a = a
p
p q log a
c) pq (4) glog a =
p
log g
d) a b n
= a ×b n n
1
(5) glog a =
e)
a n
b
an
b
n
log g a
2. x1 x 2 D b. x1 x 2 c
a
3. x1 · x2 = c 2. Menggunakan metode invers, yaitu jika dan
B. Pertidaksamaan Kuadrat simetri, maka persamaan kuadrat baru adalah:
Bentuk BAKU pertidaksamaan kuadrat adalah a( 1 ) 2 b( 1 ) c 0 , dengan –1 invers dari
ax2 + bx + c ≤ 0, ax2 + bx + c ≥ 0, ax2 + bx + c < 0, Catatan:
dan ax2 + bx + c > 0. Pada saat menggunakan metode invers Anda harus
Adapun langkah penyelesaian Pertidaksamaan hafal rumus: (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
kuadrat adalah sebagai berikut:
1. Ubah bentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk C. Menenetukan persamaan grafik fungsi kuadrat
baku (jika bentuknya belum baku) 1. Grafik fungsi kuadrat yang melalui titik balik
2. Cari nilai pembentuk nolnya yaitu x1 dan x2 (cari (xe, ye) dan sebuah titik tertentu (x, y):
nilai akar–akar persamaan kuadratnya) Y
3. Simpulkan daerah himpunan penyelesaiannya: (xe, ye)
(x, y)
+++ – – – + + +
Daerah HP
c <
x1 x2 (x1, 0) (x2, 0)
(tebal) ada
Hp = {x | x1 < x < x2} X
tengah 0
y = a(x – x1) (x – x2)
x1, x2 adalah
+++ – – – + + + akar–akar D. Kedudukan Garis Terhadap Kurva Parabola
d ≤ persaman Kedudukan garis g : y = mx + n dan parabola h : y =
x1 x2 kuadrat ax2 + 2
ax + bx + c ada tiga kemungkinan seperti pada gambar
Hp = {x | x1 ≤ x ≤ x2} bx + c = 0
berikut ini.
diskriminan dari persamaan kuadrat baru tersebut Jadi, nilai p yang memenuhi p < 1 atau p > 3
adalah: D = (b – m)2 – 4a(c – n) 3. Sebuah fungsi kuadrat mempunyai rumus 𝑓(𝑥) =
Dengan melihat nilai deskriminan persamaan kuadrat −3𝑥 2 − 9𝑥 + 1. Titik puncak grafik fungsi kuadrat
baru tersebut akan dapat diketahui kedudukan garis g tersebut adalah …
3 1 3 3
terhadap parabola h tanpa harus digambar grafiknya A. (3, 7) C. ( , 7 ) E. (− , −7 )
2 4 2 4
terlebih dahulu yaitu: 3 3
B. (3, –7) D. (− 2 , 7 4)
1. Jika D > 0, maka persamaan kuadrat memiliki Jawaban: D
dua akar real, sehingga garis g memotong Fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = −3𝑥 2 − 9𝑥 + 1
parabola h di dua titik berlainan Titik puncak fungsi kuadrat: (𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 )
2. Jika D = 0, maka persamaan kuadrat memiliki 𝑏 𝐷
Dengan, 𝑥𝑝 = − 2𝑎 dan 𝑦𝑝 = − 4𝑎
dua akar yang kembar, sehingga garis g Diperoleh:
menyinggung parabola h 𝑏 −9 9 3
𝑥𝑝 = − 2𝑎 = − 2(−3) = − 6 = − 2
3. Jika D < 0, maka persamaan kuadrat tidak
𝐷 𝑏 2 −4𝑎𝑐 (−9)2 −4(−3)(1) 93 3
memiliki akar real, sehingga garis g tidak 𝑦𝑝 = − 4𝑎 = − 4(−3) = − = = 7
−12 12 4
memotong ataupun menyinggung parabola h. Jadi, titik puncak grafik fungsi kuadrat tersebut
3 3
adalah (− 2 , 7 4).
Contoh Soal
1. Akar-akar persamaan kuadrat 𝑥 2 − (𝑝 + 1)𝑥 + 𝑝 = D. SISTEM PERSAMAAN LINEAR
2 2
0 adalah 𝑥1 dan 𝑥2 . Jika 𝑥1 + 𝑥2 = 7 + 𝑝, nilai 𝑝 A. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
yang memenuhi adalah … a1x b1y c1
A. p = -3 atau p = 2 1. Bentuk umum :
B. p = -2 atau p = -3 a 2 x b 2 y c 2
C. p = -2 atau p = 3 2. Dapat diselesaikan dengan metode grafik,
D. p = 2 atau p = 3 substitusi, eliminasi, dan determinan.
E. p = 3 atatu p = -1 3. Metode determinan:
jawaban: C
𝑥 2 − (𝑝 + 1)𝑥 + 𝑝 = 0 a1 b1
𝑏
D= = a1b2 – a2b2;
𝑥1 + 𝑥2 = − 𝑎 = 𝑝 + 1 a 2 b2
𝑐
𝑥1 . 𝑥2 = 𝑎 = 𝑝 c1 b1 a1 c1
Dx = ; Dy = ;
𝑥12 + 𝑥22 = 7 + 𝑝 c2 b2 a2 c2
(𝑥1 + 𝑥2 )2 − 2𝑥1 . 𝑥2 = 7 + 𝑝
Dx Dy
(𝑝 + 1)2 − 2𝑝 =7+𝑝 x= ; y=
2 D D
𝑝 + 2𝑝 + 2 − 2𝑝 =7+𝑝
2
𝑝 −𝑝−6=0 Dx Dy Dz
(𝑝 − 3)(𝑝 + 2) = 0 x= ; y= ; z=
D D D
p = 3 atau p = - 2
5
B. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) 2𝑥 + 3𝑦 = −1
a1x b1y c1z d1 2𝑥 + 3 × (−3) = −1
1. Bentuk umum : a 2 x b 2 y c 2 z d 2 2 − 9 = −1
a x b y c z d 2𝑥 = 8
3 3 3 3
𝑥=4
2. Dapat diselesaikan dengan metode eliminasi
Diperoleh x=4 dan y=-3
bertingkat dan determinan.
