Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PEMBAHASAN

Proses keperawatan komunitas meliputi tahap pengkajian sampai dengan evaluasi lebih
menekankan upaya preventif dan promotif. Upaya preventif dan promotif ini harus
melibatkan peran serta masyarkat. Masyarakat memiliki potensi untuk mengenal dan
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

Selama kurang lebih 6 minggu mahasiswa STIKES Muhammadiyah Pringsewu Lampunhg


melakukan praktek keperawatan komunitas di Kelurahan Surabaya Lingkungan 1
Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung menggunakan pendekatan locality
development yaitu dengan mengupayakan perubahan melalui peningkatan peran serta
masyarakat

Pada pelaksanaaanya ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di setiap tahapan
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kesenjangan tersebut disebabkan oleh
hal-hal yang akan dijelaskan pada beberapa keterangan dibawah ini :

A. .Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakah langkah awal sebelum melakukan kegiatan. Pada tahap ini
dilakukan penyusunan format pengkajian pendekatan kelompok/
Ada dua (2) Faktor yang dijumpai dalam tahap awal ini, yaitu :
1. Faktor Pendukung
Puskesmas Kedaton Bandar Lampung menerima kehadiran mahasiswa dengan
program masing-masing untuk dapat belajar bersama di wilayah puskesmas Kedaton
Bandar Lampung dan khususnya di Kelurahan Surabaya Lingkungan 1. Masyarajkat
sangat mau menerima kehadiran mahasiswa dengan baik sehingga memudahkan
mahasiswa untuk dapat menggali lebih dalam informasi yang dibutuhkan selanjutnya
dalam tahap pengkajian.
2. Faktor Penghambat
Proses pembuatan format pengkajian memerlukan ketelitian agar dapat menggali
dengan dalam informasi yang hendak diperoleh. Diperlukan sumber pengetahuan
yang luas dan dari berbagai aspek.
B. Pengkajian
Merupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat mengenal masyarakat dengan
beberapa komponen antara lain: data demografi, geografi, fasilitas fisik, sistem pemerintah,
ekonomi, sistem sosial (Anderson&Elizabeth T, 2006)

Pada tahapan ini mahasiswa mengkaji masalah kesehatan yang ada di Kelurahan Surabaya
Lingkungan 1 Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Pengumpulan data masalah
kesehatan diwilayah Kelurahan Surabaya Lingkungan 1 Kecamatan Kedaton Kota Bandar
Lampung dilakukan dengan penyebaran angket kepada seluruh kepala keluarga
berdasarkan jumlah sempel yang sudah dihitung dan pada tahap pengolahan data,
mahasiswa melakukan perhitungan persentase atau tabulasi data. Semua tahap pengkajian
ini sesuai seperti tahap pengakajian yang ada pada teori namun, walau demikian terdapat
faktor pendukung (kekuatan dan kesempatan) dan faktor penghambat (kelemahan dan
ancaman) pada saat pengkajian. Faktor-faktor tersebut seperti di bawah ini:

Analisa
1. Kekuatan
a. Adanya dukungan dari segenap masyarakat yang ada di Kelurahan Surabaya
Lingkungan 1 Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung
b. Keterlibatan semua ketua RT dan tokoh masyarakat serta tokoh agama untuk
memberikan informasi tentang jumlah KK dari setiap dusun
c. Adanya respon yang positif dari masyarakat Kelurahan Surabaya Lingkungan 1
Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung dalam pengisian angket.

2. Kelemahan
a. Status demografi atau kependudukan kurang dapat diketahui karena pengkajian
dilakukan secara survey bukan sensus
b. Banyak masyarakat yang kurang mengerti pada saat pengisian angket.
c. Adanya masyarakat yang tidak mau di kunjungi rumahnya.
d. Posisi hari mendekati lebaran idul fitri sehingga kurang kondusif alam penyebaran
angket
e. Banyak masyarakat bekerja sebagai pegawai negri maupun swasta sehingga
masyarakat tidak mempunyai banyak waktu luang di rumah pada siang hari.
3. Kesempatan
a. Adanya dukungan dari masyarakat Kelurahan Surabaya Lingkungan 1 dan
kelurahan serta puskesmas kecamatan Kedaton
b. Adanya bimbingan dari pembimbing Akademik
c. Adanya respon positif dari masyarakat terhadap Prakek Belajar Lapangan
STIKES Muhammadiyah Pringsewu
d. Kesempatan dari tahap pengkajian adalah penerimaan yang baik dari masyarakat
karena kegiatan berhubungan dengan masalah kesehatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

