Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Diare di

Ruang Nusa Indah (Anak)

Oleh :
Siska Putri Utami (1414314201058)

Program S1 Keperawatan
Stikes Maharani Malang
Tahun 2017-2018
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Diare adalah sebagai inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus

yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan

gangguan keseimbangan elektrolit. Diare pada dasarnya adalah frekuensi BAB

yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih besar (Supriadi,

2013).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan dari diare adalah BAB lebih dari

3 sampai 4 kali per hari dengan konsistensi cair dan encer yang dapat disertai atau

tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada

lambung atau usus.

2. Etiologi

Penyebab utama diare adalah diantaranya : Virus atau bakteri yaitu rotavirus,

Escherichia Coli, Shigella, Cryptosporidium, Vibro Cholerae, dan salmonella.

Selain virus dan bakteri ada beberapa penyebab lain yang dapat menimbulkan

terjadinya diare yaitu :

a. Keracunan makanan dan minuman ( makanan basi )

b. Tidak tahan terhadap makanan tertentu misalnya susu.


c. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas

d. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja

atau sebelum memegang makanan.

Menurut Suriadi & Yulianti, penyebab diare dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enteral

Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada

anak adalah infeksi enteral yaitu sebagai berikut:

(a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, campylobacter, yersinia,

aeromonas dan sebagainya

(b) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, coxsackie, polio-myelitis) adenovirus,

rotavirus, astrovirus dan lain-lain

(c) Infeksi parasit : Cacing (askaris, trichiuris, oxyuris, strongyloides), protozoa

(Entamoeba histolytica, Giardia lambia, trichomonas hominis), jamur (candida

albicans).

2) Infeksi Parenteral

Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti

otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan

sebagainya. Keadaan ini biasanya terjadi pada bayi dan anak berumur 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak

yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor Makanan

Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.

d. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas walaupun jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih

besar. Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor

diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme

(kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang

dalam usus dan merusak sel mukosa usus dan dapat menurunkan daerah permukaan

usus (Supriadi, 2013).

3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang terjadi pada diare adalah :

a. Frekuensi BAB pada bayi lebih dari 3 x/hari dan pada neonatus lebih dari 4

x/hari

b. Bentuk cair pada BAB kadang-kadang disertai lendir dan darah

c. Nafsu makan menurun

d. Warnanya lama-kelamaan kehijauan karena bercampur empedu

e. Muntah
f. Rasa haus

g. Adanya lecet pada daerah sekitar anus

h. Feses bersifat asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diserap

oleh usus.

i. Adanya tanda dehidrasi

j. Asidosis metabolik seperti tampak pucat dengan pernafasan cepat dan

dangkal.

4. Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada diare yaitu :

a. Analisis feses

Meliputi pengujian untuk adanya bakteri, ovum dan parasit, darah, mucus,

lemak, urobilinogen, tripsin, leukosit, penurunan substansi dan PH, mungkin

dilakukan untuk menentukan adanya infeksi, infestasi (adanya parasit dalam

tubuh), perdarahan, atau gangguan malabsorbsi.

b. Laju Endap Darah (LED)

Dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan.

c. Hitung Darah Lengkap (HDL)

Dilakukan untuk mengevaluasi adanya anemia pada kasus perdarahan.

d. Radiografi sinar-x lambung, pemeriksaan gastrointestinal bagian atas,

pemeriksaan sinar-x esofagus dan lambung, dan pemeriksaan usus halus

Dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi, obstruksi, dan masalah motilitas.

e. Barium enema (pemeriksaan usus besar, sinar-x kolon) dapat dilakukan untuk

mendeteksi lesi, obstruksi, dan masalah motilitas sistem GI bagian bawah.

f. CT scan.
5. Penatalaksaan

a. Medis

Bila anak hanya mengalami dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan peroral

seperti untuk pasien rawat jalan dengan larutan rehidrasi oral yaitu pemberian

minuman sedikit tetapi sering (Pedialyte, Ricelyte). Cairan rehidrasi oral

diberikan sedikit tapi sering (5 sampai 15 ml), meski terdapat muntah. Dalam

hal dehidrasi berat, anak dihospitalisasi untuk mendapatkan terapi intravena

(IV) demi mengatasi dehidrasinya. Jumlah dehidrasi dihitung dan cairan

diganti dalam 24 jam, bersamaan dengan pemberian cairan rumatan.

Jika ada syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan salin normal

atau larutan Ringer laktat, ulangi jika perlu). Kasus-kasus ini, bila pemasangan

jalur IV tidak berhasil, rute intraoseus dapat dipakai untuk memberikan cairan

dalam keadaan darurat pada anak yang berusia kurang dari 6 tahun. Bila

perfusi sistemik telah membaik, berarti koreksi dehidrasi telah dimulai.

Setelah rehidrasi selesai, diet dapat dilanjutkan dengan makan-makanan yang

mudah dicerna seperti pisang, nasi atau bubur, roti bakar, biji-bijian kering, dan

susu ibu. Makanan dan cairan rehidrasi oral dengan nyata mengurangi lamanya

diare. Secepatnya kembali ke kasus malnutrisi yang sudah ada sebelumnya.

Susu dan jus pada mulanya harus diencerkan sebelum diberikan.


Antiemetika dan antispasmodic tidak dianjurkan dalam kasus ini. Antibiotika

juga tidak diindikasikan pada kebanyakan kasus, karena gastoenteritis bakterial

maupun viral dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi antibiotik digunakan

untuk mengobati penyakit yang disebabkan organisme Shigella, E. coli,

organisme Salmonella, (dengan sepsis atau infeksi setempat), dan G. lamblia.

Antibiotic dapat memperpanjang status karier pada infeksi salmonella.


Daftar Pustaka

Agus Muhardi. (2013) Asuhan keperawatan Pemenuhan kebutuhan Cairan


dan
elektrolit : Surakarta
Suriadi, Yuliani, Rita 2010. Asuhan Keperawatan pada anak Edisi 2. Jakarta
: CV.Sagung seto

Hafid, bayu supriadi. 2013 Sistem Perencanaan Diare Akut Dehidrasi Sedang.
Jakarta : surakarta

Anda mungkin juga menyukai