Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no): halaman awal - halaman akhir

ISSN: 0852-3581
E-ISSN: 9772443D76DD3
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Pertambahan Bobot Badan dan Feed Conversion Rate Ayam


Broiler yang Dipelihara Menggunakan Desinfektan Herbal
Yonas Adytia Nugraha, Khoirun Nissa, Nikmah Nurbaeti, Fadlu Muhammad Amrullah,
Dian Wahyu Harjanti
1
Prodi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
2
Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro

yonanugraha58@gmail.com; dianharjanti@undip.ac.id

ABSTRACT
Senyawa aktif dalam daun babadotan (Ageratum conyzoides) diketahui memiliki
aktivitas antibakterial khususnya untuk menghambat perkembangan bakteri patogen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan desinfektan
herbal berbahan dasar ekstrak daun babadotan (Ageratium conyzoides) terhadap
produktivitas ayam broiler yang diketahui berdasarkan pertambahan bobot badan harian
(PBBH) dan FCR (Feed Convertion Rate). Penelitian ini menggunakan desinfektan
herbal daun babadotan konsentrasi 1% dan 1,5%, serta desinfektan sintetis komersian
1,5% sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBBH ayam broiler
yang dipelihara dengan menggunakan desinfektan herbal dan sintetis tidak berbeda
(P>0,05). Nilai PBBH desinfektan herbal 1% dan 1,5% adalah 35,11 dan 33,69
g/ekor/hari, sedangkan desinfektan sintetis 32,75 g/ekor/hari. Nilai FCR ayam pada
pemeliharaan menggunakan desinfektan herbal juga menunjukkan hasil yang sama
(P>0,05) dengan desinfektan sintetis. Nilai FCR desinfektan herbal 1% dan 1,5%
adalah 1,6 dan 1,67. Sedangkan FCR desinfektan sintetis sebesar 1,63. Berdasarkan
data tersebut disimpulkan bahwa desinfektan herbal ekstrak daun babadotan dapat
digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan biosecurity di peternakan ayam broiler.

Keywords: desinfektan herbal, biosecurity, produktivitas, ayam broiler

PENDAHULUAN perkarangan dan tanah lapang.


Di Indonesia terdapat banyak Keberadaannya tanaman ini sering dise-
tanaman obat yang beragam jenis dan but sebagai gulma karena manfaat klin-
khasiatnya. Terdapat sekitar puluhan isnya belum banyak diketahui oleh
ribu jenis tumbuhan yang keberadaanya masyarakat. Tumbuhan ini memiliki
tersebar diseluruh wilayah Indonesia senyawa aktif yaitu saponin flavonoid
dan beberapa diantaranya diketahui dan polifenol diketahui memiliki
memiliki hasiat sebagai tumbuhan obat, aktivitas antibacterial khususnya untuk
salah satunya yaitu daun babadotan menghambat perkembangan bakteri
(Ageratum Conyzoides.). Babadotan patogen (Magdalena dkk., 2013).
(Ageratum conyzoides) merupakan Usaha peternakan ayam broiler
tanaman yang tumbuh liar di tepi jalan, memiliki prospek yang baik untuk

No halaman
J. Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no):halaman awal – halaman akhir

