Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain interior adalah Kegiatan Merancang bagian
dalam bangunan yang mempertimbangkan mulai dari fungsi ruang, suasana, elemen ruang,
pemilihan material, sosial budaya, gaya hidup hingga pertimbangan teknis penataan ruang
yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan memperkaya nilai estetis ruang interior. Desain
Interior bertujuan untuk menata kehidupan manusia menjadi lebih baik yang di ungkapkan
melalui media tata ruang.
2. Pedoman perancangan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap manusia.
Rumah tinggal yang nyaman dan indah akan membuat penghuninya betah di rumah. Rumah
berfungsi sebagai tempat beristirahat, tempat bekerja, berkumpul, beribadah, serta tempat
pertama dalam mendidik dan membesarkan anak dalam suatu keluarga.
Terdapat 3 faktor utama sebagai syarat untuk membuat bangunan dengan arsitektur yang baik,
diantaranya :
a. Faktor fungsional, artinya enak dipakai dan memenuhi persyaratan sehingga tidak
menyulitkan pemakaian.
b. Faktor struktural, artinya harus kuat sehingga orang yang memakainya merasa aman.
c. Faktor estetika, artinya bangunan itu harus indah.
Ketiga faktor di atas harus direncanakan secara bersamaan, artinya ketiganya berkaitan satu
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan yang utuh.
A. POLA AKTIVITAS Yaitu dengan melihat urutan kegiatan / tingkat kegiatan yang
berhubungan erat, sehingga ruang fungsionalnya menjadi dekat. Misalnya ruang tidur
dekat dengan KM / WC.
B. ADANYA KEBUTUHAN UTILITAS YANG SAMA yaitu Ruang dikelompokan
menjadi dekat agar menghemat biaya ekonomi. Misalnya dapur dekat dengan toilet agar
saluran sumber air bersihnya tidak terlalu jauh.
C. ADANYA PERSYARATAN YANG SAMA Misalnya sama-sama membutuhkan
ketenangan sehingga diletakkan pada zone yang tenang.
3. Programing Ruang
Pemrograman dalam arsitektur dapat dikatakan sebagai proses menggali fakta-fakta
hingga menetapkan kebutuhan-kebutuhan klien. Didalam proses ini terdapat sejumlah
pertimbangan-pertimbangan seperti fungsi (ruang termasuk didalamnya), bentuk, ekonomi
hingga waktu (Pena,William, 1977) Berbicara mengenai pertimbangan fungsi, berarti
secara tidak langsung berkenaan dengan masalah ruang. Maka program ruang pada
dasarnya adalah menetapkan kebutuhan ruang yang dapat memenuhi kebutuhan dan
tuntutan klien. Tahapan Pemrograman ruang berturut-turut adalah :
a. Menetapkan Kebutuhan Ruang
b. Menetapkan Besaran Ruang
c. Menetapkan Zoning/pengelompokkan Fungsi Ruang
d. Menetapkan Hubungan Ruang
A. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang menetapkan macam fungsi ruang yang dibutuhkan untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan klien. Tahapan-tahapan menetapkan kebutuhan ruang adalah :
a. Menetapkan Pelaku
Tahap paling awal dari proses menetapkan kebutuhan ruang adalah penetapan
akan pelaku, jenis pelaku, dan jumlah pelaku dalam sebuah ruangan . Pelaku dapat
dibagi dalam dua jenis yaitu :
Pelaku internal (privat)
Pelaku internal/privat adalah pelaku individu maupun kelompok yang
berhubungan langsung dengan aktifitas, pemilikan serta pengelolaan suatu ruang.
Kelompok ini pula yang secara legalitas formal berhak menggunakan ruangan
tersebut.Pelaku internal/privat inipun dapat dibagi atas hirarki/tingkatan privasinya,
dari suatu tingkat privasi rendah hingga tinggi.
Pelaku eksternal (publik)
Pelaku eksternal/publik adalah pelaku individu maupun kelompok yang
berhubungan langsung dengan aktifitas suatu ruang, namun tidak secara langsung
berhubungan dengan kepemilikan maupun pengelolaan ruang tersebut.