Nilai xy = 4 x (-3)
3. Metode determinan:
= -12
a1 b1 c1 Jadi nilai y=-12
D = a2 b2 c2 =
2. Diberikan SPLTV berikut
a3 b3 c3
3𝑎 − 𝑏 + 2𝑐 = 16 … (1)
= (a1b2c3 + b1c2a3 + c1a2b3) – (a3b2c1 + b3c2a1 + c3a2b1) { 2𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 1 … (2)
4𝑎 − 2𝑏 + 𝑐 = 18 … . (3)
d1 b1 c1 a1 d1 c1
Nilai a – b + c = ….
Dx = d 2 b 2 c 2 ; Dy = a 2 d 2 c 2 ;
A. -10 B. -8 C. 0
d 3 b3 c3 a 3 d 3 c3 D. 4 E. 10
a1 b1 d1 Jawaban: E
Dx Dy Dz
Dz = a 2 b2 d2 ; x= ; y= ; z= terdapa tiga variable pada sistem persamaan tersebut,
D D D sehingga disebut SPLTV. untuk menyelesaikan
a3 b3 d3
menggunakan metode gabungan eliminasi dan
substitusi.
C. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
eliminasi c dari persamaan (1) dan (2)
Jika x dan y merupakan variabel,a,b,dan c merupakan
bilangan/konstanta, pertidiksamaan linera dapat dituliskan 3𝑎 − 𝑏 + 2𝑐 = 16 … (1) × 𝟏 3𝑎 − 𝑏 + 2𝑐 = 16
sebagai berikut: ax + by < c, ax + by > c, ax + by ≤ c, dan 2𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 1 … (2) × 𝟐 4𝑎 + 2𝑏 + 2𝑐 = 2
ax + by ≥ c. ________________ -
Contoh bentuk pertidaksamaan linear dua variabel. -a -3b =14 ….(4)
1. 2x + 3y < 6 Eliminasi c dari pers (2) dan (3)
2. 3x + 4y > 12 2a + b + c = 1
3. x + y ≤ 10 4a -2b +c =18 -
4. 5x - 2y ≥ 20
-2a +3b = -17 …..(5)
Pertidaksamaan-Pertidaksamaan linear dua variabel
eliminasi b dari persamaan (4) dan (5)
mempunyai penyelesaian yang berupa daerah penyelesaian.
Daerah penyelessaian ini merupakan titik-titik (x, y) yang
-a -3b =14
memenuhi pertidaksamaan tersebut. -2a +3b = 17 –
Contoh Soal -3a = -3
1. diketahui x dan y memenuhi persamaan a =1
2𝑥 + 3𝑦 = −1 subtitusi persamaan (1) ke (4)
{
𝑥 + 2𝑦 = −2 -a -3b =14
nilai xy= -1 -3b =14
A. -12 B.-10 C. -4 b = -5
D. 4 E. 12 Subtitusikan a=1 dan b=-5 ke persamaan (2)
Jawaban:A 2a+b+c=1
Sistempersamaan tersebut melibatkan dua variable 2.1 + (-5) + c= 1
berbeda sehingga disebut SPLDV. c=4
2𝑥 + 3𝑦 = −1 … . (1) nilai a – b + c = 1- (-5) + 4
𝑥 + 2𝑦 = −2 … . . (2) =1+5+4
menggunakan metode eliminasi substitusi. = 10
eliminasi x dari persamaan (1) dan (2) 3. Tentukan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan x + y
2𝑥 + 3𝑦 = −1 × 1 2𝑥 + 3𝑦 = −1 ≤ 10.
| | Penyelesaian:
𝑥 + 2𝑦 = −2 × 2 2𝑥 + 4𝑦 = −4
Langkah pertama kita membuat persamaan x + y = 10
______________ _
(persamaan garis lurus)
−𝑦 = 3 Membuat dua titik bantu.
𝑦 = −3 Untuk x = 0, maka y = 10. Diperoleh titik (0, 10)
Substitusikan y=-3 kedalam persamaan (1) Untuk y = 0, maka x = 10. Diperoleh titik (10, 0)
6
Selanjutnya digambar garis sesuai pertidaksamaan 1. Lakukan uji titik, yaitu mengambil sembarang
x + y ≤ 10. titik (x, y) yang ada di luar garis ax + by = c,
kemudian substitusikan ke pertidaksamaan ax +
by ≤ c
2. Jika pertidaksamaan itu bernilai benar, maka
HPnya adalah daerah yang memuat titik tersebut
dengan batas garis ax + by = c
3. Jika pertidaksamaan itu bernilai salah, maka
Gambar yang diarsir adalah daerah penyelesaian HPnya adalah daerah yang tidak memuat titik
pertidaksamaan x + y ≤ 10. Untuk mengecek/menyelidiki tersebut dengan batas garis ax + by = c
kebenarannya sebgai berikut.
