PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi akal atau data tentang klien,agar
dapat mengidentifikasi,mengenali masalah-masalah,kebutuhan kesehatan
dan keperawatan klien,baik fisik,mental,sosial dan lingkungan.
1. Biodata Pasien
1. Keluhan Utama
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dibuat untuk mendapatkan informasi tentang
informasi seksualitas, pola seksualitas saat ini dan masa lalu, serta
harapan pasien tentang seksual. Informasi gaya hidup harus dikaji,
termasuk latihan dan tingkat aktifitas, pekerjaan, serta stress. Riwayat
medis dan bedah masa lalu, terapi obat-obatan saat ini, dan
penggunaan laksatif adalah penting. Pasien harus ditanya tentang
adanya trauma seksual yang pernah dialami.
3. Riwayat Seksual
Tanyakan kepada klien secara cermat dan menyeluruh tentang hal-hal
berikut:
a. Klien yang mengalami disfungsi seksual
b. Klien yang mengalami perawatan kehamilan
4. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang mempengaruhi fungsi
seksual misal trauma pada alat genital,Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan fisiologis yang disebabkan oleh gangguan
seksual antara lain perubahan perilaku, sikap dan keyakinan
peningkatan emosi dan lain lain.
Pemeriksaan Fisik
a. Beberapa riwayat kesehatan yang perlu pengkajian fisik misal:
Berbagai Informasi pada sistem saraf, kardiovaskular, endokrin
dan genitourinaria.
b. Pemeriksaan umum melliputi: penampilan umum, status mental.
1. Kesadaran tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal :
kesadaran penuh, ekpresi sesuai, tidak ada tanda-tanda
cemas/takut).
2. Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal ): Relaks , tidak ada
tanda-tanda cemas/takut.
3. Jenis kelamin
4. Usia dan gender
5. Tahapan Perkembangan
6. TB, BB (Normal :BMI dalam batas normal)
7. Kebersihan Personal (Normal : bersih dan tidak berbau )
8. Cara berpakaian (Normal : benar dan tidak terbalik)
9. Postur dan cara berjalan
10. Bentuk dan ukuran tubuh
11. Cara bicara. (Relaks, lancar, tidak gugup)
12. Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.
13. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
c. Pengukuran tanda vital
Posisi klien :duduk/berbaring
1. Suhu tubuh (Normal : 36,5 – 37,5 c)
2. Tekanan darah (Normal : 1120/80 mmHg)
3. Nadi
a) Frekuensi = normal : 60-100x/menit ; Takikardia ;> 100
;Bradikardia: < 6 span=>
b) Keteraturan = normal : teratur
c) kekuatan = 0; tidak ada denyutan; 1+
1) Pada wanita pengkajian dalam bentuk keadaan / fisiologis dari
hand/ mens (seperti adanya sekret yang tidak normal dari
3genital, perubahan warna, gangguan fungsi urinaria
d. Mengidentifikasi klien yang beresiko
1) Klien yang beresiko mengalami gangguan seks. Misal:
pengkajian riwayat psikososial seperti adanya trauma
perkosaan trauma perkosaan, latar belakang budaya,
penyalahgunaan seks, perubahan bentuk setelah melahirkan,
tidak normalnya anatomi genital
Tahapan Respons Seksual
Pengkaji respon terhadap rangsangan seksual banyak mengacu
pada perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada klien yang
dirangsang secara seksual dan ia turut hanyut dalam aktivitas
perangsangan tersebut. Dengan mengetahui respon tubuh klien
terhadap rangsangan seksual dapat mengetahui lebih baik untuk
mengetahui kelainan yang mungkin timbul.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Managemen perilaku : seksual
Pengkajian pembatasan dan pencegahan perilaku seksual yang secara
sosial tidak dapat diterima
Identifikasi perilaku seksual yang tidak dapat diterima, dalam
tatanan khusus dan populasi klien
Diskusikan dengan klien mengenai konsekuwensi dari perilaku
seksual dan verbal secara sosial tidak dapat diterima
Alihkan arah dan perilaku seksual yang secara sosial tidak
dapat diterima
Sediakan tingkat pengawasan yang tepat untuk memonitor
pasien
Atur pasien untuk mendapatkan ruangan pribadi jika dikaji
bahwa pasien tersebut berada pada resiko tinggi melakukan
perilaku seksual yang tidak dapat diterima.
