Anda di halaman 1dari 5

Spinal Cord Injury due to fraktur kompresi Vertebra Torakalis 12

(Mutiara Shifa, Lisna Yulianti, M. Rizal Amin, M. Tomy )

Pemeriksaa Fisik

1. Keadaan Umum dan kesadaran

2. TTV

3. Status Generalisata

4. Status Neurologis

5.. Status Lokalis:

- Look: Adanya perubahan warna kulit; abrasi, memar pada punggung. Adanya hambatan
untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori, mudah lelah.

- Feel: Processus spinosus dipalpasi untuk mengkaji adanya suatu celah yang dapat diraba
akibat robeknya ligamentum posterior menandakan cedera yang tidak stabil.

- Move: Gerakan tulang punggung atau spina tidak boleh dikaji. Disfungsi motor paling
umum adalah kelemahan dan kelumpuhan pada seluruh ekstremitas bawah.
Kekuatan otot, pada penilaian dengan menggunakan derajat kekuaan otot
didapatkan nilai paralisis (0) atau parsial.
Gambaran Rontgen

Pemendekan jarak discus intervertebralis, bentuk tulang seperti taji, nerve bundle
sclerosis, facet hypertrophy (enlargement), and instability during flexion or extension of limbs.

Diagnosis

1. Anamnesis

Keluhan utama berupa nyeri, Gagngguan defekasi dan/atau miksi, gangguan sensoris
berupa perasaan sering kebas atau kesemutan, gangguan neurologis berupa kelumpuhan, riwayat
trauma, riwayat osteoporosis.

2. Pemeriksaan fisik

- Status Neurologis (pemeriksaan motorik, range of motion, sensorik, otonom, refleks


patologis dan fisiologis)
- Status Lokalis

3. Pemeriksaan penunjang

- Spine X-Ray (AP+Lat)

- MRI Spine

Tatalaksana

A. Tatalaksana Umum

Pertolongan pertama dan penanganan darurat trauma spinal terdiri atas: penilaian
kesadaran, jalan nafas, sirkulasi, pernafasan, kemungkinan adanya perdarahan, dan segera
mengirim penderita ke unit trauma spinal. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinik secara teliti
meliputi pemeriksaan neurologi fungsi motorik, sensorik, dan reflek untuk mengetahui
kemungkinan adanya fraktur.

Perawatan yang paling umum untuk fraktur kompresi vertebra thorakal adalah: pengobatan
untuk nyeri, pembatasan aktivitas, dan bracing ( korset kusus ) untuk menjaga tulang agar tidak
bertambah retak . Dalam kasus yang jarang terjadi , operasi juga mungkin diperlukan . Menurut
Braces dan Orthotics ada 3 hal yang dilakukan, yakni:

a. Mempertahankan kesegarisan vertebra (aligment)

b. Imobilisasi vertebra dalam masa penyembuhan

c. Mengatasi rasa nyeri yang dirasakan dengan membatasi pergerakan.

B. Analgetik

Obat sakit ringan dapat mengurangi rasa sakit ketika diambil dengan benar . Namun,
ingat bahwa obat-obatan tidak akan membantu untuk menyembuhkan patah tulang . Obat ini
hanya untuk membantu mengontrol rasa sakit .

C. Brace ( korset kusus )


Bentuk lain yang umum dari pengobatan untuk beberapa jenis fraktur kompresi vertebral
adaalah brace. Brace mendukung punggung dan membatasi gerakan ; seperti Brace lengan akan
mendukung pada patah tulang lengan. Brace ini juga dibentuk agar sesuai dan melekat erat
tubuh, seperti gips untuk setiap fraktur lainnya. Brace yang digunakan untuk mengobati fraktur
kompresi tulang belakang dirancang untuk menjaga agar posisi tidak membungkuk ke depan.
Brace ini menahan agar posisi selalu. Hal ini mengurangi sebagian tekanan pada tulang vertebra
yang fraktur, dan memungkinkan tulang belakang untuk melakukan proses penyembuhan. Hal ini
juga melindungi vertebra dari proses kerusakan yang lebih lanjut. Fraktur yang sifatnya stabil
membutuhkan stabilisasi dengan menguunakan thoracolumbar-sacral orthosis (TSLO) untuk
fraktur punggung bagian bawah, dalam waktu 8-12 minggu brace akan terputus.

D. Pengurangan aktivitas

Pasien kemungkinan besar akan harus membatasi kegiatan normal. Pasien harus
menghindari aktivitas berat atau berolahraga. Pasien harus menghindari aktivitas angkat berat
dan hal lain yang mungkin menyebabkan banyak tekanan pada patah tulang belakang. Jika
pasien sudah berusia lanjut pasien harus beristirahat. Tulang pada usia lanjut, pengobatan
memakan waktu lebih lama dan biasanya lebih tipis dan lebih lemah dari tulang padaorang yang
muda . Perlakuan fraktur ini seperti perlakuan pada setiap patah tulang lainnya.

E. Pembedahan

Tindak pembedahan untuk memperbaiki kompresi tulang belakang jarang diperlukan


dengan vertebra fraktur, operasi, dan internal fiksasi hanya dilakukan jika ada bukti
ketidakstabilan yang mendadak dan serius dari tulang belakang. Misalnya, jika fraktur
menyebabkan hilangnya 50% dari tinggi dari badan vertebra, operasi mungkin diperlukan untuk
mencegah kerusakan yang lebih serius pada saraf di tulang belakang.

Pemasangan alat dan proses penyatuan (fusi). Teknik ini adalah teknik pembedahan yang
dipakai untuk fraktur tak stabil. Fusi adalah proses penggabungan dua vertebra dengan adanya
bone graft dibantu dengan alat-alat seperti plat, rods, hooks, dan peicle screws. Hasil dari bone
graft adalah penyatuan vertebra di bagian atas dan bawah dari bagian yang disambung.
Penyatuan ini memerlukan waktu beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk menghasilkan
penyatuan yang solid.

Vertebroplasty dan Kyphoplasty adalah tindakan yang mempunyai prosedur invasif yang
minimal. Pada prinsipnya, tekhnik ini digunakan pada fraktur kompresi yang disebabkan oleh
osteoporosis dan tumor vertebra. Pada vertebroplasty, bone cement diinjeksikan melalui lubang
jarum menuju korpus vertebra, sedangkan pada kyphoplasty, sebuah balon dimasukan dan
dikembungkan untuk melebarkan vertebra yang terkompresi sebelum celah terebut diisi dengan
bone cement.

F. Pengelolaan penderita dengan paralisis:

 Pengelolaan kandung kemih dengan pemberiaan cairan yang cukup, kateterisasi, dan
evakuasi kandung kemih dalam 2 minggu.
 Pengelolaan saluran pencernaan dengan pemberian laksansia setia 2 hari.
 Monitoring cairan masuk dan cairan yang keluar dari tubuh.
 Nutrisi dengan diet tinggi protein secara intravena.
 Cegah dekubitus
 Fisioterapi untuk mencegah kontraktur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Helmi ZN. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
2. http://umm.edu/programs/spine/health/guides/diagnostic-tests

Anda mungkin juga menyukai