Daerah yang diarsir memuat (0,0). Jika (0,0) kita substitusikan
C. Fungsi Tujuan (Obyektif / Sasaran), Nilai
ke x + y ≤ 10 akan diperoleh Maksimum, dan Nilai Minimum
0 + 0 ≤ 10. Hal ini sebuah pernyataan yang benar.
E. PROGRAM LINEAR 1) Fungsi tujuan adalah nilai f untuk x dan y tertentu
dari suatu program linear, dan dinyatakan f(x, y)
2) Nilai fungsi sasaran yang dikehendaki adalah
kondisi x dan y yang menyebabkan maksimum
atau minimum
3) Pada gambar HP program linear, titik-titik sudut
merupakan titik-titik kritis, dimana nilai
minimum atau maksimum berada. Apabila
sistem pertidaksamaannya terdiri dari dari dua
pertidaksamaan, maka titik-titik kritisnya bisa
ditentukan tanpa harus digambar grafiknya
𝑓 ′ (𝑥) =
2(3𝑥−4)−(2𝑥−5)3 C. Nilai minimum –26 dan nilai maksimum 26
(3𝑥−4)2
D. Nilai minimum –1 dan nilai maksimum 26
2(3(1)−4)−(2(1)−5)3 −2+9
𝑓 ′ (1) = = = 7 E. Nilai minimum 1 dan nilai maksimum 26
(3(1)−4)2 1
2. Turunan pertama fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥(1 − cos 𝑥) Jawaban: D
adalah… 𝑓(𝑥) = 2𝑥 3 + 3𝑥 2 − 12𝑥 + 6
A. 1 − cos 𝑥 + 𝑥 sin 𝑥 𝑓′(𝑥) = 6𝑥 2 + 6𝑥 − 12
B. 1 − cos 𝑥 − 𝑥 sin 𝑥 𝑓′′(𝑥) = 12𝑥 + 6
C. 1 − cos 𝑥 − sin 𝑥 Stasioner 𝑓’(𝑥) = 0
D. 1 + cos 𝑥 + sin 𝑥 6𝑥 2 + 6𝑥 − 12 = 0
E. 1 + cos 𝑥 − sin 𝑥 𝑥2 + 𝑥 − 2 = 0
Jawaban: A (𝑥 + 2)(𝑥 − 1) = 0
Misalkan: 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 1
𝑢(𝑥) = 𝑥 maka 𝑢 ′ (𝑥)
=1 Untuk 𝑥 = −2 𝑓 ′′ (−2) = 12(−2) + 6 = −18
𝑣(𝑥) = 1 − cos 𝑥 maka 𝑣(𝑥) = sin 𝑥 Karena 𝑓 ′′ (−2) < 0 maka 𝑥 = −2 merupakan titik
𝑓(𝑥) = 𝑥(1 − cos 𝑥) balik maksimum
𝑓(𝑥) = 𝑢(𝑥). 𝑣(𝑥) Untuk 𝑥 = 1 𝑓 ′′ (1) = 12(1) + 6 = 18
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑢′ (𝑥)𝑣(𝑥) + 𝑢(𝑥)𝑣 ′ (𝑥) Karena 𝑓 ′′ (1) > 0 maka 𝑥 = 1 merupakan titik balik
𝑓 ′ (𝑥) = 1(1 − cos 𝑥) + 𝑥(sin 𝑥) minimum
𝑓 ′ (𝑥) = 1 − cos 𝑥 + 𝑥 sin 𝑥 Nilai maksimum;
3
3. Turunan pertama dari 𝑓(𝑥) = √sin2 3𝑥 adalah … 𝑓(−2) = 2(−2)3 + 3(−2)2 − 12(−2) + 6 = 26
2 1
3 Nilai minimum;
A. 3 cos −3 3𝑥 D. −2 cotan 3𝑥 ( √sin2 3𝑥 ) 𝑓(1) = 2(1)3 + 3(1)2 − 12(1) + 6 = −1
1
3 1
B. 2 cos −3 3𝑥 E. 2 cotan 3𝑥 ( √sin2 3𝑥 ) 2. Diketahui fungsi 𝑔(𝑥) = 3 𝑥 3 − 𝐴2 𝑥 + 1; 𝑓(𝑥) =
1
2
C. 3 cos −3 3𝑥 sin 3𝑥 𝑔(2𝑥 − 1), A suatu konstanta. Jika f naik pada 𝑥 ≤ 0
Jawaban: E atau 𝑥 ≥ 1, nilai minimum relatif g adalah …
2 5 1 1 5
Misalkan 𝑢 = 3𝑥 dan 𝑣 = sin 𝑢 maka 𝑓(𝑥) = 𝑣 1/3 A. 3 B. 3 C. 3 D. − 3 E. − 3
𝑑𝑢 𝑑𝑣 𝑑𝑓 2
= 3, 𝑑𝑢 = cos 𝑢 , 𝑑𝑣 = 3 𝑣 −1/3 Jawaban: C
𝑑𝑣 1
′ (𝑥) 𝑑𝑓(𝑥) 𝑑𝑓(𝑥) 𝑑𝑣 𝑑𝑢 Diketahui: 𝑔(𝑥) = 3 𝑥 3 − 𝐴2 𝑥 + 1
𝑓 = = × 𝑑𝑢 × 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑣
′ (𝑥) 2 −1/3
𝑓(𝑥) = 𝑔(2𝑥 − 1)
𝑓 = 3𝑣 × cos 𝑢 × 3 1
𝑓(𝑥) = 3 (2𝑥 − 1)3 − 𝐴2 (2𝑥 − 1) + 1
cos 𝑢 (sin 𝑢)2/3
𝑓 ′ (𝑥) = 2(sin 𝑢)−1/3 cos 𝑢 = 2 (sin 𝑢)1/3 × (sin 𝑢)2/3 𝑓 ′ (𝑥) = 2(2𝑥 − 1)2 − 2𝐴2
cos 𝑢 3
𝑓 naik pada 𝑥 ≤ 0 atau 𝑥 ≥ 1, berarti turun pada 0 <
