Anda di halaman 1dari 5

1.

Prosedur
 Apakah Pengumpulan data dan prosedur observasi dan pertanyaan dari peneliti
sudah diuraikan? Apakah hasilnya sudah memadai? Observasi dan pertanyaan sudah
terurai dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, untuk faktor pendorong seperti niat kuat
untuk melakukan kebersihan diri, dukungan sosial Keluarga, sudah di bahas dalam
observasi. Hasil sudah memadai yang mencakup kata kunci dari jurnal tersebut yaitu Faktor
penggerak; Faktor penahan; pendidikan Kesehatan. Untuk hasil sudah dapat memadai
karena sudah di golong- golongkan yaitu Niat Perilaku Melakukan Kebersihan Pribadi,
Dukungan Sosial Buta Melakukan Kebersihan Pribadi, Aksesibilitas Informasi, Otonomi
pribadi Buta Mengikuti Pendidikan Kebersihan Pribadi
 Apakah Prosedur yang digunakan sudah tepat untuk menjaga hak – hak dari
responden? Sudah tepat dan menjaga hak-hak dari responden karena pertanyaan
yang dimasukkan dalam jurnal hanya yang mencakup kata kunci Faktor penggerak;
Faktor penahan; pendidikan Kesehatan. "... bagaimana perawatan kesehatan? Apa
kabarnya? Mandi, menyikat gigi? Disiram? Saya benar-benar tidak tahu ini, apa yang saya
tahu semua cara saya hanya mandi dan membiarkannya pergi sendiri ..."

2. Rigor Qualitative Study


 Apakah metode yang digunakan mencakup upaya untuk meningkatkan signifikansi
data dan analisis? Iya mencakup karena dalam fenomena kontemporer dalam konteks
kehidupan nyata yang sudah dijelaskan dalam pertanyaan-pertanyaan. Mendukung
informan 2 keluarga, 3 mitra, dan 8 guru SLB-A YAPTI Makassar
 Apakah Metode yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas sudah memadai?
Sudah, karena keluarga dari responden sudah mengetahui, mitra dan guru sudah ada.
Mendukung informan 2 keluarga, 3 mitra, dan 8 guru SLB-A YAPTI Makassar
 Apakah data cukup auditable atau confirmable? Sudah mencakup auditable dan
confirmable, Temuan serupa di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa niat, perasaan,
dan sikap orang-orang dengan gangguan penglihatan lebih baik jika ada informasi dasar
yang diterimanya dengan baik. Tunanetra di YAPTI Makassar
3. Hasil
1. Analisis Data
 Apakah sudah menggunakan manajemen data? Sudah, karena yang dicantumkan dalam
jurnal hanya kata kunci dari jurnal tersebut kunci Faktor penggerak; Faktor penahan;
pendidikan Kesehatan.
 Apakah analisis data sudah kompatibel dengan sifat penelitian dan dan jenis data yang
dikumpulkan? Sudah kompatibel karena dapat menyerasikan, karena dari wawancara
dapat satu kesatuan yang dapat mencakup kata kunci. "... bagaimana perawatan
kesehatan? Apa kabarnya? Mandi, menyikat gigi? Disiram? Saya benar-benar tidak tahu ini, apa
yang saya tahu semua cara saya hanya mandi dan membiarkannya pergi sendiri ..." "... Ibu
adalah surga bagi saya, apa yang saya rasakan sama ibu merasa. Jika ada sesuatu seperti
mencuci saya menemani ibu untuk melakukannya, ajar terus tidak bosan, meski terkadang saya
malas tapi tetap sabar, ... "... Pengarahan sama praktek langsung, tidak cukup kalo teori saja
harus ada kegiatan bersih yang dipraktekan langsung ..."
 Apakah memungkinkan untuk terjadinya bias? Tidak, karena pertanyaan dilakukan
dengan mendalam, , diskusi kelompok terarah, dan observasi. Data yang diperoleh diolah
secara manual sesuai dengan instruksi pengolahan dan data kualitatif kemudian dianalisis
dengan metode analisis taksonomi.
2. Temuan
 Apakah Hasil penelitian sudah dirangkum dengan baik? Sudah di rangkum dan sudah
mencakup apa yang di inginkan peneliti mulai dari Niat Perilaku Melakukan Kebersihan
Pribadi, Dukungan Sosial Buta Melakukan Kebersihan Pribadi, Aksesibilitas Informasi, Otonomi
pribadi Buta Mengikuti Pendidikan Kebersihan Pribadi, Situasi Tindakan, Tidak Dapat Melihat
(Buta), Tidak Independen, Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan Khusus Buta, Orientasi dan
Mobilitas, sampai Blok Mental dan Konsep Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene
 Apakah Tema yang digunakan sudah cukup untuk menangkap makna data ? sudah
mencakup tema mulai dari Niat Perilaku Melakukan Kebersihan Pribadi, Dukungan Sosial
Buta Melakukan Kebersihan Pribadi, Aksesibilitas Informasi, Otonomi pribadi Buta Mengikuti
Pendidikan Kebersihan Pribadi, Situasi Tindakan, Tidak Dapat Melihat (Buta), Tidak Independen,
Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan Khusus Buta, Orientasi dan Mobilitas, sampai Blok Mental
dan Konsep Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene
 Apakah Hasil dari analisis menambah wawasan baru dari fenomena yang diselidiki
peneliti? Menambah wawasan karena dapat dilihat dari kesimpulan peneliti. Karena
kurangnya pelayanan kesehatan untuk orang buta di asrama, disarankan adanya konseling
klinis dengan konsep aksesibilitas untuk tunanetra maupun temuan penelitian ini.
4. Integrasi Teoritis
 Apakah setiap hasil yang didapat dari eksplorasi dilapangan langsung dibahas dan
diintegrasikan dengan teori yang digunakan? Iya langsung di bahas dan diintegrasikan
dengan teri, yang dapat dilihat dari wawancara yang meliputi Niat Perilaku Melakukan
Kebersihan Pribadi, Dukungan Sosial Buta Melakukan Kebersihan Pribadi, Aksesibilitas
Informasi, Otonomi pribadi Buta Mengikuti Pendidikan Kebersihan Pribadi, Situasi Tindakan,
Tidak Dapat Melihat (Buta), Tidak Independen, Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan Khusus
Buta, Orientasi dan Mobilitas, sampai Blok Mental dan Konsep Pendidikan Kesehatan Personal
Hygiene
 Apakah ada peta yang digunakan dan dapat meringkas konseptualisasi yang digunakan ?
sudah karena oleh peneliti sudah diringkas secara konseptual dari wawncara tersebut
yaitu Niat Perilaku Melakukan Kebersihan Pribadi, Dukungan Sosial Buta Melakukan
Kebersihan Pribadi, Aksesibilitas Informasi, Otonomi pribadi Buta Mengikuti Pendidikan
Kebersihan Pribadi, Situasi Tindakan, Tidak Dapat Melihat (Buta), Tidak Independen, Pelayanan
Pendidikan dan Kesehatan Khusus Buta, Orientasi dan Mobilitas, sampai Blok Mental dan
Konsep Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene
 Apakah Antara tema dan pola – pola yang berhubungan dalam penelitian sudah
kongruen? membahas tentang hal – hal yang harus dilakukan pada kondisi keterbatasan
sumberdaya? mengedapankan kebutuhan pasien dan kongruen dengan nilai – nilai
humanism? Sudah kongruen, tetapi untuk keterbatasan sumberdaya belum difikirkan oleh
peneliti, hanya kebutuhan responden yang dikedepankan oleh peneliti. Dapat dilihat dari
kesimpulan. Kerusakan visual membutuhkan pendidikan khusus yang sesuai dengan kebutuhan
mereka untuk meningkatkan pengetahuannya. Pendidikan yang diberikan kepada Orang Buta
menggunakan ceramah, diskusi / tanya jawab, demonstrasi, konseling, dan simulasi. Pendidikan
desain media berupa tanda buklet, Braille, dan elektronik. Karena kurangnya pelayanan
kesehatan untuk orang buta di asrama, disarankan adanya konseling klinis dengan konsep
aksesibilitas untuk tunanetra maupun temuan penelitian ini.
5. Diskusi
a. Interpretasi temuan
 Apakah temuan sudah ditafsirkan dalam konteks sosial atau budaya yang sesuai dengan
masyarakat ? sudah di kontekskan dalam budaya, karena dapat dilihat dari wawancara
penelita terhadap responden. "... Malu-malu ka karena belum kenal. Jadi harus ditegur duluan
ka, malu-malu ka juga tanya sama sama orang baru ... ""... Bisa ji. Tapi, kadang malas ka apalagi
kalau mengantuk mih ka, atau kulupai gunting kuku dalam seminggu, atau cuci tangan pakai air
saja. Tapi, sebenarnya kondisi mata tidak ji, ka low vision masih bisa sedikit dilihat. Faktor
malas ji itu iyya ... ""... Mau ka saya tahu semua karena nanti bersih diriki 'ini kan seadanya ji
saja ndak ditahu teorinya jadi mau ka saya ikut penyuluhannya. Ke depannya semuami lakukan
kalo sudah tau ... "
 Apakah temuan utama dibahas dalam konteks studi sebelumnya? Iya dibahas karena dari
penelitian negara lain sudah dicantumkan. Dukungan sosial yang terganggu terhadap orang
sekitar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian di negara-negara berkembang (Bangladesh,
Kamboja, India, Malaysia, dan Arab Saudi) yang mengindikasikan tingkat dukungan sosial yang
dilaporkan remaja dengan gangguan penglihatan di negara-negara berkembang lebih tinggi
daripada "lansia" remaja
 Apakah dijelaskan tentang keterbatasan penelitian? Tidak di jelaskan, karena belum
memahami keretbatasan yang seperti apa
b. Implikasi / rekomendasi
Apakah Peneliti mendiskusikan implikasi dari penelitian untuk praktek klinis
keperawatan ? iya salah satunya yaitu edukasi atau konseling pada penderita gangguan
penglihatan yang dapat dilihat dari kesimpulan. Karena kurangnya pelayanan kesehatan
untuk orang buta di asrama, disarankan adanya konseling klinis dengan konsep aksesibilitas
untuk tunanetra maupun temuan penelitian ini.

6. Isu-isu global
a. Presentasi
 Apakah cara penulisan hasil dan pembahasan dilakukan secara diskriptif dan naratif
secara holistic? Tidak, yang di naratifkan hanya tertentu saja, seperti ide-ide Niat
Perilaku Melakukan Kebersihan Pribadi, Dukungan Sosial Buta Melakukan Kebersihan Pribadi,
Aksesibilitas Informasi, Otonomi pribadi Buta Mengikuti Pendidikan Kebersihan Pribadi, Situasi
Tindakan, Tidak Dapat Melihat (Buta), Tidak Independen, Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan
Khusus Buta, Orientasi dan Mobilitas, sampai Blok Mental dan Konsep Pendidikan Kesehatan
Personal Hygiene
 Apakah secara eksplisit deskripsi metode, temuan, dan interpretasi cukup bervariasi?
Tidak, metode, temuan dan interpretasi mencakup satukesatuan karena peneliti
menjelaskan secara runtun yang dapat dilihat dari metode di jurnal tersebut
 Apakah penelitian mencerminkan prinsip ideologis tertentu dalam penelitian? Tidak,
karena penelitian ini hasil akhirnya untuk memberikan konseling kepada penyandang
tuna netra yang dapat dilihat dari kesimpulan.
b. Ringkasan penilaian
 Apakah terjadi fabrikasi atau falsifikasi data dalam penelitian? Tidak, karena jurnal
dapat dilihat dari referensi dan penelitian yang terdahulu, yang terdapat didaerah
berkembang.
 Apakah penelitian memberikan kontribusi yang berarti yang dapat digunakan dalam
praktek keperawatan ? iya penelitian tersebut memberikan kontribusi dalam praktik
keperawatan dengan cara konseling atau edukasi terhadap penyandnag tuna netra.

Anda mungkin juga menyukai