Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Seksual

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar


Dosen Mata Ajar : Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Kukuh Mentari 17.045


2. Lestariningsih 17.047
3. Lusitania Dian Permadani 17.050
4. Mimin Indah Lestari 17.054

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Seksualitas merupakan bagian-bagian penting identitas individu.


Seks adalah inti siapa kita, kesejahteraan emosi kita dan kualitas hidup
kita. Semua orang memiliki potensi untuk mengalami seksualiatas secara
positif dan mengekspresikan seksualitas mereka dengan senang. Klien
tidak meninggalkan seksualitas mereka ketika mereka memasuki sistem
perawatan kesehatan.
Dalam pendekatan holistik terhadap perawatan kesehatan klien,
semua aspek saling berinteraksi. Oleh karena itu, seksualitas
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek biologis, psikologis,
sopsiologis, budaya dan spiritual manusia.
Perawat harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang
seksualitas karena seksualitas dan fungsi seksual merupakan aspek
kesehatan dan kesejahteraan keduannya menjadi bagian asuhan
keperawatan dan perlu dikaji. Sehingga perawat bisa memberikan
edukasi/pengetahuan kepada pasien dengan tepat ketika melayani
masyarakat di instansi tertentu berdasarkan hal tersebut, maka kelompok
akan menganalisa dan membahas tentang seksualitas agar perawat dapat
menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada
pasien berdasarkan teori ini, sehingga pada akhirnya perawat dapat
meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan pada teori keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan dengan gangguan seksual
2. Tujuan khusus
a. Memahami pengkajian keperawatan pada gangguan seksual.
b. Memahami diagnose keperawatan pada gangguan seksual.
c. Memahami intervensi keperawatan pada gangguan seksual.
d. Memahami implementas ikeperawatan pada gangguan seksual.
e. Memahami evaluas ikeperawatan pada gangguan seksual.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi akal atau data tentang klien,agar
dapat mengidentifikasi,mengenali masalah-masalah,kebutuhan kesehatan
dan keperawatan klien,baik fisik,mental,sosial dan lingkungan.
1. Biodata Pasien
1. Keluhan Utama
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dibuat untuk mendapatkan informasi tentang
informasi seksualitas, pola seksualitas saat ini dan masa lalu, serta
harapan pasien tentang seksual. Informasi gaya hidup harus dikaji,
termasuk latihan dan tingkat aktifitas, pekerjaan, serta stress. Riwayat
medis dan bedah masa lalu, terapi obat-obatan saat ini, dan
penggunaan laksatif adalah penting. Pasien harus ditanya tentang
adanya trauma seksual yang pernah dialami.
3. Riwayat Seksual
Tanyakan kepada klien secara cermat dan menyeluruh tentang hal-hal
berikut:
a. Klien yang mengalami disfungsi seksual
b. Klien yang mengalami perawatan kehamilan
4. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang mempengaruhi fungsi
seksual misal trauma pada alat genital,Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan fisiologis yang disebabkan oleh gangguan
seksual antara lain perubahan perilaku, sikap dan keyakinan
peningkatan emosi dan lain lain.
Pemeriksaan Fisik
a. Beberapa riwayat kesehatan yang perlu pengkajian fisik misal:
Berbagai Informasi pada sistem saraf, kardiovaskular, endokrin
dan genitourinaria.
b. Pemeriksaan umum melliputi: penampilan umum, status mental.
1. Kesadaran tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal :
kesadaran penuh, ekpresi sesuai, tidak ada tanda-tanda
cemas/takut).
2. Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal ): Relaks , tidak ada
tanda-tanda cemas/takut.
3. Jenis kelamin
4. Usia dan gender
5. Tahapan Perkembangan
6. TB, BB (Normal :BMI dalam batas normal)
7. Kebersihan Personal (Normal : bersih dan tidak berbau )
8. Cara berpakaian (Normal : benar dan tidak terbalik)
9. Postur dan cara berjalan
10. Bentuk dan ukuran tubuh
11. Cara bicara. (Relaks, lancar, tidak gugup)
12. Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.
13. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
c. Pengukuran tanda vital
Posisi klien :duduk/berbaring
1. Suhu tubuh (Normal : 36,5 – 37,5 c)
2. Tekanan darah (Normal : 1120/80 mmHg)
3. Nadi
a) Frekuensi = normal : 60-100x/menit ; Takikardia ;> 100
;Bradikardia: < 6 span=>
b) Keteraturan = normal : teratur
c) kekuatan = 0; tidak ada denyutan; 1+
1) Pada wanita pengkajian dalam bentuk keadaan / fisiologis dari
hand/ mens (seperti adanya sekret yang tidak normal dari
3genital, perubahan warna, gangguan fungsi urinaria
d. Mengidentifikasi klien yang beresiko
1) Klien yang beresiko mengalami gangguan seks. Misal:
pengkajian riwayat psikososial seperti adanya trauma
perkosaan trauma perkosaan, latar belakang budaya,
penyalahgunaan seks, perubahan bentuk setelah melahirkan,
tidak normalnya anatomi genital
Tahapan Respons Seksual
Pengkaji respon terhadap rangsangan seksual banyak mengacu
pada perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada klien yang
dirangsang secara seksual dan ia turut hanyut dalam aktivitas
perangsangan tersebut. Dengan mengetahui respon tubuh klien
terhadap rangsangan seksual dapat mengetahui lebih baik untuk
mengetahui kelainan yang mungkin timbul.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Managemen perilaku : seksual
Pengkajian pembatasan dan pencegahan perilaku seksual yang secara
sosial tidak dapat diterima
 Identifikasi perilaku seksual yang tidak dapat diterima, dalam
tatanan khusus dan populasi klien
 Diskusikan dengan klien mengenai konsekuwensi dari perilaku
seksual dan verbal secara sosial tidak dapat diterima
 Alihkan arah dan perilaku seksual yang secara sosial tidak
dapat diterima
 Sediakan tingkat pengawasan yang tepat untuk memonitor
pasien
 Atur pasien untuk mendapatkan ruangan pribadi jika dikaji
bahwa pasien tersebut berada pada resiko tinggi melakukan
perilaku seksual yang tidak dapat diterima.
 Managemen keperawatan
Pengkajian : klien yang mendapatkan keperawatan untuk
kehamilan,invertilitas,kontrasepi/penyakit menlar seksual.
Klien yang menderita penyakit /mendapat terapi yang akan
mempengaruhi fungsi seksual(missal penyandangan
diabetes,penyakit jantung).
Klien yang saat ini mneglami masalah seksual.
6. Analisa Data
7. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan fisiologis yang disebabkan oleh gangguan
seksual antara lain perubahan perilaku, sikap dan keyakinan
peningkatan emosi dan lain lain.
1) Klien yang beresiko mengalami gangguan seks. Misal:
pengkajian riwayat psikososial seperti adanya trauma
perkosaan trauma perkosaan, latar belakang budaya,
penyalahgunaan seks, perubahan bentuk setelah melahirkan,
tidak normalnya anatomi genital

