Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH PENGETAHUAN BAHAN BANGUNAN TERHADAP MATA

PELAJARAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK DAN PERANCANGAN


INTERIOR GEDUNG (APLPIG) PADA SISWA SMK NEGERI 6 BEKASI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Bagian dari Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

Ferry Adhi Saputra

NIM.1505919

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pengetahuan Bahan Bangunan Terhadap Mata Pelajaran Aplikasi
Perangkat Lunak Dan Perencanaan Interior Gedung (APLPIG) pada Siswa SMK
Negeri 6 Bekasi”. Penyusunan proposal skripsi ini merupakan sebagian dari syarat
untuk penulisan skripsi di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Departemen Pendidikan
Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Pendidikan
Indonesia.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan yang
penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya terbaik yang dapat
penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak tertutup kemungkinan
didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
1.5 Struktur Organisasi .............................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 5


2.1 Landasan Teori ..................................................................................................... 5
2.2.1 Pengertian Bahan Bangunan ........................................................................ 5
2.2.2 Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung (APLPIG) ... 7
2.2.3 Jenis Bahan Bangunan.................................................................................. 9
2.2.4 Kriteria dan Hubungan Bahan Bangunan dengan Mata Pelajaran APLPIG 10
2.2 Penelitian yang relevan ........................................................................................ 11
2.3 Kerangka Berfikir................................................................................................. 12
2.4 Hipotesis............................................................................................................... 13

ii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 14
3.1 Desain penelitian ............................................................................................... 14
3.2 Partisipan ........................................................................................................... 14
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................................... 15
3.3.1 Populasi ........................................................................................................ 15
3.3.2 Sampel .......................................................................................................... 15
3.4 Rancangan Penelitian......................................................................................... 16
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 17
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 19
3.7 Analisis Data ..................................................................................................... 20
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 20
3.7.2 Analisis Statistik Inferensial ...................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. Kompetensi Dasar APLPIG ......................................................................... 10


Tabel 3.1 Desain Penelitian One Grup Pretest – Posttest Group .............................. 14
Tabel 3.2 Sampel Penelitian....................................................................................... 16
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................. 16
Tabel 3.4 Kisi kisi variabel ........................................................................................ 19
Tabel 3.5 Kategori pelaksanaan pembelajaran .......................................................... 20
Tabel 3.6 Kategori Hasil belajar ................................................................................ 21
Tabel 3.7 Interval Nilai Gain ..................................................................................... 22

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Bangunan merupakan sarana untuk menunjang kehidupan manusia dalam
menjalani kehidupan sehari – hari , unsur atau bagian dari bangunan terdiri dari
beberapa bagian yang disebut dengan struktur. Iswanto (2007, hlm 2) mengungkapkan
bahwa Struktur adalah susunan atau pengaturan bagian-bagian gedung yang menerima
beban atau konstruksi utama dari bangunan tanpa mempedulikan apakah konstruksi
tersebut kelihatan atau tidak kelihatan. Struktur bangunan umumnya terdiri atas
konstruksi pondasi, dinding, kolom, pelat lantai, dan kuda-kuda atap. Bagian dari
struktur bangunan terdiri dari bahan bangunan yang menunjang struktur tersebut
berdiri, sehingga mempunyai satu kesatuan diantara struktur lainnya.
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dituntut memiliki kemampuan untuk
memahami struktur pada bangunan, terutama bahan yang ada pada bangunan tersebut.
Oleh karena itu siswa harus memiliki kemampuan sesuai dengan Kompetensi Inti pada
Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (C3) yakni
“Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional” . tujuan
dari kompetensi ini adalah untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan dunia kerja
dan industri.

Aplikasi perangkat lunak dan perancangan interior gedung (APLPIG) merupakan


mata pelajaran yang ada pada SMK, Mata pelajaran ini menunjang siswa untuk
mendesain bangunan yang meliputi dari denah, detail, potongan, tampak, dan

1
2

perspektif tiga dimensi (3D).Sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat pada
Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (C3), Siswa mampu
memahami prinsip dasar gambar 2D, 3D, Menganalisis material,dan ornament dekorasi
interior. Materi pokok ini sangat penting dimiliki oleh siswa, agar dapat membuat
bangunan sesuai dengan prinsip yang dipelajari beserta pemilihan material yang sesuai
dengan bangunan.

Pada kenyataannya, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami bahan


bangunan karena adanya kemajuan teknologi yang membuat bahan bangunan menjadi
bermacam – macam, Terlebih dari mata pelajaran APLPIG yang menunjang
pengetahuan mengenai bahan bangunan, masih menjadi hal yang sulit untuk siswa
mengimplementasikan pada desain yang siswa buat. Dari hasil observasi pada mata
APLPIG, yakni hasil Penilaian tengah semester (PTS) dari dua kelas dengan jumlah
siswa 66 hanya terdapat 1 siswa yang melampai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), yakni dengan nilai 8.09.Hal ini menunjukan bahwa terdapat permasalahan atau
kendala yang dihadapi siswa dalam mempelajarai mata pelajaran APLPIG.

