Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

METODE PELAKSANAAN PEMANCANGAN MINIPILE

4.1 Alat Pemancangan Minipile.

Alat yang digunakan untuk melakukan pemancangan minipile adalah diesel


hammer. Spesifikasi drop hammer yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sistem : Drop Hammer.

Kapasitas Hammer : 1,8 ton.

Berat Total : 10 ton.

Boom & Leader : 9 meter.

Engine : Diesel 4 cylinder 48 HP.

Mesin las : 250 A.

Helmet & Dolly : 2 set (tiang dimensi 25/25)

Bok : I & U.

Drum Coupling : 2 Main Unit.

Pondasi : H – Beam KS

Tambahan : Peralatan kerja, rail, DLL.

Dalam pelaksanaan di lapangan digunakan dua drop hammer dengan


spesifikasi yang sama seperti diatas. Hal ini dilakukan guna mempercepat waktu
pekerjaan pemancangan minipile. Sebagaimana yang tercantum pada time schedule
pekerjaan pemancangan dilakukan selama 3 minggu dengan titik pemancangan.

52
Gambar 4.1 Drop Hammer

4.2 Spesifikasi Minipile yang Digunakan.

Minipile yang digunakan dipesan langsung dari pabrik PT. Kalimantan


Concrete Engineering. Dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh pabrik
tersebut dengan mutu minipile K-400. Spesifikasi minipile yang digunakan adalah
sebagai berikut:

Dimensi : 25x25 cm.

Luas penampang : 625 cm.

Keliling : 100 cm.

Berat/meter : 150 Kg.

Strand Wire : 4 dia 7 mm.

Mcrack : 1.570 t/m.

Mult : 2.748 t/m.

Tiang pancang yang dalam pengadaan di lapangan sepanjang 2.247 m.


Dibagi menjadi dua panjang per pancang yaitu 6 m dan 3 m.

53
Gambar 4.2 Pengadaan Minipile

4.3 Metode Pelaksanaan Pemancangan Minipile

1. Pemeriksaan Material Minipile.


Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet untuk
pemantauan kesesuaian material yang diterima dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
Harus dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet yang
dilampirkan pada surat pengiriman barang. Sebelum digunakan, material tiang
pancang harus diperiksa kembali :
a. Tidak ada yang retak, cacat dan pecah – jika ada yang retak, cacat atau pecah
maka harus dipisahkan untuk diperbaiki oleh produsen tiang pancang sebelum
digunakan.
b. Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan
penempatannya pada gambar konstruksi.
c. Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang – jika masih belum cukup
umur maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum dipakai.

Gambar 4.3 Melakukan Pengecekan Panjang Minipile

54
2. Persiapan Tiang untuk Pemancangan.

Tiang pancang harus diberi marking atau tanda dengan cat merah, untuk
keperluan pemantauan pada saat pemancangan dilakukan :

 Tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang sampai ke pangkalnya diberi
angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang.
 Untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang
disambung.
 Tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang
dikerjakan – supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika
diperlukan penyambungan.

Gambar 4.4 Pemberian Tanda Pada Minipile dengan Cat merah

3. Pemantauan Pelaksanaan Pemancangan.


Pada saat pekerjaan pemancangan minipile harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa
vertikalitasnya dari 2 arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi
kemiringan mengikuti ketentuan spesifikasi alat dan spesifikasi teknis
pemeriksaan boleh dilakukan dengan pendulum/bandul, selama kondisi angin
tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi bandul (harus bisa
diam/stabil).
b. Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat pancang
jika tidak sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah dipantau berkala oleh
operator alat pancang dan helper.
c. Counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5 m’ atau per 1 m’.