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memeberikan interevensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan membatasi,mencegah,dan merubah.
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seks
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh
a. Trauma tulang belakang
b. Rasa nyeri karena tidak cukupnya cairan vagina
c. Efek koitus(adanya serangan jantung)
2. Ketidakefektifan pola seks berhubungan dengan stress
a. Ketakutan akan hamil (melahirkan), faktor yang mempengaruhi
hubungan seks dalam kehamilan, misalnya :
 Faktor fisik : pembesaran perut, pembesaran buah dada,
penyempitan genital (alat kelamin wanita), mual dan
muntah, keletihan, dan kepekaan serviks.
 Faktor psikologis : takut menyakiti janin, takut infeksi,
kecemasan akan persalinan yang akan datang.
b. Perasaan yang bersalah
c. Pandangan negatif terhadap perubhan tubuh seperti masektomi
d. Ketakutan ketidakmampuan memuaskan pasangan
3. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan :
Masalah seksual dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan
yang lain : kurang pengetahuan berhubungan dengan salah informasi
mitos tentang seksual, nyeri berhubungan dengan tidak cukupnya
cairan vagina
Cemas berhubungan dengan kehilangan fungsi seksual.
a. Pandangan negative terhadap perubhan tubuh seperti vasektomi
b. Trauma perubahan pasca melahirkan
c. Disfungsi seksual
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tujuan yang akan dicapai terhadapa masalah seksual yang dialami


klien,mencakup :

1. Pertahankan dan perbaiki kesehatan seksual


2. Tingkatkan pengetahuan tentang seksual dan kesehatan seksual
3. Perbaiki konsep kesadaran diri terhadapa sikap dan keyakinan
seksual
4. Tingkatkan bodyimage serta harga diri klien.
5. Cegah kehamilan yang tidak diinginkan.
6. Cegah terjadinya/ penyebaran penyakit menular.

D. INTERVENSI
Interevensi adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dalam tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan dalam
hasil yang diharapkan.
ketidakefektifan pola seks berhubungan dengan stress
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahan pola
seks berhubungan dengan stres kembali normal dengan kriteria hasil
tanda-tanda vital normal klien mampu menghilangkan rasa takut akan
adanya pasca melahirkan.
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji perubahan faktor yang mempengaruhi masalah seksual
klien.
3. Tingkatkan citra diri dan harga diri klien.
4. Berikan klien motivasi tentang rasa takut kehamilan.
5. Bantu klien untuk mendapatkan rasa percaya diri
Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur
tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan rasa
trauma pada klien hilang dengan kriteria hasil
Trauma berkurang, rasa sakit akan cairan vagina yang
berkurang hilang.

1. Memeberikan pendidikan dan konseling tentang kebutuhan dan


masalah seksual
2. Mengurangi dorongan seksual
3. Mencegah isolasi sosial(terbuka)

Mengindentifikasi Diagnosis, Hasil, Dan Intervensi Keperawatan


KLIEN YANG MENGALAMI MASALAH SEKSUALITAS
DATA KELOMPOK DIAGNOSIS CONTOH HASIL INDIKATOR INTERVENSI CONTOH
KEPERAWATAN/ YANG PILIHAN TINDAKAN NIC
DEFINISI DIHARAPKAN (NIC#)/
(NOC#)/DEFINISI DEFINISI
Marsha oglivy, 55 Disfungsi Status penuaan Tidak ada deviasi Pendidikan  Tentuk
tahun melaporkan seksual atau fisik (0113) / dari rentang yang kesehatan an
nyeri dan rasa nyeri perubahan perubahan fisik diharapkan pada (5510)/ pengeta
ia dan suaminya fungsi seksual yang umumnya  Fungsi mengemban huan
tiap kali melakukan yang dipandang terjadi karena seksual gkan dan tentang
hubungan tidak penuaan. memberikan kesehat
intim.menstruasi memuaskan, intruksi dan an dan
terakhirnya adalah sulit, tidak mempelajari perilak
14 bulan yang lalu, adekuat. pengalaman u gaya
ia mengatakan untuk hidup
suaminya khawatir memfasilita pada
mengenai tidak si adaptasi individ
adanya respons perilaku u dan
yang biasa di volunter keluarg
tunjukkan olehnya yang a
setiap kali kondusif  Gabung
berhubungan intim. untuk kan
kesehatan strategi
individu, untuk
keluarga, mening
kelompok,at katakan
au harga
komunitas. diri
klien
 Ajarka
n
strategi
yang
dapat
diguna
kan
untuk
memini
malkan
ketidak
nyaman
an
klien.
Larry stogryn, 52 Ketidakefektifan Fungsi seksual Sering kali Konseling  Diskusi
tahun memiliki pola seksualitas/ (0119) dari menujnukkan seksual kan
riwayat hipertensi ekspresi iintegrasi aspek  Ereksi (5248) / pengar
yang membuat ia khawatir fisik, penis yang penguranga uh
meminum obat anti mengenai sosioernosional,dan terus n proses medika
hipertensi (reserpin seksualitasnya intelektual ekspresi menerus menolong si pada
(serpasi). Ia seksual. Melakukan interaktif seksual
mrengatakan hubungan seksual yang itas.
kehilangan minat dengan alat bantu berfokus  Diskusi
terhadap seks jika perlu padakebutu kan
dalam bebrapa  Mengadap han untuk tiap
bulan terakhir dak tasi teknik membuat bentuk
ketia ia seksual penyesuaian alternat
melakukakan jika perlu dalam if
hubungan seks, ia praktik ekspres
mengalami seksual atau i
kesulitan dalam meningkatk seksual
mempertahankan an yang
ereksi. kopingterha dapat
dapkejadian diterim
/gangguan a
seksual. olehkli
en.
 Lakuka
n
rujukan
untuk
anggota
tim
perawat
an
kesehat
an lain
jika
perlu
(misal :
pember
i
perawat
an
primer
untuk
mengga
li
medika
si
tekanan
darah
alternat
if atau
pemaka
ian
medika
si yang
diguna
kan
untuk
disfung
si
ereksi,
seperti
slidenaf
il
sitrat(vi
agra)
;dokter
urologi
untukp
ertimba
ngan
pemaka
ian
prostesi
s,
injeksi
penis,
dan
interve
nsi lain.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah serangkaian yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteia hasil yang diharapkan.
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi yang ditandai
dengan perubhan dalam mencapai kepuasan seksual .
Implementasi :
a. Membantu klien untuk mengekspresikan perubahn fungsi tubuh
ternasuk organ seksual seiring dengan bertambahnya usia.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi
seksual.
c. Memotivasi klien untuk mengonsumsi makanan yang rendah
lemak,rendah kolestrol,dam diet berupa diet vegetarian.
d. Menganjurkan klien untuk menggunakan cream vagina dan gell.

2. Harga Diri rendah berhubungan dengan gangguan fungsional ditandai


dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
a. Mengkaji Perasaan atau Persepsi Klien tentang perubahan gambaran diri
berhubungan dengan keadaan anggota tubuhnya berfungsi secara normal.
b. Melakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan klien
c. Menunjukan rasa empati,perhatian,dan penerimaan pada klien.
d. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengekpresikan perasaan
kehilangan.
3. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan penyakit atau terapi medis.
a. Mengkaji faktor-faktor penyebab dan penunjang yang meliputi
nyeri,nafas pendek,keterbatasan suplai oksigen,imobilisasi,kerusakan,invarsi saraf
perubhan hormone,depresi,kurangnya informasi yang tepat.
b. Memberikan informasi yang tepat pada klien dan pasangannya,seperti
gunakan kondom pada hubungan seksual.
c. Memberikan penyuluhan perawatan klien seperti contoh pemeriksaan
testis sendiri dengan cara menggunakan cermin,infeksi testis anda terhadap
pembengkakan,pembesaran,atau benjolan dikulit testis.
- Pilih satu hari pada setiap bulan missal hari pertama atau hari terakhir setiapp
bulan untuk memeriksa diri sendiri.
- Lakukan pemeriksaan terhadap diri sendiri ketika mandi shower atau mandi
rendam dengan air hangat.
- Sangga testis dengan satu tangan letakkan jari tangan yang lain dibawah testis
dan ibu jari diatasnnya(Lebih mudah dilakukan apabila kaki pada sisi yang
dilakukan pemeriksaan dinaikkan .)
- Putar masing-masing testis antara ibu jari dan jari tangan adanya
benjolan,penebalan atau pengerasan konsitensi testis.
- Raba pita sperma atau vasdeverence yang membentang ke atas dari skrotum
menuju dasar penis .
- Segeralah laporkan setiap benjolan atau perubahan lain kepada petugas perawatn
kesehatan
- Palpasi Epididemis yaitu struktur seperti benang yang ada diatas dan dibelkang
testis.Epididemis terasa lembut namun tidak sehalus testis.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi Keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatn
yang telah ditentukan,untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

1. Klien mampu menhubungkan faktor-faktor fisik atau psikososial yang


mengganggu fungsi seksual.
2. Klien mampu berkomunikasi dengan pasangannya tentang hubungan
seksual dengan rasa nyaman.
3. Klien mengatakan kembali bahwa aktivitas seksualnya ada pada tahap
yang memuaskan dirinya dan pasangannya.
4. Klien dan pasangannya mengatakan keinginan dan hasrat untuk
mencari bantuan dan trapist seks profesional.
BAB III

PEMBAHASAN

Contoh Kasus :

Saya (Adi Mahesa) adalah pensiunan dosen, umurnya sekarang sudah hampir 80
tahun. Istrinya (diana wahyuni) berusia 77 tahun, mereka sudah bersuami istri
selama 52 tahun. Mereka juga memiliki 3 anak dan delapan cucu. Mendekati
umur 80 tahun ia mengalami problem mendadak , yaitu tidak bisa
melakukandaphubungan seksual karena “burung” nya tidak bisa tegang secara
normal.

