100.000/µl akan mengalami lama inap pada pasien demam berdarah di
rawat inap lebih lama dibandingkan Rumah Sakit Camatha Sahidya tahun
pasien yang jumlah trombositnya 2015. Bukti adanya hubungan tersebut
>100.000/µl. juga diperkuat oleh hasil analisis
Hal ini sesuai dengan teori yang relatif risk (RR) pada penelitian ini.
menyatakan sebagai tanggapan Hasil nilai RR = 3,600. Nilai tersebut
terhadap infeksi virus dengue, menyatakan pasien yang jumlah
kompleks antigen-antibodi selain trombosit <100.000/µl beresiko 3,600
mengaktifkan sistem komplemen, juga kali untuk mengalami lama rawat inap
menyebabkan agregasi trombosit dan >4 hari di bandingkan dengan pasien
mengaktivitasi sistem koagulasi yang jumlah trombosit nya
melalui kerusakan sel endotel ≥100.000/µl. Dengan nilai confident
pembuluh darah. Agreagsi trombosit interval 95% (1,503-8,623) maka nilai
terjadi akibat dari perlekatan resiko relatif dinyatakan signifikan
kompleks antigen-antibodi pada atau bermakna.
membran trombosit mengakibatkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
pengeluaran ADP (adenosin di hasil penelitian yang dilakukan oleh
phospat) , sehingga trombosit melekat Harsi Nopianto juga didapatkan hasil
satu sama lain. Agregasi ini juga ada hubungan bermakna antara jumlah
mengakibatkan gangguan fungsi trombosit dengan lama rawat inap
trombosit, sehingga walaupun
diperoleh p= 0,036 (Nopianto, 2012). bercak kemerahan. Di sisi lain,
Penelitian lain juga dilakukan Ita peningkatan jumlah histamin
perwira pada tahun 2011 di RSUP meningkatkan permeabilitas kapiler
Persahabatan Jakarta Timur, hasil sehingga terjadi perembesan cairan
penelitian tersebut menyimpulkan plasma dari intravaskuler ke
bahwa sebagian besar pasien yang ekstravaskuler. Adanya perembesan
dirawat di RS dengan infeksi virus plasma yang ditandai oleh
dengue menunjukkan hasil hemokonsentrasi atau penumpukkan
pemeriksaan laboratorium dengan cairan di rongga tubuh tersebut
jumlah trombosit rendah yaitu menyebabkan peningkatatan
<100.000/µl (92,4%) dan uji statistik hematokrit. Semakin tinggi persentase
menunjukkan pengaruh yang hematokrit berarti konsentrasi darah
signifikan yaitu p= 0,009 . semakin kental, diperkirakan banyak
plasma darah yang keluar dari
G. Hubungan Nilai Hematokrit Awal pembuluh darah (Soedarmo, 2005;
Dengan Lama Rawat Inap Pada Nainggolan dkk, 2006).
Pasien DBD di Rumah Sakit Umum Berdasarkan hasil penelitian
Camatha Sahidya tahun 2015 menggunakan uji statistik Chi Square
Hematokrit merupakan indikasi diperoleh p = 0,242 ( p>0,05) yang
pada pasien DBD untuk menjalani artinya pada penelitian ini dapat
rawat inap. peningkatan hematokrit disimpulkan tidak ada hubungan
menggambarkan hemokonsentrasi dan antara nilai hematokrit dengan lama
merupakan indikator yang peka akan rawat inap. Menurut peneliti, hal ini
terjadinya perembesan plasma kemungkinan besar disebabkan oleh
(Hadinegoro, 2006; Suhendro, 2009). perubahan nilai hematokrit pada saat
Dari hasil penelitian pada tabel dirawat inap dapat dipengaruhi oleh
4.7, dapat diketahui bahwa pasien pemberian cairan yang akan
dengan nilai hematokrit <35% dengan mempengaruhi lama rawat inap, dan
lama rawat inap >4 hari sebanyak 14 pada penelitian ini peneliti tidak
(48,2%) orang dan pasien dengan nilai meneliti jenis cairan pada pasien DBD
hematokrit <35% dengan lama rawat selama dirawat inap , hanya
≤4 hari sebanyak 15 (51,8%) orang. mengambil nilai hematokrit awal saja.
Sedangkan pasien dengan nilai Menurut Ita tahun 2011, pemberian
hematokrit ≥35% dengan lama rawat cairan intravena pasien DBD dapat
inap >4 hari sebanyak 38 (61,2%) berupa koloid dan kristaloid ataupun
pasien dan pasien dengan nilai gabungan keduanya, yang mana pada
hematokrit ≥35% dengan lama rawat hasil penelitian Ita didapatkan pasien
inap ≤4 hari sebanyak 24 (38,8%) yang menggunakan cairan gabungan
orang. koloid dan kristaloid akan lebih lama
Berdasarkan hasil penelitian, dirawat inap. Hal ini menjadi perancu
peneliti menyimpulkan bahwa yang belum peneliti analisis, dan
penurunan trombosit pada pasien mungkin menjadi penyebab tidak
DBD akan menjadikan hematokrit signifikan atau tidak bermaknanya
menjadi meningkat. Hal ini sesuai hasil penelitian ini.
dengan teori yang menyatakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
penurunan jumlah trombosit hasil penelitian yang dilakukan oleh
memudahkan terjadinya perdarahan Harsi Nopianto pada tahun 2012 juga
pada pembuluh darah kecil seperti didapatkan hasil tidak ada hubungan
kapiler yang bermanifes sebagai bermakna antara nilai hematokrit
dengan lama rawat inap diperoleh p= penelitian lebih lanjut untuk
0,697. membahas prediksi keparahan dan
Jadi, kesimpulan yang didapatkan lama kesembuhan penderita DBD.
pada penelitian ini hanya jumlah Perlu dilakukan penelitian lebih
trombosit yang mempengaruhi lama lanjut dengan sampel dan variabel
rawat inap, sedangkan nilai hematokrit yang lebih banyak dan rentang
tidak mempengaruhi lama rawat inap . waktu yang lebih panjang dan
melakukan penelitian lebih lanjut
KESIMPULAN DAN SARAN yang membahas prediksi keparahan
dan lama kesembuhan penderita
A. Kesimpulan DBD. Melakukan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dengan desain penelitian yang lebih
dilakukan penulis di Rumah Sakit kuat (cohort) untuk memperoleh
Umum Camatha Sahidya Kota Batam hasil yang lebih jelas tentang
tahun 2015, dapat diperoleh faktor-faktor yang berperan
kesimpulan sebagai berikut : terhadap lama rawat inap pasien
1. Dari hasil penelitian untuk lama DBD.
rawat inap pada pasien DBD 2. Institusi Pendidikan
didapatkan >4 hari (57,1%) . Diharapkan dapat menjadi bahan
2. Dari hasil penelitian untuk jumlah bacaan yang bermanfaat dan
trombosit pada pasien DBD sebagai sarana meningkatkan
didapatkan <100.000/µl (56,0%). pengetahuan dan sebagai bahan
3. Dari hasil penelitian untuk nilai referensi kesehatan di bidang
hematokrit pada pasien DBD akademik serta masukan bagi
didapatkan >35% (68,1%). mahasiswa/i yang akan
4. Ada hubungan yang signifikan melakukan penelitian selanjutnya.
(p= 0,003) antara jumlah 3. Institusi Kesehatan
trombosit dengan lama rawat inap Diharapkan dapat meningkatkan
pada Pasien DBD di Rumah Sakit penerapan standar pelayanan dan
Umum Camatha Sahidya Kota standar prosedur operasional
Batam tahun 2015 . terkait dengan kriteria pasien
5. Tidak ada hubungan yang yang perlu dirawat inap,
signifikan (p=0,242) antara nilai tatalaksana pasien selama dirawat
hematokrit dengan lama rawat inap dan kriteria kepulangan
inap pada Pasien DBD di Rumah pasien agar agar beban
Sakit Umum Camatha Sahidya pembiayaan rumah sakit lebih
Kota Batam tahun 2015 . efisien khususnya terkait dengan
infeksi virus dengue, terutama
pada saat kasus dengue mencapai
B. Saran puncak. Sehingga pasien yang
Berdasarkan pengamatan penulis benar-benar membutuhkan
selama melakukan penelitian, terdapat perawatan dapat dilayani dengan
beberapa saran yang mungkin menjadi maksimal dan pasien yang dapat
bahan pertimbangan untuk dilakukan rawat jalan juga
meningkatkan taraf kesehatan pada diberikan informasi dan edukasi
pasiem DBD khususnya, dan yang baik terkait penyakitnya
masyarakat Indonesia pada umumnya. untuk dirawat jalan.
1. Peneliti Selanjutnya 4. Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi bahan Bagi masyarakat, agar
kajian serta motivasi untuk meningkatkan upaya pencegahan
penyakit di wilayah tempat Devi A A. ( 2006). Variasi Biaya
tinggal seperti 3M (mengubur Perawatan DBD Berdasarkan
barang bekas, menguras Diagnosis Related Groups di RSU
penampungan air, menutup dr.Soedarso Pontianak tahun 2005.
tempat penampungan air) serta Thesis Universitas Indonesia.
kewaspadaan terhadap penyakit Jakarta.
untuk segera mendapatkan
perawatan yang baik sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
penyakit tidak jatuh dalam (2013). Demam Berdarah Dengue
keadaan klinisi yang buruk. Dan (DBD). Profil Kesehatan Kota
memberikan masukan tentang Batam
lama rawat inap pada pasien DBD http://skpd.batamkota.go.id/kesehata
pada masyarakat. n/profil. Diakses pada 16 Maret
2015.
Dinas Kesehatan Republik Indonesia
(2013). Demam Berdarah Dengue
DAFTAR PUSTAKA (DBD). Profil Kesehatan Kota RI

Achmadi UF, Sudjana P, Sukowati S.


(2010). “Epidemiologi dan 2013.
Pemberantasan Demam Berdarah http://www.depkes.go.id/resource/do
wnload/pusdatin/profil-kesehatan-
Amrina Rasyada, dkk. (2014). Hubungan
indonesia/data-data-informasi-
Nilai Hematokrit Terhadap Jumlah
2014.pdf . Diakses pada 16 Maret
trombosit Pada Penderita DBD Di
2015.
RSUD M.Djamil Padang. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Dirjen P2PL (2004). Modul Pelatihan Bagi
Pengelola Program Pengendalian
CDC (2011). Dengue: Epidemiology
Penyakit DBD di Indonesia. Jakarta:
[interenet]. Available from:
Depkes RI; Availablbe from:
http://www.cdc.gov/dengue/epidemi
http://www.depkes.go.id
ology/index.html- Diakses Juli 2015.
Ginanjar G (2008). Demam Berdarah : A
Chaerani, Anisa Nurul (2011). Gambara
survival guide. Yogyakarta : 2008.
Nilai Trombosit Penderita DBD Pada
Anak-Anak Di Rumah Sakit . Guyton AC, Hall JE (2006). Buku Ajar
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jenderal Ahmad Yani Cimahi. Penterjemah: Irawati, Ramadani D,
Indirayani F. Jakarta: Penerbit Buku
Chernecky CC & Berger Bj (2008).
Kedokteran EGC.
Laboratory Tests and Diagnostic
Procedures 5th Edition. Saunders- Hadinegoro SR, Soegijanto S, Wuryadi S,
Elsevier. Georgia. Suroso T, editor (2006). Tatalaksana
demam berdarah dengue di
Depkes, RI (2004). Tata Laksana Demam
Indonesia. Jakarta: Direktorat
Berdarah Dengue di Indonesia.
Jenderal Pemberantasan Penyakit
Ditjend PPM dan PLP. Depkes RI.
Menular Dan Penyehatan
Jakarta.
Lingkungan.
Hoffbrand A.V (2005). Kapita Selekta Persahabatan Jakarta Timur.
Hematologi. Edisi 5. Alih bahasa : Universita Indonesia.
dr. Lyana Setiawan. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M
(2005). Patofisiologi Konsep Klinis
Indrawan (2001).Mengenal & Mencegah Proses-Proses Penyakit Volume 1
Demam Berdarah. Bandung : Edisi 6 Jakarta : EGC.
Penerbit CV. Pioner jaya Bandung.
Riyanto, Agus (2011). Metodologi
Kasper DL, Tang JW, Andrews, et al Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
(2009). Harisson’s Principle of Nuha Medika.
Internal Medicine 17 edition Vol.1.
New York: Mc-Graw Hill Medical Rampengan. (2007). Penyakit Infeksi
Publishing. Tropik Pada Anak Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Kemenkes RI, (2010). Buletin Jendela
Epidemiologi, “Dengue di Siregar, Nikodemus (2010). Hubungan
Indonesia”. Vol.2. Kementerian Hasil Pemeriksaan Jumlah
Kesehatan R.I. Jakarta 2010. Trombosit dengan lama rawat Inap
pada pasien DBD di RSUP H.Adam
Kemenkes RI, (2014). Peraturan Menteri Malik. Fakultas Kedokteran
Kesehatan RI No.59 tahun 2014 Universitas Sumatera Utara.Medan
Tentang Standar tariff Pelayanan
Ksesehatan Dalam Penyelenggaraan Soedarmo (2005). Demam Berdarah
program jaminan Kesehatan. Jakarta: (Dengue) Pada Anak. Penerbit UI-
Kementerian Kesehatan RI. Press, Jakarta.

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, et a Sri Rezeki, H.Hadinegoro dkk (2000).


(2009)l. Kapita Selekta Kedokteran Tatalaksana Demam Dengue Pada
Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Media Aesculapius. Universitas Indonesia.

Maulida, Wina Laili (2015). Perbandingan Suaya J (2008). Dengue Disease and
Biaya Pengobatan DBD pada Peserta Economic Impact. Dengue Report:
BPJS dan Non-BPJS Di RSUD Asia-Pacific Dengue Program
Dr.Agoesdjam Ketapang. Fakultas Managers Meeting [internet].
Kedokteran Universitas Available from
Tanjungpura. Pontianak. www.wpro.who.int/internet/files/mv
p/Dengue Report.pdf -Diakses Juli
Nopianto Harsi (2012). Faktor-Faktor 2015.
Yang Berpengaruh Terhadap lama
rawat Inap Pada Pasien DBD Di Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan
RSUP Kariadi Semarang. HT (2006). Buku Ajar Ilmu Prnyakit
Universitas Diponegoro. Dalam. Jilid 3. 4th ed. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Penyakit Dalam Fakultas
Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Kedokteran Indonesia.
Cipta
Sutaryo (2004). Dengue. Yogyakarta :
Perwira Ita (2011). Faktor-Faktor Yang Penerbit Medika Fakultas
Mempengaruhi Lama Rawat Inap Kedokteran Univeristas Gadjah
Pada Pasien DBD Di RSUP Mada.
T Rotter T, L Kinsman, EL james, et al WHO (2009). Dengue Guidelines for
(2010). Clinical pathways: effect on Diagnosis, Treatment, Prevention
professional practice, patient and Control.
outcomes, lrngth of stay and hospital
costs [internet]. Available from: WHO (2011). Dengue Guidelines for
http://apps.who.int/rhl/reviews/CD00 Diagnosis, Treatment, Prevention and
6632.pdf Diakses Juli 2015. Control. New Edition.

WHO (2005). Demam Berdarah Dengue Widoyono (2011). Penyakit Tropis:


Diagniosis Pengobatan, Pencegahan Epidemiologi, Penularan,
dan Pengendalian. Edisi 2. Alih Pencegahan & Pemberantasannya.
bahasa: Manied Ester. Jakarta. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Formulir Penetapan WP Non Efektif
    Formulir Penetapan WP Non Efektif
    Dokumen2 halaman
    Formulir Penetapan WP Non Efektif
    Aryani Luthfia
    Belum ada peringkat
  • Difusi Makalah Metalurgi
    Difusi Makalah Metalurgi
    Dokumen9 halaman
    Difusi Makalah Metalurgi
    Shiezkhaede Shirakawa
    Belum ada peringkat
  • Materi TBC
    Materi TBC
    Dokumen62 halaman
    Materi TBC
    arie_putri92
    Belum ada peringkat
  • Intoksikasi IMELS
    Intoksikasi IMELS
    Dokumen14 halaman
    Intoksikasi IMELS
    edo
    Belum ada peringkat
  • Materi TBC
    Materi TBC
    Dokumen62 halaman
    Materi TBC
    arie_putri92
    Belum ada peringkat
  • Ukmppd
    Ukmppd
    Dokumen1 halaman
    Ukmppd
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Jadwal UKMPPD 2019 Revisi 24 Sept 2
    Jadwal UKMPPD 2019 Revisi 24 Sept 2
    Dokumen1 halaman
    Jadwal UKMPPD 2019 Revisi 24 Sept 2
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Lampiran
    Daftar Lampiran
    Dokumen1 halaman
    Daftar Lampiran
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Referat Sah 1
    Referat Sah 1
    Dokumen24 halaman
    Referat Sah 1
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Bahan Lapkas TB
    Bahan Lapkas TB
    Dokumen6 halaman
    Bahan Lapkas TB
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Proposal KP Indominco REVISI I
    Proposal KP Indominco REVISI I
    Dokumen8 halaman
    Proposal KP Indominco REVISI I
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Stroke Iskemik
    Stroke Iskemik
    Dokumen43 halaman
    Stroke Iskemik
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen26 halaman
    Cover
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Nekrolisis Epidermal Toksik Atau Net
    Nekrolisis Epidermal Toksik Atau Net
    Dokumen24 halaman
    Nekrolisis Epidermal Toksik Atau Net
    Servasius Epi
    100% (1)
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti 2
    Cover Kti 2
    Dokumen1 halaman
    Cover Kti 2
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Pra Survey
    Pra Survey
    Dokumen1 halaman
    Pra Survey
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen53 halaman
    Bab Iii
    Yenni Pramitha
    100% (1)
  • Translate Tiroidtis
    Translate Tiroidtis
    Dokumen5 halaman
    Translate Tiroidtis
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga Anak 2
    Jadwal Jaga Anak 2
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Jaga Anak 2
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat
  • Kesling Mita
    Kesling Mita
    Dokumen11 halaman
    Kesling Mita
    Yenni Pramitha
    Belum ada peringkat