Dengan adanya pengaruh pengetahuan pada bahan bangunan terhadap mata


pelajaran APLPIG, maka perlu adanya penelitian mengenai “Pengaruh Pengetahuan
Bahan Bangunan Terhadap Mata Pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak Dan
Perencanaan Interior Gedung (APLPIG) pada Siswa SMK Negeri 6 Bekasi”.
Dengan adanya penelitian ini, di harapkan pemahaman dan pengetahuan siswa
mengenai bahan bangunan dapat ditingkatkan, sehingga siswa semakin berkompeten
mengenai pengetahuan dalam pekerjaan konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan didapatkan identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami bahan bangunan
2. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan bahan bangunan
3

3. Prestasi belajar terbilang rendah pada PTS


4. Faktor yang mempengaruhi nilai siswa menjadi rendah
5. Tidak berminatnya siswa pada jurusan yang diambil
6. Siswa mengalami kebosanan pada saat penyampaian materi

Agar Penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka batasan masalah yang dijadikan
acuan dalam penelitian, yaitu :
1. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap mata pelajaran APLPIG di kelas XI
2. Penelitian ini hanya mengukur pengaruh pengetahuan bahan bangunan terhadap
mata pelajaran APLPIG di kelas XI
3. Penelitian ini hanya berfokus pada materi bahan bangunan struktur pada mata
pelajaran APLPIG

Rumusan Masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum pengetahuan siswa terhadap bahan bangunan?
2. Bagaimana gambaran umum pengetahuan pada mata pelajaran APLPIG?
3. Bagaimana pengaruh pengetahuan bahan bangunan terhadap mata pelajaran
APLPIG?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian, dapat diketahui tujuan dari penelitian ini
yakni :
1. Untuk mengetahui gambaran umum pengetahuan siswa pada bahan bangunan
2. Untuk mengetahui gambaran umum pengetahuan siswa pada mata pelajaran
APLPIG
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan bahan bangunan terhadap mata pelajaran
APLPIG
4

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian merupakan hasil yang ingin di capai oleh peneliti, adapun
manfaat yang ingin diperoleh antara lain:
1. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
dosen bidang studi dalam perkuliahan, terutama untuk pembelajaran praktik.
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan siswa jurusan DPIB SMKN 6 Bekasi dapat
meningkatkan pengetahuan pada bahan bangunan untuk meningkatkan pengetahuan
pada pelajaran APLPIG

1.5 Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengungkapkan mengenai latar belakang penelitan yang
menjelaskan masalah yang akan di teliti oleh penulis, serta terdapat rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Pada bab ini menyangkut teori yang dipakai pada penelitian yaitu mengenai bahan
bangunan dan mata pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior
Gedung.

BAB III METODE PENELITIAN


Menyangkut tentang metode penelitian yang dipakai yakni dari awal pemasukan
data lapangan yang dimiliki hingga proses dalam penggunaan metode yang
dipakai, dan ditemukan hasil dari metode tersebut.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN


Mengakaji temuan dan pembahasan terhadap penelitian berdasarkan metode yang
dipakai, serta diberikan analisa terhadap hasil tersebut
5

BAB V KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN REKOMENDASI


Menyangkut mengenai kesimpulan, implikasi dan rekomendasi terhadap
penelitian berdasarkan hasil yang di dapatkan, sehingga mampu memberikan
gambaran pada hasil penelitian tersebut.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Bahan Bangunan
Bahan bangunan merupakan elemen dari struktur bangunan, setiap konstruksi
bangunan berisikan beberapa bahan yang dipadukan dengan kebutuhan dan bahan yang
sesuai dengan spesifikasi dari bangunan tersebut. Setiap bahan bangunan mempunyai
kriteria yang menyangkut kekurangan dan kelebihan bahan bangunan itu sendiri. maka
setiap bahan bangunan perlu dicocokan dengan kebutuhan struktur bangunan yang
akan dibuat.
Menurut Suharjanto (2011, hlm. 2) Bahan bangunan atau Material bangunan
adalah komponen penting yang ada dalam sebuah bangunan baik itu sebagai bahan
utama konstruksi ataupun sebagai bahan penunjang konstruksi. Dengan kata lain
keberadaan suatu bangunan sangat berkaitan erat dengan satu atau banyak jenis
material bangunan. Penggunaan material bangunan dalam desain arsitektur
memberikan kontribusi pada pencitraan bangunan itu sendiri. Para perancang,
pengguna hingga pengamat bangunan senantiasa akan memberikan apresiasi yang
beragam terkait dengan material yang tersusun menjadi bentuk arsitektur.
Struktur bangunan terdiri dari bagian-bagian yang menunjang. pondasi, balok,
dan kolom merupakan bagian yang menunjang berdirinya bangunan.Bahan bangunan
yang menyusun struktur tersebut dipertimbangkan atas kekuatan serta waktu
pengerjaannya.
Pertimbangan tersebut mempunyai dasar atas umur dari bangunan
tersebut.terlebih bangunan tersebut mempunyai karakteristik permanen atau semi
permanen. dengan adanya pertimbangan tersebut, maka setiap bahan bangunan yang
ada menjadi satu kesatuan yang padu dan menjadikan bangunan tersebut berkualitas.
Pemilihan bahan bangunan itu sebenarnya juga sangat subyektif, dan mempunyai
banyak faktor pertimbangan. Misalnya saja memilih kayu sebagai bahan material

