PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Saat ini epidemi penyakit tidak menular muncul menjadi penyebab
belum tuntas, selain itu semakin banyak pula ditemukan penyakit infeksi baru
dan timbulnya kembali penyakit infeksi yang sudah lama menghilang, Sehingga
masalah ini, dan terus menerus meningkat pada milenium baru ini (PERKENI,
2011).
defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau
keduanya (Rendy, 2012). Diabetes melitus terbagi menjadi beberapa tipe yakni
diabetes melitus tipe I dan II. Diabetes melitus tipe I merupakan diabetes yang
Diabetes melitus tipe II merupakan diabetes yang tidak tergantung oleh insulin,
penderita diabetes melitus ini biasanya kelebihan berat badan, diabetes melitus
tipe II biasanya terjadi pada pasien yang mengalami obesitas, penyebab lain
adalah pola makan yang salah, kurang bergerak, stress dan gaya hidup (Sustrani
et all, 2010).
diabetes secara global pada tahun 2015 sebesar 8,8% (415 juta orang) dimana 1
kesehatan global digunakan untuk diabetes. Jika tren ini terus berlanjut maka
prevalensi diabetes akan meningkat menjadi 10,4% (642 juta orang) pada
tahun 2040. Diketahui jika Cina, India, dan Amerika menduduki posisi tiga
setelah penyakit stroke dan jantung. Diabetes melitus tipe II menempati lebih
mengubah gaya hidup tradisional menjadi modern dan banyak yang tidak
menyadari mereka penderita diabetes melitus tipe II. Penyakit diabetes melitus
2,6 % (83.316 orang), DKI Jakarta 2,5% (228.278 orang), Sulawesi utara 2,4%
(61.158 orang) dan Kalimantan timur 2,3% (74.344 orang) serta yang terendah
sudah terdiagnosa, maupun gejala sebesar 0,8 % (44.483 orang) tertinggi di kota
metro 1,2% (1842 orang) dan prevalensi terendah di Lampung Barat 0,4%
(1.150 orang) dan Pringsewu 0,4% (1.517 orang) dan wilayah Lampung Selatan
prevalensi kejadian diabetes melitus pada tahun 2017 sebanyak 368 penderita,
berdasarkan menurut usia penderita usia 20-44 tahun sebanyak 157 penderita,
Faktor pencetus penyakit diabetes melitus tipe II, antara lain : pola makan
yang saat ini menjadi tren seperti mengkonsumsi makanan siap saji, minuman
ringan dengan kadar glukosa tinggi dan kurang olahraga. Selain itu karena
kesibukan kerja, kebiasaan di depan TV dan komputer dalam waktu yang lama
diperlukan pengendalian kadar gula darah yang baik. Kontrol kadar gula darah
pasien sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien terhadap diet yang diberikan.
diabetes melitus dan berperan penting untuk menstabilkan kadar glukosa darah
perubahan pola makan termasuk jumlah makanan yang dikonsumsi bagi pasien
kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe II. Suatu penelitian
Diet adalah salah satu upaya dalam pengelolaan diabetes melitus tipe II, ada
maka seharusnya setiap penderita mempunyai sikap positif terhadap diet yang
dianjurkan agar tidak terjadi komplikasi dan terkendalinya kadar gula darah.
kesehatan dan komplikasi diabetes (Soegondo, 2008 dikutip dari Aini et al.,
2011).
Kepatuhan diet bagi penderita diabetes melitus tipe II terhadap prinsip gizi
pelaksanaan pengobatan penderita diabetes melitus tipe II. Diet bagi diabetes
melitus harus sesuai dengan pola diet pasien diabetes melitus yaitu diet rendah
kalori, diet rendah gula dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan penderita
diabetes melitus dan sesuai dengan jadwal diet dengan demikian dalam
yaitu penderita harus mematuhi pola diet sesuai dengan kebutuhan. Sehingga
al.,2011).
Kepatuhan diet dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus
tipe II di rawat inap RSUD Sukoharjo didapatkan kepatuhan diet pasien diabetes
melitus tipe II tergolong tidak patuh ada 71 orang dan patuh 25 orang. Hasil uji
Berdasarkan hasil dari uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa Terdapat
hubungan antara kepatuhan diet dengan kadar gula darah sewaktu pada
kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes
menjalani diet diabetes melitus sebanyak 47 responden (55,3%) dan yang tidak
Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai (p-value 0,000
< α =0,05). Maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa da hubungan antara
kepatuhan diet dengan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes
untuk meneliti hubungan tingkat kepatuhan diet dengan kadar gula darah
sewaktu pasien diabetes melitus tipe II di UPT. Puskesmas Natar tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
kadar gula dalam darah menjadi normal dan mencegah komplikasi penyakit
diabetes melitus akan memberikan dampak negatif yang sangat besar meliputi
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan
tingkat kepatuhan diet dengan kadar gula darah sewaktu pasien diabetes melitus
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2018.