Managemen keperawatan
Pengkajian : klien yang mendapatkan keperawatan untuk
kehamilan,invertilitas,kontrasepi/penyakit menlar seksual.
Klien yang menderita penyakit /mendapat terapi yang akan
mempengaruhi fungsi seksual(missal penyandangan
diabetes,penyakit jantung).
Klien yang saat ini mneglami masalah seksual.
6. Analisa Data
7. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan fisiologis yang disebabkan oleh gangguan
seksual antara lain perubahan perilaku, sikap dan keyakinan
peningkatan emosi dan lain lain.
1) Klien yang beresiko mengalami gangguan seks. Misal:
pengkajian riwayat psikososial seperti adanya trauma
perkosaan trauma perkosaan, latar belakang budaya,
penyalahgunaan seks, perubahan bentuk setelah melahirkan,
tidak normalnya anatomi genital
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memeberikan interevensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan membatasi,mencegah,dan merubah.
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seks
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh
a. Trauma tulang belakang
b. Rasa nyeri karena tidak cukupnya cairan vagina
c. Efek koitus(adanya serangan jantung)
2. Ketidakefektifan pola seks berhubungan dengan stress
a. Ketakutan akan hamil (melahirkan), faktor yang mempengaruhi
hubungan seks dalam kehamilan, misalnya :
Faktor fisik : pembesaran perut, pembesaran buah dada,
penyempitan genital (alat kelamin wanita), mual dan
muntah, keletihan, dan kepekaan serviks.
Faktor psikologis : takut menyakiti janin, takut infeksi,
kecemasan akan persalinan yang akan datang.
b. Perasaan yang bersalah
c. Pandangan negatif terhadap perubhan tubuh seperti masektomi
d. Ketakutan ketidakmampuan memuaskan pasangan
3. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan :
Masalah seksual dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan
yang lain : kurang pengetahuan berhubungan dengan salah informasi
mitos tentang seksual, nyeri berhubungan dengan tidak cukupnya
cairan vagina
Cemas berhubungan dengan kehilangan fungsi seksual.
a. Pandangan negative terhadap perubhan tubuh seperti vasektomi
b. Trauma perubahan pasca melahirkan
c. Disfungsi seksual
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
Interevensi adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dalam tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan dalam
hasil yang diharapkan.
ketidakefektifan pola seks berhubungan dengan stress
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahan pola
seks berhubungan dengan stres kembali normal dengan kriteria hasil
tanda-tanda vital normal klien mampu menghilangkan rasa takut akan
adanya pasca melahirkan.
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji perubahan faktor yang mempengaruhi masalah seksual
klien.
3. Tingkatkan citra diri dan harga diri klien.
4. Berikan klien motivasi tentang rasa takut kehamilan.
5. Bantu klien untuk mendapatkan rasa percaya diri
Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur
tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan rasa
trauma pada klien hilang dengan kriteria hasil
Trauma berkurang, rasa sakit akan cairan vagina yang
berkurang hilang.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah serangkaian yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteia hasil yang diharapkan.
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi yang ditandai
dengan perubhan dalam mencapai kepuasan seksual .
Implementasi :
a. Membantu klien untuk mengekspresikan perubahn fungsi tubuh
ternasuk organ seksual seiring dengan bertambahnya usia.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi
seksual.
c. Memotivasi klien untuk mengonsumsi makanan yang rendah
lemak,rendah kolestrol,dam diet berupa diet vegetarian.
d. Menganjurkan klien untuk menggunakan cream vagina dan gell.
PEMBAHASAN
Contoh Kasus :
Saya (Adi Mahesa) adalah pensiunan dosen, umurnya sekarang sudah hampir 80
tahun. Istrinya (diana wahyuni) berusia 77 tahun, mereka sudah bersuami istri
selama 52 tahun. Mereka juga memiliki 3 anak dan delapan cucu. Mendekati
umur 80 tahun ia mengalami problem mendadak , yaitu tidak bisa
melakukandaphubungan seksual karena “burung” nya tidak bisa tegang secara
normal.
