Anda di halaman 1dari 25

MODUL PRAKTIKUM BASIS DATA

MySQL 5.1.30
MODUL I
BAHASA SQL – DDL

Materi : Database, Table, Relationship, Studi Kasus Perpustakaan

MySQL merupakan software sistem manajemen basis data (Database Management


System) yang popular. MySQL bersifat open source. Website MySQL www.mysql.com
menyediakan informasi terkini tentang MySQL.
Pengelolaan database dapat dilakukan dengan menggunakan perintah-perintah SQL
(Struktur Query Language), bahasa yang khusus digunakan dalam basis data relasional.
Perintah-perintah SQL dikelompokkan menjadi :
1. DDL (Data Definition Language)
DDL berisi perintah-perintah bahasa SQL untuk pembuatan objek database,
table, index, pengaturan relationship, dan melakukan perubahan dalam
menentukan struktur penyimpanan data.
2. DML (Data Manipulation Language)
DML berisi perintah-perintah bahasa SQL untuk melakukan manipulasi dan
pengambilan data pada suatu basis data, yang mencerminkan operasi dasar
dari suatu basis data berupa penyisipan atau penambahan data baru (insert),
penghapusan data (delete), pengubahan data (update), dan menampilkan data
kembali dalam berbagai cara, gaya dan kebutuhan (select)
3. DCL (Data Control Language)
DCL berisi perintah-perintah bahasa SQL untuk melakukan pengaturan
terhadap keamanan dan pengontrolan basis data.
Keamanan dalam basis data diwujudkan dalam pemberian atau pencabutan
hak akses pemakai (user privileges) pada berbagai tingkatan pengguna (admin,
supervisor, user) pada akses database, table, dan field. Sedangkan pengontrolan
dalam basis data diwujudkan dalam perintah untuk penguncian (lock) suatu
data pada suatu simpul saat suatu perubahan dilakukan, mengesahkan
(commit) atau membatalkan (rollback) suatu perintah pemasukan data.

User dapat menggunakan MySQL melalui tampilan grafis (GUI) milik Xampp. Dalam GUI
user dapat menggunakan perpaduan fitur-fitur siap pakai pada Xampp (GUI) dengan
pemberian perintah SQL pada tab SQL (SQL).

1. Memulai MySQL
1
Secara default, MySQL diaktifkan dengan user root, host 127.0.0.1, dan privileges
all privileges. 127.0.0.1 merupakan IP Address localhost, dimana sistem MySQL
berada. Setiap orang dapat mengaktifkan sistem MySQL dengan status user
sebagai administrator, hal ini sangat tidak aman.

- Pastikan pada Xampp Control Panel Application running Apache dan MySQL
- Membuka browser, dan pada bagian URL ketikkan http://localhost/xampp/
- Klik phpMyAdmin untuk mengaktifkan MySQL

2. Membuat Database
Pemberian nama database tidak diperbolehkan menggunakan spasi atau karakter
khusus lainnya, dan tidak boleh hanya angka.

GUI – Pada kotak ciptakan database baru, Masukkan nama database


Tekan tombol Ciptakan
SQL – Pada tab SQL, berikan perintah CREATE DATABASE <nama_database>
Tekan tombol Go

3. Menghapus Database
Adakalanya database dihapus karena tidak diperlukan lagi. Penghapusan suatu
database, mengakibatkan penghapusan semua tabel, data, dan relasi didalamnya.

GUI – Pada tab Database, berikan centang untuk database yang akan dihapus
Tekan tombol Hapus
SQL – Pada tab SQL, berikan perintah DROP DATABASE <nama_database>
Tekan tombol Go

4. Membuat Table
Pemberian nama table tidak diperbolehkan menggunakan spasi atau karakter
khusus lainnya. Setiap tabel mempunyai field-field yang masing-masing harus
ditentukan tipe datanya. Tipe data menyatakan jenis data, ukuran data, dan
jangkauan nilai yang diperbolehkan. MySQL mempunyai tipe data sebagai berikut :

Tipe data untuk bilangan


Tipe Data Keterangan
TINYINT Ukuran 1 byte. Bilangan bulat terkecil, dengan jangkauan
bilangan bertanda: -128 sampai dengan 127 dan untuk yang
tidak bertanda : 0 sampai dengan 255. Bilangan tak bertanda
ditandai dengan tanda UNSIGNED
SMALLINT Ukuran 2 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan bilangan
bertanda : -32768 sampai dengan 32767 dan untuk yang

2
tidak bertanda : 0 sampai dengan 65535.
MEDIUMINT Ukuran 3 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan bilangan
bertanda : -8388608 sampai dengan 8388607 dan untuk
bertanda : 0 sampai dengan 16777215
INT Ukuran 4 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan bilangan
bertanda : - 2147483648 sampai dengan 2147483647 dan
untuk yang tidak bertanda : 0 sampai dengan 4294967295
INTEGER Ukuran 4 byte. Sinonim dari INT
BIGINT Ukuran 8 byte. Bilangan bulat terbesar dengan jangkauan
bilangan bertanda : -9223372036854775808 sampai dengan
9223372036854775807 dan untuk yang tidak bertanda : 0
sampai dengan 18446744073709551615
FLOAT Ukuran 4 byte. Bilangan pecahan presisi tunggal dengan
jangkauan nilai 1.175494351E-38 (tanpa nilai 0) sampai
dengan 6.402823466E+38
DOUBLE Ukuran 8 byte. Bilangan pecahan presisi ganda dengan
jangkauan nilai 2.2250738580720E-308 (tanpa nilai 0)
sampai dengan 1.7976931348623157E+308
DOUBLE PRECISION Ukuran 8 byte. Bilangan pecahan berpresisi ganda
REAL Ukuran 8 byte. Sinonim dari DOUBLE
DECIMAL(M,D) Ukuran M byte. Bilangan pecahan. Misalnya DECIMAL(5,2)
dapat digunakan untuk menyimpan bilangan -99,99 sampai
dengan 99,99
NUMERICAL(M,D) Ukuran M byte. Sinonim dari DECIMAL. Misalnya
NUMERICAL(5,2) dapat digunakan untuk menyimpan
bilangan -99,99 sampai dengan 99,99

Tipe data untuk tanggal dan jam


Tipe Data Keterangan
DATETIME Ukuran 8 byte. Kombinasi tanggal dan jam, dengan format “YYYY-
MM-DD hh:mm:ss”, jangkauan dari ‘100-01-01 00:00:00’ sampai
dengan ‘9999-12-31 23:59:59’
DATE Ukuran 3 byte. Tanggal dengan format “YYYY-MM-DD”, jangkauan
dari ‘1000-01-01’ sampai dengan ‘9999-12-31’
TIMESTAMP Ukuran 4 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan format
“YYYYMMDDhhmmss”, jangkauan ‘19700101000000’ sampai
dengan tahun 2037
TIME Ukuran 3 byte. Waktu dengan format “hh:mm:ss”, jangkauan nilai
dari ‘-838:59:59’ sampai dengan ‘838:59:59’
YEAR Ukuran 1 byte. Data tahun antara 1901 sampai dengan 2155

Tipe data untuk karakter dan lain-lain


Tipe Data Keterangan
CHAR(M) Ukuran M byte,1 ≤ M ≤ 255 . Data string dengan panjang
yang tetap. CHAR(1) cukup ditulis dengan CHAR.
3
VARCHAR(M) Ukuran L=1 byte dengan L ≤ M dan 1 ≤ M ≤ 255 . Data
string dengan panjang bervariasi, tergantung datanya
TINYBLOB, L+1 byte, dengan L < 28 . Tipe TEXT atau BLOB dengan panjang
TINYTEXT maksimum 255 karakter
BLOB,TEXT L+2 byte, dengan L < 216 . Tipe TEXT atau BLOB dengan panjang
maksimum 65535 karakter
MEDIUMBLOB, L+3 byte, dengan L < 224 . Tipe TEXT atau BLOB dengan panjang
MEDIUMTEXT maksimum 16777215 karakter
LONGBLOB, L+4 byte, dengan L < 232 . Tipe TEXT atau BLOB dengan panjang
LONGTEXT maksimum 4294967295 karakter
ENUM(‘nilai1’, Ukuran 1 atau 2 byte tergantung jumlah enumerasinya
’nilai2’,…) (maksimum 65535 nilai)
SET(‘nilai1’, 1, 2, 3, 4 atau 8 byte, tergantung jumlah anggota himpunan
‘nilai2’, …) (maksimum 64 anggota)

GUI – Pilih database yang akan diaktifkan


Pada kotak ciptakan tabel baru, Masukkan nama tabel dan jumlah field
Tekan tombol Go
Mengisi struktur tabel pada kotak isian yang tersedia
Tekan tombol Simpan
SQL – Pada tab SQL, berikan perintah
USE <nama_database>
CREATE TABLE <nama_table> (
<field1> <tipedata1> [<aturanField1>],
<field2> <tipedata2> [<aturanField2>],
...
<fieldn> <tipedatan> [<aturan_fieldn>],
[<aturanTabel] )
Tekan tombol Go

aturanFieldn berisi aturan untuk field yang bersangkutan, [] bersifat optional, dan
dapat berupa :
AUTO_INCREMENT Khusus field dengan tipe integer, kenaikan 1 setiap record
PRIMARY KEY Khusus field yang akan dijadikan sebagai kunci utama
NOT NULL Field tersebut tidak boleh kosong, harus diisi
DEFAULT <nilai> Jika tidak diisi, maka nilai default yang diberikan
UNSIGNED Bilangan tersebut tidak memiliki nilai negatif, hanya positif
ZEROFILL Menempatkan angka 0 didepan bilangan

Sedangkan aturanTabel berisi aturan untuk tabel yang bersangkutan. Jika aturan lebih
dari satu, maka dibatasi oleh tanda koma, dapat berupa :
4
PRIMARY KEY (<fields>)
FOREIGN KEY (<fields >) REFERENCES <nama_tabel> (<fields>)
[ON DELETE <aturanDelete>] [ON UPDATE <aturanUpdate>]
[ON INSERT <aturanInsert>]
Khusus untuk aturanTabel yang diberi nama_aturan, diberikan perintah :
CONSTRAINT <nama_aturan> <aturanTabel>

Pemberian aturanTabel disamping untuk mengatur batasan (constraint) untuk tabel


yang bersangkutan seperti primary key dan unique, juga mengatur atau menentukan
hubungan (relations) dengan tabel lain seperti :
- FOREING KEY yang merujuk ke primary key dari tabel lain
- <aturanDelete> dapat terdiri dari salah satu dari cascade, restrict, ignore
Cascade : penghapusan record di parent table, akan diikuti oleh penghapusan
record-record yang terelasi pada child table
Restrict : mencegah proses penghapusan record di parent table, jika record
tersebut berelasi dengan record-record pada child table
Ignore : mengabaikan referensi
- <aturanUpdate> dapat terdiri dari salah satu dari cascade, restrict, ignore
Cascade : pembaharuan record di parent table, akan diikuti oleh
pembaharuan record-record yang terelasi pada child table
Restrict : mencegah proses pembaharuan record di parent table, jika record
tersebut berelasi dengan record-record pada child table
Ignore : mengabaikan referensi
- <aturanInsert> dapat terdiri dari salah satu dari restrict, ignore
Restrict : mencegah proses penambahan record baru di child table, jika data
yang dimasukkan pada kolom foreing key child table tersebut tidak
terdapat pada parent table
Ignore : mengabaikan referensi

Dalam kenyataannya, sampai dengan MySQL 5.1.30 aturan referential (referential


integrity constraint) belum berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan user
harus mengaturnya pada level aplikasi dengan memberikan code/script yang sesuai,
dan bukan pada level database.

5. Menghapus Table
Adakalanya tabel dihapus karena tidak diperlukan lagi. Penghapusan suatu tabel,
mengakibatkan penghapusan semua field, data, dan relasi yang melekat pada tabel
tersebut.

GUI – Pilih database, dimana tabel berada

5
Pada tab Struktur, tekan tombol Hapus () pada tabel yang bersangkutan
SQL – Pada tab SQL, berikan perintah DROP TABLE <nama_tabel>
Tekan tombol Go

6. Memodifikasi Struktur Table


Melakukan perubahan pada struktur tabel dapat dilakukan dengan menambah
field baru, menghapus sebagian field lama, dan merubah nama field, tipe data, dan
nama tabel.

GUI – Pilih tabel, dimana struktur tabelnya akan dimodifikasi


Pada tab Struktur, pilih field yang bersangkutan
Tekan tombol Hapus (), atau ubah () dan lakukan modifikasi
SQL – Pada tab SQL, berikan perintah ALTER TABLE <namatabel> <modifikasi>
Menambah field :
ALTER TABLE <namatabel> ADD <namafield> <tipedatabaru>
Menghapus field :
ALTER TABLE <namatabel> DROP COLUMN <namafield>
Merubah nama field :
ALTER TABLE <namatabel> CHANGE <namafieldlama> <namafieldbaru>
<tipedata>
Merubah Tipe Data :
ALTER TABLE <namatabel> MODIFY <namafield> <tipedatabaru>
Mengganti nama tabel :
ALTER TABLE <namatabellama> RENAME <namatabelbaru>

7. Menentukan Relationship
Pengaturan terhadap relasi antara satu tabel dengan tabel lain yang berhubungan
sangat diperlukan untuk menjaga konsistensi record-record data antara dua buah
tabel atau penerapan aturan referential secara ketat terhadap modifikasi data
sehingga dapat meminimalkan kesalahan modifikasi yang sangat mungkin
dilakukan oleh user.

GUI – Pilih tabel child table, dimana foreign key berada


Pada tab Struktur, tekan teks Tampilan relasi
Pada tampilan Link, pasangkan foreign key dari child table ke primary key
dari parent table
Tekan tombol Simpan
Untuk melihat visualisasi dari relationship, Pilih database, dan tab Designer
 Pengaturan relations juga dapat dilakukan langsung pada tab Designer

6
SQL – Pembuatan relationship terjadi saat pembuatan tabel child table dengan
perintah SQL dengan pemberian aturanTable seperti foreing key, dan
cascade, restrict, ignore pada on delete, on update, on insert

Studi Kasus Perpustakaan Universitas :

Beberapa asumsi yang digunakan :


- Perpustakaan mempunyai anggota terdiri dari dosen, karyawan, dan
mahasiswa yang mempunyai kuota jumlah peminjaman buku yang berbeda.
- Perpustakaan mengelola koleksi buku yang diklasifikan dalam berbagai tipe
koleksi, dan berasal dari berbagai penerbit dan pengarang.
- Perpustakaan memberikan layanan peminjaman dan pengembalian koleksi
buku kepada para anggota.

Diberikan suatu database relationship sebagai berikut :

Diberikan sekumpulan perintah SQL untuk mengimplementasikannya :

create database dbPerpus;


use dbperpus;
create table tbJenisAnggota(
idJenisAnggota smallint auto_increment not null primary key,
JenisAnggota varchar(25) not null unique,
7
PinjamPerHari smallint
)

create table tbAnggota(


idAnggota char(3),
Nama varchar(50),
idJnsAnggota smallint,
Alamat varchar(50),
JK enum('P','W'),
TglLahir date,
primary key(idAnggota),
foreign key(idJnsAnggota) references tbJenisAnggota(idJenisAnggota)
on delete restrict on update cascade
)
create table tbPengarang(
idPengarang smallint auto_increment not null primary key,
Nama varchar(25) not null, Alamat varchar(25) not null,
JK enum('P','W'), TglLahir date )
create table tbTipeKoleksi(
idTipeKoleksi smallint auto_increment not null primary key,
TipeKoleksi varchar(25) not null unique, LamaPinjam smallint )
create table tbPenerbit(
idPenerbit smallint auto_increment not null primary key,
Nama varchar(25) not null, Alamat varchar(25) not null,
Telepon varchar(15) )
create table tbKoleksi(
idKoleksi char(5), Judul varchar(50), idTipeKoleksi smallint not null,
idPengarang smallint not null, idPenerbit smallint not null,
Keterangan varchar(50), Harga int, DendaPerHari int,
primary key(idKoleksi),
constraint refKolTipe foreign key(idTipeKoleksi) references
tbTipeKoleksi(idTipeKoleksi) on delete restrict on update cascade,
constraint refKolPengarang foreign key(idPengarang) references
tbPengarang(idPengarang) on delete restrict on update cascade,
constraint refKolPenerbit foreign key(idPenerbit) references
tbPenerbit(idPenerbit) on delete restrict on update cascade
)
create table tbPeminjaman(
idPinjam smallint auto_increment not null, TglPinjam date,
idKoleksi smallint not null, idAnggota smallint not null,
TglHarusKembali date, TglKembali date, BayarDenda int,

8
primary key(idPinjam,TglPinjam),
constraint refPinKol foreign key(idKoleksi) references tbKoleksi(idKoleksi)
on delete restrict on update cascade,
constraint refPinAnggota foreign key(idAnggota) references
tbAnggota(idAggota)
on delete restrict on update cascade
)

MODUL II
BAHASA SQL - DML

Materi : Insert, Update, Delete, Select, Studi Kasus Perpustakaan

Setelah objek database, tabel, dan penentuan aturan referential selesai dibuat, maka
selanjutnya bagaimana melakukan pengisian data, perbaikan data, penghapusan data,
pengambilan dan pencarian kembali data.

1. Memasukkan Data (Insert)


INSERT INTO <nama_tabel> [ (field1, field2, …) ] VALUES (nilai1, nilai2, ...) | SELECT

<namaTabel> adalah tabel yang akan diisi data.


[(field1, field2, …)] adalah field-field di dalam tabel yang akan diisi data nilai sesuai
urutannya. Bersifat optional, karena pengisian data untuk semua field boleh tidak
menyertakan field.
(nilai1 ,nilai2, …) adalah nilai tunggal yang akan diisikan sesuai dengan tipe data
field yang akan menampung. Jika nilai yang akan diisikan berasal dari tabel lain
atau hasil query dari tabel lain, maka digunakan perintah SELECT dengan
ketentuan jumlah kolom dan tipe datanya sama.

Contoh :
INSERT INTO tbPenerbit VALUES (1, 'PT. Ilmu', 'Jl Karimata', '59911111');

INSERT INTO tbPenerbit (IdPenerbit, Nama) VALUES (2, 'PT. Graha Ilmu');

2. Memperbaiki Data (Update)


UPDATE <nama_tabel> SET <field1>=<nilai1> [,<field2>=<nilai2> [,…]]
[WHERE kondisi]

<nama_tabel> adalah tabel yang akan diperbaiki datanya. <Field1> adalah nama
field dalam tabel yang akan diubah. Nilai1 adalah data yang akan dimasukkan ke
dalam field1. field2 dan nilai2 adalah nama field dan datanya, dan seterusnya.
Kondisi adalah kriteria data dalam tabel yang akan diperbaiki.
9
Contoh :
UPDATE tbKoleksi SET Harga=Harga*1.1;

UPDATE tbKoleksi SET Keterangan = 'Buku TA' WHERE idTipeKoleksi=4;

3. Menghapus Data (Delete)


DELETE FROM <nama_tabel> [WHERE kondisi]

<nama_tabel> adalah nama tabel yang akan dihapus datanya. Kondisi adalah
kriteria data dalam tabel yang akan dihapus.

Contoh :
DELETE FROM tbPeminjaman ;

DELETE FROM tbKoleksi WHERE idTipeKoleksi>4 ;

4. Manampilkan Data (Select)


SELECT [DISTINCT] <select_list>
FROM <table_source>
[WHERE <search_condition>]
[GROUP BY <group_by_expression>]
[HAVING <search_condition>]
[ORDER BY <order_expression> [ASC | DESC] ]

Perintah select merupakan perintah untuk mencari atau menampilkan data secara
keseluruhan atau sebagian sesuai dengan kriteria baik dalam satu tabel maupun
dalam banyak tabel. Perintah ini digunakan untuk menghasilkan informasi dalam
berbagai cara, gaya dan kebutuhan dalam bentuk pelaporan.
Perintah select secara bertahap dapat dijelaskan sebagai berikut :

SELECT [DISTINCT] <select_list>


SELECT merupakan perintah untuk menampilkan data, [DISTINCT] bersifat optional
untuk menghilangkan duplikasi data dari hasil query (hasil query yang sama
ditampilkan sekali), <select_list> berisi daftar field-field yang datanya akan
ditampilkan. Jika lebih dari satu field, maka dipisahkan koma.

FROM <table_source>
FROM merupakan perintah untuk menunjukkan asal dari sumber data.
<table_source> berisi daftar tabel atau view yang menjadi sumber data. Jika
melibatkan lebih dari satu tabel, maka dipisahkan oleh koma.

[WHERE <search_condition>]

10
WHERE merupakan perintah untuk melakukan penyaringan data (filter) sesuai
kriteria dalam <search_condition>, dan juga digunakan untuk merelasikan satu
tabel dengan tabel lain untuk menghasilkan query atau view yang melibatkan
banyak tabel. Jika melibatkan lebih dari satu <search_condition>, dapat
dihubungkan dengan operator AND atau OR sesuai kebutuhan.
Untuk tujuan filter, pada <search_condition> dapat digunakan (1) operasi
perbandingan (= < <= >= > <> is ), (2) operasi pendekatan pola (LIKE) dengan
simbol % menyatakan sembarang karakter tak terhingga, dan _ menyatakan satu
karakter tunggal. (3) operasi pembandingan dengan sekumpulan nilai dengan
perintah IN dan NOT IN.

[GROUP BY <group_by_expression>]
GROUP BY digunakan untuk pengelompokan data fungsi-fungsi agregate. Fungsi
agregate merupakan fungsi yang digunakan untuk summary atau akumulasi nilai
dari setiap baris record pada tabel atau view.
Fungsi agregate terdiri dari (1) COUNT(*) untuk mendapatkan jumlah baris, (2)
SUM(kolom) untuk mendapatkan hasil penjumlahan kolom, (3) MAX(kolom) untuk
mendapatkan nilai tertinggi, (4) MIN(kolom) untuk mendapatkan nilai terendah,
(5) AVG(kolom) untuk mendapatkan nilai rata-rata.
<group_by_expression> berisi daftar field yang akan dijadikan sebagai dasar dalam
pengelompokan. Field-field dalam <group_by_expression> harus sama dengan
field-field yang dinyatakan dalam SELECT selain fungsi aggregate.

[HAVING <search_condition>]
HAVING digunakan untuk penyaringan data (filter) yang hanya menggunakan
fungsi-fungsi aggregate.

[ORDER BY <order_expression> [ASC | DESC] ]


ORDER BY digunakan untuk pengurutan berdasarkan field-field tertentu dalam
<order_expression>. Pengurutan dilakukan menaik (ASC) atau menurun (DESC).

Contoh : SELECT ... FROM


a. Menampilkan keseluruhan field
SELECT * FROM tbAnggota;
SELECT idAnggota, Nama, idJnsAnggota, Alamat, TglLahir FROM tbAnggota;

b. Menampilkan kolom-kolom tertentu


SELECT Nama, JK, Alamat FROM tbAnggota ; # field tabel
SELECT 1, Nama, Alamat FROM tbAnggota ; # konstanta
SELECT UPPER(nama), alamat FROM tbAnggota ; # fungsi

11
c. Menggunakan distinct untuk menghilangkan duplikasi
SELECT DISTINCT idAnggota FROM tbPeminjaman ;

d. Mengubah judul kolom (nama alias field)


SELECT Nama AS NmAnggota, Alamat AS AlamatAnggota FROM tbAnggota ;

e. Menyertakan nama table, alias tabel


SELECT tbAnggota.Nama, tbAnggota.Alamat FROM tbAnggota ;
SELECT A.Nama, A.Alamat FROM tbAnggota A ; #table

SELECT AP.Nama, AP.Alamat FROM vwAnggotaPria AP ; #view

SELECT A.Nama, J.JenisAnggota FROM tbAnggota A, tbJenisAnggota J;

Contoh : SELECT ... FROM ... WHERE untuk Filter


a. Menggunakan operasi perbandingan
SELECT * FROM tbAnggota WHERE JK=’P’;

SELECT * FROM tbAnggota WHERE year(TglLahir) > 1985

SELECT * FROM tbAnggota WHERE JK="P" AND month(TglLahir)=1


SELECT * FROM tbPeminjaman WHERE TglKembali IS NULL

b. Menggunakan operasi pendekatan pola


SELECT * FROM tbAnggota WHERE Nama LIKE "%ANI%"

SELECT * FROM tbAnggota WHERE Nama LIKE "__a%"


SELECT * FROM tbKoleksi WHERE Judul LIKE "%pemrograman%"

c. Menggunakan operasi IN dan NOT IN


SELECT * FROM tbKoleksi WHERE idTipeKoleksi IN (1, 2) ;

SELECT * FROM tbAnggota WHERE idJnsAnggota NOT IN (2, 3) ;

SELECT * FROM tbAnggota WHERE idAnggota NOT IN (SELECT DISTINCT


idAnggota FROM tbPeminjaman) ;
SELECT * FROM tbKoleksi WHERE idKoleksi IN (SELECT idKoleksi
FROM tbPeminjaman WHERE TglKembali is NULL) ;

Contoh : SELECT ... FROM ... WHERE untuk Relasi

12
a. Mengambil informasi pada dua tabel tanpa kondisi tambahan
SELECT KL.idKoleksi,
KL.Judul,
PG.Nama
FROM tbKoleksi KL,
tbPengarang PG
WHERE KL.idPengarang=PG.idPengarang

b. Mengambil informasi dari dua tabel atau lebih dengan kondisi tambahan
SELECT ag.nama
KL.idKoleksi,
KL.Judul,
KL.Harga
FROM tbKoleksi KL,
tbPeminjaman PJ,
tbAnggota AG
WHERE PJ.idKoleksi=KL.idKoleksi AND
PJ.idAnggota=AG.idAnggota AND
AG.idAnggota = ‘101’
ORDER BY KL.Judul

============================================================
Contoh : SELECT ... FROM ... WHERE ... GROUP BY
a. Menggunakan fungsi-fungsi agregate
SELECT COUNT(*)
FROM tbAnggota ;

SELECT MIN(year(TglLahir))
FROM tbAnggota ;

b. Menggunakan Group By
SELECT JK, COUNT(*) FROM tbAnggota
GROUP BY JK;
SELECT idPenerbit, AVG(Harga) FROM tbKoleksi
GROUP BY idPenerbit ;
====================================================
SELECT idPenerbit, AVG(Harga) FROM tbKoleksi
WHERE Harga >=50000
GROUP BY idPenerbit ;

Contoh : SELECT ... FROM ... WHERE ... GROUP BY ... HAVING
SELECT idPenerbit, COUNT(*) FROM tbKoleksi
13
GROUP BY idPenerbit
HAVING COUNT(*)>10

Contoh : SELECT ... FROM ... ORDER BY


SELECT * FROM tbAnggota WHERE JK=’P’
ORDER BY idAnggota;

5. Manampilkan Data (Select – Joining)


Perintah pada Select-Joining dimaksudkan untuk menggabungkan beberapa data
pada beberapa tabel dalam berbagai gaya dan kebutuhan. Penggabungan tersebut
melibatkan semua data yang ada pada masing-masing tabel. Oleh karenya, tidak
menggunakan WHERE, GROUP BY, HAVING, ORDER BY.

SELECT [DISTINCT] <select_list>


FROM <table_source_utama>
INNER JOIN | STRAIGHT_JOIN | LEFT JOIN | RIGHT JOIN | NATURAL RIGHT JOIN
<table_join> ON <kondisi>

Diberikan suatu data awal sebagai berikut :

tbKoleksi

tbTipeKoleksi

Perintah-perintah yang biasa digunakan yaitu :

 Inner Join
Contoh :
SELECT KL.idKoleksi, KL.Judul, TP.idTipeKoleksi, TP.TipeKoleksi
FROM tbKoleksi KL
INNER JOIN tbTipeKoleksi TP ON KL.idTipeKoleksi=TP.idTipeKoleksi

14
 Straight Join
Identik dengan Join

Contoh
SELECT KL.idKoleksi, KL.Judul, TP.idTipeKoleksi, TP.TipeKoleksi
FROM tbKoleksi KL
STRAIGHT_JOIN tbTipeKoleksi TP ON KL.idTipeKoleksi=TP.idTipeKoleksi

 Left (outer) Join


Left outer join akan menampilkan tabel di sebelah kanannya dengan NULL jika
tidak terdapat hubungan dengan tabel di sebelah kiri.

Contoh :
SELECT KL.idKoleksi, KL.Judul, TP.idTipeKoleksi, TP.TipeKoleksi
FROM tbKoleksi KL
LEFT JOIN tbTipeKoleksi TP ON KL.idTipeKoleksi=TP.idTipeKoleksi

 Right (outer) Join


Kebalikan dengan left outer join, jika data di sebelah kanan tabel tidak dapat
menemukan hubungannya dengan tabel disebelah kiri, akan ditampilkan NULL.

Contoh :
SELECT KL.idKoleksi, KL.Judul, TP.idTipeKoleksi, TP.TipeKoleksi
FROM tbKoleksi KL

15
RIGHT JOIN tbTipeKoleksi TP ON KL.idTipeKoleksi=TP.idTipeKoleksi

 Natural (Right|Left (Outer)) Join

Contoh :
SELECT KL.idKoleksi, KL.Judul, TP.idTipeKoleksi, TP.TipeKoleksi
FROM tbKoleksi KL
NATURAL RIGHT JOIN tbTipeKoleksi TP

 Cross Join

Contoh :
SELECT * FROM tbKoleksi CROSS JOIN tbTipeKoleksi

MODUL III
BAHASA SQL – DDL,DML – Advance

Materi : View, Store Procedure, Trigger

16
Setelah objek database, tabel, aturan referential, dan manipulasi data selesai dipahami
dan dipraktekkan, maka selanjutnya mengenal fitur-fitur pengembangan yang akan
menjadikan database dapat berguna secara optimal (powerfull).

1. Membuat View
View menyimpan sebagian data yang memenuhi kondisi atau kriteria tertentu,
sumber datanya berasal dari tabel-tabel dalam sebuah database. Oleh karenanya,
jika pada tabel-tabel sumber terdapat modifikasi maka data-data yang
ditampilkan/tersimpan dalam view juga akan berubah mengikuti perubahan data
pada tabel-tabel sumber tersebut. Hal ini dapat dipahami karena view tidak
menyimpan data secara fisik, tetapi virtual.

Table (Physic) View (Virtual)

Filter berdasarkan Kondisi

Dilakukan Query=>hasil query

CREATE VIEW <nama_view> AS <ekspresi_Query>;

CREATE VIEW merupakan perintah untuk membuat view. <nama_view> adalah


nama dari view yang akan dibuat untuk menyimpan hasil query dari tabel-tabel.
<ekspresi_Query> adalah perintah select dan kondisi query yang ditentukan sama
seperti halnya pada saat kita melakukan perintah select dengan menggunakan
kondisi (criteria) tertentu.

Contoh :
Membuat view dengan nama Anggota_Dosen yang menyimpan data anggota
yang mempunyai idJenisAnggota 1, perintah yang diberikan :
CREATE VIEW Anggota_Dosen AS
SELECT * FROM tbAnggota WHERE idJenisAnggota=1;

Dengan pola dan pengertian yang sama, diberikan contoh lain :


CREATE VIEW Koleksi_Jogiyanto AS
SELECT * FROM tbKoleksi WHERE idPengarang=1;
CREATE VIEW AnggotaPria(idAnggota, Nama) AS SELECT idAnggota, Nama
FROM tbAnggota WHERE kota='Jember';
Sebagai suatu tabel virtual, view akan memiliki kolom-kolom yang sesuai dengan
nama-nama kolom yang ada pada ekspresi query. View merupakan alias yang
berupa isi sebagian suatu tabel atau gabungan beberapa tabel yang
disederhanakan proses pembacaannya.

Contoh :
17
Membuat View dengan nama KoleksiDipinjamAnggota yang menyimpan data-data
koleksi yang dipinjam oleh anggota tertentu, diberikan perintah :
CREATE VIEW KoleksiDipinjamAnggota AS
SELECT KL.idKoleksi, KL.Judul, KL.Harga
FROM tbKoleksi KL, tbPeminjaman PJ, tbAnggota AG
WHERE PJ.idKoleksi=KL.idKoleksi AND PJ.idAnggota=AG.idAnggota
AND AG.idAnggota = ‘101’ ORDER BY KL.Judul

Pembuatan view seringkali berhubungan dengan masalah keamanan agar


pengakses data tidak perlu mengetahui secara fisik ada di mana data tersebut
berada dan apa criteria yang digunakan untuk membuat view tersebut, sehingga
sebagian pemakai hanya diberikan akses hanya kepada view.

Contoh : Penggunaan
SELECT * FROM Anggota_Dosen ;
SELECT * FROM Koleksi_Jogiyanto ;
SELECT * FROM AnggotaPria ;
SELECT * FROM KoleksiDipinjamAnggota;

2. Membuat Store Procedure


Store procedure adalah pernyataan SQL yang dapat disimpan didalam server.
Sekali store prosedur tersebut dijalankan, maka clien tidak perlu membuat lagi
tetapi cukup memanggil store procedure yang sudah ada.

CREATE
[DEFINER = { user | CURRENT_USER }]
PROCEDURE sp_name ([proc_parameter[,...]])
[characteristic ...] routine_body
CREATE
[DEFINER = { user | CURRENT_USER }]
FUNCTION sp_name ([func_parameter[,...]])
RETURNS type
[characteristic ...] routine_body
proc_parameter:
[ IN | OUT | INOUT ] param_name type
func_parameter:
param_name type
type:
Any valid MySQL data type
characteristic:
LANGUAGE SQL
| [NOT] DETERMINISTIC
| { CONTAINS SQL | NO SQL | READS SQL DATA | MODIFIES SQL DATA }
| SQL SECURITY { DEFINER | INVOKER }
| COMMENT 'string'
18
routine_body:
Valid SQL procedure statement

Secara default, rutin dihubungkan dengan sebuah database default. Untuk


menghubungkan rutin secara eksplisit dengan databases yang diberikan, sebutkan
nama databasenya seperti db_name.sp_name ketika menciptakan rutin.
Secara default, masing-masing parameter adalah parameter IN. Untuk
menentukan parameter lainnya, gunakan kata kunci OUT atau INOUT sebelum
nama parameter.
RETURNS hanya digunakan untuk fungsi. Hal itu mengindikasikan tipe kembalian
dari fungsi, dan fungsi harus berisi pernyataan RETURN value.
routine_body terdiri dari pernyataan SQL yang valid. Dapat berupa pernyataan
yang sederhana seperti SELECT atau INSERT, atau dapat berupa pernyataan yang
banyak ditulis dengan menggunakan BEGIN…END.
Jika tidak disebutkan DETERMINISTIC atau NOT DETERMINISTIC maka defaultnya
adalah NOT DETERMINISTIC.

Contoh : Pembuatan
CREATE FUNCTION hello (s CHAR(20)) RETURNS CHAR(50)
RETURN CONCAT('Hello ',s,'!');

Contoh : Penggunaan
SELECT hello('ladies');

3. Merubah Store Procedure


Perintah yang digunakan untuk mengubah karakteristik dari sebuah store
prosedure.

ALTER {PROCEDURE | FUNCTION} sp_name [characteristic ...]


characteristic:
{ CONTAINS SQL | NO SQL | READS SQL DATA | MODIFIES SQL DATA }
| SQL SECURITY { DEFINER | INVOKER }
| COMMENT 'string'

4. Memanggil Store Procedure


Pernyataan CALL meminta sebuah prosedur yang telah didefinisikan
sebelumnya melalui pernyataan CREATE PROCEDURE.

CALL sp_name([parameter[,...]])
5. Menghapus Store Procedure
Perintah yang digunakan untuk menghapus store prosedur adalah :

DROP {PROCEDURE | FUNCTION} [IF EXISTS] sp_name

Contoh :
19
DROP FUNCTION hello;

6. Membuat Trigger
Trigger adalah sebuah obyek dalam database yang berupa prosedur yang
merespon setiap kali terdapat proses modifikasi pada tabel . Proses modifikasi
dapat berupa: INSERT, UPDATE DAN DELETE.
Trigger berisi program yang dihubungkan dengan suatu tabel yang secara
otomatis melakukan suatu tindakan ketika suatu baris di dalam tabel dikenai
operasi tertentu.

CREATE
[DEFINER = { user | CURRENT_USER }]
TRIGGER <trigger_name> <trigger_time> <trigger_event>
ON <tbl_name> FOR EACH ROW <trigger_stmt>

Trigger diasosiasikan dengan sebuah tabel yang bernama <tbl_name>, yang


harus berupa tabel permanen, tidak boleh berupa tabel sementara atau view.
Ketika trigger diaktifkan, DEFINER memperkirakan privilege yang berlaku
untuk user tersebut.
<Trigger_time> adalah waktu aksi bagi trigger, dapat berupa BEFORE atau
AFTER yang mengindikasikan bahwa trigger aktif sebelum atau sesudah
pernyataan yang mengaktifkan trigger.
<Trigger_event> mengindikasikan macam pernyataan yang mengaktifkan
trigger, yaitu :
 INSERT.
Trigger aktif ketika sebuah baris baru dimasukkan ke dalam tabel
melalui pernyataan INSERT, LOAD DATA dan REPLACE
 UPDATE.
Trigger aktif ketika sebuah baris data diubah melalui pernyataan
UPDATE
 DELETE.
Trigger aktif ketika sebuah baris dihapus dari tabel melalui pernyataan
DELETE atau REPLACE.
Meskipun demikian, DROP TABLE dan TRUNCATE pada sebuah tabel
tidak mengaktifkan trigger karena tidak menggunakan DELETE.

<trigger_stmt> adalah pernyataan yang dieksekusi ketika trigger aktif. Jika


ingin mengeksekusi multiple pernyataan digunakan BEGIN … END.
Contoh :
Membuat trigger dg nama testMasukLogHistoris untuk setiap penambahan
data pada tabel tbAnggota, dilakukan penambahan data pada tabel
LogHistoris.

Membuat tabel LogHistoris :


20
CREATE TABLE LogHistoris (tanggal date, proses varchar(50));
Membuat Trigger pada tabel tbAnggota :
CREATE TRIGGER testMasukLogHistoris AFTER INSERT ON tbAnggota
FOR EACH ROW
INSERT INTO LogHistoris SET tanggal = current_date, proses='terjadi
pemasukan data baru';

Menguji trigger testMasukLogHistoris dengan memberikan perintah INSERT


pada tabel tbAnggota, maka trigger tersebut akan memberikan respon dengan
memasukkan data pada tabel LogHistoris :
INSERT INTO tbAnggota VALUES ('123','adi s',1,'Jl. Jawa','P','1976-01-10')

Contoh :
Membuat trigger dg nama testUbahLogHistoris untuk setiap perubahan data
pada tabel tbAnggota, dilakukan penambahan data pada tabel
LogUbahHistoris.

Membuat tabel LogUbahHistoris :


CREATE TABLE LogUbahHistoris (tanggal date, proses varchar(50),
idAnggota CHAR(3));
Membuat Trigger pada tabel tbAnggota :
CREATE TRIGGER testUbahLogHistoris AFTER UPDATE ON tbAnggota
FOR EACH ROW
INSERT INTO LogUbahHistoris SET tanggal = current_date, proses='terjadi
pemasukan data baru', idAnggota=New.idAnggota;

Menguji trigger testUbahLogHistoris dengan memberikan perintah UPDATE


pada tabel tbAnggota, maka trigger tersebut akan memberikan respon dengan
memasukkan data pada tabel LogUbahHistoris :
UPDATE tbAnggota SET Nama='Adi Saputra’ ;

7. Menghapus Trigger
DROP TRIGGER [schema_name.]trigger_name

DROP TRIGGER testLogHistoris;


DROP TRIGGER testUbahLogHistoris;

21
MODUL IV
BAHASA SQL – DCL

Materi : Keamanan (Grant/Revoke)

Salah satu fungsi administrasi yang harus dilakukan agar MySQL dapat digunakan
secara aman, harus ada pengaturan siapa saja yang berhak mengakses sistem database
dengan melakukan konfigurasi bagaimana server mengelola user-user.

1. Memahami Hak Akses User (User Privileges)


Privilege adalah hak dan wewenang yang diberikan kepada pemakai yang telah
didefinisikan untuk mengakses dan mengelola database MySQL. Privilege dalam
bahasa yang lebih sederhana adalah hak akses atau permission.
Privilege melakukan pengaturan hak siapa saja yang boleh mengakses data, data
mana saja yang bisa dilihat oleh user. Privilege setiap pemakai berbeda-beda,
ditentukan oleh yang berwenang dalam hal ini ditentukan oleh super user
(administrator) database.

MySQL menggunakan tabel-tabel khusus untuk melakukan pengeloaan pemakai


dan privilege-nya, yaitu :
22
 Table db
Berisi informasi database mana saja yang bisa diakses oleh setiap pemakai dan
dari komputer mana
 Tabel user
Digunakan untuk menyimpan data pemakai database dan data privilege-nya
pada saat melakukan akses ke dalam database.
 Tabel host
Digunakan untuk menyimpan informasi komputer mana saja yang dapat
mengakses database MySQL, siapa nama pemakainya.
 Tabel tables_priv
Tabel ini menyimpan informasi privilege pemakai pada level tabel.
 Tabel column_priv
Tabel ini digunakan untuk menyimpan informasi privilege pemakai sampai pada
level kolom (field).

Saat pertama kali MySQL diaktifkan maka akan ada dua database penting yaitu
database mysql dan test. Database mysql adalah database sistem, database yang
berisi informasi yang digunakan oleh server MySQL untuk melakukan kendali
terhadap siapa saja yang bisa mengakses server MySQL dan dari mana saja,
kemudian apa saja hak (privilege) yang diberikan oleh pemakai tersebut pada saat
telah berada dalam lingkungan MySQL.

Pada tabel user, data yang dimasukkan ke dalam tabel user:


1. Host, data alamat komputer yang bisa digunakan untuk mengakses server
database
Host merupakan alamat komputer atau nama komputer yang digunakan untuk
mengakses server MySQL. Alamat komputer didefinisikan dengan
menggunakan nomor IP atau nama server. Alamat IP dapat juga dinyatakan
dengan tanda % untuk menyatakan semua nomor IP.
2. User, nama pemakai
Dalam field user disimpan nama pemakai atau userid sebagai identifikasi
pemakai (user identification, atau userid), pengenal yang digunakan untuk
melakukan otentikasi untuk mengakses ke dalam server MySQL.
3. Password, password untuk pemakai
Password adalah kata sandi yang digunakan oleh setiap pemakai untuk
memverifikasi bahwa userid yang dimasukkan tadi memang sah milik pemakai
tersebut.
4. Privilege-privilege untuk pemakai tersebut di dalam mengakses dan mengelola
data dalam server MySQL.
Field lain dari tabel user ini adalah informasi privilege yang diberikan kepada
host untuk mengakses database yang didefinisikan.

Berikut ini adalah daftar field yang menunjukkan privilege :


23
Nama Field Kegunaan
Select_priv Digunakan untuk mendefinisikan hak untuk melakukan query
yang menggunakan perintah Select
Insert_priv Mendefinisikan hak untuk dapat melakukan penambahan data
Update_priv Mendefinisikan hak untuk dapat melakukan perubahan data
Delete_priv Mendefinisikan hak untuk dapat melakukan penghapusan data
Create_priv Mendefinisikan hak agar dapat membuat tabel/database baru
Drop_priv Mendefinisikan hak agar dapat menghapus tabel/database
Grant_priv Hak untuk dapat memberikan privilege kepada pemakai lain.
Privilege ini sebaiknya diberikan kepada pemakai dengan level
administrator
Index_priv Hak untuk dapat melakukan pembuatan, perubahan, dan
penghapusan index
Alter_priv Hak untuk mengubah struktur tabel
Reload_priv Mendefinisikan apakah pemakai berhak mengaktifkan definisi
privilege yang diacu database secara lansung atau tidak.
Menentukan pemakai boleh memberikan perintah FLUSH
PRIVELEGES atau tidak
Shutdown_pr Menentukan apakah pemakai boleh mematikan server atau
iv tidak
Process_priv Mendefinisikan agar pemakai dapat mematikan proses-proses
yang dibuat oleh MySQL
File_priv Mendefinisikan apakah pemakai dapat melakukan operasi file
di dalam server atau tidak, seperti perintah untuk melakukan
LOAD DATA INFILE
Field-field untuk privilege diisi dengan data ‘Y’ atau ‘N’. jika diisi ‘Y’ maka pada
record tersebut diijinkan untuk memiliki privilege tersebut, sebaliknya jika diisi
‘N’ maka record tersebut tidak memiliki privilege.

Pada tabel db, Struktur tabel db hampir sama dengan tabel user, hanya saja tabel
db memiliki tambahan field yaitu field db. Field db digunakan untuk mendefinisikan
nama tabel yang dapat diakses oleh setiap pemakai, dari host mana dan apa saja
privilegenya

Pada tabel host, Tabel ini digunakan untuk memudahkan pendefinisian akses
kepada suatu database dari suatu host, sehingga entri dalam tabel db tidak perlu
mendefinisikan nama host, cukup pada tabel host saja didefinisikan, field host pada
tabel db dapat dikosongkan.
Tabel tables_priv, mendefinisikan privilege lebih detail untuk seorang pemakai pada
level tabel mana saja yang diberikan privilegenya kepada pemakai tersebut dan
privilege apa yang dimiliki.
Host, adalah nama host untuk mengakses database
Db, adalah nama database yang didefinisikan.
Use, mendefinisikan pemakai yang diberi privelege tabel yang didefinisikan.
Table_name, mendefinisikan nama tabel yang didefinisikan
Grantor, adalah pemakai yang memberikan privilege kepada pemakai
24
Timestamp, mencatat kapan (waktu) perubahan dilakukan.
Pada tabel columns_priv, Isi tabel columns_priv seperti halnya tables_priv,
digunakan untuk lebih merinci lagi privilege yang dimiliki oleh seseorang pemakai
sampai dengan level kolom dari suatu tabel.

25

Anda mungkin juga menyukai