dikembangkan karena konsumsi daging Materi Penelitian


ayam broiler yang mengalami Materi yang digunakan dalam
peningkatan untuk beberapa tahun ke penelitian ini adalah 90 ekor ayam
depan. Namun, masih banyak peternak Broiler strain Lohmann MB-202
yang mengabaikan lingkungan sekitar, diperoleh dari PT. Japfa Comfeed
sehingga dapat menimbulkan terjadinya Indonesia, ekstrak daun babadotan
penyebaran virus dan bakteri di (Ageratum conyzoide) dan desinfektan
lingkungan sekitar. Penyebab kerugian komersil Rodalon. Kandang yang
dalam usaha ayam broiler disebabkan digunakan yaitu kandang litter sebanyak
oleh waktu panen yang lama, bobot 9 petak dengan ukuran tiap petak
badan yang tidak sesuai dengan standar, panjang x lebar x tinggi (100 x 100 x
tingkat kematian yang tinggi dan 50) cm dengan tiap petak kandang diisi
lain-lain. Oleh sebab itu peternak ayam 10 ekor ayam.
broiler harus dapat mengetahui
komponen keberhasilan dan upaya Metode Penelitian
pencegahan penyebaran virus dan Metode yang digunakan pada
bakterei yang dapat meningkstksn penelitian ini adalah percobaan dengan
presentase kegagalan dalam usaha ayam Rancangan Acak Lengkap (RAL) tiga
broiler. perlakuan tiga ulangan (3x3). Sembilan
Desinfektan merupakan bahan puluh ekor ayam DOC dalam penelitian
kimia yang digunakan untuk ini dibagi menjadi tiga kelompok tiga
menghindari terjadinya pencemaran dari ulangan dengan perlakuan berupa
bakteri dan virus jasad renik. Tujuan penggunaan desinfeksi kandang
dari penyemprotan desinfektan yaitu sebelum chick in dan selama
untuk membasmi bibit penyakit yang pemeliharaan menggunakan larutan
masih tersisa di dalam kandang dan antiseptic yang berbeda, yaitu BANDIT
lingkungan sekitar (Badriyah, 2013). (Babadotan Desinfektan) berbahan
Desinfektan yang digunakan oleh dasar eksrak babadotan dan desinfektan
peternakan biasanya berupa desinfektan sintetis (Rodalon) sebagai berikut:
sintesis yang mengandung bahan–bahan T1 : Desinfektan Rodalon 1,5% (1,5
kimia sintesis. Pengembangan ml desinfektan Rodalon + 998,5 ml
desinfektan berbahan dasar herbal lokal aquades)
yang efektif, aman, dan ramah T2 : BANDIT 1% (10 gr ekstrak
lingkungan perlu dilakukan. Oleh daun babadotan + 1 liter aquades)
karena itu penelitian ini bertujuan untuk T3 : BANDIT 1,5% (15 gr ekstrak
mengetahui pengaruh penggunaan daun babadotan + 1 liter aquades)
“Babadotan Desinfektan” terhadap Perlakuan desinfeksi dilakukan
infeksi mikroorganisme pada proses pada saat persiapan chick in dan selama
produksi di peternakan ayam broiler. pemeliharaan, desinfeksi juga dilakukan
pada tempat pakan dan minum dengan
MATERI DAN METODE konsentrasi yang sama dengan
perlakuan pada desinfeksi kandang.
Waktu dan Lokasi Penelitian Parameter yang diamati meliputi
Penelitian ini dilaksanakan pada pertambahan bobot badan (g/ekor) dan
tanggal 29 April sampai dengan 28 Mei konsumsi pakan (g/ekor) dan konversi
2017. Di kandang panggung Teaching pakan/ feed conversion rate (FCR).
Farm Fakultas Peternakan dan Pertanian Tahapan penelitian adalah sebagai
Universitas Diponegoro, Semarang. berikut:

No halaman
J. Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no):halaman awal – halaman akhir

Pembuatan Ekstrak Daun Babado- HASIL DAN PEMBAHASAN


tan Perlakuan desinfeksi kandang
Daun babadotan dibersihkan, dengan menggunakan desinfektan
dipotong, dikeringkan dan dihaluskan herbal merupakan salah satu cara yang
hingga menjadi simplisia. Sebanyak efektif dan aman untuk mencegah
200 g simplisia dimasukkan ke dalam terjadinya penyebaran bakteri, virus dan
bejana maserasi, kemudian penyakit yang terdapat di dalam sekitar
ditambahkan pelarut ethanol 96% lingkungan kandang sehingga dapat
sebanyak 1 liter. Setelah didiamkan menurunkan angka kematian (mortalitas
selama 48 jam dan diaduk setiap 6 jam, dan morbiditas) pada ayam broiler.
larutan tersebut disaring menggunakan Hasil penelitian ini
kain kasa sehingga didapatkan hasil menunjukkan bahwa perlakuan
filtrat maserasi. Filtrat yang diperoleh desinfeksi kandang menggunakan
dipekatkan menggunakan rotary desinfektan herbal dari ekstrak daun
evaporator pada suhu 50ºC. Ekstrak babadotan dan desinfektan sintetis tidak
kemudian diencerkan secara bertingkat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
menggunakan aquades sesuai pertambahan bobot badan dan nilai
perlakuan. konversi ransum. Hasil penelitian
tentang pengaruh desinfeksi herbal
Analisis Data menggunakan daun babadotan terhadap
Pertambahan bobot badan (PBB) pertambahan bobot badan dan nilai
dan konversi ransum dapat dihitung koversi ransum dapat dilihat pada Tabel
dengan rumus menurut Anang (2007) 1. sebagai berikut:
sebagai berikut: Pada tabel 1 terlihat bahwa pada
perlakuan pertama dengan desinfeksi
Pertambahan Bobot Badan menggunakan desinfektan sintetis
dengan konsentrasi 1,5 % selama
PBB = BB t – (BB t–1)
pemeliharaan ayam broiler sampai