Pertanyaan :
Apakah 80 tahun ini batas waktu bagi fungsi coitus sebagai suami? Apakah saya
menderita penyakit yang berhubungan dengan alat kelamin? Memang baru ini
saya menderita sakit pneumonia sampai harus dirawat di rumah sakit. Apakah
usaha yang harus saya lakukan?
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Adi Mahesa
2. Umur : 80 tahun
3. Pekerjaan : dosen (pensiun)
4. Agama : islam
B. RIWAYAT SEKSUAL
1. Pola seksual biasanya
2. Kepuasaan (individu,pasangan)
3. Pengetahuan seksual
4. Masalah (seksual kesehatan)
5. Harapan
6. Suasana hati,tingkat energi
C. PENGKAJIAN SEKSUAL
1. masalah atau kekhawatiran seksual klien
2. bagaimana cara seksual klien
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Riwayat kesehatan
2. Perubahn kadar hormone
3. Perubahan pola responsif seksual
4. Tidak adanya kontraksi uterus selama orgasme
5. Klien menarik diri
6. Klien depresi
7. Klien takut akan penolakan atau reaksi orang terdekat
E. IDENTIFIKASI KLIEN YANG BERESIKO
1. Resiko gangguan seksual
2. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
atau fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai
kepuasaan seksual
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan funsional
ditandai dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO Dx. Tujuan Intervensi
Kep.
1. Disfungsi Pasien dapat menerima pola 1. Bantu pasien untuk me
1. seksual struktur tubuh terutama pada ngekspresikan perubahan
berhubungan fungsi seksual yang fungsi tubuh termasuk
dengan dialaminya kriteria hasil: organ seksual seiring
perubahan Mengeskpresikan dengan bertambahnya usia
struktur hasil kenyamanan 2. Berikan pendidikan
tubuh/fungsi Mengeskspresikan kesehatan tentang
yang ditandai kepercayaan diri penurunan fungsi seksual
dengan 3. Motivasi klien untuk
perubahan dalam mengkonsumsi
mencapai makanan yang
kepuasaan rendah lemak, rendah
seksual kolesterol,dan berupa diet
vegetarian
4.IMPLEMENTASI
EVALUAS
NO DX. KEP IMPLEMENTASI I (Secara
keseluruhan
)
1. Disfungsi 1. Membantu pasien S: klien
seksual untuk mengatakan
berhubungan mengekspresikan “lebih
dengan perubahan fungsi mengerti”
perubahan tubuh termasuk mengerti
struktur organ seksual mengapa
tubuh/fungsi seiring dengan keinginan
yang ditandai bertambahnya untuk
dengan usia melakukan
perubahan 2. Memberikan hubungan
dalam pendidikan suami istri
mencapai kesehatan tentang berkurang
kepuasaan penurunan fungsi DO:-umur
seksual seksual klien 80
3. Memotivasi klien tahun
untuk -TD :
mengkonsumsi 130/90
makanan yang mmHg
rendah lemak, -Nadi :
rendah 88x/menit
kolesterol,dan -suhu : 36
berupa diet C
vegetarian -RR : 18
x/menit
-klien
mengalami
keterbatasa
n fungsi
coitus
2. Harga diri 1. Mengkaji
rendah perasaan/persepsi
berhubungan pasien tentang
dengan perubahan
gangguan gambaran diri
funsional berhubungan
ditandai dengan dengan keadaan
perubahan anggota tubuhnya
bentuk salah yang kurang
satu anggota berfungsi secara
tubuh normal
2. Melakukan
pendekatan dan
bina hubungan
saling percaya
dengan pasien
3. Menunjukkan
rasa
empati,perhatian,
dan penerimaan
pada pasien
4. Membantu pasien
untuk
mengadakan
hubungan dengan
orang lain
5. Memberikan
kesempatan pada
pasien untuk
mengekspresikan
perasaan
kehilangan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA