BAB 4
DATA
Untuk menghitung waktu siklus yang akurat diperlukan banyak data yang akan
mendukung tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian pada suatu hasil pengukuran.
Oleh karena itu dalam setiap kelompok data harus diadakan uji keseragaman data
maupun uji kecukupan data untuk menentukan seberapa jumlah data yang digunakan
Apabila data tidak seragam, maka dilakukan pengurangan data yang ekstrim.
Sedangkan apabila data yang ada tidak mencukupi maka dilakukan penambahan data
hingga nilai N’ < N. Setiap kelompok data harus memenuhi uji keseragaman data dan
Contoh perhitungan uji keseragaman data proses loading pada stasiun LPDC 1.
∑ Xi = 2023.36
2023.36
X = = 67.45 detik
30
31
Standar deviasi
1 n _
σ= ∑
(n −1) i =1
( xi − x) 2
= 1.64
3 = 3 x 1.64
= 4.92
_ _
UCL = x + 3 LCL = x – 3
= 72.37 = 62.53
Karena tidak terdapat data yang ada di luar batas kendali, maka dapat
disimpulkan bahwa data yang ada telah seragam. Adapun UCL, CL dan LCL ini
Sedangkan berikut ini adalah contoh perhitungan uji kecukupan data loading
No Xi Xi2 No Xi Xi2
∑ xi = 2023.36
∑ xi 2
= 136543.84
Uji kecukupan data untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.adalah
sebagai berikut :
2
⎡ 40 N ∑ Xi 2 − (∑ Xi ) 2 ⎤
N'= ⎢ ⎥
⎢
⎣ ∑ Xi ⎥
⎦
2
⎡ 40 30 (136543.84) − (2023.36) 2 ⎤
= ⎢ ⎥
⎢⎣ 2023.36 ⎥⎦
2
⎡ 40 4096315.22 − 4093985.69 ⎤
= ⎢ ⎥
⎢⎣ 2023.36 ⎥⎦
= 0.91
Karena N’ < N (0.91 < 30) maka data yang ada dikatakan telah mencukupi.
Stasiun kerja pada proses produksi Blank Cylinder Head. meliputi stasiun
kerja Melting, LPDC, Chipping, Cutting, Trimming, Treatment, Blasting, dan Final
pemindahan bahan dari stasiun kerja satu ke stasiun kerja yang lain memerlukan alat
pemindah, seperti Forklift, Kereta dorong. Berikut akan diulas mengenai detail dari
32
masing-masing stasiun kerja pada produksi Blank Cylinder Head hingga elemen
1) Stasiun Melting
Blank Cylinder Head. Proses ini dapat dikatakan dapurnya proses pembuatan Blank
menjadi alumunium cair atau Molten. Stasiun ini memiliki dua orang operator.
Awal kerja dimulai dengan salah seorang dari dua operator di Stasiun ini
mengambil Ingot atau Alumium batang dari tempat Stock kemudian di bawa dengan
Forklift dan diletakkan disamping pintu Tungku Melting. Jumlah Ingot yang dibawa
tergantung dengan kebutuhan berapa banyak Ingot yang akan dilebur tergantung
dengan rencana produksi dan kapasitas yang tersisa di Tungku Melting. Proses
selanjutnya adalah;
Melting. Proses ini dilakukan manual menggunakan tenaga manusia. Maka untuk
Fluxing, Proses ini dilakukan kira-kira dua Jam setelah proses Melting.
Proses ini adalah proses menaburkan Bubuk Fluxing yang bertujuan agar Bubuk
kemudian di tunggu selama lima belas menit untuk memberikan waktu kapada Bubuk
Fluxing untuk bereaksi dengan kotoran Ingot. Waktu ini di sebut dengan Killing
Time.
Sluging, proses ini dilakukan setelah Killing Time, proses ini adalah
mengangkat kotoran yang ada di permukaan hasil dari reaksi Bubuk Fluxing dengan
kotoran. Kotoran yang Nampak pada permukaan tungku di tarik keluar dengan
menggunakan Sluging Rod, yaitu alat yang Nampak seperti sekop pasir tetapi sangat
panjang. Proses ini dilakukan oleh dua orang operator Melting. Karena proses ini
wadah yang di sebut Ladle Transport yang nantinya akan dikirim ke mesin LPDC.
GBF (Gas Buble Flocation), yaitu proses mengangkat gas Hidrogen yang
ada di dalam Molten dalam Leadle Transport. Ladle Transport yang berisi Molten di
letakkan di bawah mesin GBF, kemudian Rotor dari mesin GBF masuk ke Molten
dan mengeluarkan Gas Argon agar bereaksi dengan gas Hidrogen. Proses ini di
Molten membutuhkan waktu sekitar lima sampai sepuluh menit per mesin.
dalam kasus ini. Hal ini dikarenakan proses produksinya yang tidak tergantung
dengan proses selanjutnya. Mesin Melting mempunyai kapasitas 2000 Kg, artinya
apabila suatu hari hanya membutuhkan 750 Kg, maka mesin Melting bisa saja tidak
melakukan peleburan, karena untuk kebutuhan esok harinya masih sisa 1250 Kg.
Artinya tidak ada ketetapan waktu kapan harus dilakukan peleburan. Dari sisi 2 orang
operatornya juga tidak dapat di hitung PCE-nya. Memang seolah-olah dua orang
operatornya ada sisa waktu sekitar dua jam per sekali lebur. Namun pada actual
dilapangannya, waktu tersebut mereka lakukan untuk menangani part reject dan
2) Stasiun LPDC
dimensi Blank Cylinder Head. Molten dari Stasiun Melting di masukkan ke dalam
Holding Mesin. Molten yang ada di dalam Holding diberi tekanan sebesar 0.25
Kg/cm2 ke dalam Dies yang berada di Mesin LPDC. Stasiun LPDC terdiri dari 4
mesin LPDC.
dimensi Blank Cylinder Head. Material-meterial tersebut adalah Jacket Core, Tappet
Core, Chain Core, Port Core In, dan Port Core Ex. Semua material pendukung
Jacket Core
Tappet Core
Awal proses kerja pada saat Dies masih membuka, operator memasang
Jacket Core dan Tappet Core ke dalam Dies, sambil melihat adakah kotoran atau
alumunium sisa proses sebelumnya. Apabila ada kotoran atau alumunium sisa proses
36
Setelah operator memasukkan Jacket Core dan Tappet Core. Dies akan
menutup setengah, kemudian operator memasukkan Tappet Core dan Port Core.
Setelah itu baru Dies Menutup dan proses LPDC berjalan. Proses LPDC ini memakan
waktu selama 197 detik. Selama Proses LPDC ini Berjalan, operator melakukan
Trimming atau pembersihan pada Blank Cylinder Head hasil proses sebelumnya.
Selain trimming operator juga melakukan visual inspection pada Blank Cylinder
Head tersebut. Setelah selesai di Trimming dan di cek visual, Blank Cylinder Head
ditempatkan pada kereta yang tersedia dekat operator. Blank yang kualitasnya baik
ditempatkan pada kereta warna biru muda, sedangkan Blank yang Reject di
Trimmin
Gambar 4.3 Blank hasil proses LPDC dan bagian yang akan di Trimming
Kereta LPDC berkapasitas 100 buah Blank Cylinder Head. Setelah kereta
penuh, maka kereta dipindahkan menggunakan Craine ke area stock LPDC. Di sini
37
angin.
Proses ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, adanya kotoran dan
campuran Gas Hidrogen, serta tekanan mesin. Sehingga menyebabkan proses ini
menghasilkan tidak sedikit Blank reject. Setiap harinya bisa sampai 8% - 10%.
Reject yang terbesar adalah Blank yang bocor, Blank Keropos, dan Blank Misrun
Sirip.
Berikut ini adalah Pengujian keseragaman data dan kecukupan data dalam
satuan waktu yang di ambil pada stasiun LPDC terhadap Loading, Man Power Time,
Element
Stasiun Rata-rata Max Min UCL LCL N'
Kerja
Data-data di atas menunjukkan bahwa data yang diambil seragam dan telah
memenuhi syarat kecukupan data. Maka data dapat digunakan untuk penghitungan
Proses Cycle Efficiensy. Selanjutnya berikut ini adalah data yang diambil dari laporan
produksi;
39
3) Stasiun Chipping
Jacket Core, Tappet Core, Chain Core, dan Port Core. Sebelum di rontokkan dalam
mesin Chipping, terlebih dahulu operator melunakkan Core tersebut secara manual
dengan alat yang dinamakan Alloy. Alat tersebut prinsip penggunaannya juga dengan
secara manual ini bertujuan untuk mengurangi beban mesin Chipping dan
maka Blank Cylinder head dimasukkan ke dalam mesin untuk digetarkan dengan
menggunakan Batang besi yang disebut Hammer. Mesin Chipping ini tidak
mesin pada proses perontokkan dilakukan secara manual oleh operator. Lama
pengerjaan mesin tergantung dengan lama operator dalam merontokkan Core secara
dengan mesin lebih cepat dari perontokkan secara Manual. Berikut ini adalah
pengujian data dalam satuan detik dari data pengukuran lama operator dalam
perontokkan Core secara manual yang menjadi Cycle Time stasiun Chipping;
41
Element
Stasiun Rata-rata Max Min UCL LCL N'
Kerja
Data-data di atas menunjukkan bahwa data yang diambil seragam dan telah
memenuhi syarat kecukupan data. Maka data dapat digunakan untuk penghitungan
Proses Cycle Efficiensy. Selanjutnya berikut ini adalah data yang diambil dari laporan
produksi;
Down time Reject/hari
Stasiun Inv
/hari(menit) (PCS)
4) Stasiun Cutting
proses Cutting. Yaitu memotong Gate yang terbentuk pada proses LPDC. Gate
merupakan pintu antara Holding mesin dan Dies. Sehingga pada saat pembentukkan
Operator mengambil part dari konveyor, antara proses Chipping dan Cutting
dihubungkan dengan Konveyor. Dua buah Blank Cylinder Head diletakkan di mesin,
kemudian mesin di jalankan setelah itu pisau bergerak secara otomatis kebawah
memotong Gate. Selama proses pemotongan Gate, operator memisahkan Gate yang
sudah terpotong untuk ditempatkan ditempatnya. Gate yang sudah terpotong dapat di
lebur kembali menjadi Alumunium cair atau molten dan dapat digunakan kembali
untuk menjadi Blank Cylinder Head. Setelah memisahkan Gate, operator mengambil
kembali 2 buah Blank Cylinder Head dan kemudian mematikan mesin untuk
melepaskan Blank Cylinder Head yang sudah selesai proses pengerjaannya untuk di
Sama seperti proses Chipping. Mesin Cutting ini tidak mempunyai katetapan
waktu proses, karena untuk menghidupkan dan mematikan mesin pada proses Cutting
dilakukan secara manual oleh operator. Lama pengerjaan mesin tergantung dengan
43
lama operator memisahkan Gate dan mengambil Blank yang baru. Berikut ini adalah
pengujian data dalam satuan detik dari data pengukuran lama operator pada saat
Data-data di atas menunjukkan bahwa data yang diambil seragam dan telah
memenuhi syarat kecukupan data. Maka data dapat digunakan untuk penghitungan
Proses Cycle Efficiensy. Selanjutnya berikut ini adalah data yang diambil dari laporan
produksi;
5) Stasiun Trimming
menempel pada part. Proses trimming ini dilakukan oleh 4 orang operator dengan
Operator pertama tugasnya mengetok-ketok Scrap atau Chip yang menempel pada
Blank Cylinder Head. Setelah selesai Blank dikirim ke operator kedua melalui
Chip yang sudah di ketok oleh operator pertama. Setelah selesai Blank dikirim lagi ke
Cylinder Head dengan menggunakan alat yang dinamakan Alloy, pada prinsipnya
sama yaitu menghilangkan Scrap atau Chip yang menempel pada Blank Cylinder
Head. Setelah selesai Blank dikirim ke operator keempat melalui konveyor. Operator
keempat bertugas merapikan semua bagian dimensi Blank Cylinder Head sekaligus
melakukan Check Visual terhadap Blank Cylinder Head. Blank yang sudah selesai di
operator. Berikut ini adalah pengujian data dalam satuan detik dari data pengukuran
Data-data di atas menunjukkan bahwa data yang diambil seragam dan telah
memenuhi syarat kecukupan data. Maka data dapat digunakan untuk penghitungan
Proses Cycle Efficiensy. Selanjutnya berikut ini adalah data yang diambil dari laporan
produksi;
Proses Heat Treatment adalah proses pemanasan pada Blank Cylinder Head
air. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat kekerasan Blank Cylinder Head
Head.
Blank yang sudah selesai proses trimming di dalam keranjang yang sudah
penuh sebanyak 100 buah Blank Cylinder Head di kirim dengan menggunakan
keranjang ditumpuk pada sebuah batang besi panjang kemudian ketiga keranjang
pemanasan dilakukan selama dua Jam. Setelah selesai ketiga keranjang tersebut
dimasukkan kedalam air dan ditahan selama lima menit. Setelah itu Keranjang
ditiriskan dan setelah kering ketiga keranjang yang berisi Blank Cylinder Head
Tungku
Stock Area
Sama seperti stasiun Melting, stasiun Heat Treatment tidak dapat di hitung
Proses Cycle Efficiensy. Hal ini karena stasiun ini tidak tergantung dengan stasiun
sebelum dan atau sesudahnya. Proses Heat Treatment dilakukan berdasarkan ada atau
tidaknya Blank Cylinder Head dalam keranjang setelah proses Trimming dan Stock
heat Treatment dengan waktu yang tidak tetap. Stasiun ini juga tidak memiliki
operator tetap. Proses Heat Treatment di lakukan oleh operator Indirect yang sedang
7) Stasiun Blasting
menggunakan Steel Ball berukuran kecil dengan jumlah banyak sekali. Proses ini
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan tampilan baik pada Part Cylinder Head
nantinya.
Blank yang sudah diproses Heat Treatment di kirim oleh operator Indirect dan
ini memiliki 2 ruang Blasting. Maksudnya adalah ketika part dimasukkan kedalam
Mesin dan mesin dijalankan. Ruang blasting itu akan berputar dan di ruang yang satu
mengarah ke operator dan menampakkan 12 Blank Cylinder Head yang sudah selesai,
Cylinder Head yang sudah diproses Blasting sebelumnya. Setelah proses pembersihan
dengan menggunakan Spray Gun selesai, operator melepaskan. Part yang sudah
Sama seperti stasiun Chipping dan Cutting Sama. Mesin Cutting ini tidak
mesin pada proses Blasting dilakukan secara manual oleh operator. Lama pengerjaan
mesin tergantung dengan lama operator dalam membersihkan Blank setelah proses
49
Blasting. Berikut ini adalah pengujian data dalam satuan detik dari data pengukuran
Data-data di atas menunjukkan bahwa data yang diambil seragam dan telah
memenuhi syarat kecukupan data. Maka data dapat digunakan untuk penghitungan
Mesin Blasting memiliki Down Time rata-rata harian sebesar 7.27 Menit.
Tahap terakhir dalam proses produksi adalah Final Inspection. Yaitu proses
Inspeksi atau pemeriksaan kualitas keseluruhan Blank Cylinder Head. Blank yang
dikirim dari proses Blasting melalui Konveyor diambil oleh operator Final Inspection
dan di periksa semua sisi kualitas dari Blank Cylinder Head. Baik bagian luar
maupun dalam. Setelah diperiksa kualitasnya dan dinyatakan bahwa Blank bagus,
maka Blank diberi marking atau tanda sebagai jaminan kualitas untuk seksi
berikutnya yang menjadi Costumer LPDC. Seksi tersebut adalah seksi Machining
Cylinder Head. Setelah selesai di Marking Blank ditempatkan di kereta Finish Good
sesuai dengan nomor Diesnya. Kegiatan ini disebut dengan Handling Blank Cylinder
Head
50
Berikut ini adalah pengujian data dalam satuan detik dari data pengukuran
lama operator pada saat melakukan proses Final Inspection dan Handling Cylinder
Head;
Data-data di atas menunjukkan bahwa data yang diambil seragam dan telah
memenuhi syarat kecukupan data. Maka data dapat digunakan untuk penghitungan
Proses Cycle Efficiensy. Selanjutnya berikut ini adalah data yang diambil dari laporan
produksi;
Peta SIPOC merupakan rangkaian alur bahan mulai dari bahan masuk
hingga bahan keluar. Peta SIPOC proses produksi kering bisa diartikan sebagai
pemetaan alur bahan yang masuk ke proses pembuatan Blank CHY (seksi LPDC)
hingga bahan itu keluar. Pemetaan SIPOC chart proses produksi kering dapat
Gambar 4.9. Peta SIPOC chart proses produksi Blank Cylinder Head
AC4B dalam bentuk batangan. Kemudian AC4B yang menjadi input-an masuk ke
produksi pembuatan Blank CHY dalam seksi LPDC. Setelah menjadi Blank CHY
yang baik memenuhi standar sebagai Output dari seksi LPDC. Maka Blank CHY
merupakan waktu dari komponen kerja yang memberikan nilai tambah pada kegiatan
produksi produk.
menjumlahkan elemen kerja yang memberikan nilai tambah. Pada kasus pembuatan
Blank Cylinder Head ini ada tiga elemen yang merupakan nilai tambah, yaitu
Un Loading merupakan kegiatan melepas produk dari mesin dan siap untuk
terhadap hal-hal dari elemen kerja yang tidak menambah nilai suatu produk.
dengan menjumlahkan elemen kerja yang tidak memberikan nilai tambah. Pada kasus
pembuatan Blank Cylinder Head ini ada enam elemen kerja yang tidak memberikan
nilai tambah, yaitu Waiting Time, Set Up mesin, Chane over Dies, dan Rejection
Blank.
Set up time
Waiting Down time Change over Reject/hari
Stasiun Handling /hari NVAT
Time /hari(menit) /day (menit) (PCS)
(menit)
LPDC 1
LPDC 2
33.77 352.16 339.66 4792.00 6.42
LPDC 3
LPDC 4
Chipping 1
11.98 47.91 22.20 244.40 15.23
Chipping 2
Trimming 1
Trimming 2
23.07 66.20 3.13 9000.00 0.73
Trimming 3
Trimming 4
= 44198.55 detik
57
VAT total
PCE =
PLT
523.14
= x 100%
44198.55
= 1.18 %
Dari nilai PCE di atas berarti menunjukkan bahwa seksi LPDC masih
berada di bawah Typical Cycle Efficiency yang seharusnya memiliki nilai 10 % untuk
kategori Fabrication.
Peta VSM yang dituangkan dalam satu lembar peta permasalahan ini dapat
digunakan untuk menentukan high level stasiun kerja pada proses produksi Blank
Cylinder Head. Artinya VSM berfungsi untuk menentukan stasiun kerja dengan
Hal ini seolah-olah memberikan ilustrasi tentang biaya produksi yang pada
dasarnya bersedia dan rela dibayar oleh pelanggan. Menurut Premysis (2008),
meningkatkan biaya produksi yang pada akhirnya dibebankan pada harga produk
akhir.
58
Rasio antara value added time dengan keseluruhan waktu yang diperlukan
dari bahan baku menjadi produk jadi merupakan indikator dari kinerja proses pada
perusahaan. Semakin besar rasio, maka semakin besar pula prosentase nilai guna
yang diterima pelanggan sesuai dengan harga biaya produksi yang dibayarnya. Rasio
pada pembahasan kali inilah yang sering disebut sebagai nilai Process Cycle
Efficiency.
60
Dari lembar VSM di atas kita dapat mengetahui di stasiun mana terdapat nilai
ketidak efisienan yang besar yang ditunjukkan dengan nilai NVAT dan Lead Time
yang tinggi.
Dari lembar VSM diatas pula sehingga kita mengetahui bahwa masalah paling
besar adalah masalah tingginnya nilai Lead Time yang diakibatkan karena tingginya
Cylinder Head dengan Value Stream Mapping. Kita juga dapat menggunakan
Current State Value Stream Mapping (CSVSM) Blank Cylinder Head dari pemetaan
Dari pemetaan Current State Value Stream Mapping (CSVSM) diatas kita
menumpuk baik pada area Finish Good maupun di area antar stasiun. Hal
inilah yang kalau kita lihat kembali ke lembar VSM merupakan penyebab
Pada stasiun LPDC yang terdiri dari 4 buah mesin terlihat masih
tingginya Down Time yang terjadi. Kalau di rata-rata per mesin menjadi
sebesar 58.04 menit permesin. Tentu saja dengan adanya Down Time yang
Time yang tinggi ini berarti mengurangi jumlah produksi dari suatu mesin.
dalam proses Produksi. Karena Waiting time ini tidak produktif atau tidak
menambah nilai terhadap produk yang dihasilkan. Pada stasiun LPDC ini
63
rata-rata operator menunggu mesin selama 94.08 detik per proses. Sedangkan
waktu siklus per proses adalah 264.45 detik. Sehingga dapat dikatakan 35.58
Terjadinya Set Up Time yang tinggi pada mesin LPDC diakibatkan karena
pemanasan atau Warming Up mesin agar suhu holding mesin mencapai 7000C.
Untuk mencapai suhu ini, biasanya memekan waktu sekitar 15 menit, padahal
Penyebab kedua adalah pada saat Set Up pergantian Dies. Set Up Dies
dilakukan secara Trial and Error, sehingga pada Set UP Dies ini terkadang
memekan waktu lama, namun terkadang memakan waktu sedikit. Belum ada