TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi
prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
2. Epidemiologi
gram), BBLSR (1000-1499 gram), BBLER (< 1000 gram).11 WHO juga
mengatakan bahwa sebesar 60–80% dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang
terjadi, disebabkan karena BBLR. BBLR memiliki risiko lebih besar untuk
mengalami morbiditas dan mortalitas daripada bayi lahir yang memiliki berat
badan normal. Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dapat menyebabkan
Berdasarkan data dari World Health Rangkings tahun 2014 dari 172 negara
akibat BBLR tertinggi yaitu sebesar 10,69%. Tingkat kelahiran di Indonesia pada
tahun 2010 sebesar 4.371.800 dengan kejadian BBLR sebesar 15,5 per 100
kelahiran hidup atau 675.700 kasus prematur dalam 1 tahun.13 Pada tahun 2010,
BBLR dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kelahiran prematur atau kelahiran
saat usia kehamilan ≤ 37 minggu dan IUGR yang biasa disebut terganggunya
Menetapkan penyebab BBLR antara prematur atau IUGR (Intra Uterine Growth
Restriction) merupakan hal yang penting karena tingkat kematian antara kedua
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor ibu (status gizi,
BBLR, aborsi), asuhan antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan
status ekonomi rendah cenderung memiliki asupan makanan yang tidak memadai,
sanitasi tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan
selama kehamilan yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi
mereka. Usia ibu ≤ 15 tahun memiliki risiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan
berat rendah.16
4. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.17
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi,
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai
preterm.
- Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
5. Tatalaksana
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi
prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi
BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang
lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/
hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-
5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih
f. Pernapasan
ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan
lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula
1. Definisi
Jaundice atau ikterus neonatal adalah perubahan warna kuning pada kulit
dan jaringan lain bayi baru lahir dan biasanya konjungtiva akibat bilirubin.
Jaundice berasal dari kata Perancis 'jaune' berarti perubahan warna kuning dan
menunjukkan tanda umum penyakit hati. Ini terjadi karena organ dan metabolisme
bayi baru lahir baru mulai berkembang. Ini adalah tanda klinis penting yang
mencerminkan akumulasi bilirubin dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh
atau kegagalan untuk mengeluarkan bilirubin ke dalam canaliculi bilier dan / atau
2. Epidemiologi
Ikterik pada bayi baru lahir atau neonatal, adalah masalah umum. Ikterus
selama usia minggu pertama terdapat pada sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80%
bayi preterm. Sebuah survei rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan di bawah
Kementerian Kesehatan Malaysia, menemukan bahwa sekitar 75% bayi baru lahir
juta neonatus yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65% menderita ikterus dalam
dan kejadian ikterus neonatorum pada bayi kurang bulan (premature) mencapai
58%. Rumah Sakit Dr. Sarditjo melaporkan kejadian ikterus neonatorum pada
bayi cukup bulan sebanyak 85% yang mana memiliki kadar bilirubin di atas 5
mg/dl dan 23,80% memiliki kadar bilirubin di atas 13 mg/dl. Data yang diperoleh
dari Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang melaporkan bahwa insiden ikterus
fisiologis paling sering terjadi jika dibandingkan ikterus patologis dengan angka
RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung oleh Putri & Rositawati (2016) angka
kejadian bayi ikterus neonaotum tahun 2013 yaitu 4,77%. Angka kejadian ikterus
3. Klasifikasi
- Ikterik Fisiologis
hingga 5 hari dalam jangka waktu dan 7 hari pada neonatus prematur. Kemudian,
lahir tidak melebihi 15 mg / dL tetapi dalam beberapa kasus, jika bayi baru lahir
bayi baru lahir yang sehat. Terkadang, ikterik jenis ini hilang tanpa melalui
Bentuk ikterus ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir dengan kadar
bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama >2 mg/dL. Pada bayi cukup bulan
yang diberi susu formula, kadar bilirubin akan men-capai puncaknya sekitar 6-8
mg/dl pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3
hari diikuti dengan penurunan lambat sebesar 1 mg/dL selama 1 sampai 2 minggu.
Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI, kadar bilirubin puncak akan mencapai
kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih lambat, bisa
Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan terjadi
peningkatan kadar bilirubun dengan kadar puncak yang lebih tinggi dan bertahan
lebih lama, demikian pula dengan penurunannya bila tidak diberikan fototerapi
bilirubin.23
Frekuensi ikterus pada bayi cukup bulan dan kurang bulan ialah secara
berurut 50-60% dan 80%. Umumnya fenomena ikterus ini ringan dan dapat
tunggal tetapi kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas
fisiologik bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam
- Ikterik Non-Fisiolois
Jenis ikterus ini dahulu dikenal sebagai ikterus patologik, yang tidak mudah
petunjuk untuk tindak lanjut, yaitu:ikterus yang terjadi sebelum usia 24 jam;
penyakit yang mendasar pada setiap bayi (muntah, letargis, malas menetek,
penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea, atau suhu yang tidak stabil);
ikterus yang bertahan setelah delapan hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14
4. Etiologi
berikut:24
3) Kekurangan G-6-PD
1) Fisiologis
3) Kelahiran asfiksia
4) Cepalohematoma
5) Asidosis
6) Hipotermia
7) Hipoglikemia
1) Septicemia
2) Sifilis
3) Toksoplasmosis
4) Penyakit inklusi sitomegalik
5) Ikterus ASI
1) Septicemia
3) Sferositosis herediter
4) Hepatitis neonatal
2) Kretinisme
pada atresia bilier hipertrofi atau hepatitis neonatal pada bayi baru lahir. Penyebab
- Sferositosis herediter
- Hemolitikicanemia nonspherocytic:
3) Septicemia
1) Obstruksi usus
- Penurunan bilirubin:
2) Obat - vit k3
5. Patofisiologi
dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi oksidasi reduksi. Pada
langkah pertama oksidasi, biliverdin terbentuk dari heme melalui kerja heme
oksigenase, dan terjadi pelepasan besi dan karbon monoksida. Besi dapat
paru. Biliverdin yang larut dalam air direduksi menjadi bilirubin yang hampir
tidak larut dalam air dalam bentuk isomerik (oleh karena ikatan hidrogen
terikat erat pada albumin.9,23 Bila terjadi gangguan pada ikatan bilirubin tak ter-
konjugasi dengan albumin baik oleh faktor endogen maupun eksogen (misalnya
ke neurotoksisitas.23
ditemukan rendah pada saat lahir namun akan meningkat pesat selama beberapa
minggu kehidupan.23
(UDPGT). Konjugasi bilirubin mengubah molekul bilirubin yang tidak larut air
menjadi molekul yang larut air. Setelah diekskresi-kan kedalam empedu dan
masuk ke usus, bilirubin direduksi dan menjadi tetrapirol yang tak berwarna oleh
mikroba di usus besar. Sebagian dekonjugasi terjadi di dalam usus kecil proksimal
disebut sirkulasi enterohepatik. Proses ini berlangsung sangat panjang pada neo-
natus, oleh karena asupan gizi yang ter-batas pada hari-hari pertama kehidupan.9,23
6. Faktor Risiko
Bayi yang tidak mendapat ASI cukup saat menyusui dapat bermasalah
karena tidak cukupnya asupan ASI yang masuk ke usus untuk memroses
pembuangan bilirubin dari dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi pada bayi prematur
golongan darah yang berbeda dengan ibunya, lahir dengan anemia akibat
Bermacam infeksi yang dapat terjadi pada bayi atau ditularkan dari ibu ke
dapat meliputi infeksi kongenital virus herpes, sifilis kongenital, rubela, dan
sepsis.23
7. Manifestasi Klinis
kadang kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak
(Kern icterus). Gejala klinis yang tampak ialah rasa kantuk, tidak kuat menghisap
yang paling parah bisa menyebabkan kematian. Efek jangka panjang Kern icterus
ialah retardasi mental, kelumpuhan serebral, tuli, dan mata tidak dapat digerakkan
ke atas.23
8. Diagnosis
- Aturan Kramer
penilaian visual. Mengenai aturan Kramer, pengamatan pada bayi baru lahir untuk
ikterik dimulai dari kepala bayi kemudian meluas ke arah kaki ketika tingkatnya
meningkat. Selalu nilai ikterik dalam cahaya yang baik dengan menekan kulit bayi
dengan jari dan mengamati warna kulit yang mendasarinya. Dua fitur klinis
1) Warna kulit yang mendasarinya berubah dari kuning lemon menjadi kuning
trunkus dan ekstremitas, mengikuti aturan Kramer. Jika kaki atau tangan
tampak kuning, total serum bilirubin cenderung berada di atas 250 μmol/
L.18
kuning dimulai di kepala, dan meluas ke arah kaki ketika level naik. Ini berguna
membagi bayi menjadi 5 zona seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, dan
- USG Abdomen
- Bilirubin serum
neonatus.9,23,26
- Bilirubinometer transkutan
nm). Cahaya yang dipantulkan merupakan representasi warna kulit neonatus yang
Bilirubin bebas dapat melewati sawar darah otak secara difusi. Oleh karena
itu, ensefalopati bilirubin dapat terjadi pada konsentrasi bilirubin serum yang
bebas, antara lain dengan metode oksidase-peroksidase. Prinsip cara ini yaitu
bilirubin.9,23
9. Tatalaksana
beberapa hari pertama setelah lahir untuk membantu membawa pasokan ASI. Ibu
harus ditanyai tentang kesulitan dan konsultan laktasi yang terlibat saat
dibutuhkan. Pola buang air besar, buang air kecil, dan berat bayi baru lahir
- Fototerapi
dengan mengubah bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air yang disebut
adalah spektrum cahaya dan total dosis cahaya yang dikirim. Bilirubin adalah
pigmen kuning, sehingga paling kuat menyerap cahaya biru pada panjang
gelombang 460nm. Juga, efek fototerapi hanya terlihat ketika panjang gelombang
dapat menembus jaringan dan menyerap bilirubin. Lampu dengan output dalam
mengandung cahaya siang, putih dingin, biru, atau tabung neon "khusus" atau
cahaya di wilayah biru-hijau. Lampu neon biru khusus adalah yang paling efektif
dan harus digunakan ketika fototerapi intensif diperlukan. Sinar ultraviolet tidak
Karena bilirubin diekskresikan dalam urin dan feses, penting untuk memastikan
keluaran urin yang baik. Jika bayi mengalami dehidrasi, cairan intravena harus
dimulai, Nutrisi oral cukup untuk bayi yang tidak mengalami dehidrasi.
usia dalam jam, dan faktor risiko, seperti yang direkomendasikan dalam pedoman
dari American Academy of Pediatrics (AAP) (Gambar 2.2). Nilai total serum
bilirubin harus digunakan, dan nilai bilirubin direct tidak boleh dikurangi dari
total ketika menentukan kapan harus memulai terapi. Tidak ada pedoman yang
diterbitkan untuk bayi yang lahir lebih awal dari usia 35 minggu. Saat
dapat diharapkan dalam 4 hingga 8 jam pertama. Ketika total serum bilirubin tidak
Fototerapi dilakukan dengan aman untuk jutaan bayi, efek samping jarang
Bayi yang terkena dampak kulitnya menjadi warna gelap, coklat keabu-abuan
pada kulit, serum, dan urin. Secara umum, sindrom ini memiliki signifikansi klinis
bawaan atau riwayat keluarga porfiria. Fototerapi pada pasien ini dapat
- Transfusi tukar
intensif neonatal oleh dokter terlatih. Transfusi tukar untuk bayi adalah keadaan
darurat medis, dan pasien harus dirawat langsung di unit perawatan intensif
neonatal, melewati departemen gawat darurat. Pada dasarnya, dokter dengan cepat
melibatkan pengambilan alikuot kecil dari darah bayi dan menggantinya dengan
jumlah sel darah donor yang sama melalui satu sampai dua kateter sentral sampai
volume darah bayi telah diganti dua kali. Infus albumin 1 hingga 4 jam sebelum
isoimun jika total serum bilirubin meningkat meskipun fototerapi atau total serum
bilirubin berada dalam 2 hingga 3 mg / dL (34,2 hingga 51,3 mol / L) dari level
untuk transfusi pertukaran dengan harapan menghindari transfusi tukar. Dosis lain
dapat diberikan dalam 12 jam, jika perlu. Gambar 2.3 menunjukkan pedoman
untuk memulai transfusi tukar. Transfusi pertukaran harus dimulai segera pada
bilirubin akut, bahkan jika nilai total serum bilirubin turun. Faktor risiko untuk
C. Infeksi neonatorum
1. Definisi
bakteremia yang terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan. Infeksi
neonatal merupakan penyebab signifikan mortalitas dan morbiditas pada bayi baru
lahir. Infeksi neonatal dapat terjadi pada onset dini (infeksi timbul dalam 72 jam
kelahiran) atau onset lambat (infeksi timbul lebih dari 72 jam setelah lahir).28
2. Epidemiologi
Infeksi neonatal adalah penyakit serius dengan angka kematian yang tinggi
yang biasanya merupakan tantangan utama bagi neonatologis karena gejala non-
Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian bayi adalah sekitar 5 juta per tahun,
tahun telah menurun secara signifikan; Namun, kematian neonatal belum menurun
dengan cepat. Diperkirakan 3,1-3,3 juta bayi baru lahir meninggal setiap tahun,
Angka kematian neonatal, jumlah bayi baru lahir yang meninggal dalam 28
hari pertama kehidupan per 1.000 kelahiran hidup, diperkirakan secara global
Timur Tengah, Asia, dan Asia Tenggara, tingkat kematian neonatal berkisar
seluruh dunia setiap tahun.30 Sekitar setengah dari kematian yang disebabkan oleh
sepsis atau pneumonia terjadi selama minggu pertama kehidupan [3. Angka
kejadian sepsis neonatorum adalah 1-10 per 1000 bayi lahir hiudp dan angkanya
meningkat 13-27 per 1000 bayi hidup pada bayi dengan BBLR. Pada bayi laki-
laki risiko sepsis 2 kali lebih besar dari bayi perempuan. Kejadian sepsis juga
3. Klasifikasi
Early onset sepsis ditemukan pada hari-hari pertama kehidupan (72 jam
pertama), infeksi terjadi secara vertikal karena penyakit ibu dan infeksi yang
diderita ibu selama kehamilan, persalinan atau kelahiran. Faktor risiko pada early
onset sepsis dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu (persalinan dan kelahiran
kurang bulan, ketuban pecah lebih dari 18-24 jam, chorioamnionitis, persalinan
dengan tindakan, demam pada ibu ( >38,4º C), infeksi saluran kencing pada ibu,
faktor sosial ekonomi dan gizi ibu) dan faktor bayi (asfiksia perinatal, berat lahir
Late onset sepsis disebabkan oleh kuman yang berasal dari lingkungan di
sekitar bayi setelah 72 jam pertama lahir. Proses infeksi ini disebut juga infeksi
nosokomial. Keadaan ini sering ditemukan pada bayi yang dirawat di ruang
intensif bayi baru lahir, bayi kurang bulan yang mengalami lama rawat, nutrisi
parenteral yang berlarut-larut, infeksi yang bersumber dari alat perawatan bayi,
infeksi nosokomial atau infeksi silang dari bayi lain atau dari tenaga medik yang
merawat bayi.32
vertikal (dari ibu). Infeksi dapat diperoleh dalam rahim melalui rute transplasental
atau transervikal selama atau setelah kelahiran. Infeksi vertikal secara transervikal
(infeksi pada tali pusat), pneumonia kongenital, dan sepsis. Bakteri yang
bertanggung jawab pada infeksi janin secara vertikal adalah bakteri yang umum
yang lebih sering HSV-2 juga menyebabkan infeksi vertikal yang terkadang tidak
koloni organisme dari perineum ibu menyebar ke plasenta melalui saluran vagina
dan akibatnya menyebar ke dalam cairan ketuban yang awalnya steril. Cairan
ketuban yang menyelimuti bayi pada akhirnya akan bersirkulasi ke paru-paru dan
Selain itu, beberapa tindakan medis yang mengganggu integritas isi rahim seperti
normal kulit atau vagina masuk, sehingga akan menyebabkan amnionitis dan
Bila ketuban pecah lebih dari 24 jam, bakteri vagina dapat bergerak naik
dan pada beberapa kasus menyebabkan inflamasi pada membran janin, tali pusat,
dan plasenta. Infeksi pada janin dapat disebabkan oleh aspirasi air ketuban yang
terinfeksi yang dapat mengakibatkan neonatus lahir mati, persalinan kurang bulan,
atau sepsis neonatal. Organisme yang paling sering ditemukan dari air ketuban
5. Faktor Risiko
Beberapa faktor yang terlibat pada sepsis neonatorum antara lain sitem imun
bayi baru lahir yang masih imatur atau belum matang, penurunan aktivitas fagosit
leukosit, penurunan produksi sitokin, dan lemahnya system imun humoral. Barrier
alamiah kulit pada bayi juga tipis dan lemah. Beberapa faktor maternal, fetal, dan
lingkungan juga ikut terlibat dalam terjadinya sepsis pada bayi baru lahir. Faktor
dari janin meliputi berat badan lahir, usia kehamilan, dan apgar score. Faktor-
faktor maternal antara lain ketuban pecah dini (KPD), demam pada ibu dalam 2
menggunakan alat.31
6. Diagnosis
Diagnosis laboratorium36
• Pemeriksaan fibonektin
interleukin-6, dan tumour necrosis factor –a, dan deteksi kuman patogen
countercurrent immunoelectrophoresis.
• Polymerase chain reaction suatu cara baru untuk mendeteksi DNA bakteri.
infeksi yang lebih baik dibanding C- reactive protein dan jumlah leukosit.
7. Tatalaksana
Ketika memulai perawatan antibiotik pada bayi dengan faktor risiko infeksi
melakukannya dan ada kecurigaan klinis infeksi yang kuat, atau ada gejala atau
tanda klinis yang menunjukkan meningitis. Jika melakukan pungsi lumbal akan
antibiotik.37
mungkin dan selalu dalam 1 jam sejak keputusan untuk diobati. Gunakan
penilaian klinis (misalnya, jika bayi tampak sangat sakit). Berikan gentamisin
dalam dosis awal 5 mg / kg. Jika dosis kedua gentamisin diberikan, biasanya
berdasarkan penilaian klinis, misalnya jika bayi tampak sangat sakit atau kultur
Durasi pengobatan antibiotik yang biasa untuk bayi dengan kultur darah
positif, dan untuk mereka yang memiliki kultur darah negatif tetapi pada mereka
atauberdasarkan patogen yang diidentifikasi pada kultur darah. Pada bayi yang
diberikan antibiotik karena faktor risiko infeksi atau indikator klinis kemungkinan
darah negatif, kecurigaan klinis awal infeksi adalah tidak kuat, kondisi klinis bayi
36 jam meskipun kultur darah negatif, kaji ulang bayi setidaknya sekali setiap 24
bayi dan kondisi saat ini, dan tingkat konsentrasi C-reaktif protein.37