2. Tujuan Khusus
2018
1. Jenis Penelitian
cross sectional.
2. Subjek Penelitian
3. Variabel Penelitian
4. Lokasi penelitian
E. Manfaat penelitian
1. Aplikatif
a. Bagi Responden/Keluarga
c. Bagi Masyarakat
2. Bagi Institusi
3. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN TEORI
kronik yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau intensivitas sel
Sukarmin, 2013).
bentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormon
yaitu :
dengan obat hipoglikemi oral (OHO) atau OHO saja dan mengatur pola
fungsi sel β, defek genetik aksi insulin, penyakit eksokrin pankreas dan
endokrisnopati, di cetuskan oleh obat atau zat kimia, infeksi, bentuk lain
pada diabetes yang dipengaruhi imun dan sindrome genetik lain yang
menderita diabetes
adalah :
1) Faktor Genetik/Herediter
3) Faktor imunologi
1) Obesitas
2) Usia
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
3) Obat-obatan
4. Patofisiologi
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan uuntuk membentuk sel baru
dan mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi
supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh
tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan
glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes melitus
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi
Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas gula darah
adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa
dengan sifat gula yang menyerap air, maka semua kelebihan dikeluarkan
sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan
glukosa ke sel – sel sehingga sel – sel kekurangan makanan dan simpanan
melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga
akan dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang
melalui urine dan pernafasan, akibatnya bau urin dan nafas penderita berbau
aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera
(2012)
Defisiensi insulin
Katabolisme protein
Hiperglikemia meningkat Lipolisis meningkat
Penurunan BB dan
polipagi
5. Manifistasi Klinis
a. Keluhan klasik
disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas
atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar
sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak
b. Keluhan lain
2) Gangguan penglihatan
3) Gatal/bisul
4) Gangguan ereksi
5) Keputihan
6. Komplikasi
1) Koma hipoglikemi
2) Ketoasidosis
tidak ada glukosa maka benda-benda keton akan dipakai sel. Kondisi
3) Neuropati diabetika
5) Kaki diabetik
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kadar glukosa
penatalaksanaan DM yaitu:
a. Diet
kandungan kalorinya
b. Latihan
dengan reseptornya.
c. Penyuluhan
d. Terapi Farmakologi
farmakologis ini terdiri dari suntikan dan obat oral (PERKENI, 2011) :
(1) Sulfonilurea
(2) Glinid
(1) Tiazolidindion
c) Penghambat glukoneogenesis
(1) Metformin
e) DPP-IV
DPP-IV
Sitagliptin 25-100 25,50,100 24 1-3
Saxagliptin 5 5 24 1-3
Kombinasi
1. Glibenclamide+ Mengatur 1,25/250 12-24 1-2
Metformin dosis 2,5/500
(Glucovance) maksimum 5/500
2. Glimepiride+ masing- 1/250 -
1-2
Metformin masing 2/500
(Amaryl M) komponen
3. Pioglitazone + 15/500 18-24 1-2
Metformin 15/850
(Ponix-M)
2) Suntikan (Insulin)
d) Krisis Hiperglikemia
stroke)
insulin).
e. Cangkok Pankreas
kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat
Proses ini hanya terjadi didalam hati dan dikenal sebagai glikogenesis.
kimia, ATP). Kadar normal glukosa puasa dalam darah adalah 70 –110
Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level
terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Diabetes melitus adalah
darah. Meskipun selain gula darah, selain glukosa kita juga menemukan
atau karena pencernan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-
butir sel di dalam pankreas. hormon ini yang disebut insulin, menyebabkan
hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glukogen, proses ini disebut
gula darah agar tidak lebih dari >140 mg/dL pada 2 jam sesudah makan .
Belanda. Panduan IDF ini menekan pentingnya menjaga gula darah sesudah
makan agar terhindar dari resiko komplikasi diabetes ( Triyono dan Heru
Kadar gula darah dapat di kontrol dengan 3 cara yakni menjaga berat
badan ideal, diet makanan seimbang dan melakukan olahraga/ latihan fisik.
Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga cara tersebut sering kali kurang
memadai lagi. Kadar gula darah mungkin tidak terkontrol dengan baik. Pada
keadaan yang sepeti inilah baru diperlukan obat anti diabetes (OAD). Jadi,
pada dasarnya obat baru diperlukan jika dengan cara diet dan olahraga gula
a. Pengetahuan
seseorang
b. Sikap
terbuka.
c. Kepatuhan
pengelolaan DM.
Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
kadar glukosa darah, bisa dipakai secara mandiri oleh pasien di rumah
strip. Untuk memastikan akurasi kerja alat meter glukosa darah, maka setiap
kali menggunakan periksa nomor kode pada alat sama dengan nomor kode
mandiri oleh pasien di rumah sehingga kadar glukosa darah bisa dipantau
+0,3 – 10 μl, sampel yang digunakan dapat berupa darah kapiler, vena, arteri
dan neonatus darah serta waktu yang diperlukan juga relatif singkat yaitu
sekitar 30 detik.
Waktu pengecekan yang paling tepat adalah pagi hari sebelum sarapan
kadaluwarsa.
a. Pasang dua baterai CR2032 3V pada alat dengan posisi tanda positif
menghadap ke atas.
Symbol strip akan berkedip-kedip dan tulisan (code) serta angka akan
muncul. Periksa nomor kode pada alat sama dengan nomor kode pada
tabung strip.
c. Apabila nomer kode tidak sama, maka perlu menekan tombol (C) dan
nomor kode yang sama dengan nomor pada tabung strip. Jika nomor
d. Pasang strip di lubang alat bagian ujung kanan atas, hingga keluar bunyi
e. Ambil sampel darah dengan jarum lancet yang sudah terpasang pada
autoclick (pen lancet). Tempelkan sampel darah pada strip, darah akan
otomatis terserap kedalam strip. Pastikan strip terisi penuh. Alat akan
dibutuhkan, dapat melepas strip dan buang. Ganti strip yang baru untuk
g. Setelah alat tidak digunakan lagi, dapat menekan tombol power atau
diamkan alat secara otomatis akan mati sendiri dalam waktu 3 menit.
C. Konsep Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
dan pendidikan
akibat terapi
dll.
ketidakpatuhan adalah :
b. Kualitas interaksi
ketidakpatuhan.
e. Periode sakit
lama sakit dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus
D. Konsep Diet
1. Pengertian Diet
Sedangkan menurut Merry E. Beck (2012), diet adalah pihan makanan yang
lazim dimakan oleh seseorang atau suatu populasi penduduk. Diet seimbang
2. Tujuan Diet
badan normal .
jasmani.
optimal.
melitus adalah:
Dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak
jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak
mg/hari.
60-70 %
bahan pemanis selain sukrosa. Ada 2 jenis gula alternatif yaitu yang
bergizi dan tidak bergizi. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gula
natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000
sebgaimana dapat dilihat pada tabel 2.3 Penetapan diet ditentukan oleh
b. Diet bebas gula yang digunakan pasien berusia lanjut usia dan tidak
secara teratur.
b. Sumber protein rendah lemak seperti: ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
2) Sirop, jamu, jeli, buah yang diawetkan dengan gula, susu kental
goreng-gorengan
c. Mengandung banyak natrium, seperti ikan asin, telur asin, garam dapur,
diabetes melitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita, penentuan gizi
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
BBR = 𝑥 100%
TB (CM) − 100
Protein : 60 gram
Lemak : 40 gram
E. Kerangka Teori
Dari uraian diatas kerangka teori ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Obat 1. Pengetahuan
2. Latihan/Aktivitas 2. Sikap
3. Diet 3. Kepatuhan
4. Penyuluhan/Pendidikan
5. Cangkok Pankreas
F. Kerangka Konsep
Variabel Dependen:
Variabel Independen:
Kadar Gula Darah
Kepatuhan Diet DM Sewaktu Pasien DM
Tipe II
Variabel Perancu:
1. Obat
2. Lama Terpapar DM
G. Hipotesis
Ha: Ada hubungan tingkat kepatuhan diet dengan Kadar gula darah sewaktu
Ho : Tidak ada hubungan tingkat kepatuhan diet dengan Kadar gula darah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian. Desain mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
mencapai tujuan penelitian serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk
waktu. Pada desain cross sectional peneliti tidak mengikuti responden sampai
kurun waktu tertentu karena variabel yang diteliti diukur dalam satuan waktu
(Dharma, 2011).
B. Variabel Penelitian
satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian (Dharma,
2011). Variabel yang akan diukur pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel independen pada penelitian ini yaitu tingkat kepatuhan diet. Variabel
dependen variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kadar gula darah
sewaktu.Variabel perancu dalam penelitian ini yaitu obat dan lama terpaparnya
C. Definisi Operasional
ukur yang digunakan, skala pengukuran dan data hasil pengukuran (Dharma,
2011)
Variabel Independen
Variabel Perancu
1. Populasi
2. Sampel
oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
(Siyoto & Ali Sodik, 2015). Sampel sebagian atau mewakili populasi yang
akan diteliti, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pasien
a. Besarnya Sampel
Keterangan:
n : jumlah sampel
Q : 1-P
populasi (10%)
𝛼
(𝑍1 − 2 )2 𝑥𝑃𝑄
𝑛=
𝑑2
2,68𝑥0,518𝑥0,482
𝑛=
0,01
𝑛 =67
b. Teknik Sampel
peneliti.
c. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
responden
2) Kriteria Eklusi
2018.