4. Ancaman
a. Tidak ditemukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pengumpulan data

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah lanjutan proses pengkajian merupakan proses komunitas
atau masyarakat terhadap masalah kesehatan baik aktual, resiko maupun pontensial yang
dapat diantisipasi perawat. Diagnose keperawatan keperawatan komunitas
menggambarkan masalah, respon, kondisi dan mengidentifikasi kemungkinan data
penyebab (America Nursing Association). Dari pengkajian didapatkan dua diagnosa
keperawatan yaitu :
1. Defisiensi Kesehatan pada usia dewassa/lanisa dengan hipertensi dan diabetes melitus
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada Usia Remaja dengan Gastritis
3. Perilaku Cenderung Beresiko pada usia Balita dengan ISPA
4. Perilaku Cenderung Beresiko pada Usia Anak Sekolah dengan Diare dan Ispa

Masalah keperawatan tersebut merupakan hasil identifikasi antara mahasiswa dengan


Masyarakat. Setelah dilakukan skoring diagnosa keperawatan diperoleh skor tertinggi
adalah diagnosa yang sudah ditulis diatas.

D. Intervensi (Perencanaan)
(Enderson & Elizabeth T, 2006) mengemukakan bahwa perencanaan adalah
menggunaakan metode-metode secara detail untuk melakukan tindakan pada
pelaksanaan, mahasiswa bersama masyarakat membuata kesepakatan dalam membuat
perencanaan kegiatan.
Pada tahap ini mahasiswa melakukan perencanaan bersama dengan warga untuk
menangani masalah kesehatan yang ditemukan di Kel. Surabaya Lk. 1 Kec. Kedaton.
Perencanaan tersebut dibuat berdasarkan empat masalah keperawatan yang ditemukan
dan intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan, posko
kesehatan, senam lansia, phbs contohnya cuci tangan yang benar dan
pemeriksaan/pengobatan gratis dll. Kegiatan terhadap intervensi tersebut dibuat secara
detail berdasarkan masalah kesehatan yang ada. Mahasiswa dan warga dalam melakukan
perencanaan menyepakati bersama waktu, temapat, swadaya, dan penanggung jawab
setiap kegiatan baik dari mahasiswa maupun warga.

Rencana evaluasi telah dideskripsikan dalam pernyataan kriteria evaluasi yang


merupakan tolak ukur dari kegiatan dan standar yang harus dicapai dari kegiatan tersebut
dan perencanaan yang dilakukan oleh mahasiswa dan warga sesuai dengan yang
dikemukakan oleh( Anderson & Elizabeth T, 2006 ) namun, walau demikian terdapat
faktor pendukung (kekuatan dan kesempatan) dan faktor pengahambat (kelemahan dan
ancaman) pada saat perencanaan. Faktor-faktor tersebut seperti dibawah ini:

Analisa
1. Kekuatan
a. Adanya dukungan dari kepala dusun dan ketua RT dalam mempersiapkan tempat
dan peralatan pada setiap perencanaan kegiatan.
b. Kesediaan mahasiswa dan masyarakt sebagai penanggung jawab pada setiap
kegiatan.
c. Peran serta masyarakat yang cukup tinggi dalam menentukan rencana kegiatan .
d. Adanya partisipasi masyrakat dalam menentukan setiap rencana kegiatan.

2. Kelemahan
a. Sebagian masyarakat adalah bekerja sebagai pegawai negri maupun swasta
sehingga sehingga tidak semua masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan
perencanaan.
b. Keterbatasan dana dan waktu pelaksanaan praktik sehingga mempengaruhi
kegiatan selanjutnya
c. Adanya kendala dalam menentukan tempat dan waktu dalam melakukan
perencanaan kegiatan.

5. Kesempatan
a. Adanya dukungan dari Puskesmas Kedaton serta masyarakat terkait
b. Adanya dukungan dari kepala Kelurahan, Ketua Lingkungan, ketua RT dan
tokoh agama dan masyarakat.
c. Adanya masukan dari pembimbing akademik terkait rencana kegiatan.

6. Ancaman
Tidak ditemukan hal-hal yang mengganggu jalannya perencanaan

E. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, intervensi keperawatan ditunjukan kepada 3 tingkat pencegahan
yaitu : Primer, sekunder, tersier.

Setelah rencana kegiatan disepakati bersama, maka intervensi keperawatan mulai


dilakukan dengan menggunakan pendekatan ke keluarga binaan, penggerakan massa dan
penyebaran informasi. Sesuai dengan konsep dan teori yang ada, intervensi keperawatan
ditujukan pada tingkat primer, misalnya dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pada
tingkat pencegahan sekunder misalnya melakukan penemuan kasus secara dini pada
balita yang menderita penyakit ISPA dan tingkat pencegahan tersier misalnya
mengajarkan latihan senam lansia pada penderita hipertensi dan diabetes meliitus

Secara umum, sebagian besar rencana kegiatan yang telah disepakati bersama masyarakat
Kelurahan Surabaya Linngkungan 1 berhasil diimplementasikan dengan baik.

Analisa
1. Kekuatan
a. Adanya peran serta masyarakat pada setiap kegiatan yang dilakukan, ditandai
dengan adanya masyarakat yang hadir.
b. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan, misalnya saat penyuluhan
kesehatan, banyak pertanyaan yang diajukan. Hal ini menunjukan
keingintahuan masyarakat untuk mengenal dan mengatasi masalah kesehatan
yang mereka hadapi.
c. Peran serta dari kepala kelurahan, kepala lingkungan 1, ketua RT dan kader
untuk menggerakan masyarakat hadir dalam setiap kegiatan.
d. Peran serta dari masyarakat saat melakukan kegiatan sangat baik.
e. Terdapat kader kesehatan yang aktif

2. Kelemahan
a. Kurangnya peran serta masyarakat saat pelaksanaan penyuluhan.
b. Sebagai warga tidak mempuyai waktu untuk mengikuti kegiatan karena sebagai
warga sibuk bekerja.
c. Keterbatasan dana dan waktu pelaksanaan praktik sehingga mahasiswa harus
mengatur sedemikian rupa agar kegiatan tetap berlangsung.
3. Kesempatan
a. Adanya posyandu di wilayah yang diadakan
b. Dukungan dari Puskesmas Kedaton
4. Ancaman
a. Tidak ditemukannya adanya hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
pelaksanaan kegiatan.

F. Evaluasi
Evaluasi merupakan sekumpulan metode, keahlian (Skill), kepekaan untuk menentukan
apakah suatu kegiatan sudah dilakukan seperti yang direncanakan (Anderson &
Elizabeth T, 2006) selama evaluasi informasi dikumpulkan dan dianalisa untuk
menetukan keberhasilan atau kegagalan meliputi evaluasi formatif dan evaluasi
somatif.

Sesuai teori yang ada pada tahapan ini mahasiswa melakukan evaluasi formatif pada
akhir setiap kegiatan dan evaluasi sumatif setelah semua rangakain kegiatan selesai.
Secara umum semua kegiatan sudah berjalan seperti yang direncanakan berdasarkan
kriteria sturuktur, proses dan hasil.
Analisa
1. Kekuatan
a. Adanya dukungan dari segenap mahasiswa dalam melakukan evaluasi kegiatan.
b. Peran serta masyarakat dalam mempersiapkan kegiatan misalnya menyiapkan
tempat, penyebaran undangan.
2. Kelemahan
Pengetahuan peserta dalam menerima informasi sulit di ukur, karena tidak
dievaluasi secara tertulis.
3. Kesempatan
Adanya dukungan dari para kader posyandu dan petugas kesehatan.
4. Ancaman
Tidak ditemukan hal-hal yang mengganggu jalanya perencanaan.

G. Rencana Tindak Lanjut

No. Kegiatan Faktor penghambat Rencana Tindak Lanjut


1. Survey Masyarakat Ada beberapa keluarga Melakukan pendekatan
Desa yang tidak bersedia untuk dengan masyarakat dan
24 Mei-14 Juni 2019 di data kader
2. Musyawarah - Peserta tidak hadir sesuai Penyesuaian waktu
Masyarakat Desa dengan jumlah undangan dengan aktivitas
(MMD) masyarakat
22 Juni 2019
3. Penyuluhan Hipertensi - Peserta tidak kondusif Melakukan penyuluhan
dan Pemeriksaan karena yang datang para yang lebih menarik lagi
Tekanan darah lansia sehingga kurang dan terampil untuk
mendengarkan menarik minat lansia
28 Juni 2019 untuk mendengarkan

4. Penyuluhan Diabetes - Peserta tidak kondusif Melakukan sosialisasi


mellitus 28 Juni 2019 - Peserta tidak antusias serta pendekatan atau
menanggapi penyaji menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh
peserta.
5. Penyuluhan PHBS, cuci - Kesulitan mengatur Melakukan penyuluhan
tangan 28 Juni 2019 peserta karena masih anak- yang menarik agar anak-
anak anak konsentrasi dalam
memperhatikan materi
yang diberikan
6 Penyuluhan Diare - Peserta kurang kondusif Melakukan sosialisasi
- Peserta kurang antusias serta penyuluhan yang
28 Juni 2019 menanggapi penyaji lebih menarik dan
menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh peserta
7 Penyuluhan Gastritis - Peserta kurang kondusif Melakukan sosialisasi
- Peserta kurang antusias serta penyuluhan yang
28 Juni 219 menanggapi penyaji lebih menarik dan
menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh peserta
8 Penyuluhan ISPA - Peserta kurang kondusif Melakukan sosialisasi
- Peserta kurang antusias serta penyuluhan yang
menanggapi penyaji lebih menarik dan
menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh peserta
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kelurahan Surabaya salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kedaton Kota

Bandar Lampung yang terdiri atas 3 Lingkungan.

2. Lingkungan 1 Kelurahan Surabaya Terdiri atas 12 RT dan terdapat 685 kepala

Keluarga

3. Masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan Surabaya Khususnya Lingkungan 1

yaitu pada usia dewasa adalah hipertens dan DM, pada usia Balita dan anak sekolah

adalah ISPA serta diare dan pada usia Remaja adalah Gastritis

4. Kegiatan aplikatif yang dilakukan untuk menanggulangi masalah kesehatan disepakati

melalui musyawarah masyarakat desa yang berupa kegiatan penyuluhan ISPA,

penyuluhan gizi seimbang, pemeriksaan GDS, penyuluhan menganai, penyakit DM

dan penatalaksanaan diet DM, penyuluhan PHBS, pemeriksaan tekanan darah,

penyuluhan hipertensi, balita, penyuluhan gastritis, senam lansia, serta posyandu

lansia.

5. Masyarakat kurang antusias mengikuti kegiatan-kegiatan untuk menanggulangi

masalah kesehatan yang ada dikarenakan aktifitas masyarakat yang padat.

6. Sasaran dari masing-masing kegiatan tersebut yaitu kelompok pengajian di Kel.

Surabaya Lk 1, penderita DM, penderita hipertensi, remaja, anak usai sekolah dan

balita.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat (Sasaran)

a. Masyarakat diharapkan dapat mengenali masalah kesehatan yang terdapat di

Kelurahan surabaya Lk. 1 yaitu ISPA, DM, hipertensi gastritis, kebiasaan makan

yang kurang baik, sanitasi lingkungan.


b. Masyarakat diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada secara

mandiri yaitu mampu mengenali dan mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat

agar tercipta desa siaga.

c. Masyarakat diharapkan dapat aktif dalam kegiatan-kegiatan untuk menanggulangi

masalah kesehatan seperti penyuluhan ISPA, penyuluhan gizi seimbang,

pemeriksaan GDS, penyuluhan menganai, penyakit DM dan penatalaksanaan diet

DM, penyuluhan PHBS, pemeriksaan tekanan darah, penyuluhan hipertensi, balita,

penyuluhan gastritis, senam lansia, serta posyandu lansia.

2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan/Puskesmas

Dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan puskesmas, dengan cara koordinasi lintas

sektor untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi di Kelurahan Surabaya

Lingkungan 1

3. Bagi Institusi Institusi Pendidikan

a. Melaksanakan PKMK/PKMD terpadu untuk tahun berikutnya agar dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa bagaimana berinteraksi

dimasyarakat.

b. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkreatifitas dan inovatif dalam

membantu masyarakat untuk menemukan dan menyelesaikan masalah kesehatan

yang terjadi di masyarakat.

c. Memnyediakan form kuesioner yang lebih tertata dan jelas untuk mempermudah

dalam pengkajian di komunitas


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.(2012). Sistem Kesehatan Nasional : Tujuan Pembangunan Nasional. Jakarta di


unduh pada tanggal 5 Mei 2015 dari:
http//www.depkes.go.id/download/SKN/20final.pdf

Andeson & Elizabeth T, (2006). Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Mubarak,W.I& Cahyatin,N.,(2009). Ilmu Kperawatan Komunitas.(edisi 1).Jakarta : Salemba


Medika

Mubarak,W.I& Cahyatin,N.,(2009). Ilmu Kperawatan Komunitas.( edisi 2) .Jakarta :


Salemba

Anda mungkin juga menyukai