6
7

daripada baja kedengarannya akan sangat baik, tetapi kayu membutuhkan energi yang
sangat intensif untuk memproduksi dan tidak mengakibatkan racun seperti yang
dihasilkan baja. Tetapi baja, juga lebih mudah untuk dibentuk menjadi bentukan baja
yang lain dan dipakai kembali sehingga mempunyai umur yang panjang. (Siagian,
2005, hlm. 4)
Bahan bangunan adalah komponen yang penting untuk menunjang konstruksi
bangunan.Dalam mendesain bangunan memerlukan pertimbangan dalam pemilihan
bahan bangunan yang sesuai dengan bangunan yang akan dibuat. Oleh karena itu
sangat penting memilih bahan bangunan dalam membuat konstruksi bangunan.

2.1.2 Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung (APLPIG)


APLPIG merupakan mata pelajaran yang berbasis multimedia untuk mendesain
bangunan, mata pelajaran ini ditunjang dengan aplikasi untuk memudahkan pengguna
dalam menyajikan dan mengemas hasil dari desain dengan lebih menarik. Mata
pelajaranini bertujuan agar siswa mampu menggunakan teknologi dalam menunjang
proses pembelajaran, terlebih pemakaian multimedia dilakukan dengan menggunakan
sarana interaktif yang melibatkan siswa dengan menampilkan perangkat lunak secara
langsung. Pada mata pelajaran ini umumnya ditunjang dengan Aplikasi AutoCAD dan
Sketch Up.
Menurut Situmorang dan Sinuraya (2015, hlm. 36) Menggambar Dengan
Perangkat Lunak yang mengunakan program komputer AutoCAD agar dapat
meningkatkan kemampuan dan mahir dengan dunia IPTEK. Materi AutoCAD adalah
sebuah materi yang membahas cara penggunaan menggambar dengan menggunakan
kaedah berkomputer. Hasil usaha dalam AutoCAD mengalami perkembangan yang
sangat fenomenal dan mempunyai andil besar dalam perkembangan industri
manufacturing dewasa ini yang merupakan kualitas pencapaian dalam tujuan belajar.
Kompatibilitasnya yang tinggi memungkinkan gambar-gambar AutoCAD dapat
diterima oleh sebagian besar program menggambar lain dan dapat dicetak dengan
menggunakan hampir semua alat pencetak. Untuk mendapatkan hasil gambar yang
8

baik seseorang individu harus mempunyai pengetahuan dalam menggambar dan


penggunaan AutoCAD.
AutoCAD digunakan untuk membuat desain gambar yang disajikan dalam bentuk
Dua Dimensi (2-D). Penguasaan aplikasi ini bertimbal balik pada hasil dari desain,
semakin dikuasainya AutoCAD oleh pengguna, maka semakin baik desain yang dibuat
dan semakin cepat proses pembuatan desain tersebut.Sedangkan Sketch Up digunakan
untuk membuat desain Tiga Dimensi (3-D) .hasil dari AutoCAD dapat di konversikan
ke dalam Sketch Up, sebagai dasar dari desain yang akan dibuat. Denah merupakan
salah satu desain 2-D yang dapat di konversikan kedalam Sketch Up.
Kedua aplikasi ini mempunyai hubungan dalam menciptakan desain yang
mempunyai informasi beragam. Hal ini memungkinkan pengguna maupun orang yang
melihat desain tersebut mengetahui susunan ataupun detail dari desain yang
dibuat.Sehingga informasi yang diberikan lebih akurat.
Menurut Harrynov dalam (Firmansyah, 2015, hlm. 26) Sketch Up adalah sebuah
software computer untuk membuat model 3 dimensi (3-D) atas benda benda fisik
seperti gedung – gedung, peralatan rumah tangga, disain tata ruang dan sebagainya.
Desain arsitektur merupakan salah satu aplikasi pemakaian Sketch Up.
Dalam penggunaan aplikasi tidak semata mata hanya didasari pada keahlian
dalam menggunakan aplikasi tersebut.Namun, Pengetahuan mengenai bahan bangunan
semestinya diketahui oleh pengguna.Hal ini bertujuan agar dalam mendesain sesuai
dengan bahan bangunan yang digunanakan dan mempunyai peranan dalam menunjang
konstruksi bangunan.
Pada adanya implementasi bahan bangunan terhadap desain yang dibuat.
Kurangnya implementasi tersebut, membuat siswa masih minim pengetahuan atas
fungsi bahan bangunan yang digunakan.Hal ini merupakan timbal balik adanya
hubungan antara pengetahuan bahan bangunan terhadap mata pelajaran APLPIG.
Sesuai dengan realita yang terjadi, perlu adanya kesinambungan antara
pengetahuan dasar mengenai bahan bangunan, terhadap mata pelajaran APLPIG. Agar
siswa mengetahui peranan bahan bangunan pada desain akan dibuat. Sehingga
terciptanya desain berkualitas.
9

Mata pelajaran APLPIG, adalah mata pelajaran yang menggunakan perangkat


lunak untuk menyajikan gambar.Dalam mendapatkan hasil gambar yang baik,
pengguna diharuskan memiliki keterampilan dalam menggunakan aplikasi
tersebut.dengan adanya keterampilan tersebut, maka pengguna dapat menyajikan hasil
gambar yang telah di buat sedemikian rupa pada aplikasi yang digunakan.