55
d. Kelurusan/vertikalitas minipile selama pemancangan harus selalu dipantau
oleh helper operator dan jika terjadi pergeseran vertikalitas atau tiang menjadi
miring, maka harus dihentikan dulu pemancangannya :
 Jika masih memungkinkan, tiang pancang diatur supaya vertikal kembali.
 Jika sudah tidak memungkinkan penyesuaian tiang pancang, dilakukan
penyesuaian sumbu jatuh hammer supaya sejajar dengan kemiringan
sumbu tiang dan jika kemiringan bertambah semakin parah di luar
toleransi, pemancangan dihentikan.
e. Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak boleh
lebih dari 2,5 m' kecuali atas persetujuan khusus Konsultan Pengawas, namun
tidak boleh lebih dari 3 m' dalam segala kondisi pelaksanaan.
f. Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang.
g. Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk ditembus
dengan tidak mengakibatkan tegangan internal melebihi spesifikasi material.
h. Pengambilan final set harus dilakukan :
 Menggunakan kertas milimeter yang masih baru (tidak boleh berupa
fotocopy).
 Dengan pulpen supaya garis yang dihasilkan tidak terlalu tebal dan tidak
luntur jika terkena air dan oli, tidak boleh dengan spidol atau pensil yang
memberikan garis yang tebal sehingga menyulitkan pembacaan garis
grafik.
 Pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpengaruh penurunan
tiang saat dipukul.
 Arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada kertas
record/milimeter.
 Grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya dan
tidak miring.
 Diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan.
 Jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka pemancangan
harus dilanjutkan dan diambil lagi final setnya pada lembar yang sama,
sampai tercapai final set yang ditetapkan.

56
i. Pemakaian dolly atau sambungan cap hammer, tidak boleh dilakukan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas, dan analisa atas tiang yang dipancang
dengan dolly.

Gambar 4.5 Pengangkatan Minipile Gambar 4.6 Pemancangan Minipile

Gambar 4.7 Pengukuran Minipile Gambar 4.8 Penomoran Pemancangan

Gambar 4.9 Pengambilan Final Set Gambar 4.10 Hasil Final Set

57
4. Penghentian Pekerjaan Pemancangan

Penghentian pemancangan dilakukan jika salah satu kondisi berikut terjadi atau
tercapai :

a. Final set sudah dicapai (end-bearing pile) atau kedalaman pemancangan yang
disyaratkan sudah dicapai.
b. Sudah mencapai maksimal 200 pukulan hammer/palu pancang.
c. Telah mencapai batas kelangsingan tiang pancang sesuai spesifikasi material
atau ketentuan Konsultan : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang jika
diperlukan.
d. Terjadi kerusakan pada tiang (pecah, retak, patah, dsb) : harus dilakukan
penambahan titik pondasi tiang.
e. Terjadi kemiringan di luar toleransi : harus dilakukan penambahan titik pondasi
tiang.

Gambar 4.11 Pengambilan Final Set dan Memastikan Sudah Tercapai

5. Pencatatan Data Pelaksanaan.

Pencatatan data pelaksanaan yang harus dilakukan, minimal meliputi :

a. Data jenis dan spesifikasi alat pancang yang dipakai.


b. Data jenis, ukuran dan kapasitas material tiang pancang yang dipakai.
c. Data pelaksanaan (Pile Driving Record dan Grafik Final Set).

58
d. Data panjang tertanam termasuk konfigurasi sambungan tiang dan tanggal
pemancangan, yang ditabelkan sesuai dengan penomoran titik pancang pada
gambar konstruksi.
4.4 Format Data yang Diambil Di Lapangan Saat Pemancangan Minipile

Salah satu yang diambil di lapangan adalah data Data panjang tertanam
minipile termasuk konfigurasi sambungan tiang dan tanggal pemancangan, yang
ditabelkan sesuai dengan penomoran titik pancang pada gambar konstruksi. Karena
dalam pengerjaannya di lapangan terdapat galian pondasi sedalam 2 meter maka
data tersebut juga akan dimasukkan ke dalam tabel data.

Gambar 4.12 Sketsa Pondasi Minipile dan Foot Plate di Lapangan

Dalam melakukan pencatatan data di lapangan dilakukan penomoran


minipile sesuai hari pemancangan, data yang dicatat setelah dilakukan
pemancangan adalah data panjang minipile yang dilakukan pemancangan dan data

59
ukuran panjang pancang dari muka tanah yang selanjutnya diolah menjadi beberapa
data seperti gambar tabel dibawah ini.