𝑓 ′ (𝑥) = 2 sin 𝑢 × (sin 𝑢)2/3 = 2 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑢 × √sin2 𝑢
3 𝑥 < 1 dan stasioner di 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 1
𝑓 ′ (𝑥) = 2 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 3𝑥 × √sin2 3𝑥
Jadi, 𝑓’(0) = 0 dan 𝑓’(1) = 0
C. TITIK STASIONER DAN NILAI EKSTREM 𝑓’(0) = 2(2(0) − 1)2 − 2𝐴2 = 0
Dari turunan pertama: 𝐴2 = 1
1. Gradien garis singgung kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) di titik 1
Dengan demikian diperoleh 𝑔(𝑥) = 3 𝑥 3 − 𝑥 + 1
𝑃(𝑎, 𝑓(𝑎)) adalah 𝑚 = 𝑓’(𝑎)
Menentukan nilai minimum relative fungsi g.
2. 𝑓(𝑥) dikatakan naik jika 𝑓 ′ (𝑥) > 0
3. 𝑓(𝑥) dikatakan turun jika 𝑓 ′ (𝑥) < 0 Fungsi g mencapai stasioner jika 𝑔’(𝑥) = 0
12
2
𝑔’(𝑥) = 0 ⇔ 𝑥 − 1 = 0 y= dy
dx , dengan dy
adalah turunan pertama y
dx dx
(𝑥 − 1)(𝑥 + 1) = 0 ⇔ 𝑥 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −1
Buat diagram tanda nilai fungsi 𝑔’(𝑥) di setiap nilai B. Integral Tentu
𝑥 dengan batas 𝑥 = 1 dan 𝑥 = −1 Misalkan kurva y = f(x) kontinu pada interval
tertutup [a, b], maka luas daerah L yang dibatasi
oleh kurva y = f(x), sumbu X, garis x = a, dan garis
x = b, ditentukan dengan rumus:
b
Dari diagram di atas tampak bahwa fungsi g L = f ( x)dx [ F ( x)] a F (b) F (a) , dengan F(x)
b
mencapai minimum di 𝑥 = 1 a
4. sin ax dx =– 1
a
cos ax + c
5. cos ax dx = 1
a
sin ax + c
6. sec2 ax dx = 1
a
tan ax + c
7. [ f(x) g(x) ] dx = f(x) dx g(x) dx
Catatan:
1. Identitas trigonometri yang biasa digunakan
a. 2sinAcosB = sin(A + B) + sin(A – B)
b. –2sinAsinB = cos(A + B) – cos(A – B)
c. sin2A = 12 {1 cos 2 A}
d. cos2A = 12 {1 cos 2 A} a. Luas daerah L pada gb. 1
e. sin 2A = 2sin A cos A b
L = f ( x)dx ,
a
2. Teknik Penyelesain Bentuk Integran
Misalkan u(x) dan v(x) masing-masing adalah untuk f(x) 0
fungsi dalam variabel x, maka metode b. Luas daerah L pada gb. 2
b
pengintegralan yang bisa digunakan adalah: L = – f ( x)dx , atau
a. Metode substitusi a
b b
V = ( f ( x)) 2 dx atau V = y 2 dx d d
a a V = { f 2 ( y) g 2 ( y)}dy atau V = ( x12 x 22 )dy
c c
Contoh Soal
2
1. Hasil dari ∫0 3(𝑥 + 1)(𝑥 − 6) 𝑑𝑥 = ⋯
A. –58 B. –56 C. –48 D. –14 E. 14
Jawaban: A
2 2
∫0 3(𝑥 + 1)(𝑥 − 6) 𝑑𝑥 = 3 ∫0 (𝑥 2 − 5𝑥 − 6) 𝑑𝑥
1 5
= 3 (3 𝑥 3 − 2 𝑥 2 − 6𝑥)
1 5 1 5
= 3 [(3 (2)3 − 2 (2)2 − 6(2)) − (3 (0)3 − 2 (0)2 −
6(0))]
8
= 3 (3 − 10 − 12 − 0) = −58
2. Hasil dari ∫ cos3 𝑥 𝑑𝑥 adalah …
1
d d A. 4 cos 4 𝑥 + 𝐶
V = ( g ( y )) 2 dy atau V = x 2 dy 1
c c B. sin 𝑥 − 3 sin3 𝑥 + 𝐶
C. 3 cos 2 𝑥 sin 𝑥 + 𝐶
1
D. 3 sin3 𝑥 − sin 𝑥 + 𝐶
E. sin 𝑥 − 3 sin3 𝑥 + 𝐶
Jawaban: B
Misalkan 𝑢 = sin 𝑥
𝑑𝑢
= cos 𝑥 ⇔ 𝑑𝑢 = cos 𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑥
∫ cos 3 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ cos2 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