periode panen memiliki pertambahan
Keterangan:
bobot badan sebesar 32,75 g/ekor/hari
PBB = Pertambahan bobot badan
dengan nilai FCR sebesar 1,63
(g/ekor)
sedangkan untuk perlakuan kedua dan
BB t = Pertambahan bobot badan
ketiga menggunakan desinfektan herbal
waktu t (g/ekor)
dari ekstrak daun babadotan dengan
BB t–1 = Pertambahan bobot badan
konsentrasi 1% dan 1,5% memiliki
sebelumnya (g/ekor)
pertambahan bobot badan berturut –
turut sebesar 35,11 g/ekor/hari dan
Konversi Ransum
33,69 g/ekor/hari.
FCR = Jumlah komulatif ransum
Bobot badan ayam Pengaruh Pertambahan bobot badan
terhadap penggunaan desinfektan
Data yang diperoleh dianalisis herbal dan sintetis
menggunakan SPSS untuk mengetahui Nilai pertambahan bobot badan
signifikansi perlakuan. Data tersebut harian pada ayam broiler setelah
juga diolah menggunakan metode uji perlakuan desinfeksi menggunakan
Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk desinfektan herbal dan sintetis
mengetahui perbedaan nyata antara ditampilkan dalam Tabel 1. Hasil
perlakuan (Sugiyono, 2010). ekstrak daun babadotan pada

No halaman
J. Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no):halaman awal – halaman akhir

konsentrasi 1% dan 1,5% memiliki nilai dengan lamanya pemeliharaan.


efektifitas yang sama dengan Qurniawan (2016) berpendapat bahwa
desinfektan sintetis untuk dapat faktor yang berpengaruh pada
menaikkan nilai pertambahan bobot pertambahan bobot badan yaitu
badan ayam broiler selama 30 hari. Hal perbedaan jenis kelamin, konsumsi
tersebut ditunjukkan dengan nilai pakan, lingkungan, bibit dan kualitas
pertambahan bobot badan yang sama pakan. Uzer dkk (2013) bahwa
antara kelompok desinfeksi ekstrak pertambahan bobot badan sangat
daun babadotan (T2 dan T3) dengan berkaitan dengan pakan, dalam hal
kelompok desinfeksi sintetis (T1) kuantitas yang berkaitan dengan
(P<0,05). Menurut Fahrudin dkk. konsumsi pakan apabila konsumsi
(2016) bahwa pertambahan bobot badan pakan terganggu maka akan
diperoleh dari perbandingan antara mengganggu pertumbuhan.
selisih dari bobot akhir dan bobot awal

Tabel 1. Pengaruh perlakuan pemberian desinfektan dari daun babadotan ter-


hadap pertambahan bobot badan harian dan nilai konversi ransum pada ayam
broiler
Perlakuan
Parameter
T1 T2 T3
FCR 1,63 1,6 1,67
PBBH 32,75 35,11 33,69
Keterangan: non-significant (P<0,05)

Pengaruh nilai FCR (Feed Convertion efisiensi penggunaan pakan yang baik,
Rate) terhadap penggunaan karena semakin efisien ayam
desinfektan herbal dan sintetis. mengkonsumsi pakan untuk
Hasil nilai FCR (Feed memproduksi daging. Indeks konversi
Conversion Rate) pada pemeliharaan ransum akan naik apabila hubungan
ayam broiler selama 30 hari menunjuk- antara jumlah energi dalam formula dan
kan bahwa desinfektan yang berasal kadar protein disesuaikan secara teknis
dari ekstrak daun babadotan memiliki (Mookiah et al., 2014). Nilai kon-
kemampuan yang sama dengan versi ransum dipengaruhi oleh jumlah
desinfektan sintetis terhadap nilai FCR konsumsi ransum dan pertambahan bo-
selama pemeliharaan. Hal tersebut dapat bot badan (Usman, 2009; Zuidhof et al.,
diketahui dari nilai FCR dari yang tidak 2014). Faktor lain yang dapat
berbeda nyata (P<0,05) antara mempengaruhi nilai FCR yaitu kualitas
kelompok desinfektan dari ekstrak daun day old chick (DOC), kualitas nutrisi,
babadotan (T2 dan T3) dengan manajemen pemeliharaan dan kualitas
kelompok desinfektan sintetis (T1). kandang (Fontana et al., 1992; Andri-
Nilai FCR merupakan perbandingan yanto et al., 2015)
antara konsumsi pakan dengan Penelitian ini menunjukkan
pertambahan bobot badan yang bahwa hasil perbandingan antara
diperoleh dalam jangka waktu tertentu, desinfeksi kandang menggunakan
FCR dapat digunakan untuk mengukur desinfektan dengan ekstrak daun
produktivitas ternak. Menurut Allama babadotan dan sintetis tidak
dkk. (2012) bahwa nilai konversi pakan menunjukkan pengaruh yang nyata
yang rendah menunjukkan bahwa

