Anda di halaman 1dari 10

AKTIFITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA

(Carica papaya L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN YANG DI


INDUKSI ASAM ASETAT

Abstrak
Analgetik atau dapat disebut sebagai obat pereda nyeri adalah suatu zat, dimana zat
tersebut dapat mengurangi atau meredakan sensasi nyeri tanpa menimbulkan hilangnya
kesadaran. Pada penelitian ini, ekstrak etanol daun papaya (Carica papaya L.) diuji
untuk mengetahui aktivitas analgesiknya. Daun pepaya secara empiris diketahui
berkhasiat sebagai analgesik. Efek analgesiknya diketahui berasal dari kandungan
flavonoid yang bekerja dengan menghambat mekanisme kerja enzim siklooksigenase.
Metode yang digunakan adalah metode geliat, dengan prinsipnya yaitu mengamati
respon geliat setelah diinduksi oleh suatu zat penyebab nyeri. Pada penelitian ini,
mencit putih jantan diinduksi oleh asam asetat. Penggunaan asam asetat sebagai
penginduksi nyeri telah lama digunakan, injeksi peritoneal dari asam asetat
memproduksi peradangan peritoneum yang terkait dengan peningkatan prostaglandin.

Abstract
Analgesic or can be called a pain reliever is a substance, where a substance can reduce
or relieve pan sensations without causing loss of consciousness. In this study, the
ethanol extract of papaya leaves (Carica papaya L.) was tested to determine its
analgesic activity. Papaya leaves are empirically known to be efficacious as an
analgesic. The analgesic effect is known to originate from the flavonoid content which
works by inhibiting the mechanism of action of the cyclooxygenase enzyme. The
method used is the stretching method, with the principle of observing stretching
responses after being induced by a substance causing pain. In this study, mencit were
induced by acetic acid. The used of acetic acid is a pain inducer has long been used.
Peritoneal injection of acetic acid produces peritoneal inflammation associated with the
increase of prostaglandin.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Obat Tradisional menjadi pilihan pengobatan favorit untuk masyarakat. Hal
ini disebabkan karena disamping harganya murah dan mudah di dapat juga
mempunyai efek samping yang relatif sedikit. Banyak tanaman disekitar kita belum
dimanfaatkan dengan baik bahkan ada tanaman yang dianggap tidak bermanfaat.
Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan informasi kepada masyarakat, untuk itu
perlu dilakukan pengembangan penelitian ilmiah terhadap tanaman obat
tradisional, sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kesehatan
masyarakat (Dalimartha, 2000).
Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan bisa dirasakan
sebagai rasa sakit. Nyeri dapat timbul di bagian tubuh manapun sebagai respon
terhadap stimulus yang berbahaya bagi tubuh, seperti suhu yang terlalu panas atau
terlalu dingin, tertusuk benda tajam, patah tulang, dan lain-lain. Rasa nyeri timbul
apabila terjadi kerusakan jaringan akibat luka, terbentur, terbakar, dan lain
sebagainya. Hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan posisi tubuhnya (Guyton & Hall, 1997).
Hasil penelitian The U.S. Centre for Health Statistic selama 8 tahun
menunjukkan 32% masyarakat Amerika menderita nyeri yang kronis dan hasil
penelitian WHO yang melibatkan lebih dari 25.000 pasien dari 14 negara
menunjukkan 22% pasien menderita nyeri, minimal selama 6 bulan. Pada populasi
orang tua, prevalensi nyeri meningkat menjadi 50% (WHO, 2018).
Salah satu jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisonal adalah
daun pepaya dari famili Caricaceae. Daun pepaya merupakan salah satu tumbuhan
yang sering digunakan untuk pengobatan bagi masyarakat. Daun pepaya telah lama
dipergunakan oleh kelompok masyarakat untuk pengobatan, seperti obat sakit
malaria, penambah nafsu makan, obat cacing, obat batu ginjal, meluruhkan haid,
dan menghilangkan rasa sakit (Dalimartha, 2000).
Kandungan aktif daun pepaya, yaitu enzim papain. Papain merupakan suatu
protese sulfihidril dari getah pepaya. Enzim papain biasanya ditemukan di batang,
daun, dan buah pepaya. Selain enzim papain, terdapat beberapa senyawa-senyawa
yang dapat dibuktikan melalui uji fitokimia. Uji fitokimia dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya komponenkomponen bioaktif yang terdapat pada sampel
uji. Dari uji fitokimia yang dilakukan daun pepaya mengandung flavonoid, saponin,
dan alkaloid. Sedangkan pada uji fitokimia ekstrak daun pepaya mengandung
berbagai golongan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
polifenol, kuinon, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini yang dipercaya mampu
membunuh serangga hama (Julaily dkk, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan
daun pepaya yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol untuk
penghilangan rasa nyeri. Efek proteksi ditujukan karena nyeri yang terjadi pada
mencit adalah nyeri viseral dimana penghantaran nyeri lebih lambat dan terjadi
secara berkesinambungan, sehingga metoda yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah metoda geliat, yaitu metode dengan melihat respon dari mencit putih jantan
setelah diinduksi oleh asam asetat.

1.2.Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) mempunyai aktivitas analgesic
pada mencit putih jantan setelah diinduksi asam asetat?

1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas analgesic ekstrak daun papaya
(Carica papaya L.) pada mencit putih yang diinduksi asam asetat.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah mengenai obat-obat
analgesic.

1.5.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode eksperimental laboratorium.

1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini bertempat di Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik pada
bulan Agustus 2019 .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Daun Pepaya
Salah satu jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisonal adalah daun
pepaya dari famili Caricaceae. Tanaman papaya (Carica papaya L.) merupakan
salah satu tanaman yang dapat ditemukan di Indonesia. Digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional. Daun papaya mengandung alkaloid, karpain, enzim vitamin
C dan Vitamin E. daun papaya juga mengandung senyawa lain, seperti saponin,
flavonoid dan tannin (Julaily, dkk. 2013).
Kandungan aktif daun pepaya, yaitu enzim papain. Papain merupakan suatu
protese sulfihidril dari getah pepaya. Enzim papain biasanya ditemukan di batang,
daun, dan buah pepaya. Selain enzim papain, terdapat beberapa senyawa-senyawa
yang dapat dibuktikan melalui uji fitokimia. Uji fitokimia dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya komponenkomponen bioaktif yang terdapat pada sampel
uji. Dari uji fitokimia yang dilakukan daun pepaya mengandung flavonoid, saponin,
dan alkaloid. Sedangkan pada uji fitokimia ekstrak daun pepaya mengandung
berbagai golongan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
polifenol, kuinon, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini yang dipercaya mampu
membunuh serangga hama (Julaily dkk, 2013).

2.2.Analgetik
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan
dengan ancaman kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya
merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya
gangguan di jaringan seperti peradangan, rematik, encok atau kejang otot (Tjay
&Rahardja 2007).
Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar,
yakni:
a. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk
kelompok ini.
b. Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,
seperti fractura dan kanker (Tjay & Rahardja 2007).

Reseptor nyeri (nociceptor) merupakan ujung saraf bebas, yang tersebar di


kulit, otot, tulang, dan sendi. Impuls nyeri disalurkan ke susunan saraf pusat
melalui dua jaras, yaitu jaras nyeri cepat dengan neurotransmiternya glutamat dan
jaras nyeri lambat dengan neurotransmiternya substansi P (Guyton & Hall 1997).

Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine, bradikin,


leukotriendan prostaglandin merangsang reseptor nyeri (nociceptor) di ujung-
ujung saraf bebas di kulit, mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan
antara lain reaksiradang dan kejang-kejang. Nociceptor ini juga terdapat di seluruh
jaringan dan organtubuh, terkecuali di SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan
ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps
via sumsum belakang, sumsum-lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls
kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai
nyeri (Tjay & Rahardja 2007).

WHO telah mendeskripsikan 3 tingkatan analgesik pada perawatan farmakologi


pada nyeri, menggunakan analgesik pada pembantuan nyeri, dengan tipe nyeri :

a. Nyeri ringan : menggunakan acetaminofen, aspirin atau obat


antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) seiring sakit / nyeri.
b. Nyeri sedang : jika nyeri berlangsung atau meningkat, tambahan
apiodringan (kodein/hidrokarbon).
c. Nyeri berat : jika nyeri berkepanjangan atau mengalami peningkatan

(Fulcher, 2012).

Rasa sakit atau nyeri merupakan pertanda ada bagian tubuh yang
bermasalah, yang merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi
serta memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam
tubuh seperti peradangan (rematik,encok), infeksi kuman atau kejang otot. Rasa
nyeri timbul karena adanya rangsangan mekanis ataupun kimiawi, yang dapat
menimbulkan kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang
disebut mediator (perantara) nyeri seperti bradikinin, histamin, serotonin, dan
prostaglandin (Afrianti dkk, 2014).

2.3.Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yag sesuai,
kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memnuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995).
Daun papaya mengandung beta-karoten (116-514 ppm), 4% papain, 0,07%
karpain, polifenol, asam organic, dan terpenoid (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 2000)
Papain merupakan enzim proteolitik (pemutus ikatan protein). Dilihat dari
strukturnya, papain merupakan rantai peptide tunggal yang terdiri dari 212 residu
asam amino yang terlipat menjadi dua bagian, dengan bobot molekul 23,406 Da
dan mempunyai satu gugus –SH. Papain mempunyai rentang pH yang lebar (4,0 –
8,0), dengan pH optimum antara 6,0 – 7,0. Papain bekerja optimum pada suhu 50-
60o C papain akan terdegradasi pada suhu lebih tinggi dari 60oC (Putri dkk, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, R., Yenti, R., & Meustika, D. 2014. Uji aktifitas analgetik ekstrak
etanol daun pepaya (Carica papaya L.) pada mencit putih jantan yang di
induksi asam asetat 1%. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1), 54-60.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000. Inventaris Tanaman


Obat Indonesia (I). Jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas tumbuhan obat Indonesia (jilid II). Jakarta:
Trubus Agriwidia.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fulcher, E. M., 2012, Pharmacology: Principles and Application, 3rd Ed.


United States : Saunders.

Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta
: EGC.

Julaily, N., Mukarlina, dan T.R. Setyawati. 2013. Pengendalian Hama Pada
Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak daun
Pepaya (Carica papaya L.). Probiont, Vol 2(3)

Putri, R. A., Kusrijadi, A., & Suryatna, A. (2013). Kajian penggunaan amonium
sulfat pada pengendapan enzim protease (papain) dari buah pepaya
sebagai koagulan dalam produksi keju cottage. Jurnal Sains dan
Teknologi Kimia, 4(2), 159-168.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.
World Health Organization. 2019. WHO's cancer pain ladder for adults.
Tersedia Online di
http://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/. [ diakses pada 26
maret 2019]

Anda mungkin juga menyukai