2.1.3 Jenis Bahan Bangunan


Dalam bahan bangunan terdapat jenis dan macamnya. Setiap bahan bangunan
terdiri berdasarkan proses yang dialami oleh bahan tersebut. Proses tersebut dapat
berupa hasil dari alam ataupun proses yang dilakukan oleh manusia
Bahan bangunan dalam pekerjaan struktur terdapat 2 jenis, yakni bahan
bangunan struktural dan non struktural. Bahan struktural yakni bahan yang menopang
dari beban atau membentuk struktur, diantaranya seperti baja, beton dan kayu.
Sedangkan bahan non struktural merupakan bagian bahan yang digunakan untuk
penyusun struktur tanpa menerima beban, contohnya seperti kaca,keramik, dan
genteng.
Namun setiap bahan bangunan dapat dibedakan sesuai dengan proses yang
dialami oleh bahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk membedakan bahan alami dan
bahan buatan.Pada dasarnya bahan yang diolah tersebut menjadi semakin kompleks
fungsinya.
Setiap bahan Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, Bahan
dibagi menjadi beberapa jenis yakni :

1. Bahan Baku
Bahan di suatu lokasi tertentu atau sumber bahan (quarry) dan merupakan
bahan dasar yang belum mengalami pengolahan (contoh : batu, pasir dan lain-lain),
atau bahan yang diterima di gudang atau base camp yang diperhitungkan dari
sumber bahan, setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan
pengangkutannya.
10

2. Bahan Olahan
Bahan yang merupakan produksi suatu pabrik tertentu atau plant atau membeli
dari produsen (contoh : agregat kasar, agregat halus dan lain-lain).

3. Bahan Jadi
Bahan yang merupakan bahan jadi (contoh : tiang pancang beton pencetak, kerb
beton, parapet beton dan lain-lain) yang diperhitungkan diterima di base camp/ gudang
atau di pabrik setelah memperhitungkan ongkos bongkar-buat dan pengangkutannya
serta biaya pemasangan (bila diperlukan).

Bahan bangunan jenis dan macamnya tergantung kepada olahan atau proses
yang dialaminya. Setiap proses tersebut membutuhkan tempat atau lokasi untuk
memprosesnya untuk menjadi barang olahan sesuai dengan kriteria dan kebutuhan
manusia. Bahan bangunan yang telah di olah, dapat digunakan untuk menunjang
konstruksi bangunan yang akan dibuat.

2.1.4 Bahan Bangunan Struktur


Bangunan struktur merupakan kerangka utama didirkannya suatu bangunan,
setiap bangunan struktur ditunjang oleh bahan yang membuat struktur tersebut menjadi
satu kesatuan. Bahan bangunan struktur tentunya memiliki karakteristik material yang
kuat.
Bangunan struktur dibagi menjadi beberapa bagian. Menurut Andalas , terdapat
struktur bawah (sub structure) , struktur atas (upper structure), struktur atap
(superstructure). Bagian bagian tersebut dapat di identifikasi berdasarkan bahan
bangunan yang di pakai.

1. Struktur Bawah (sub structure)


Struktur bawah atau pondasi merupakan bagian penunjang inti berdirinya suatu
bangunan. Pondasi yang biasa digunakan untuk rumah yakni pondasi dangkal.
11

Dalam mata pelajaran APLPIG, jenis pondasi yang biasa digunakan adalah pondasi
batu kali. Untuk rincian bahan dari pondasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Batu belah
b. Semen
c. Pasir Pasang

2. Struktur Atas (upper structure)


Dalam struktur atas dibagi menjadi beberapa bagian. bagian-bagian ini
meneruskan tahapan dari struktur bawah yakni pondasi. bagian dari struktur atas
diantaranya balok, kolom, dan plat lantai.
Dalam pembuatan bagian struktur tersebut terdapat bahan-bahan yang akan
dipakai. Bahan yang dipakai pada bagian tersebut diantaranya :
a. Besi Tulangan
b. Beton
c. Kawat Pengikat

3. Struktur Atap (superstructure)


Struktur atap merupakan bagian kerangka yang penyusun untuk berdirinya
penutup dari bangunan. Struktur atap merupakan bagian akhir atau atas dari suatu
struktur bangunan. Struktur atap mempunyai beberapa opsi untuk pemilihan
material yang akan digunakan.
Material yang dapat digunakan pada Struktur atap yakni:
a. Rangka Atap Baja Ringan
b. Rangka Atap Kayu

2.1.5 Kriteria dan Hubungan Bahan Bangunan dengan Mata Pelajaran APLPIG

Bahan bangunan merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki dalam mata
pelajaran APLPIG.Hal ini didasarkan pada kompetensi dasar pada mata pelajaran
12

tersebut. Kompetensi yang menyangkut hubungan bahan bangunan dengan mata


pelajaran APLPIG, diantaranya :