No halaman
J. Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no):halaman awal – halaman akhir

(P<0,05) terhadap nilai pertambahan pada kandang terhadap jumlah


bobot badan dan nilai FCR. kematia ayam broiler. J.
Ternak. 4 (2): 22-26.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Fahruddin, A., W. Tanwirah, H.
dapat disimpulkan bahwa pemberian Indrijani. 2016. Konsumsi
desinfektan sintetis dan desinfektan ransum, pertambahan bobot
herbal tidak berpengaruh terhadap badan dan konversi ransum
pertambahan bobot badan dan nilai FCR ayam lokal di Jimmy’s Farm
pada ayam broiler selama proses Cipanas Kabupaten Cianjur.
pemeliharaan. Fakultas Peternakan,
Universitas Padjadjaran.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih diucapkan kepada Fontana, E.A., W.D. Weaver, B.A.
Watkins, and D.M. Denbow.
Direktorat Penelitian dan Pengabdian
1992. Effect of early feed re-
Masyarakat, Kementerian Pendidikan striction on growth, feed con-
Nasional atas Hibah Penelitian pada version and mortality in broiler
Skema Program Kreativitas Mahasiswa chicken. Poult. Sci.
tahun 2017. 71(8):1296-1305.

DAFTAR PUSTAKA Magdalena, S., G. H. Natadiputri, F.


Allama, H., O. Sofyan, E. Widodo dan Nailufar dan T. Purwadaria.
H. S. Prayogi. 2012. Pengaruh 2013. Pemanfaatan produk
penggunaan tepug ulat alami sebagai pakan
kandang (Alphitobius fungsional. J. Wartazoa. 23 (1):
diaperinus) dalam pakan 31-40.
terhadap penampilan produksi Mookiah, S., CC. Sieo, K. Ramasamy,
ayam pedaging. J. Ilmu – Ilmu N. Abdullah, and Y.W. Ho.
Peternakan. 22 (3): 1-8. 2014. Effect of dietary prebi-
otic, probiotic and synbiotics
Anang, A. 2007. Panen ayam kampung on performance, caecal bacte-
dalam 7 minggu. Cetakan 1. rial populations and caecal
Penebar Swadaya, Jakarta. fermentation concentrations of
broiler chicken. J. Sci. Food
Andriyanto, A. S. Satyaningtijas, R. Agric. 94(2):341-348.
Yufiadri, R. Wulandari, V. M.
Darwin dan S. N. A. Siburian. Qurniawan, A. 2016. Kualitas daging
2015. Performan dan dan performa ayam broiler di
kecernaan pakan ayam broiler kandang terbuka pada
yang diberi hormon testosteron ketinggian tempat
dengan dosis bertingkat. J. Ac- pemeliharaan yang berbeda di
ta Veterinaria Indonesiana. 3 Kabupaten Takalar Sulawesi
(1): 29-37. Selatan. Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Badriyah, N. dan M. Ubaidillah. 2013. (Tesis).
Pengaruh frekuesi
penyemprotan desinfektan

No halaman
J. Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no):halaman awal – halaman akhir

Sugiyono. 2010. Statistika untuk ayam broiler. J. Ilmiah


Penelitian. Bandung, Alfabeta. Peternakan. 1 (1): 282-288.
Zuidhof, M.J., BL. Scheider, V.L. Car-
Usman. 2009. Pertumbuhan ayam buras ney, D.R. Korver, and F.E.
periode grower melalui Robinson. 2014. Growth, effi-
pemberian tepung biji buah ciency and yield of commercial
merah (Pandanus conoideus broilers from 1957, 1978 and
LAMK) sebagai pakan 2005. Poult. Sci. 93(12): 2970-
alternatif. Prosiding Seminar 2982.
Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner. Balai
Pengkajian Teknologi Per-
tanian Papua.

Uzer, F., N. Iriyanti dan Roesdiyanto.


2013. Penggunaan pakan
fungsional dalam ransum
terhadap konsumsi pakan dan
pertambahan bobot badan

No halaman
J. Ilmu-Ilmu Peternakan volume (no):halaman awal – halaman akhir

No halaman

Anda mungkin juga menyukai