F. Etika Penelitian
Etika penelitian yaitu hak obyek penelitian yang harus dilindungi. Beberapa
1. Self Determinan
2. Informed Consent
3. Beneficience
4. Confidentiality
kerahasiaanya, dimana semua data ini akan dimusnahkan ketika data sudah
5. Non Maleficience
maupun tidak langsung karena instrumennya berupa kuisioner dan tidak ada
6. Justice
yang sama berupa hak untuk mendapatkan penjelasan dan informasi, hak
untuk bertanya.
data melalui angket akan ditunda dan akan dilanjutkan sesuai keinginan
responden
8. Privacy
kelompok data tersebut saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil penelitian
G. Instrumen Penelitian
responden seperti nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan kadar
gula darah serta 10 pertanyaan yang di format dengan skala likert, masing
masing pertanyaan diberi 4 alternatif jawaban yaitu: selalu (setiap hari), sering
(4-6 hari seminggu), jarang (1-3 hari seminggu), tidak pernah (tidak pernah
dilakukan). Pernyataan terdiri dari bentuk positif dan negatif, untuk pernyataan
digunakan yang telah terkalibrasi international yaitu alat pengukur kadar gula
darah secara mandiri dengan merk GlucoDr dengan standar nilai normal jika
90-200 mg/dL dan hiperglikemia jika >200 mg/dL. Instrumen penelitian ini
a. Uji Validitas
kemaknaan 5% jika lebih besar maka item pertanyaan itu valid (suryanto,
2011), kuesioner valid apabila nilai r hasil > r tabel maka pertanyaan
kecamatan natar pada minggu ke-1 bulan Mei sampai minggu ke-2 bulan
kemaknaan 5% maka r tabel sebesar 0,553, maka jika r hasil > r tabel (0,553)
Uji validitas alat cek gula darah (glukotest) dilakukan untuk mengetahui
ketepatan alat ukur glukotest. cara mengukur validitas alat glukotest dengan
cara Tekan tombol power lalu masukan cek strip.Masukan cek strip pada
dalam kondisi baik,E-2 berarti alat dalam kondisi rusak, lepaskan cek strip.
b. Reliabilitas
konsisten bila dilakukan lebih dari 1 kali, terhadap pertanyaan yang sama
Kadar gula darah diukur dengan alat pengukur gula darah yang
telah terkalibrasi international yaitu alat pengukur kadar gula darah secara
mandiri, merk GlucoDr, pada alat glukometer GlucoDr apabila kode yang
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
a. Editing
kekonsekuensi.
b. Coding
variabel kadar gula darah sewaktu di buat kode 0= gula darah normal, 1=
hiperglikemia
c. Entry Data
memastikan apakah variabel data sudah benar atau belum atau untuk
e. Mengeluarkan Informasi
yang dilakukan
Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan analisa univariat dan bivariat
a. Analisa Univariat
tergantung jenis datanya. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
obat, lama terpapar penyakit, kepatuhan diet DM, dan kadar gula dalam
darah. Pada penelitian ini pengelolaan data dan analisa dilakukan dengan
b. Analisa Bivariat
(akibat). Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square.
menurut hastono (2007) syarat uji chi square adalah variabel independen
Hasil uji chi square dapat dilihat pada kotak chi square test. Pada
penelitian ini menggunakan tabel 2x2 dan hasil chi square test dapat dilihat
didalam kolom uji person chi square, karena syarat person chi square tabel
berarti adanya hubungan tingkat kepatuhan diet dengan kadar gula darah
diterima berarti tidak ada hubungan tingkat kepatuhan diet dengan kadar gula
K. Jalannya Penelitian
tingkat kepatuhan diet dengan kadar gula darah sewaktu pasien diabetes melitus
tipe II di UPT.Puskesmas Natar tahun 2018. Mengajukan surat izin pra survei
di UPT. Puskesmas Natar, setelah itu melakukan pra survei di UPT. Puskesmas
responden yang cocok sesuai dengan sumber data. Sebelum mengambil data,
apakah sudah pernah menjadi responden dalam penelitian ini sebelumnya. Jika
responden.
dan manfaat dari penelitian ini. Selanjutnya peneliti meminta kesedian dan
lembar informed consent. Pada rencana awal penelitian pengambilan data akan
menit. Namun pada saat penelitian, semua responden tidak bersedia untuk
gula darah, setelah terkumpul peneliti mengoreksi kembali apakah data sudah
penelitian.