merupakan hasil interaksi tiga faktor, yaitu ternak, agen penyakit (pathogen) dan lingkungan.
Lingkungan memegang peran yang sangat penting dalam menentukan pengaruh positif atau
negatif terhadap hubungan antara ternak dengan agen penyakit.
Penyebaran Penyakit Gumboro berlangsung sangat cepat, penyebaran dapat ditimbulkan
karena kontak langsung antara ayam penderita dengan ayam sehat, litter yang tercemar virus
Gumboro atau lewat makanan yang terkontaminasi. Serangga dapat juga berperan dalam
penyebaran penyakit ini (Murtidjo 1992). Dan faktor-faktor lain penyebab Gumboro:
a) Sanitasi dan Desinfeksi Kandang yang Tidak Optimal
Penyebaran Penyakit Gumboro umumnya terjadi secara horizontal. Oleh karena itu
manajemen yang meliputi sanitasi dan biosekuriti sangat berpengaruh. Beberapa kasus
Gumboro dipicu dengan perlakuan sanitasi yang kurang tepat, yaitu masih ditemukan
adanya sisa-sisa kotoran/tumpukan karung yang berisi feses di sekitar lokasi kandang saat
DOC tiba. Feses merupakan media utama penularan Gumboro. Virus IBD di dalam feses
masih infektif hingga 122 hari setelah diekskresikan (dikeluarkan) (Tabbu, 2000).
Hal lain yang terkadang masih terjadi adalah penyemprotan desinfektan tanpa
dilakukan pembersihan kandang terlebih dahulu atau pembersihan tidak optimal (masih
terdapat sisa litter/feses di sela-sela kandang). Kondisi ini tentunya akan mengakibatkan
kerja desinfektan tidak akan optimal, terutama pada penggunaan Antisep (oxidizing agent)
(Eterradossi and Saif, 2008). Jenis desinfektan ini kerjanya dipengaruhi oleh materi organik
(feses, darah dan lendir).
Virus IBD merupakan virus yang sangat stabil. Virus ini relatif tahan terhadap panas
dan beberapa macam desinfektan. Jenis desinfektan yang tepat untuk mengeliminasi virus
IBD yaitu golongan oxidizing agent (kompleks iodium) dan golongan aldehyde (formalin).
Produk yang dapat digunakan yaitu Antisep, Neo Antisep atau Formades.