Tabel 2. Kompetensi Dasar APLPIG

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.5 Memahami material, ornament dan 4.5 Menyajikan material, ornament dan
bahan finishing interior bahan finishing interior
3.6 Menganalisis bahan finishing interior 4.6 Menentukan bahan finishing interior
3.7 Menganalisis material dan ornament 4.7 Menentukan material dan ornament
dekorasi interior dekorasi interior

Sumber : Dokumen SMK 6 Bekasi


Tujuan dari kompetensi adalah untuk mencapai kemampuan siswa pada mata
pelajaran APLPIG. Sehingga, siswa dapat mendesain suatu bangunan sesuai dengan
kompentensi yang telah dicapai. Hal ini menunjukan dasar dari pengetahuan pada mata
pelajaran APLPIG.

Pada mata pelajaran APLPIG, siswa dituntut untuk mampu menganalisis,


memahami dan menerapkan bahan bangunan. Kompetensi ini mempunyai tujuan untuk
siswa paham akan fungsi dari bahan bangunan yang akan di pakai pada konstruksi.
Sehingga penggunaan bahan bangunan sesuai pada tempat dan fungsinya.

Apabila kompetensi tersebut belum tercapai, maka akan terjadi kekeliruan pada
siswa. Salah satunya kesalahan dalam pemilihan bahan bangunan.Hal ini menyebabkan
kesalahan penempatan sesuai pokok dan fungsi bahan tersebut.

Fokus penilaian dalam pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik


dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan, hal ini sesuai dengan
karakteristik dari penilaian yang dilakukan dalam proses maupun hasil belajar (Rani ,
2017. hlm. 26)
13

Dari hal yang di capai siswa terbentuklah kriteria yang mencakup hubungan
antara bahan bangunan dengan mata pelajaran APLPIG. Sehingga terdapat rincian dari
hal yang harus di capai siswa. Pada pencapaian tersebut terdapat adanya kemampuan
siswa yang bisa dinilai.

Dari tabel kompetensi dasar dapat diketahui kompetensi yang harus di capai
dalam mata pelajaran APLPIG. Bahan bangunan menjadi perhatian penting untuk
mencapai kompetensi tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang penting
mengenai bahan bangunan agar kompetensi tersebut tercapai

2.2 Penelitian Yang Relevan


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh pengetahuan siswa
pada bahan bangunan terhadap mata pelajaran APLPIG.Karena, bahan bangunan
merupakan pengetahuan dasar dalam dunia konstruksi. Sehingga pengetahuan tersebut
berperan dalam menunjang pengetahuan siswa padamata pelajaran APLPIG di jurusan
desain pemodelan dan informasi bangunan.
Dalam penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu atau yang relevan terhadap
penelitian yang sedang dilakukan.Yakni penelitian yang dilakukan oleh Satria
Nurachmat dengan judul “Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran menggambar dengan perangkat lunak siswa kelas XI Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 6 Bekasi” penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar
pengaruh penggunaan gaya belajar terhadap prestasi belajar menggambar dengan
perangkat lunak pada materi yang ada. Pada hasil penelitian didadapatnya rata rata nilai
sebesar 86,32 pada gaya belajar terbimbing, dan 77, 72 pada gaya belajar mandiri.
Penelitian ini menunjukan dengan adanya gaya belajar terbimbing maka prestasi
belajar dapat ditingkatkan pada mata pelajaran tersebut
Selanjutnya terdapat penelitian oleh Akhmad Syaiful Adnan dengan judul
“Hubungan prestasi belajar Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap prestasi belajar
Autocad kelas XI program keahlikan Gambar Bangunan di SMK Negeri 3 Yogyakarta
Tahun ajaran 2014/2015” di dapatkan dari hasil penelitian ini adanya nilai rata – rata
14

dari siswa yakni 77,85 dimana nilai kriteria ketuntasannya yakni 75. Variabel prestasi
belajar mata pelajaran Gambar Teknik memiliki kontribusi yang positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar AutoCAD. perbandingan dengan rtabel sebesar 0,2144 pada
taraf signifikansi 5%, maka harga r hitung lebih besar dari rtabel (0,54 > 0,2144).
Koefisien determinasi r2 sebesar 0,29 menggambarkan bahwa mata pelajaran gambar
teknik memberikan sumbangan efektif sebesar 29% terhadap prestasi belajar
menggambar dengan perangkat lunak siswa.

2.3 Kerangka Berfikir


Dalam proses pembelajaran dan seiring berjalannya waktu, pengetahuan akan
terasah dan selalu ditingkatkan sesuai dengan pengalaman yang telah dialami oleh
siswa. Pemahaman dan pengetahuan berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri,
dengan dugaan tersebut maka ada implikasi antara pengetahuan pada bahan bangunan
terhadap mata pelajaran APLPIG. Hal tersebut bergantung kepada faktor yang
mempengaruhi kedua variabel yang saling berhubungan.

Variabel X Variabel Y

Pengetahuan Bahan Mata Pelajaran


Bangunan APLPIG
Siswa Jurusan
Desain Aspek yang di Aspek yang di
Temuan
Pemodelan ungkap: ungkap:
penelitian
Informasi
Pengetahuan Kemampuan
Bangunan
Bahan siswa dalam
(DPIB)
Bangunan pada menguasai
SMKN Kota Kesimpulan
struktur mata pelajaran
Bekasi dan saran
bangunan APLPIG

Gambar 2. Kerangka Berfikir


15

2.4 Hipotesis
1. H0
Berdasarkan uraian diatas, tidak ada pengaruh dari pengetahuan bahan
bangunan terhadap mata pelajaran APLPIG di SMKN Bekasi.

2. H1
Berdasarkan uraian diatas, terdapat pengaruh dari pengetahuan bahan
bangunan pada siswa terhadap mata pelajaran APLPIG di SMKN Bekasi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Pada saat melakukan penelitian, peneliti harus mempunyai desain penelitian
.desain penelitian dibuat untuk melakukan langkah-langkah penelitian yang akan di
capai. Dalam desain penelitian terdapat metode yang dipergunakan dalam suatu
penelitian, oleh karena itu sangat berguna bagi peneliti untuk memilih dan menentukan
metode penelitian yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian.
Desain Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelatif yang bertujuan untuk
mengetahui pengeraruh pengetahuan bahan bangunan terhadap mata pelajaran
APLPIG. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk melihat besarnya pengaruh
yang akan di alami oleh sampel terhadap kedua variable yang akan diteliti.
Menurut Nana Sudjana dan R. Ibrahim (dalam Cahyawening, 2013, hlm. 39)
yang mengatakan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskrisikan
suatugejala, pcristiwa, dan kejadian yang terjadi saat sekarang di mana penelitibemsaha
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian
digambarkan scbagaimana adanya

3.2 Partisipan
Menurut pandangan Sumarto (dalam Arafah, 2003, hlm. 17) partisipan yaitu:
“Pengambilan bagian atau keterlibatan orang atau masyarakat dengan cara memberikan
dukungan (tenaga, pikiran maupun materi) dan tanggung jawabnya terhadap setiap
keputusan yang telah diambil demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama”.
Dapat disimpulkan bahwa partisipan adalah subjek yang dilibatkan di didalam
kegiatan mental dan emosi secara fisik sebagai peserta dalam memberikan respon
terhadap kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan
bertanggung jawab atas keterlibatannya.

14
15

Dalam penelitian ini peneliti melibatkan beberapa pastisipan yaitu :


1. SMKN 6 Bekasi
2. Kepala Sekolah SMKN 6 Bekasi
3. Ketua Program Studi Desain Pemodelan dan Informasi Bagunan
4. Siswa SMKN 6 Bekasi

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiono (2015) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Kesimpulannya bahwa populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari obyek
yang merupakan perhatian dari peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di SMKN 6 Bekasi

3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian adalah suatu bagian dari populasi. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Sugiyono (2015) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari pada sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
(mewakili).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni pengambilan secara acak
(simple random sampling). Menurut Sugiyono (dalam Priatna, 2013, hlm. 26) 4,
probability sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dalam hal ini setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijaikan
sampel. Sedangkan simple random sampling dikatan sederhana karena lengambilan
16

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah
1 XI DPIB 1 33
2 XI DPIB 2 33
Total 66
Sumber :Dokumen SMK 6 Bekasi

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

(Uma Sekaran, 2016)

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel


yang dapat ditolelir

Sampel yang diteliti yakni :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

66
𝑛= = 57
1 + 66 (0,5)2

Dari seluruh sampel yang ada, maka sampel yang akan di teliti yakni berjumlah 57
sampel dari total 66.
17

3.4 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2017, hlm. 61) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)


Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Bahan
Bangunan, dimana Pengethauan bahan bangunan ini diteliti pada siswa kelas XI
DPIB 1 & 2 pmeliputi pengetahuan tentang penutup atap, penutup lantai, dan
dinding.
2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Mata Pelajaran APLPIG.


Yakni yang akan dipengaruhi dengan variable bebas.

Variabel X Variabel Y
(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)
Pengetahuan Bahan Bangunan Mata Pelajaran APLPIG

Gambar 3.2 Hubungan antara variabel X dan Y

3.5 Instrumen Penelitian


Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Marzuqi, 2014, hlm. 42) “Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
18

pemanfaatan internet terhadap kemampuan literasi mahasiswa yaitu berupa angket atau
kuisioner dan tes kognitif. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Tes Kemampuan Kognitif


Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur
pengetahuan bahan bangunan pada responden. Tes kemampuan kognitif yang
digunakan dalam penelitian ini berupa Pilihan ganda. (Multiple Choice Test)
terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang
belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Kemungkinan jawaban terdiri atas
satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.

3.6 Kisi – Kisi Instrumen


Kisi – kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan
dibuat. Kisi – kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang
menulis soal akan menghasilkan soal yang memiliki isi dan tingkat kesulitan relatif
sama. Kisi kisi yang akan digunakan diantaranya :

1. Kisi Kisi Instrumen Variabel X


Tabel 3.4 Kisi kisi variabel

No Variabel Indikator Jumlah Butir Total

Siswa dapat mengetahui material , ornament


9,15,11, & 22
, dan bahan finishing pada lantai 4

Siswa memahami dan mengetahui bahan 5


Pengetahuan 1,3,7,9, &20
1 penutup atap
Bahan Bangunan

Siswa memahami dan mengetahui bahan 17,18,24,& 25 4


konstruksi atap
19

Siswa memahami dan mengetahui bahan 2,4,5,6,8,10,12,13,16,19,21


12
konstruksi dinding & 23

Total Soal 25

Sumber : Data Peneliti

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Data yang akan dikumpulkan melalui penelitian ini yaitu jenis data instrumen,
yang berupa angket dan tes kognitif yang akan disebarkan kepada siswa jurusan
DPIB SMKN 6 Kota Bekasi. Sumber data yang yang didapat yaitu dari data primer
yang merupakan siswa jurusan DPIB kelas XI dan data sekunder bagian Tata Usaha
(TU) FPTK UPI guna untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang akan diteliti serta
sebagai bagian administrasi surat menyurat perizinan bagi peneliti.

3.8 Uji Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010,
hlm. 363). Pengujian validitas pada penelitianevaluatif ini menggunakan logical
validity (validitas logis).Validitas logis untuk sebuah instrumen menunjuk pada
kondisi sebuah instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil
penalaran dan rasional. Instrumen yang diuji validitasnya adalah komponen
konteks, masukan, proses dan hasil.

n(∑XY) − (∑X)(∑Y)
𝑟𝑥𝑦 =
√(n. ∑X 2 − (∑X)2 )(n. ∑Y 2 − (∑Y)2 )

Keterangan:
20

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y


∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden.

Kriteria validitas sebagai berikut:


1. Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2. Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
3. Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
4. Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
5. Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah

Kriteria pengujian dengan membandingkan antara koefisien korelasi (rhitung)


dengan nilai tabel korelasi Product Moment (rtabel). Kriterianya: “jika rhitung> rtabel
maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel maka instrumen tidak valid”
(Riduwan, 2011, hlm. 78).
Setelah harga rxy diperoleh, kemudian di distribusikan kedalam uji t dengan
rumus :

𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2

Saputra, A S ( 2007, hlm. 46)

Keterangan :
t = Uji signifikansi korelasi
r = Koefisien korelasi yang telah dihitung
n = Jumlah responden uji coba
21

Dari hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan harga pada taraf


kepercayaan 5 % dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Kriteria pengujian item
adalah jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka suatu item dikatakan valid, apabila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen yang digunakan
dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.
Syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah konsisten, keajegan, atau
tidak berubah-ubah (Saifuddin Azwar, hlm. 110). Instrumen yang diuji
reliabilitasnya adalah instrumen yang dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini
instrument tersebut adalah instrumen komponen konteks, masukan, proses dan
hasil. Reliabilitas ditentukan atas dasar proporsi varian total yang merupakan
varian total sebenarnya. Makin besar proporsi tersebut berarti makin tinggi
reliabilitasnya.
Tujuan dilakukannya uji reliabilitas ini ialah untuk mengetahui tingkat
ketetapan dan keajegan hasil dari suatu tes. Yang mana rumusnya adalah sebagai
berikut:
𝑘 𝑆 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑘−1 𝑆2
Arikunto, S (2016, hlm.
115)
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya item
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
22

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q


S = Standar deviasi dari tes (varians total)

Rumus untuk varians total :

2
𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖)2
𝑆 =
𝑛 (𝑛 − 1)
Arifin, Z, (2013, hlm. 263)

Keterangan :
xi = nilai ke - i
n = jumlah data
Nilai ri (rhitung) yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel pada
tabel product moment. Apabila rhitung > rtabel dengan tingkat kepercayaan 5 %,
maka tes dinyatakan reliabel. Namun sebaliknya jika rhitung < rtabel, maka tes
tersebut tidak reliable pada tingkat kepercayaan 5 %, dengan derajat kebebasan
(dk) = n – 2.
Tabel 3. 8
Kriteria Indeks Reliabilitas
Indeks Kriteria
0,80 ≤ ri < 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ≤ ri < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ ri < 0,60 Cukup
0,20 ≤ ri < 0,40 Rendah
0,00 ≤ ri < 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Sulistya, W. N. dkk, (dalam Wardani, N. S, 2016, hlm. 27)

Hasil uji reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-


Richardson (K-R.20) melalu bantuan software microsoft excel 2016 dan
dilakukan pada taraf signifikansi 5%, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 =
11 – 2 = 9, sehingga nilai yang digunakan adalah 0,666. Dari hasil perhitungan
23

yang dilakukan diperoleh rhitung = 0,909. Dengan demikian maka atau 0,909 >
0,666 dan instrumen dinyatakan reliabel dengan kriteria “sangat tinggi”, karena
0,80 ≤ ri (0,909) < 1,00. Sehingga instrumen soal ini merupakan instrumen yang
dapat dipercaya.

3. Uji Tingkat Kesukaran


Menurut Sudjana dalam (Tias. 2013. hlm. 40) mengatakan
“Tingkatkesukaran soal dilihat dari kesanggupan atau kemampuan
siswamenjawab soal, bukan dari kemampuan guru sebagai pembuat soal” .Taraf
kesukaran adalah pernyataan tentang seberapa mudah atauseberapa sukar butir
tes itu bagi teste atau siswa terkait, bilangan yangmenunjukkan sukar atau
mudahnya sesuatu soal.
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Suharsimi Arikunto (2016, hlm. 223)
Keterangan :
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah menghitung besar indeks kesukaran untuk setiap butir soal,
selanjutnya mengklasifikasikan butir-butir soal tersebut kedalam kategori
mudah, sedang dan sukar. Berikut tabel klasifikasi indeks kesukaran.

Tabel 3. 9
Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai r Interpretasi
0,00 ≤ P < 0,30 Sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
24

0,71 < P ≤ 1,00 Mudah


Sumber : Zaenal, A, 2013, hlm. 272

4. Uji Daya Pembeda


Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan
antarasiswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.

Tabel 3.10
Klasifikasi Daya Pembeda
No Nilai r Interpretasi
1 DP < 0,00 Sangat Jelek
2 0,00 < DP < 0,20 Jelek
3 0,20 < DP < 0,40 Cukup
4 0,40 < DP < 0,70 Baik
5 0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik
Sumber : Suherman (2004, hlm. 161)

Untuk menentukan daya pembeda menggunakan rumus:


X̅𝑘𝐴 −X̅𝑘𝐵
𝐷𝑃 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠
Arifin (2017, hlm. 156)
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
X̅ka = Skor rata-rata (mean) kelompok atas
X̅kb = Skor rata-rata (mean) kelompok bawah
Skor maks = Skor maksimum

3.9 Prosedur Penelitian


25

Prosedur eksperimen ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


1. Tahap persiapan, meliputi :
a. Perancangan penelitian
b. Studi literature
c. Pembuatan materi pembelajaran dan instrumen penelitian
d. Validasi instrument penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi :


a. Memberikan tes awal (Pretest) kepada kelas eksperimen
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan metode pemberian
tugas berbantuan tutor sebaya pada kelas eksperimen.
c. Memberikan tes akhir (Posttes) kepada kelas eksperimen.

3. Tahap akhir penelitian, meliputi :


a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test.
b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberi perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data.
26

Faktor yang
mempengaruh
i

Pengetahuan Siswa Hasil dari


Mata Pelajaran
pada Bahan Bangunan proses
APLPIG
pembelajaran

Hipotesis variable
1. Apabila pengetahuan bahan bangunan bagus maka Mata pelajaran APLPIG
bagus
2. Apabila pengetahuan bahan bangunan jelek maka mata pelajaran APLPIG jelek
3. Nilai pengetahuan bahan bangunan siswa bagus namun mata pelajaran APLPIG
jelek
4. Nilai pengetahuan bahan bangunan siswa jelek namun mata pelajaran APLPIG
bagus

Kemungkinan yang terjadi


1. Hipotesis pertama
a. Pengetahuan dasar bahan bangunan menjadi landasan siswa untuk
mendapatkan nilai bagus pada mata pelajaran APLPIG
b. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas APLPIG dinilai bagus untuk
penggunaan software

2. Hipotesis kedua
27

a. Banyak bahan bangunan yang baru pada mata pelajaran APLPIG sehingga
membuat siswa menjadi kebingungan
b. Penerapan bahan bangunan dasar pada terhadap mata pelajaran APLPIG
belum sesuai
3. Hipotesis ketiga
a. Siswa mampu mengetahui bahan bangunan namun tidak dapat
mengaplikasikannya dalam software pada mata pelajaran APLPIG
b. Tidak adanya perangkat pendukung

4. Hipotesis Ketiga
a. Siswa dapat mendesain ulang gambar kerja
b. Siswa melakukan kecurangan
28
DAFTAR PUSTAKA

Andalas, George. (2016). Analisis Layout Shearwall Terhadap Perilaku Struktur


Gedung. (Skripsi). Universitas Andalas , Lampung

Cahyawening, S.A. (2013). Hubungan Penggunaan Media Film True Story Dengan
Kebermaknaan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Psikologi Umum.
(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2017). Kompetensi inti dan


Kompetensi dasar SMK/MAK. Jakarta :Direktur Jendral Pendidikan Dasar
Menengah

Iswanto, Danoe. (2007). Kajian terhadap struktur rangka atap kayu rumah tahan gempa
bantuan P2KP: Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, 6, 11-21

Menteri Pekerjaan Umum. (2013). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.


11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum. Jakarta :

Nengsih, Fitria. (2016). Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif Mata
Pelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Dinamika Gerak Semester I Kelas X
Sma Negeri Khusus Jeneponto. (Skripsi). UIN Alauddin Makassar, Makassar

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan


R & D. Bandung : Alfabeta

Suharjanto, Gatot. (2011). Bahan bangunan dalam peradaban manusia: sebuah tinjauan
dalam sejarah peradaban manusia : Jurnal Humaniora , 2, 814-825

Anda mungkin juga menyukai