PENDAHULUAN
Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah dan harus kita
herbal telah lama dikenal oleh masyarakat kita terutama untuk penyembuhan luka.
Penelitian tanaman sebagai pengobatan ini sesuai dengan misi Fakultas Kedokteran
daerah kita.
bermanfaat karena sejak dahulu kala masyarakat telah lama menggunakan obat-
obatan yang berasal dari bahan alam untuk mengobati macam penyakit, selain itu
pemanfaatan bahan alam juga turut mendukung upaya pemerintah dalam mengelola
dan memberdayakan sumber daya alam karena Indonesia merupakan negara yang
kaya dengan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam (Purnamasari dkk
2010). Pemanfaatan bahan alam yang digunakan sebagai obat jarang menimbulkan
efek samping yang merugikan dibandingkan obat yang terbuat dari bahan sintetis
perkembangan ilmu tentang luka, penyembuhan, dan penanganan luka. Saat ini
dilakukan (Harvey 2005). Salah satu tanaman yang dipercaya oleh masyarakat
Linn). Senyawa yang terdapat pada ekstrak daun belimbing wuluh antara lain
peradangan, dan pembentukan abses merupakan tanda-tanda khas dari infeksi ini
(Smith 2001; Loberto 2004; Kusuma 2009, Hayati 2009). Komplikasi yang timbul
dari infeksi kulit dan jaringan lunak karena Staphylococcus aureus merupakan
masalah klinis yang utama. Hal ini dikarenakan tingginya kejadian infeksi dan
munculnya strain kuman resisten antibiotik secara luas. Oleh karena itu kuman yang
membantu merangsang pembentukan sel epitel yang baru dan mendukung proses
re-epitelisasi, karena semakin cepat proses re-epitelisasi maka semakin cepat proses
Penelitian Wijayanti dan Safitri (2018), tentang ekstrak daun belimbing wuluh
dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%, menunjukkan bahwa konsentrasi 10%
dilakukan oleh Amirah (2013), pada jumlah fibroblast pada gingiva pasca
konsentrasi ekstrak daun daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) 10%,
20%, dan 40%, menunjukkan bahwa konsentrasi 10% sudah meningkatkan jumlah
terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka sayat yang terinfeksi bakteri
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
(Averrhoa bilimbi Linn) terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka sayat
yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aures pada tikus wistar (Rattus norvegicus)?
bilimbi Linn) terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka sayat yang
Linn) terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka sayat yang terinfeksi bakteri
pengaruh dan konsentrasi yang efektif pada pemberian ekstra daun belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka
sayat yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aures pada tikus putih (Rattus
norvegicus)