= ∫(1 − sin2 𝑥) cos 𝑥 𝑑𝑥
= ∫(1 − 𝑢2 ) 𝑑𝑢
1
b b = 𝑢 − 3 𝑢3 + 𝐶
V = {( f ( x) g ( x)}dx atau V
2 2
= ( y12 y 22 )dx
1
a a = sin 𝑥 − 3 sin3 𝑥 + 𝐶
3. Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 4 − 𝑥 2 , 𝑦 =
−𝑥 + 2 dan 0 ≤ 𝑥 ≤ 2 adalah … satuan
8 10 14 16 26
A. 3 B. C. D. E.
3 3 3 3
Jawaban: B
14
GEOMETRI DAN TRIGONOMETRI
A. TRIGONOMETRI I
1. Trigonometri Dasar
y
sin =
r
x
cos =
r
y
tan =
Luas Daerah : x
2 2. Perbandingan trigonometri sudut Istimewa (30º,
𝐿 = ∫0 ((4 − 𝑥 2 ) − (−𝑥 + 2)) 𝑑𝑥
2
45º, 60º)
= ∫0 (2 − 𝑥 2 + 𝑥) 𝑑𝑥
1 1 Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa
= 2𝑥 − 3 𝑥 3 + 2 𝑥 2
dapat dicari dengan menggunakan segitiga siku-siku
1 1 istimewa (gambar. 1 dan gambar.2)
= (2(2) − 3 (2)3 + 2 (2)2 ) − 0
8 10 º sin cos tan
= 4−3+2 = 3
4. Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang 1 3
30 ½ ½ 3 3
dibatasi oleh kurva 𝑦 = 2𝑥 − 𝑥 2 dan 𝑦 = 2 − 𝑥
diputar mengelilingi sumbu X sejauh 3600 adalah … 45 ½ 2 1
½ 2
satuan volum gambar1 gambar 2
𝜋 3𝜋 3𝜋 7𝜋 9𝜋
A. 5 B. 10 C. D. E. 60 ½ 3 ½ 3
5 5 5
Jawaban: A
3. Perbandingan Trigonometri sudut berelasi
Perbandingan trigonometri sudut berelasi dapat
dicari dengan menggunakan bantuan lingkaran
satuan seperti pada gambar 3
2
𝑉 = 𝜋 ∫1 (𝑦12 − 𝑦22 )𝑑𝑥
2 gambar 3
= 𝜋 ∫1 ((2𝑥 − 𝑥 2 )2 − (2 − 𝑥)2 ) 𝑑𝑥
2
= 𝜋 ∫1 (4𝑥 2 − 4𝑥 3 + 𝑥 4 − (4 − 4𝑥 + 𝑥 2 )) 𝑑𝑥 1. Sudut berelasi (90º – )
2
= 𝜋 ∫1 (3𝑥 2 − 4𝑥 3 + 𝑥 4 − 4 + 4𝑥) 𝑑𝑥 a) sin(90º – ) = cos
1 b) cos(90º – ) = sin
= 𝜋[𝑥 3 − 𝑥 4 + 5 𝑥 5 − 4𝑥 + 2𝑥 2 ]
c) tan(90º – ) = cot
1
= 𝜋 [((2)3 − (2)4 + 5 (2)5 − 4(2) + 2(2)2 ) − 2. Sudut berelasi (180º – )
1 a) sin(180º – ) = sin
((1)3 − (1)4 + 5 (1)5 − 4(1) + 2(1)2 )]
b) cos(180º – ) = – cos
32 1
= 𝜋 ((8 − 16 + 5
− 8 + 8) − (1 − 1 + 5 − 4 + c) tan(180º – ) = – tan
3. Sudut berelasi (180º + )
2))
a) sin(180º + ) = – sin
8 9 𝜋
= 𝜋 (− 5 + 5) = b) cos(180º + ) = – cos
5
c) tan(180º + ) = tan
4. Sudut berelasi (– )
15
a) sin(– ) = – sin 2) sin A – sin B = 2cos½ (A + B) · sin ½(A – B)
b) cos(– ) = cos 3) cos A + cos B = 2cos½ (A + B) · cos ½(A – B)
c) tan(– ) = – tan 4) cos A – cos B = –2sin½ (A + B) · sin½(A – B)
sin( A B)
4. Rumus–Rumus dalam Segitiga 5) tan A + tan B =
cos A cos B
1. Aturan sinus : sin A sin B sin C 2r
a b c
sin( A B)
6) tan A – tan B =
Aturan sinus digunakan apabila kondisi segitiganya cos A cos B
adalah: 8. Sudut Rangkap
1) sin 2A = 2sinA·cosA
2) cos 2A = cos2A – sin2A
= 2cos2A – 1
= 1 – 2sin2A
2 tan A
3) tan 2A =
1 tan 2 A
4) Sin 3A = 3sin A – 4sin3A
Catatan Penting
Pada saat menentukan sudut, hal pertama yang harus ax1 by1 c
r
dilakukan adalah menentukan titik potong antara dua a 2 b2
obyek yang akan dicari sudutnya, kemudian buat garis-
garis bantu sehingga terbentuk sebuah segitiga. 2. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Contoh soal 1) Garis singgung lingkaran yang melalui titik P(x1,
1. Perhatikan kubus ABCD EFGH berikut ini y1) pada lingkaran
a) Garis singgung lingkaran: x2 + y2 = r2
x x1 + y y1 = r2
b) Garis singgung lingkaran : (x – a)2 + (y – b)2
= r2
(x – a) (x1 – a) + (y – b) (y1 – b) = r2
Pasangan garis dan bidang yang
sejajar adalah… c) Garis singgung lingkaran : x2 + y2 + Ax +
A. AD dan CDHG By + C = 0
B. AE dan CDHG xx1 + yy1 + ½A(x + x1) + ½B(y + y1) + C = 0
C. BC dan ABFE
D. EF dan ABFE 2) Garis singgung lingkaran yang melalui titik P(x1,
E. EH dan ABFE y1) di luar lingkaran, langkah-langkahnya:
Jawaban B
18
2
1. Tentukan persamaan garis kutub = garis 𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑟 → 2𝑥 − 4𝑦 = 20
singgung lingkaran pada a) Garis memotong sumbu X, Berarti:
2. Substitusikan persamaan garis kutub yang y=0 → 2x-4(0) = 20
telah diperoleh ke persamaan lingkaran, 2x=20
maka akan diperoleh dua buah titik singgung x=10
pada lingkaran. Jadi, garis singgung memotong sumbu X dititik
3. Tentukan persamaan garis singgung yang (10,0)
melalui kedua titik yang telah diperoleh.
B. TRANSFORMASI
3) Garis singgung lingkaran dengan gradien m
diketahui A. Macam-macam Transformasi
Garis singgung lingkaran (x – a) + (y – b) = a
2 2
2 1. Translasi (Pergeseran) ; T =
r dengan gradien m b
y – b = m(x – a) r m 2 1
x' x a x x' a
Contoh soal atau
1. Persamaan Lingkaran dengan pusat (3,2) dan y' y b y y' b
berdiameter 2 √6 adalah…
2. Refleksi (Pencerminan)
A. 𝑥 2 + 𝑦 2 + 6𝑥 + 4𝑦 + 13 = 0
1. Bila M matriks refleksi berordo 2 × 2, maka:
B. 𝑥 2 + 𝑦 2 + 4𝑥 + 6𝑦 + 7 = 0
x' x x x'
M atau M 1
C. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 − 6𝑦 + 7 = 0 y' y y y'
Jawaban D
Diketahui P(3,2) dan d=2√6 jadi r = ½. 2√6 =√6
persamaan lingkaran yang berpusat di P(3,2) dan
berjari √6 sebagai berikut:
(𝑥 )2 + (𝑦 )2 = 𝑟 2
−𝑎 −𝑏
2
(𝑥 3)2 + (𝑦 2)2 = (√ )
− − 6
𝑥 2 − 6𝑥 + 9 + 𝑦 2 − 4𝑦 + 4 = 6
𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 − 4𝑦 + 13 = 6
𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 − 4𝑦 + 7 = 0
jadi, persamaan lingkaran tersebut adalah :
𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 − 4𝑦 + 7 = 0
2. Garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 20 di titik (2, -
4) memotong sumbu X dititik ...
A. (20,0)
B. (10,0)
C.(5,0)
D. (-5,0)
E. (-10,0) 3. Rotasi (Perputaran)
Jawaban B
𝑥 2 + 𝑦 2 = 20
untuk x=2 dan y= -4 diperoleh:
22 + (−4)2 = 4 + 16 = 20
Diperoleh titik (2,-4) terletak pada lingkaran,
sehingga persamaan garis singgungnya:
19
0
Rotasi 120 searah jarum jam sama dengan rotasi
sudut putaran -1200. Matriks transformasi yang
mewakili transformasi tersebut adalah:
cos(−120) − sin(−120)
( )=
sin(−120) cos(−120)
cos(120) sin(120
( )
− sin(120) cos(120)
1 1
−2 √3
2
=( 1 1)
− 2 √3 −2
2. Diketahui T1 adalah pencerminan terhadap garis 𝑦 =
𝑥, dan transformasi T2 adalah rotasi dengan pusat O
(0,0) sebesar 900 dengan arah putar berlawanan
dengan putaran jarum jam. Persamaan bayangan
garis 3𝑥 − 4𝑦 + 8 = 0 oleh transformasi T1
dilanjutkan T2 adalah …
A. 3𝑥 + 4𝑦 − 8 = 0
B. 3𝑥 − 4𝑦 − 8 = 0
C. 3𝑥 + 4𝑦 + 8 = 0
D. 4𝑥 − 3𝑦 − 8 = 0
E. 4𝑥 − 3𝑦 + 8 = 0
Jawaban: A
4. Dilatasi (Perbesaran) dengan Faktor Pengali k Transformasi T1 dilanjutkan T2
dan pusat di O (x,y) 𝑀𝑦=𝑥 (y,x)𝑅90° (-x,y)
x' x x 1 x' Diperoleh x’ = -x ↔ x = -x’
k
y' y y k y' y’ = y ↔ y = y’
subtitusikan x dan y kedalam persamaan garis:
B. Komposisi Transformasi 3x – 4y + 8 = 0
a b p q 3(-x’) -4(y’)+8=0
P(x, y) P’(x’, y’); maka -3x’- 4y’ +8=0
c d r s
2 Q2
1
Q = L 2 k c
N f
fQ 2
40 – 44
45 – 49
3
9
Keterangan: 50 – 54 5
55 – 59 7
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
60 – 64 4
fQ2 = Frekuensi kelas kuartil ke 2 65 – 69 2
N = Jumlah seluruh data Rata-rata berat badan siswa pada data dalam tabel di
LQ2 = tepi bawah kelas yang memuat kelas kuartil atas adalah … kg
ke 2 A. 51 B. 51,5 C. 52 D. 52,5 E. 53
c = panjang kelas interval Jawaban: E
Berat Badan xi fi fi . xi
4). Modus 40 – 44 42 3 126
Modus adalah data yang sering muncul atau 45 – 49 47 9 423
berfrekuensi terbesar. 50 – 54 52 5 260
55 – 59 57 7 399
Mo = L mo 1 c
d
Data terkelompok: 60 – 64 62 4 248
1 d2
d
65 – 69 67 2 134
Lmo = tepi bawah kelas modus Jumlah 30 1.590
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan Rata-rata berat badan:
kelas sebelumnya ∑ 𝑓 .𝑥 1590
𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖 𝑖 = 30 = 53
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan 𝑖
4. Perhatikan tabel dibawah ini.
kelas sesudahnya
Data Frekuensi
5). Kuartil 20 – 25 4
26 – 31 6
Kuartil adalah membagi bentangan data menjadi
32 – 37 8
empat bagian sama panjang setelah data tersebut di
38 – 43 9
urutkan dari yang terkecil (Xmin) sampai yang 44 – 49 11
terbesar (Xmaks), seperti pada bagan di bawah ini. 50 – 55 8
56 – 61 4
Kuartil bawah dari data pada tabel di atas adalah …
Xmin, Q1, Q2, Q3, dan Xmaks disebut dengan statistika 5 A. 32 B. 33 C. 34 D. 35 E. 36
serangkai: Jawaban: C
Kuartil bawah = Q1
1
𝑛−∑ 𝑓𝑄1
𝑄1 = 𝐿1 + 4 ×𝑝
𝑓𝑄1
1
×50−10
𝑄1 = 31,5 + 4 6 × 6 = 31,5 + 2,5 = 34
a. Data tunggal: 5. Tabel berikut menunjukkan nilai ujian matematika
dan IPA dari siswa kelas XIIA
(i) Tentukan median (Q2) dengan cara membagi Nilai Matematika IPA
bentangan data menjadi dua bagian 30 – 39 3 5
(ii) Q1 (kuartil bawah) merupakan median data 40 – 49 6 5
bentangan sebelah kiri 50 – 59 4 2
21
60 – 69 8 5 1. Dari 9 orang akan dipilih menjadi pengurus tim yang
70 – 79 4 8 terdiri atas seorang ketua, seorang sekretaris, dan
80 – 89 3 3
seorang bendahara. Banyaknya susunan pengurus tim
90 – 99 2 2
Rata-rata hasil ujian Matematika 61,5 dan rata-rata yang mungkin adalah …
hasil ujian IPA 62,16. Siswa dinyatakan lulus ujian A. 27 B. 84 C. 120 D. 504 E. 540
Matematika jika memperoleh nilai minimal 50 dan Jawaban: D
lulus ujian IPA jika memperoleh nilai minimal 60. Pada permasalahan ini, memilih 3 orang dari 9 orang
Pernyataan berikut yang benar adalah …
dengan memperhatikan urutan. Dengan demikian
A. Hasil ujian Matematika lebih baik daripada hasil
ujian IPA banyak cara membuat susunan tim adalah 9P3
9! 9! 9×8×7×6!
B. Sebanyak 60% siswa lulus ujian Matematika dan 𝑃39 = (9−3)! = 6! = 6!
= 504
70% siswa lulus ujian IPA 2. Pada suatu tes penerimaan karyawan, seorang
C. Modus nilai ujian Matematika sama dengan
pelamar wajib mengerjakan 8 soal di antara 15 soal.
modus nilai ujian IPA
D. Modus nilai ujian Matematika lebih besar Soal nomor 1 sampai 4 harus dikerjakan. Banyak
daripada modus nilai ujian IPA cara memilih soal yang dapat dilakukan adalah …
E. Median nilai ujian Matematika lebih kecil cara.
daripada median nilai ujian IPA A. 7.920 B. 6.453 C. 1.365
Jawaban: A
D. 330 E. 165
Dari tabel terlihat sebanyak 21 siswa lulus ujian
Matematika dan 18 siswa lulus ujian IPA. Karena Jawaban: D
banyaknya siswa yang mengikuti ujian Matematika Oleh karena 4 soal wajib dikerjakan (soal nomor 1
dan IPA jumlahnya sama, maka bisa disimpulkan sampai dengan 4), pelamar dapat memilih 4 soal
bahwa hasil ujian Matematika lebih baik daripada lainnya dari 11 soal tersisa.
hasil ujian IPA.
Banyak pilihan soal yang dapat dilakukan adalah
11 11! 11! 11×10×9×8×7!
B. KAIDAH PENCACAHAN 𝐶4 = 4!(11−4)! = 4!×7! = 4×3×2×1×7! = 330
1. Aturan perkalian 3. Dalam kantong berisi 5 kelereng merah dan 6
Apabila suatu peristiwa dapat terjadi dengan n tahap kelereng putih . dari dalam kantong diambil 3
yang berurutan, dimana tahap pertama terdapat a1 kelereng sekaligus, banyak cara pengambilan
cara yang berbeda dan seterusnya sampai dengan sedemikian hingga paling banyak terdapat 2 kelereng
tahap ke-n dapat terjadi dalam an cara yang berbeda , putih adalah …
maka total banyaknya cara peristiwa tersebut dapat A. 60 B. 70 C. 75 D. 135 E. 145
terjadi adalah a1 × a2 × a3 × ... × an. Jawaban: E
2. Permutasi Pengambilan 3 kelereng paling banyak 2 kelereng
Permutasi adalah pola pengambilan yang putih, maka susunan yang mungkin adalah MMM,
memperhatikan urutan (AB BA), jenisnya ada 3, MMP, MPP.
yaitu: Banyak cara pengambilan MMM:
a) Permutasi dari beberapa unsur yang berbeda; 𝐶5 =
5!
=
5×4×3!
= 10
3 3!(5−3)! 3!×2!
n!
n Pr
(n k)! Banyak cara pengambilan MMP:
b) Permutasi dengan beberapa unsur yang sama; 5! 6!
𝐶25 × 𝐶16 = 2!(5−2)! × 1!(6−1)!
n!
n Pn1 , n2 , n3 ,n1 + n2 + n3 + … n 5×4×3! 6×5!
n1! n1! n1! = × 1!×5! = 10 × 6 = 60
2!×3!
c) Permutasi siklis (lingkaran); Banyak cara pengambilan MPP:
n Psiklis (n 1)! 5! 6!
𝐶15 × 𝐶26 = ×
1!(5−1)! 2!(6−2)!
3. Kombinasi 5×4! 6×5×4!
= 1!×4!
× 2!×4! = 5 × 15 = 75
Kombinasi adalah pola pengambilan yang tidak
memperhatikan urutan (AB = BA). Banyak cara pengmbilan paling banyak 2 kelereng putih
Kombinasi dari beberapa unsur yang berbeda adalah = 10 + 60 + 75 = 145 cara
n!
n Cr C. PELUANG
(n r )!r!
A. Peluang Suatu Kejadian
Contoh Soal
a) Kisaran nilai peluang : 0 P(A) 1
22
n( A ) 5 4 20 5
b) P(A) = , n(A) banyaknya kejadian A dan = 9 × 8 = 72 = 18
n(S)
3. Amir akan melakukan tandangan penalty ke gawang
n(S) banyaknya ruang sampel yang dijaga Burhan.peluang membuat gol dalam
c) Peluang komplemen suatu kejadian: 3
sekali tendangan adalah 5. Jika Amir melakukan 4
P(Ac) = 1 – P(A)
d) Peluang gabungan dari dua kejadian: kali tendangan penalty, peluang untuk membuat 3 gol
P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB) sebesar…
18 24 36 216 72
e) Peluang dua kejadian saling lepas : H. 125 B. 125 C. 125 D. 125 E. 125
P(AB)= P(A) + P(B) Jawaban: D
f) Peluang dua kejadian saling bebas: 3
P(G) = P(gol) = 5
P(AB)= P(A) × P(B) 3 2
P(T) = P(tidak gol) = 1 − 5 = 5
g) Peluang kejadian bersyarat ( A dan B tidak
saling bebas) Dalam 4 kali tendangan, tercipta 3 gol. Secara
P( A B) lengkap kejadian tersebut dapat dinyatakan dengan
P(A/B)= urutan sebagai berikut.
P(B)
Contoh Soal Kejadian Tendangan
I II III IV
1. Dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 akan dibentuk
K1 G1 G2 G3 T4
bilangan ratusan. Dari bilangan yang terbentuk akan K2 G1 G2 T3 G4
dipilih sebuah bilangan. Peluang terpilih bilangan K3 G1 T2 G3 G4
ratusan ganjil adalah… K4 T1 G2 G3 G4
1 1 3 5 3
F. B. 4 C. 8 D. 8 E. 4
8 P(K1) = P(G1) × P(G2) × P(G3) × P(T4)
Jawaban: C 3 3 3 2 54
P(K1) = 5 × 5 × 5 × 5 = 625
Banyak bilangan ratusan yang dapat dibentuk:
P (K2) sampai P(K4) dicari dengan cara serupa,
sehingga diperoleh:
54
P(K2) = P(K3) = P(K4) = 625
= 7 × 8 × 8 = 448
Banyak bilangan ratusan ganjil yang dapat dibentuk: Karena K1, K2, K3 dan K4 adalah kejadian yang
saling bebas, maka peluang Amir membuat 3 gol
dalam 4 kali tendangan adalah
P(K1) + P(K2) + P(K3) + P(K4)
= 7 × 8 × 3 = 168 54 54 54 54 216
= 625 + 625 + 625 + 625 = 625
Peluang terpilih bilangan ratusan ganjil:
168 3
= 448 = 8
2. Dua anak melakukan percobaan dengan mengambil
bola secara bergantian masing-masing satu bola dari
dalam kantung yang berisi 4 bola merah dan 5 bola
hijau. Jika dalam setiap pengambilan tanpa
dikembalikan, peluang kejadian anak pertama
mengambil 1 bola berwarna hijau dan anak ke dua
juga mengambil 1 bola berwarna hijau adalah …
5 6 7 8 9
G. 18 B. 18 C. 18 D. 18 E. 18
Jawaban: A
n(M) = 4
n(H) = 5
n(S) = 4 + 5 = 9
Peluang anak pertama mengambil 1 bola hijau:
𝑛(𝐻) 5
= =9
𝑛(𝑆)
Peluang anak ke dua mengambil 1 bola hijau:
𝑛(𝐻)−1 4
= =8
𝑛(𝑆)−1
Peluang anak pertama dan anak ke dua mengambil 1
bola hijau: