Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu SDM yang paling penting adalah generasi muda, mereka adalah
penerus bangsa yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa ini dan
yang akan memberikan warna bagi masa depan bangsa Indonesia. Namun saat ini
tingkat pengangguran di kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan. Dari
hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran
kelompok usia produktif ini mencapai 60,5 persen dari jumlah pemuda yang ada.
Jika tidak segera dilakukan langkah-langkah yang tepat, angka pengangguran ini
akan terus meningkat dan akan menjadi sumber persoalan sosial di masyarakat,
seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Hal ini
tidak saja merugikan diri mereka sendiri tetapi juga orang lain, selain itu citra
bangsa Indonesia di mata dunia Internasional juga dipertaruhkan.

Berbagai masalah tersebut salah satunya merupakan dampak dari banyaknya


jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengurangi
dampak tersebut maka dibutuhkan kerjasama antara semua pihak untuk
mengatasinya. Salah satunya dengan cara melakukan gerakan pembinaan
kepemudaan, dengan kegiatan tersebut diharapkan mereka dapat menyalurkan
bakat dan minat untuk melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk diri
mereka sendiri dan orang lain. Namun selama ini peran Lembaga Kepemudaan
belum dapat berperan aktif dan belum menampakkan hasil yang nyata dalam
pembangunan, padahal pemuda adalah generasi penerus dan berpotensi besar
dalam pembangunan daerah karena usianya yang produktif.

Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan
kemampuan yang dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga
kepemudaan agar termotivasi untuk maju. Program-program yang dapat
2

diciptakan guna meningkatkan partisipasi pemuda dapat berupa keterampilan,


kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Dengan adanya Kegiatan
Kepemudaan ini diharapkan para pemuda dapat berperan dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Dengan melihat potensi para pemuda di Kelurahan
Rawang Empat, maka kami akan mengadakan pembinaan kepemudaan melalui
pelatihan membuat keripik pisang, yang bertujuan untuk mengoptimalkan
lembaga kepemudaan yang ada di Kelurahan Rawang Empat karena mayoritas
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, diharapkan dengan adanya
kegiatan tersebut dapat memanfaatkan sumber daya yang ada menjadi usaha yang
berkontribusi di Kelurahan Rawang Empat.

2. Tujuan

1. Agar pemuda binaan memiliki keterampilan dasar yang bernilai jual dalam
membuat keripik pisang.
2. Agar pemuda binaan memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang
pembuatan keripik pisang.
3. Agar pemuda binaan dapat meningkatkan kreatifitas dan berperan aktifikut
berkontribusi langsung dalam perdagangan.
4. Agar pemuda binaan mendapatkan bekal berwirausaha dan mengurangi
tingkat pengangguran.

3. Rumusan Hasil Kegiatan Secara Umum


Rumusan masalah yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
 Bagaimana Cara membuat kripik pisang yang berinovatif?
 Apakah dengan memberikan pelatihan kepada pemuda binaan
berupa keterampilan dan pengetahuan tentang cara pembuatan
kripik pisang bisa menjadi peluang usaha kedepan?
3

BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

 Tempat Pelaksanaan Program Pelatihan

Tempat kegiatan pelatihan pembuatan kripik dilaksanakan di Kelurahan


Rawang Empat kecamatan Bandar Petalangan kabupaten Pelalawan.

 Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober jam 15.00
s/d 17.00 selama + 4 minggu lebih tepatnya 6 kali pertemuan
 Peserta
Peserta pelatihan dalam pembuatan keripik berbahan dasar pisang
diikuti oleh beberapa orang yang berasal dari Kelurahan Rawang
Empat Kecamatan Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan. Mereka
terdiri dari anak-anak sekolah yang berusia 15-17 tahun.

2. Materi Pelatihan/Kegiatan

Materi kegiatan pembinaan program pembinaan kepemudaan adalah


keterampilan membuat keripik dari bahan dasar pisang.

Keripik yang akan dibuat adalah keripik pisang dengan dua rasa yaitu
keripik pisang rasa asin dan keripik pisang rasa pedas. Keripik pisang yang dibuat
menggunakan bumbu – bumbu alami tanpa bahan pengawet . Adapun bahan
bahan yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :

1. Bahan Utama

 Pisang
4

2. Bahan Penunjang

 Minyak goreng
 Air

3. Bumbu – Bumbu

 Bawang Putih
 Garam
 Gula merah
 Penyedap rasa
 Cabe
 ketumbar
 Asam

4. Alat – Alat

 Kompor
 Wajan
 Ember
 Pisau
 Pasah pisang
 Sutil
 serok/pengankat gorengan
 Plastik pembungkus
 Tali rafia
 Lilin

5. Langkah – Langkah Pembuatan Keripik Berbahan Dasar Pisang

Keripik Pisang rasa asin

 Pertama – tama siapkan bahan yang telah ditentukan.


 Pisahkan daging buah dengan kulit pisang.
5

 Campur air dengan bumbu yang sudah dihaluskan(ketumbar, garam dan


bawang).
 Cuci daging pisang dengan air yang sudah disiapkan di ember.
 Pasah daging pisang yang sudah ditiriskan.
 Goreng pisang yang sudah dipasah dengan minyak yang sudah
dipanaskan.
 Taburkan bumbu yang sudah dibuat kedalam wajan secukupnya.
 Keripik yang telah di goreng siap di kemas dalam plastik .
 Satukan bungkusan keripik yang telah direkatkan dengan lilin dengan tali
rafia.
 Jadilah keripik pisang rasa asin yang siap dikomsumsi dan didipasarkan.

Keripik Pisang rasa pedas

 Pertama – tama siapkan bahan yang telah ditentukan.


 Pisahkan daging buah dengan kulit pisang.
 Cuci daging pisang dengan air yang sudah disiapkan di ember.
 Pasah daging pisang yang sudah ditiriskan.
 Goreng pisang yang sudah dipasah dengan minyak yang sudah
dipanaskan.
 Haluskan bumbu( cabe, garam, asam dan bawang).
 Tumis bumbu dan campurkan gula merah hingga masak.
 Campur dan ratakan bumbu pedas pada keripik yang sudah digoreng
secara merata.
 Kemas dalam plastik dan satukan bungkusan keripik yang sudah
direkatkan dengan tali rafia.
 Jadilah keripik pisang rasa pedas yang siap dikonsumsi dan dipasarkan.
6

Rincian Biaya Pengeluaran Dalam Pembuatan Keripik Pisang

No Bahan Banyak Harga Satuan Jumlah


1 Pisang 30 Kg 500,- 15.000,-
2 Minyak 3 Ltr 12.000,- 36.000,-
3 Gula Merah 0,4 Kg 5.000,-
4 Cabe 0,2 Kg 15.000,- 3.000,-
5 Asam 0,1 Kg 500,-
6 Garam 2 Sdm 500,-
7 Penyedap Rasa 20 Gram 500,-
8 Ketumbar 10 Gram 500,-
9 Bawang Putih 500 Gram 2.000,-
10 Plastik 1 pcs 7.000,-
JUMLAH 70.000,-

3. Strategi dan Deskripsi jalannya Kegiatan

1. Pengamatan

Melalui kegiatan ini penulis mencoba mengamati kegiatan yang dilakukan


oleh pemuda di lingkungan sekitar, hasilnya diperoleh bahwa sebagian besar para
pemuda kurang memanfaatkan waktu dan potensinya untuk kegiatan
kewirausahaan.

2. Penentuan Masalah

Setelah penulis mengadakan pengamatan dengan hasil bahwa sebagian


pemuda kurang memanfaatkan potensi kewirausahaan mereka, maka dilakukan
pembinaan kegiatan yang dapat menjadi bekal berwirausaha.

3. Penentuan Pemuda Binaan

Dalam menentukan pemuda yang akan dibina dipilih pemuda yang tinggal
di lingkungan sekitar penulis, hal itu untuk memudahkan hubungan komunikasi
antara penulis dengan pemuda binaan.
7

4. Pemilihan Kegiatan

Dalam memilih kegiatan diadakan musyawarah dengan pemuda binaan, dan


didapat kesepakatan untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan keripik
pisang karena bahan baku yang digunakan mudah didapatkan.

Agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, dalam kegiatan tidak bersifat
kaku, artinya kedudukan kita sama tidak ada yang lebih tinggi dan pemuda binaan
mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan ide atau gagasan dalam kegiatan
pembinaan.

1. Deskripsi Jalannya Kegiatan

 Pada tahap pra kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 17 September 2016


 Pada tanggal 17-22 September penulis mengadakan pengamatan
dilingkungan sekitar dengan hasil bahwa sebagian dari mereka melakukan
kegiatan yang kurang bermanfaat dan pemuda kurang memanfaatkan
potensi mereka di bidang kewirausahaan.
 Tanggal 29 September penulis menentukan tujuh pemuda binaan yang ada
di lingkungan sekitar.
 Tanggal 2-3 Oktober melakukan kegiatan :
 Mengadakan kunjungan kepada 7 pemuda binaan
 Menjelaskan tujuan kegiatan pembinaan
 Meminta kesediaan 7 pemuda binaan untuk mengikuti kegiatan
pembinaan.
8

1. Tahap pelaksanaan dilaksanakan yaitu pada tanggal 5 – 17 Oktober 2016

No Pertemuan Hari/Tanggal Pelaksanaan Materi Program


Pembekalan materi
1 I Rabu/5 Oktober 2016 pembuatan kripik kepada 7
pemuda binaan
Persiapan bahan komposisi
2 II Jum’at/7-8 Oktober 2016 kripik dan alat yang
digunakan
Melaksanakan kegiatan
3 III Senin/10 Oktober 2016 membuat kripik sampai tahap
penggorengan
Melaksanakan kegiatan
4 IV Selasa/11 Oktober 2016 pembinaan pada tahap
pengemasan
Sosialisasi kripik pisang ke
5 V Sabtu/15 Oktober 2016
lingkungan sekitar
Evaluasi hasil kegiatan
6 VI Senin/17 Oktober 2016
pelatihan pembuatan kripik
9

BAB III

TEMUAN DAN HASIL

1. Temuan dan Hasil Evaluasi Proses

Untuk membuat keripik yang berbahan dasar pisang diperlukan proses yang
memerlukan beberapa tahap dan tidak dapat diselesaikan dalam satu kali
pembinaan, karena proses pembuatan kripik memiliki beberapa tahapan – tahapan.
Tahapan pembuatan keripik dimulai dari pengupasan kulit pisang, pencucian
daging buah, pemasahan/pengirisan daging pisang secara tipis, penggorengan,
pemberian bumbu dan pengemasan keripik. Pada tahap penggorengan diperlukan
waktu yang lama, karena daging pisang banyak mengandung kadar air. Sehingga
untuk menyelesaikan tahap penggorengan memakan waktu yang lama dan
dilakukan 1 kali pertemuan.

2. Temuan dan Hasil Evaluasi Produk

Hasil pelaksanaan kegiatan secara umum sudah berhasil dengan baik dilihat
dari kualitas produk yang dihasilkan, meskipun dalam bidang pemasaran masih
mengalami kendala dikarenakan belum dapat memasarkan produk secara
maksimal.

3. Pembahasan

Dalam era globalisasi ini pasar dalam negeri kita telah dipenuhi dengan
berbagai macam produk makanan, dan tidak jarang makanan – makanan yang kita
temui banyak mengandung bahan – bahan yang tidak baik untuk kesehatan.
Khususnya untuk anak – anak yang lebih suka mengkonsumsi makanan ringan
yang mengandung bahan pengawet. Salah satu cara untuk menanggulangi
kebiasaan mengkonsumsi makanan ringan yang mengandung bahan pengawet,
penulis berinovasi membuat makanan ringan yang sehat, yang tidak mengandung
bahan pengawet dan akan disukai oleh semua kalangan.
10

Indonesia terkenal dengan makanan tradisional, salah satunya adalah


keripik, namun keripik yang akan dibuat adalah keripik sehat karena berbahan
dasar pisang dan menggunakan bumbu – bumbu alami tanpa bahan pengawet.
Keripik yang berbahan dasar pisang serta campuran dari bumbu – bumbu alami
mengandung nilai gizi dan menyehatkan,karena tidak menggandung bahan
pengawet.

Dari hasil pembuatan keripik ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan,
karena keripik ini sangat diminati oleh masyarakat. Dengan penjualan perbungkus
Rp 1000,00, maka sangat terjangkau oleh semua kalangan. Dan dari modal Rp
70.000,00 dapat dihasilkan 150 bungkus keripik, dan apabila dijual dengan harga
Rp 1000,00 per bungkus, maka hasil uang yang akan didapatkan Rp150.000,00.
Laba yang didapatkan Rp 80.000,00.

Keripik yang penulis buat dikemas dengan ukuran kecil dan ringan sehingga
dapat dibawa kemana saja. Namun dalam kegiatan pembinaan kepemudaan
pembuatan keripik ini pun mengalami beberapa kendala yang harus dihadapi oleh
para pemuda antara lain keripik hanya dipasarkan di Kelurahan Rawang Empat
karena masih terbatasnya keripik yang dihasilkan, penggunaan label, belum ada
upaya mempromosikan keripik ke daerah lain, belum adanya upaya pengemasan
yang lebih menarik, minat pembeli dan belum dilakukan kerja sama dengan pihak
– pihak terkait yang dapat membantu upaya pemasaran keripik.

4. Gambaran Keaktifan Para Pemuda Binaan

Pada saat identifikasi dan sosialisasi para pemuda sangat antusias dengan
program yang di tawarkan dan memberikan respon positif untuk mengikuti
pembinaan.

Pada saat pelaksanaan program para pemuda binaan sangat bersemangat dan
antusias merespon semua petunjuk dan cara – cara pembuatan keripik. Para
pemuda binaan sangat terampil mempraktikkan kegiatan membuat keripik,
mereka saling bekerja sama sehingga meskipun ada kendala – kendala yang
11

dihadapi dapat diatasi dengan baik sehingga proses kegiatan berlangsung secara
lancar. Para pemuda binaan bertanggung jawab atas semua pelaksanaan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
12

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan pembelajaran yang


ditujukan untuk mengadakan suatu pembelajaran yang berbasis masyarakat
melalui beberapa macam kegiatan seperti diadakannya kegiatan pembinaan yang
bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam maupun sumber
daya manusia yang ada di lingkungan masyarakat.

Kegiatan pembinaan ini merupakan salah satu cara untuk menciptakan


peluang usaha baru dan untuk meningkatkan kesejahteraan guna memenuhi semua
kebutuhan hidup. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah
dalam mengurangi angka pengangguran dan persoalan sosial di masyarakat,
melalui program pelatihan kepemudaan.

Melalui kagiatan pembinaan pembuatan keripik yang di lakukan bersama


dengan pemuda binaan yang ada di Kelurahan Rawang Empat diharapkan bisa
dijadikan suatu contoh dalam program pemberdayaan masyarakat. Hasil dari
kegiatan pembinaan tersebut dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para
pemuda binaan. .Kegiatan pembinaan pembuatan keripik ini dapat dipraktekan
oleh pemuda binaan dan masyarakat secara langsung karena proses pembuatan
keripik ini cukup mudah dan prospek kedepannya pun dapat membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat.

2. Saran

Kegiatan pembinaan pembuatan keripik dapat terlaksana dan berjalan


dengan lancar atas dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pihak pemerintah
kelurahan setempat diharapkan lebih mendukung terhadap kegiatan pembinaan
seperti ini dan dapat menjadikan kegiatan pembinaan seperti ini sebagai salah satu
dari program pemerintah kelurahan untuk menambah pengetahuan dan
13

keterampilan masyarakatnya, kegiatan pembinaan ini juga bisa dijadikan sebagai


modal pengetahuan dan keterampilan untuk membuka usaha baru.

Selain itu dalam kegiatan pembinaan yang telah dilaksanakan masih banyak
kekurangan, seperti tidak pernah diadakan kegiatan penyuluhan dari pemerintah
kelurahan, minimalnya dana yang tersedia, dan banyak masyarakat yang masih
belum mengerti tentang nilai-nilai positif dari diadakannya kegiatan pembinaan
ini. Semoga saran ini dapat di realisasikan pada kegiatan pembinaan di waktu
yang akan datang.

3. Tindak Lanjut

Setelah mengadakan kegiatan pembinaan ini kami sebagai pelaksana merasa


bangga dan bersyukur kehadirat Allah SWT karena selain dapat membekali
pengetahuan dan keterampilan kepada pemuda binaan khususnya dan masyarakat
umumnya. Kegiatan pembinaan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga
tentunya bagi mahasiswa sebagai pelaksana. Selanjutnya sebagai tindak lanjut
kami mengadakan program pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan supaya
pemuda binaan yang sudah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, supaya kelak bisa menjadi salah satu
pengusaha keripik yang sukses dan mempunyai masa depan yang lebih cerah.
Semoga segala upaya yang sudah kami terapkan dapat bermanfaat.
14

Anda mungkin juga menyukai