Pertanyaan :

Apakah 80 tahun ini batas waktu bagi fungsi coitus sebagai suami? Apakah saya
menderita penyakit yang berhubungan dengan alat kelamin? Memang baru ini
saya menderita sakit pneumonia sampai harus dirawat di rumah sakit. Apakah
usaha yang harus saya lakukan?

1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Adi Mahesa
2. Umur : 80 tahun
3. Pekerjaan : dosen (pensiun)
4. Agama : islam
B. RIWAYAT SEKSUAL
1. Pola seksual biasanya
2. Kepuasaan (individu,pasangan)
3. Pengetahuan seksual
4. Masalah (seksual kesehatan)
5. Harapan
6. Suasana hati,tingkat energi
C. PENGKAJIAN SEKSUAL
1. masalah atau kekhawatiran seksual klien
2. bagaimana cara seksual klien
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Riwayat kesehatan
2. Perubahn kadar hormone
3. Perubahan pola responsif seksual
4. Tidak adanya kontraksi uterus selama orgasme
5. Klien menarik diri
6. Klien depresi
7. Klien takut akan penolakan atau reaksi orang terdekat
E. IDENTIFIKASI KLIEN YANG BERESIKO
1. Resiko gangguan seksual
2. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
atau fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai
kepuasaan seksual
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan funsional
ditandai dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO Dx. Tujuan Intervensi
Kep.
1. Disfungsi Pasien dapat menerima pola 1. Bantu pasien untuk me
1. seksual struktur tubuh terutama pada ngekspresikan perubahan
berhubungan fungsi seksual yang fungsi tubuh termasuk
dengan dialaminya kriteria hasil: organ seksual seiring
perubahan  Mengeskpresikan dengan bertambahnya usia
struktur hasil kenyamanan 2. Berikan pendidikan
tubuh/fungsi  Mengeskspresikan kesehatan tentang
yang ditandai kepercayaan diri penurunan fungsi seksual
dengan 3. Motivasi klien untuk
perubahan dalam mengkonsumsi
mencapai makanan yang
kepuasaan rendah lemak, rendah
seksual kolesterol,dan berupa diet
vegetarian

2. Harga diri Pasien dapat menerima 1. Kaji perasaan/persepsi


rendah perubahan bentuk salah satu pasien tentang perubahan
berhubungan anggota tubuhnya secara gambaran diri
dengan positif berhubungan dengan
gangguan Kriteria hasil: keadaan anggota
funsional  Pasien mau tubuhnya yang kurang
ditandai dengan berinteraksi dan berfungsi secara normal
perubahan beradaptasi dengan 2. Lakukan pendekatan
bentuk salah satu lingkungan tanpa rasa dan bina hubungan saling
anggota tubuh malu dan rendah diri percaya demgan pasien
 Pasien yakin akan 3. Tunjukkan rasa empati,
kemampuan yang perhatian dan
dimiliki peneriman pada pasien
4. Bantu pasien untuk
mengadakan hubungan
dengan orang lain
5. Beri kesempatan pada
pasien untuk
mengekspresikan perasaan
kehilangan
3. Ketidakefektivan Pasien dapat menerima 1. Kaji faktor-faktor
penyebab dan penunjang,
pola seksualitas perubahan pola seksualitas
yang meliputi
berhubungan yang disebabkan masalah  Kelelahan
dengan penyakit kesehatannya.  Nyeri
 Nafas pendek
atau terapi medis Kriteria hasil :  Keterbatasan supial
 Mengidentifikasi oksigen
 Imobilasi
keterbatasannya pada  Kerusakan inervasi
aktivitas seksual yang saraf
 Perubahan
disebabkan masalah hormone
kesehatan  Depresi
 Kurangnya
 Mengidentifikasi informasi
modifikasi kegiatan yang tepat
2. Ajarkan pentingnya
seksual yang pantas mentaati aturan medis
dalam respon yang dibuat untuk
mengontrol
terhadap gejala penyakit
keterbatasannya 3. Berikan informasi
yang tepat pada pasien
dan pasangannya tentang
keterbatasan fungsi seksual
yang disebabkan
oleh keadaan sakit
4. Ajarkan modifikasi yang
mungkin dalam kegiatan
seksual dapat membantu
penyesuaian dengan
keterbatasan akibat sakit

4.IMPLEMENTASI
EVALUAS
NO DX. KEP IMPLEMENTASI I (Secara
keseluruhan
)
1. Disfungsi 1. Membantu pasien S: klien
seksual untuk mengatakan
berhubungan mengekspresikan “lebih
dengan perubahan fungsi mengerti”
perubahan tubuh termasuk mengerti
struktur organ seksual mengapa
tubuh/fungsi seiring dengan keinginan
yang ditandai bertambahnya untuk
dengan usia melakukan
perubahan 2. Memberikan hubungan
dalam pendidikan suami istri
mencapai kesehatan tentang berkurang
kepuasaan penurunan fungsi DO:-umur
seksual seksual klien 80
3. Memotivasi klien tahun
untuk -TD :
mengkonsumsi 130/90
makanan yang mmHg
rendah lemak, -Nadi :
rendah 88x/menit
kolesterol,dan -suhu : 36
berupa diet C
vegetarian -RR : 18
x/menit
-klien
mengalami
keterbatasa
n fungsi
coitus
2. Harga diri 1. Mengkaji
rendah perasaan/persepsi
berhubungan pasien tentang
dengan perubahan
gangguan gambaran diri
funsional berhubungan
ditandai dengan dengan keadaan
perubahan anggota tubuhnya
bentuk salah yang kurang
satu anggota berfungsi secara
tubuh normal
2. Melakukan
pendekatan dan
bina hubungan
saling percaya
dengan pasien
3. Menunjukkan
rasa
empati,perhatian,
dan penerimaan
pada pasien
4. Membantu pasien
untuk
mengadakan
hubungan dengan
orang lain
5. Memberikan
kesempatan pada
pasien untuk
mengekspresikan
perasaan
kehilangan

3. Ketidakefektiva 1. Mengkaji faktor-


n pola faktor penyebab
seksualitas dan penunjang
berhubungan yang meliputi:
dengan  Kelelahan
penyakit atau  Nyeri
terapi medis  Nafas pendek
 Keterbatasan
suplai oksigen
 Imobilisasi
 Kerusakan
inervasi saraf
 Perubahan
hormone
 Depresi
 Kurangnya
informasi yang
tepat
2. Ajarkan
pentingnya
mentaati aturan
medis
yang dibuat
untuk
mengontrol
gejala penyakit
3. Berikan informasi
yang tepat pada
pasien
dan pasangannya
tentang
keterbatasan
fungsi seksual
yang disebabkan
oleh keadaan
sakit
4. Ajarkan
modifikasi yang
mungkin dalam
kegiatan seksual
dapat membantu
penyesuaian
dengan
keterbatasan
akibat sakit
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seksualitas mencakup bagaimana yang klien rasakan mengenai tubuh


klien, ketertarikan klienterhadap aktivitas seksual, kebutuhan anda akan
sentuhan, atau bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga melakukan
kegiatan-kegiatan nonseksual seperti berprestasi di berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Perkembangan seksualitas di mulai dari bayi lahir, sampai
individu itu meninggal. Gangguan pada seksualitas meliputi pedofilia,
eksibisionisme, fetitisme, transvestisme, transeksualisme dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2015.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Jakarta


Selatan:Salemba.
Hidayat, A. Aziz Alimul.2012.Buku Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.jakarta: salemba medika.

Nanda, NIC NOC.2015-2017.Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi.Ed-


10 – jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai