Anda di halaman 1dari 23

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK KEGIATAN

3.1 Metode Pelaksanaan

3.1.1 Penjelasan Umum

Pelaksanaan pekerjaan di lapangan merupakan hal yang harus diperhatikan


secara cermat agar tujuan pekerjaan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini
metode-metode dan cara-cara pelaksanaan haruslah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan ataupun berdasarkan masukan dari konsultan pengawas. Untuk
mencapai hasil kerja yang optimal, kerja sama dan hubungan yang baik antara
semua pihak yaitu pemilik proyek, konsultan pengawas dan kontraktor haruslah
dijaga keharmonisannya. Dalam hal ini jika terjadi persilisihan haruslah dapat
diselesaikan dengan cepat agar pelaksanaan pekerjaan tidak terbengkalai.
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak kontraktor harus diselesaikan sesuai
dengan waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah dijadwalkan, tanpa
mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Agar pelaksanaan pekerjaan tersebut
sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka dalam pelaksanaan pekerjaan
diusahakan selalu mengikuti jadwal (schedule) dan diadakan pemeriksaan hasil-
hasil pekerjaan.
3.1.2 Urutan Pelaksanaan Pekerjaan
Tabel 3.1 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Persiapan
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan papan nama kegiatan Rp. 400.000,00
2. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Rp. 54.644.286,80
1m’
3. Mobilisasi dan demobilisasi alat Rp. 15.000.000,00
4. Pembersihan lokasi Rp. 28.000.000,00
5. Direksi keet Rp. 31.200.000,00
Sumber: Dokumen Kontrak 2018

29
A. Tahap persiapan
I. Pekerjaan Persiapan
1. Pembuatan papan nama kegiatan
Untuk pembuatan papan nama proyek kontraktor akan menggunakan banner
dengan ukuran ± 100 cm x 100 cm dengan rangka kayu kelas III, yang akan
dipasang diatas papan dengan ukuran 150 cm x 120 cm. Didirikan tegak diatas
kayu 5/7 cm setinggi 200 cm. Diletakan pada tempat yang mudah dilihat umum.
Papan nama kegiatan memuat beberapa ite seperti : instansi,program kegiatan,
nama kegiatan, nama kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan waktu
pelaksanaan.
2. Pengukuran dan pemasangan 1 m’ bouwplank
Pada pekerjaan persiapan lapangan kontraktor juga akan melakukan pekerjaan
pengukuran dan pasang bouwplank dimana ini merupakan suatu identifikasi
lokasi gedung bangunan kantor yang akan dibangun dengan melakukkan
pemasangan bouwplank dan pengukuran As secara detail, akurat, siku, lurus, dan
waterpass. Pekerjaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi
eksisting, dengan refrensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera
dalam gambar dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur.
Selanjutnya semua data pengukuran dicatat dan hasil pengukuran ditandai dengan
membuat patok bouwplank. Semua tanda pengukuran akan dibuat jelasdan dijaga
jangan sampai berubah.
3. Mobilisasi dan demobilisasi alat
Untuk Mobilisasi dan demobilisasi kontraktor akan menyediakan alat transportasi
dan alat angkut yang dipergunakan selama berlangsung bauk untuk mengangkut
material ataupun pekerjaan lainnya.
4. Pembersihan lokasi
Untuk pekerjaan pembersihan lokasi yaitu membersihan lokasi dari segala
kemungkinan gangguan terhadap urut-urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan
nantinya. Jika tidak dibersihkan aakan mempengaruhi hasil dri pekerjaan baik itu
kualitas, kuantitas, maupun waktu pelaksanaanya, pembersihan lokasi disesuaikan
dengan sisa pekerjaan dan merapikan bisa pada akhir pekerjaan.
5. Direksi keet

30
Kontraktor akan membuat direksi keet seperti sesuai yang ada didalam RAB.
Konraktor akan menyiapkan direksi keet (Los pengawas) untuk keperluasn
pengawas lapangan dan personalia proyek dengan bahan semi permanen yang
dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan.
B. Tahap konstruksi
Tabel 3.2 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Tanah
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
II PEKERJAAN TANAH
1. Penggalian tanah biasa sedalam 3 m’ Rp. 24.388.975,59
(mekanis)
2. Pengurugan kembali galian tanah Rp. 27.575.459,00
3. Pengurugan tanah dengan tanah urug Rp. 2.150.872.312,50
Sumber: Dokumen Kontrak 2018
II.Pekerjaan tanah
1. Penggalian tanah biasa sedalam 3 m’ (mekanis)
Pelaksanaan :
1. Galian sedalam 250 cm sebelum pemancangan minipile.
2. Penggalian akan dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang diisyaratkan atau ditentukan dan di indikasikan
dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari
pekerjaan sekanjutnya terpenuhi.
3. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang
dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan
4. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
5. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan kering.
6. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/galian pondasi harus digali dan
ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh direksi/direksi teknik,
disiram air dan dipadatkan.

31
7. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan
cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa.
8. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalamanyang melebihi apa yang tertera dalam gambar. Maka kelebihan
dari pada galian harus diurug kembali dengan material yan disetujui oleh
direksi/direksi teknik, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
9. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar
atau diubah sampai disetujui oleh direksi/direksi teknik.
10. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan
ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
11. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang
bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-
akar/bahan-bahan tersebut harus diangkat, dan diurug dengan material yang
disetujui oleh direksi/direksi teknik.
2. Pengurugan
Pelaksanaan :
1. Urugan tanah dan pasir dilaksanakan dibawah lantai seperti pada gambar, dan
pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 30 cm untuk
hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkatkepadatan lapangan
yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk direksi teknik.
2. Seluruh bagian angunana yang direncanakan harus ditimbun sampai
mencapaiketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang
cukup baik, bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat
mencapai nilai CBR minimal 4% rendam air. Dalam hal ini harus negikuti
petunjuk-petunjuk direksi teknik.
3. Untuk pengerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana.
4. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai pemadatan dengan alat pemadat
sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum di gali.

32
5. Pekerjaan penimbunan kembali harus harus disertai dengan pekerjaan pemadatan,
dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan
(jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram)
6. Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit/galian pondasi
kaki kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.
III. PEKERJAAN PONDASI & BETON
Tabel 3.3 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Pondasi & Beton
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
III PEKERJAAN PONDASI
1. Pengadaan minipile 25x25 cm, mutu Rp. 858.884.400,00
beton K400
2. Pemancangan mini pile Rp. 374.904.000,00
3. Sambungan las joint minipile Rp. 26.240.000,00
4. Memotong/bobokan permukaan minipile Rp. 245.180.000,00
IV PEKERJAAN BETON
1. Membuat lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 Rp. 31.444.515,76
Mpa (K100)
2. Membuat pondasi pilecap beton bertulang
(P)
a. Membuat pondasi mutu f’c = 21,7 Mpa Rp. 233.146.059,63
(K250) (P)
b. Pembesian beton ulir (P) Rp. 366.089.375,39
c. Pemasangan bekisting untuk pondasi (P) Rp. 54.890.740,83
3. Membuat kolom beton bertulang lt-1
a. Membuat beton kolom mutu f’c = 21,7 Rp. 219.755.914,31
Mpa (K250), lt-1
b. Pembesian kolom dengan besi ulir, lt-1 Rp. 364.655.824,10
c. Pemasangan bekisting untuk kolom lt-1 Rp. 258.546.082,85
4. Membuat lantai beton bertulang lt-2
a. Membuat beton lantai mutu f’c = 21,7 Rp. 543.369.846,50
Mpa (K250), lt-2

33
Tabel 3.3 Lanjutan
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
b. Pembesian lantai dengan besi ulir, lt-2 Rp. 770.998.052,21
c. Pemasangan plat bondek untuk lantai, lt-2 Rp. 1.141.050.850,68
5. Membuat lantai beton bertulang lt-3
a. Membuat beton lantai mutu f’c = 21,7 Rp. 135.570.532,90
Mpa (K250), lt-3
b. Pembesian lantai dengan besi ulir, lt-3 Rp. 177.998.052,92
c. Pemasangan plat bondek untuk lantai, lt-3 Rp. 262.803.221,40

Sumber: Dokumen Kontrak 2018


Bahan :
A. Agregat
1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu kerikil sungai yang bersih, keras dan awet atau kerikil sunngai
alam atau kerikil dan pasir dari sumber yng disaring, semua agregat alam harus
dicuci.
2. Ukuran maksismum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga perempat ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulanngan atau antara batang tulangan dan
cetakan (acuan).
3. Agregat harus harus bergradasi baikdari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
4. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacatkotoran organik dan jika
dimintakan demikian oleh direksi teknik harus diadakan pengujian kandungan
organikmenggunakan standar SNI 03-2816.1-1992. Setiap agregat yang gagal
pada tes warna harus ditolak.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi . pasir harus diambil dari
sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batupecah
akan diijinkan, apabila menurut pendapat direksi pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung dan lanau tidak boleh lebih
dari 3% perbandingan berat.
B. Semen

34
1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus portland cement, harus sesuai
dengan SK SNI T-15 1991, kontraktor harus menyediakan contoh semen apabila
diminta oleh direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang kontraktor dilapangan
dan dari pabrik. Pportland cement yang gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana portland cement telah mengeras, maka
tidak boleh dipakai untuk campuran.
2. Kontraktor harus mengusahakan agar utnuk pelaksanaan pekerjaan beton ini
hanya menggunakan satu merk semen saja.
3. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standardari pabrik
dan terlindung.
4. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidak
terkena air ( diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air),
dan penumpukannya harus sesuai dengan urutan pengiriman.
5. Tinggi penumpukan tiidak boleh lebih dari 2 mete. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai.
C. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan untuk membuat bahan
adukan harus dari sumber yang disetujui oleh direksi dan memenuhi standar SK
SNI T-15 1991
D. Zat tambahan
Ditiadakan
E. Tulangan ( khusus untuk beton bertulang)
1. Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan ulir. Yakni besi
D. 19 mm, D. 12 mm, D. 16 mm dan dia. 10 mm
2. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh direksi , tulangan pada penegecoran beton harus bersih dan bebas
dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas, batang-batang baja yang
telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi untuk
dipakai tanpa persetujuan direksi.
3. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-carayang memenuhi
persyaratansehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/tanahlembab,
aspal, lie (minyak) dan gemuk.

35
4. Besi untuk tulangan benton ini penyimpanannya harus dikelompokan berdasarkan
ukuran masing-masingdan harus memenuhi persyaratan dalam SK-SNI-T15
1991-03 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 Mpa, sesuai dengan
keterangan pada gambar perencanaan.
5. Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat betonyang berukuran
garis tengah minimal 1mm
F. Bekisting
1. Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat II
2. Dalam kondisi kering udara, tanpa cacatdan dapat menjamin kekokohan struktur
selama proses pengecoran dan perawatan beton.
3. Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5x7 cm diperkuat dengan
papan tebal 2 cm dan balok 5x10 cm yang mengikuti bentuk struktur dan pada sisi
dalamnya dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat dari plat baja sesuai dimensi
struktur, kecuali dipersyaratkan lain oleh direksi teknik. Sebelum pemasangan
bekisting, kontraktor harus memberikangambar perencanaan bekisting secara
lengkap untuk mendapatka persetujuan direksi teknik.
4. Syarat-syarat bekisting harus dipenuhi :
1. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan
terikat kuat.
2. Harus kedap air dengan menutup celah-celah secarah teknis maupun dengan
bahan kimia.
3. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
4. Permukaan bekisting harus ratadan licin serta diberi releasing agent yang disetujui
oleh direksi teknik ( bila ada)
5. Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar.
6. Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah di stel dengan baik. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak 1
sambungan yang tidak disokong kearah samping.
7. Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang perancah,stabilitas perlu dipikirkan
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama
pengecoran seperti getaran oleh alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.

36
G. ADUKAN
1. Untuk Semua Pekerjaan konsruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus digunakan menggunakan
cara yang ditetapkan dalam SNI T-15-1991 dengan gradasi yang sesuai.
2. kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang
disaksikan oleh direksi teknik, menggunakan peralatan dengan jenis yang sama
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan campuran beton dapat
diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan dan memenuhi semua
persyaratan perbandingan campuran.
3. beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap
dibawah standardan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali direksi
teknik menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan kelas
rendah
H. Penyesuaian campuran
1. penyesuaian kemudahan dikerjakan
 Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan campuran beton yang dikehendaki
dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, direksi teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam
berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan
semen yang ditunjukan menurut calon aslinya tidak diganti, atau perbandingan
air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang
memadai tidak dilampaui.
 Mengaduk kembali beton dengan cara ditambahkan air atau dengan cara lain tidak
diperbolehkan. Campuran tambahan untuk kemudahan dikerjakan, dapat
diizinkan tergantung kepada persetujuan direksi teknik.
2. penyesuaian kekuatan
 Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh direksi teknik.

37
 Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan diperintah tertulis
direksi teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai
direksi teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah
diusulkan perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang
harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Pelaksanaan
A. Bekisting
1. bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton
dan kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan untuk memperoleh
bentuk permukaan yang diperlukan kontraktor harus menyerahkan rencana-
rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus membuat contoh-contoh
bekisting untuk mendapat pengesahan direksi
2. penyangga-penyangga harus diberi jarakantara yang dapat mencegah defleksi
bahan-bahan bekisting, bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat,
sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekisting untuk
memudahkan pembersihan bekisting.
3. bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukan dalam gambar, cara pendukungan
yang akan menghasilkan lubang-lubangatau tali-tali kawat yang membentang
pada seluruh lebar dari permukaan kepermukaan beton tidak dibenarkan.
4. bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan menghasilkan permukaan beton yang
padat. Jika dibutuhkan oleh direksi bekisting untuk permukaan beton yang
kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang
halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.
5. tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila direksi sudah memeriksa
dan memeberi persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.
6. untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, kontraktor harus membuat rencana
bekisting dan membukanya, sehingga permukaan beton dapat terlihat untuk
dimulai perawatan sesegera mungkin.

38
7. bekisting hanya boleh dibuka denga ijin direksi dan pekerjaan pembukaan setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membukabekisting
meghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
8. dalam hal mana direksi berpendapat bahwa usulan kontraktor untuk membuka
bekisting belum pada wktunya baik berdasarkan hitungan cuaca atau denga alasan
lainnya, maka ia boleh memerintahkan kontraktor untuk menunda pembukaan
bekisting dan kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
9. untuk beton dengan semen portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan
bekisting harus menurut daftar dibawah ini :
 Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari
 Bagian bawah : 21 hari
B. Baja Tulangan

1. Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam


gambar dan spesifikasi, kebutuhan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikanoleh direksi kepada
kontraktor harus diperiksa dengan teliti.
2. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yag bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkokyang direncanakan untuk itu dan
disetujui oleh direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai dengan SK SNI T-15
1991 kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh direksi. Bentuk-bentuk
tulangan baja harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa
persetujuan direksi.
3. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang di tunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Dalam
keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan.
Pengelasan tempeldengan danya persetujuan direksi lebih dahulu dapat diijinkan
untuk menyambung tulangan-tulangannya yang saling menyilang denga sudut
tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan diperbolehkan. Penggunaan

39
ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari direksi.
Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti
mutu beton yang akan dicor. Perenggangan tulangan dari besi dan kawat harus
sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus
terpelihara. Batang utama dari tulangan anyaman eks pabrik yang berdampingan
harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang melintang dengan dengan
overlap 150 mm. kontraktor tidak boleh mengecor beton menutup tulangan baja,
sebelum direksi memeriksa dan menyetujuinya.
 Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin
kondisi pengikatan yang baik.
 Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SK SNI
T-15 1991 03 dan diuraikan lebih lanjut seperti di bawah ini:
a. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya
seperti dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali
apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa
persetujuan direksi teknik. Setiap penyambungan demikian yang
disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditetapkan pada titik
tegangan tarik minimum.
b. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan
harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
c. Pengelasan batang baja tulangan tidak diijinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh direksi teknik.
 Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton.
 Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan
minimal 30 mm, yang mana lebih besar.
 Apabila penulangan dalam balok terdiri lebih dari satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas / jarak vertikal minimum 25 mm.
 Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton
minimum menutupi pinggir luar tulangan.
C. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton.

40
 Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas
beton dengan perbandingan berdasarkan ukuran volume. Air harus
ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk
mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan
untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukkan
banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar segera otomatis berhenti
bila jumlah air tersebut sudah dialirkan kedalam campuran dan kemudian
bahan-bahan beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton pracampur
boleh digunakan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu. Apabila
pencampuran beton dengan mutu 17 Mpa diijinkan dengan tenaga manusia,
maka semen, batuan dan pasir harus dicampur diatas lantai kayu yang rapat.
Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan
sedikitnya tiga kali setelah air dicampurkan, sampai campuran beton
mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
 Kontraktor harus merencana tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-
bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan
untuk mendapat persetujuan direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-
bahan ditempatkan.
D. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton.

 Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat


penuangan, beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan
yang memenuhi dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun
seja meninggalkan tempat adukan. Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi atas pengaturan yang telah direncanakan, sebelum pekerjaan
pembetonan dimulai.
 Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih 1,5
meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 meter, untuk
setiap kali pengecoran.
 Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan
cor yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat
pemadatan dari beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan
mengahasilkan beton yang rapat air dengan kepadatan maksimum.

41
Pemadatan harus dibantu dengan mesin penggetar dari jenis tenggelam,
tetapi tidak menyebabkan begetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis
alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus
sesuai dengan persetujuan direksi.
E. Pembetonan di Atas Permukaan yang Tidak Kedap Air.

 Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang


tidak kedap air sebelum permukaan itu di tutup dengan kulit/membran
kedap air atau bahan kedap lainnya yang disetujui oleh direksi.
 Pembetonan dalam cuaca yang tidak menguntungkan.
 Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, kontraktor harus menyiapkan akat perlindungan terhadap
hujan dan terik sinar matahri sebelum pengecoran. Apabila suhu udara
melebihi 35 derajat C kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan
direksi dan tanpa mengambil tidakan seperlunya untuk menjaga supaya
suhu beton waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 derajat C,
misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari sinar
matahari atau menyemprot air pada bahan batuan atau bekisting.
F. Melindungi dan Merawat Beton.

 Sampai beton mengeras sepenuhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari,
kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari,
suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu,
pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang
merusak.
 Jika tidak ditentukan lain oleh direksi permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah sesudah di cor, tidak kurang dari 7 hari beton
dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen cepat
mengeras. Permukan itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus
ditutup dengan goni yang dibasahkan atau pasir atau bahan lain yang
mungkin disetujui direksi. Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus
atas permintaan direksi untuk perawatan dan pembahasan yang dimaksud

42
sepanjang masa dari enam sampai 24 jam setelah pengecoran beton dengan
semen yang cepat mengeras.
G. Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi

sebelum pengecoran dimulai, kontraktor harus sudah mengkoordinasikan letak-


letak pemasangan instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

IV. Pekerjaan Besi

Tabel 3.4 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Besi


NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
A. PEKERJAAN LANTAI 1
1. Kolom WF.350.175.7.11 (K1) Rp. 360.286.448,34
2. Kolom H-Beam 300.300.10.15 (K2) Rp. 517.930.329,61
3. Balok WF.350.175.7.11 (B1) lt.2 Rp. 846.196.165,85
4. Sambungan balok (B1) lt.2
- Plat sambungan balok tebal 12 mm (B1) Rp. 56.621.706,44
lt.2
- Baut 16 mm (B1) lt.2 Rp. 16.767.000,00
5. Balok WF.300.150.6,9.9 (B2) lt.2 Rp. 692.558.409,13
6. Sambungan balok (B2) lt.2
- Plat sambungan balok tebal 12 mm (B2) Rp. 62913.007,16
lt.2
- Baut 16 mm (B2) lt.2 Rp. 18.630.000,00
7. Balok WF.250.125.6.9 (BA) lt.2 Rp. 839.345.368,08
8. Sambungan balok (BA) lt.2
- Plat sambungan balok tebal 12 mm (BA) Rp. 37.747.804,29
lt.2
- Baut 16 mm (BA) lt.2 Rp. 11.178.000,00
9. Pekerjaan perakitan (Kolom lt.1 dan Balok Rp. 901.707.291,76
lt.2)
10. Base plat kolom
- Plat kolom 500x400x16 mm Rp. 7.589.426,12

43
Tabel 3.4 Lanjutan
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
- Plat pengaku 10 mm Rp. 3.415.261,63
- Angkur baja D 20 mm pjg = 600 mm Rp. 133.000.000,00
- Pengelasan listrik Rp. 1.181.470,84
11. Pemasangan edge steel, lt-2 Rp. 18.701.760,00
12. - Pekerjaan joint-1
Plat tebal 16 mm (J.1) lt.2 Rp. 25.532.370,32
Baut 16 mm (J.1) lt.2 Rp. 5.382.000,00
- Pengelasan (J.1) lt.2 Rp. 62.005.011,01
13. - Pekerjaan joint-2
- Plat tebal 16 mm (J.2) lt.2 Rp. 29.603.969,62
Baut 16 mm (J.2) lt.2 Rp. 3.588.000,00
- Pengelasan (J.2) lt.2 Rp. 59.3409.039,19
14. - Pekerjaan joint-3
- Plat tebal 16 mm (J.3) lt.2 Rp. 8.837.7000,07
Baut 16 mm (J.3) lt.2 Rp. 1.242.000,00
- Pengelasan (J.3) lt.2 Rp. 17.766.478,80
15. - Pekerjaan joint-4
- Plat tebal 16 mm (J.4) lt.2 Rp. 9.049.986,15
Baut 16 mm (J.4) lt.2 Rp. 3.001.500,00
- Pengelasan (J.4) lt.2 Rp. 85.871.314,20
16. - Pekerjaan joint-5
- Plat tebal 16 mm (J.5) lt.2 Rp. 11.234.465,56
Baut 16 mm (J.5) lt.2 Rp. 3.726.000,00
- Pengelasan (J.5) lt.2 Rp. 106.598.872,80
17. - Pekerjaan joint-6
- Plat tebal 16 mm (J.6) lt.2 Rp. 7.411.725,97
Baut 16 mm (J.6) lt.2 Rp. 3.933.000,00
- Pengelasan (J.6) lt.2 Rp. 112.521.032,40
18. - Pekerjaan joint-7
- Plat tebal 16 mm (J.7) lt.2 Rp. 249.147.927,47

44
Tabel 3.4 Lanjutan
NO. ITEM - URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
- Baut 16 mm (J.7) lt.2 Rp. 20.631.000,00
Pengelasan (J.7) lt.2 Rp. 475.371.751,09
19. - Pekerjaan joint-8
- Plat tebal 16 mm (J.8) lt.2 Rp. 5.617.232,78
- Baut 16 mm (J.8) lt.2 Rp. 4.300.425,00
Pengelasan (J.8) lt.2 Rp. 26.005.011,01
20. Pekerjaan joint-9
- Plat tebal 16 mm (J.9) lt.2 Rp. 8.725.593,94
- Baut 16 mm (J.9) lt.2 Rp. 2.691.000,00
- Pengelasan (J.9) lt.2 Rp. 62.005.011,01
21. Pekerjaan joint-10
- Plat tebal 16 mm (J.10) lt.2 Rp. 688.935,91
- Baut 16 mm (J.10) lt.2 Rp. 1.242.000,00
- Pengelasan (J.10) lt.2 Rp. 13.502.523,89
22. Pekerjaan joint-11
- Plat tebal 16 mm (J.11) lt.2 Rp. 7.578.295,01
- Baut 16 mm (J.11) lt.2 Rp. 1.104.000,00
- Pengelasan (J.11) lt.2 Rp. 13.295.48,30
23. Pekerjaan joint-12
- Plat tebal 16 mm (J.12) lt.2 Rp. 7.756.790,24
- Baut 16 mm (J.12) lt.2 Rp. 690.000,00
- Pengelasan (J.12) lt.2 Rp. 8.794.407,01
24. Pekerjaan joint-13
- Plat tebal 16 mm (J.13) lt.2 Rp. 312.068,49
- Baut 16 mm (J.13) lt.2 Rp. 207.000,00
- Pengelasan (J.13) lt.2 Rp. 2.961.079,80
B. PEKERJAAN LANTAI 2
1. - Kolom WF.350.175.7.11 (K1) lt.2 Rp. 730.747.522,00
2. - Sambungan Kolom (K1) lt.2
- Plat sambungan kolom tebal 12 mm (K1) lt.2 Rp. 43.140.188,75

45
Tabel 3.4 Lanjutan
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
- Baut 16 mm (K1) lt.2 Rp. 59.616.000,00
3. Kolom H-Beam 300.300.10.15 (K2) lt.2 Rp. 529.624.350,81
4. Sambungan Kolom (K2) lt.2
Plat sambungan kolom tebal 12 mm (K2) lt.2 Rp. 38.197.182,92
- Baut 16 mm (K2) lt.2 Rp. 42.228.000,00
5. - Balok WF.350.175.7.11 (B1) lt.3 Rp. 567.877.189,25
6. Sambungan balok (B1) lt.
Plat sambungan balok tebal 12 mm (B1) lt.3 Rp. 16.776.801,91
Baut 16 mm (B1) lt.3 Rp. 4.968.000,00
7. - Balok WF.300.150.6,9.9 (B2) lt.3 Rp. 346.651.241,88
8. - Sambungan Balok (B2) lt.3
Plat sambungan balok tebal 12 mm (B2) lt.3 Rp. 41.942.004,77
Baut 16 mm (B2) lt.3 Rp. 12.420.000,00
9. - Balok WF.250.125.6.9 (BA) lt.3 Rp. 378.164.991,15
10. - Sambungan Balok (BA) lt.3
Plat sambungan balok tebal 12 mm (BA) lt.3 Rp. 33.079.908,79
Baut 16 mm (BA) lt.3 Rp. 9.625.500,00
11. - Pekerjaan Joint-1
- Plat tebal 16 mm (J.1) lt.3 Rp. 7.978.617,26
Baut 16 mm (J.1) lt.3 Rp. 2.691.000,00
Pengelasan (J.1) lt.3 Rp. 31.002.505,51
12. - Pekerjaan Joint-2
- Plat tebal 16 mm (J.2) lt.3 Rp. 13.876.910,45
Baut 16 mm (J.2) lt.3 Rp. 2.691.000,00
- Pengelasan (J.2) lt.3 Rp. 44.505.029,39
13. - Pekerjaan Joint-3
- Plat tebal 16 mm (J.3) lt.3 Rp. 3.222.057,44
Baut 16 mm (J.3) lt.3 Rp. 724.500,00
- Pengelasan (J.3) lt.3 Rp. 10.363.779,30
14. - Pekerjaan Joint-4

46
Tabel 3.4 Lanjutan
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
-
- Plat tebal 16 mm (J.4) lt.3 Rp. 2.145.520,55
Baut 16 mm (J.4) lt.3 Rp. 1.138.500,00
- Pengelasan (J.4) lt.3 Rp. 32.571.877,80
15. Pekerjaan Joint-5
- Plat tebal 16 mm (J.5) lt.3 Rp. 3.510.671,10
- Baut 16 mm (J.5) lt.3 Rp. 1.863.000,00
Pengelasan (J.5) lt.3 Rp. 53.299.436,40
16. - Pekerjaan Joint-6
- Plat tebal 16 mm (J.6) lt.3 Rp. 5.581.383,53
- Baut 16 mm (J.6) lt.3 Rp. 3.105.000,00
Pengelasan (J.6) lt.3 Rp. 88.832.394,00
17. - Pekerjaan Joint-7
- Plat tebal 16 mm (J.7) lt.3 Rp. 110.883.698,06
- Baut 16 mm (J.7) lt.3 Rp. 17.043.000,00
Pengelasan (J.7) lt.3 Rp. 196.349.201,54
18. - Pekerjaan Joint-8
- Plat tebal 16 mm (J.8) lt.3 Rp. 2.340.712,43
- Baut 16 mm (J.8) lt.3 Rp. 2.257.680,00
Pengelasan (J.8) lt.3 Rp. 17.766.478,80
19. - Pekerjaan Joint-9
- Plat tebal 16 mm (J.9) lt.3 Rp. 7.271.394,54
- Baut 16 mm (J.9) lt.3 Rp. 3.588.000,00
Pengelasan (J.9) lt.3 Rp. 82.673.348,02
20. - Pekerjaan Joint-10
- Plat tebal 16 mm (J.10) lt.3 Rp. 430.535,25
- Baut 16 mm (J.10) lt.3 Rp. 414.000,00
Pengelasan (J.10) lt.3 Rp. 4.500.841,30
Sumber: Dokumen Kontrak 2018

47
Bahan :

Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja profil = 240
MPa. Bahan ini terdiri dari baja profil dengan dimensi:

1. Kolom WF 350.175.7.11 (K1)


2. Kolom H-BEAM 300.300.10.11 (K2)
3. Balok WF 350.175.7.11 (B1)
4. Balok WF 300.150.6,9.9 (B2)
5. Balok WF 250.125.6.9 (BA)
6. Bondek lantai tebal 0,75 cm dan stut baja.
7. Base Plat kolom tebal 16 mm (500x500 mm)
8. Plat joint tebal 16 mm
9. Baut angkur kolo diameter 20 mm panjang L 600 mm
10. Baut diameter 16 mm
11. Kawat las listrik
Alat:

Alat pertukangan besi dan las lengkap

Pelaksanaan Pekerjaan :

Pada rangka kolom panjang 600 cm dibuat dengan sedemikian rupa yakni dilas
listrik serta diberi plat besi 20 mm sebagai base plat dengan lubang baut di bor
listrik dan presisi.

Untuk perletakan tumpuan pada beton di perkuat dengan baut dinabolt dia meter
200 mm.

 Pekerjaan Pemotongan, Penyambungan dan Pemasangan


1. Pemotongan profil baja pemotongan material baja harus menggunakan mesin
potong atau dengan las potong yang cukup memadai. Ujung dari potongan
harus di gerinda halus, sehingga mendapatkan permukaan yang rata.

48
2. Pembuatan lubang-lubang atau penyambungan atau baut angker.
 Pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang-bidang yang
akan disambung dengan sambungan las tidak boleh beregerak sampai
pekerjaan las selesai dilakukan.
 Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila
yang harus di las tegak, pengelasangan harus dimulai dari bawah kemudian
kearah atas. Bagian dari ujung suatu las tumpul harus mendapat jaminan
bahwa penyambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu
sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari
sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan penuh.
 Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib menyerahkan prosedur
kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan di lapangan. Usulan ini
harus diperiksa dan disetujui direksi pekerjaan sebelum pekerjaan
pengelasan ini dapat dimulai.
 Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus
dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan di las.
 Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman
dengan ketepatan tinggi. Pemborong wajib menyerahkan sertifikat keahlian
dari masing-masing tukang lasnya sesuai peraturan.
 Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan
dalam gambar kerja dan rencana kerja & syarat-syarat ini. Ukuran las yang
tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.
 Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan
dengan baik.

V. Pekerjaan Pengecatan

Tabel 3.5 Data Spesifikasi Teknis Proyek Pekerjaan Pengecatan


VI PEKERJAAN PENGECATAN
NO. ITEM URAIAN PEKERJAAN TOTAL HARGA (Rupiah)
1. Pengecatan permukaan baja Rp. 98.312.787,66
TOTAL Rp. 18.101.134.890,41
Sumber : Dokumen Kontrak 2018

49
Bahan :

 Cat Menie Besi :


Bahan dari jenis acrylic emulsion dengan kualitas baik, tahan terhadap korosi
atau anti karat. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan harus memenuhi syarat pada
PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
Pelaksanaan :

1. Semua pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
2. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pada bidang
pengecatan.
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering, serta bebas dari debu, minyak,
lemak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan.
4. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapisi cat dasar , bahan
plamur dengan cat yang digunakan.
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari direksi serta jika
seluruh pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
6. Sebelum bahan dikirim di lokasi pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan/mengirimkan contoh bahan dari beberapa dari beberapa macam
hasil produk kepada direksi. Selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan
warna yang akan digunakan. Direksi akan menginstruksikan kepada kontraktor
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standard untuk
pemeriksaan/penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh kontraktor ketempat
pekerjaan.
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan
dan warna harus dilakukan kontraktor untuk mendapat persetujuan perencana

50
dan direksi. Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture harus merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan timbulnya
kerusakan akibat pekerjaan-pekerjaan lain.
11. Bilda terjadi ketidak sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, kontraktor
harus mengganti/memperbaiki dengan bahan yang sama mutunya dengan tanpa
ada biaya tambahan.
12. Kontraktor harus mengerjakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman
dalam pelaksanaan pengerjaan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
C. TAHAP PEMELIHARAAN

Jika selama tahap pemeliharaan terjadi kerusakan pada konstruksi maka akan
segera diperbaiki sebagaimana mestinya dan masih merupakan tanggung jawab
kami sebagai pelaksana pekerjaan. Pemeliharaan dilasanakan sesuai masa waktu
yang ditetapkan oleh pemberi kerja.

3.2 Pengawasan

Pengawasan dilakukan pada setiap item pekerjaan agar sesuai dengan


prosedur atau ketentuan yang ada dilakukan oleh pelaksana teknis bangunan atau
pengawas bangunan. Pengawas bukan hanya dilakukan untuk memperhatikan
sesuai atau tidak pelaksanaan dilapangan dengan gambar bestek yang ada dan
kelayakan kualitas bahan yang digunakan, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal
lain yang berhubungan dengan time schedule.

Pengawasan harus setiap saat dilakukan untuk mengetahui perkembangan


pekerjaan yang disertai dengan dokumentasi sebagai bahan pelaporan untuk pihak
pemilik proyek ataupun pihak pelaksana proyek.

51

Anda mungkin juga menyukai