Kode Titik Ukuran Pancang Galian Pondasi Ukuran Dari Muka Tanah Ukuran Masuk Ke Tanah Sisa Potongan Pancang Pancang yang Masuk
Satuan Satuan Satuan Satuan Satuan Satuan Ket
Kode No ( Mp ) ( Gp ) (A) (B) ( Gp ) + ( A ) ( Gp ) - ( B )

H8 1 12.00 Meter 2.00 Meter 0.53 Meter 11.47 Meter 2.53 Meter 9.47 Meter Masuk
2 12.00 Meter 2.00 Meter 0.55 Meter 11.45 Meter 2.55 Meter 9.45 Meter Masuk
3 12.00 Meter 2.00 Meter 0.51 Meter 11.49 Meter 2.51 Meter 9.49 Meter Masuk

4 9.00 Meter 2.00 Meter 1.10 Meter 7.90 Meter 3.10 Meter 5.90 Meter Masuk

5 9.00 Meter 2.00 Meter 1.00 Meter 8.00 Meter 3.00 Meter 6.00 Meter Masuk

6 9.00 Meter 2.00 Meter 1.30 Meter 7.70 Meter 3.30 Meter 5.70 Meter Masuk

Gambar 4.13 Tabel Data Pelaksanaan Pemancangan Minipile

4.5 Contoh Metode Pelaksanaan Minipile Pada Titik F8

Untuk Mengetahui contoh metode pelaksanaan minipile di lapangan maka


diambil contoh pemancangan pada titik F8 di lapangan. Metode pelaksanaan
pemancangan di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Tiang pancang yang telah di cek dan memenuhi spesifikasi diletakkan dekat
pada lokasi pemancangan F8. Meletakkan tiang pancang dekat pada titik
menggunakan excavator. Jumlah tiang pancang yang didekatkan pada titik F8
sesuai rencana pemancangan yaitu 6 tiang pancang dengan panjang setiap
pancang 6 meter.
2. Kemudian Drop Hammer di arahkan menuju lokasi pemancangan F8 rencana
pemancangan titik yang pertama, karena tiang pancang grup (Pile Group) maka
pada titik F8 terdapat 6 titik yang harus di pancang.
3. Setelah Drop Hammer dinyatakan oleh operatornya pas telah berdiri pada
lokasi F8 titik pemancangan pertama, pembantu operator selanjutnya menarik
sebuah kait yang dihubungkan dengan tali sling baja yang di kaitkan pada tiang
pancang oleh pembantu operator Drop Hammer.
4. Setelah kait terpasang pada tiang pancang, operator pun menarik tuas yang
berfungsi menarik sling hingga tiang pancang mendekat ke Drop Hammer dan
berdiri dengan posisi vertikal. Pembantu operator pun membantu agar posisi
tiang pancang yang berdiri vertikal dan dipastikan lurus.
5. Setelah pembantu operator dan operator yakin bahwa tiang pancang yang
berdiri lurus, kait yang ada di minipile pun dilepas. Operator pun mulai menarik

60
tuas untuk mengangkat Hammer selama 6 detik kemudian melepasnya untuk
menjatuhkan hammer.
6. Setelah operator yakin minipile sudah mulai menyentuh tanah keras, maka
pembantu operator melakukan final set 10 pukulan terakhir. Setelah melihat
hasil final set telah memenuhi syarat. Maka minipile yang masih muncul di
tanah di tandai dengan cat warna merah dengan nomor 1. Penomoran minipile
berdasarkan urutan pemancangan pada hari tersebut.
7. Pemancangan minipile dilanjutkan ke titik yang kedua sampai enam dengan
urutan pelaksanaan yang sama. Namun yang berbeda hanya pada pemancangan
titik dua hingga enam tidak dilakukan final set. Penghentian pemancangan
hanya dilakukan hingga operator yakin pancang sudah maksimal masuk dan
telah menyentuh tanah keras.
8. Setelah 6 titik terpancang maka diukur panjang tiang pancang yang tertanam
dan masih timbul sesuai dengan format yang tersedia.

61

Anda mungkin juga menyukai