B. Besaran Ruang
Pada dasarnya ruang adalah tempat aktifitas manusia, oleh karena itu untuk dapat
menghitung besaran suatu ruang, terdapat sejumlah pertimbangan. Pertimbangan-
pertimbangan dalam menghitung besarnya suatu ruang adalah :
a. Besaran Pelaku (menyangkut besaran antropormorfik dan jumlah pelaku)
Pelaku dalam hal ini adalah orang atau sekelompok orang yang akan beraktifitas
dan menggunakan suatu ruangan. Besaran pelaku dapat diprediksikan besarnya dengan
melihat besaran antropomorfik dan jumlah pelaku yang akan menggunakan suatu ruang.
Besaran antropomorfik menunjuk pada besaran tubuh seorang pelaku. Besaran ini dapat
berbeda untuk satu orang terhadap lainnya. Namun untuk dapat memudahkan
perhitungan, umumnya dapat digunakan standar besaran antropomorfik yang telah
distandarisasikan. Besaran ini dapat mengacu pada besaran antropomorfik yang pada
buku Data Arsitektur (standar Eropa) ataupun Time Saver Standart (Standar Amerika).
Pada besaran antropomorfik ini, dapat dilihat luasan area seorang pelaku pada kondisi
berdiri, berjalan, duduk hingga tidur.
Antopometri adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia
guna merumuskan perbedaan-perbadaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok
dan lain sebagainya.
b. Besaran Aktifitas
Aktifitas suatu ruangan berarti seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam
ruangan tersebut. Jenis aktifitas dapat digolongkan atas 2 macam yaitu aktifitas
kelompok dan individu. Karakteristik suatu aktifitas terbagi atas aktifitas formal dan
informal. Sedangkan macam aktifitas dapat berupa aktifitas bekerja, bermain, ibadah,
istirahat, dan sebagainya.
Besar area aktifitas yang dapat ditampung dalam suatu ruang dapat dihitung
sebesar 20 30 % dari luas ruang yang digunakan untuk pelaku dan furniture. Dalam
nilai ini tercakup pula besarnya sirkulasi (pergerakan) yang terjadi dalam ruangan
tersebut. Nilai 20 – 30% ini didasrkan atas efisiensi ruang terhadap faktor ekonomi
kontruksi bangunan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa besarnya aktifitas
dapat mencapai lebih dari nilai 20 – 30% ini. Hal tersebut dapat dikarenakan faktor
ekonomi tidak menjadi prioritas utamanya.
c. Besaran Furnitur
Furniture atau perlengkapan ruang, ditetapkan sesuai dengan macam aktifitas
serta jumlah pelaku yang menggunakannya. Sebagai acuan guna memudahkan
mendapatkan besar luasan area yang akan digunakan untuk suatu furniture, dapat
digunakan standar-standar besaran yang telah ada (data Arsitektur, Neufert).
NO Nama Ruang Jumlah Besaran Area Pelaku Besaran Furnitur Besaran Aktifitas 20-
Pelaku M2 (A) M2 (B) 30%(A+B) M2
Contoh : Sebuah rumah direncanakan akan dibangun. Rumah ini diharapkan akan dapat
menampung sebuah keluarga kecil (bapak : pekerja kantor, ibu : ibu rumah tangga dan anak :
pelajar smp), dan tamu-tamu yang akan berkunjung. Rencanakan ruang-ruang yang harus
disediakan untuk rumah tersebut!
B. Terhadap Furniture
2
No. Ruang Furniture ( jumlah) Luas (M )
C. Terhadap Aktifitas
C. Zoning / Pendaerahan
Zoning adalah pemintakan untuk area-area di dalam lahan perancangan. Zoning adalah
bentuk mikro dari pemilahan/maping/pembagian lahan untuk kebutuhan aktivitas
tertentu.
PRIVATE
SEMI SERVICE
PUBLIC
PUBLIC
• Publik : ruang-ruang yang mudah dijangkau publik, di dalam kegiatannya bukan
bersifat pribadi. Dipilih area yang paling dekat dengan lalu lintas kegiatan sekitar.
• Zoning public adalah ruang yang selain anggota keluraga dapat dengan mudah
memasukinya yaitu ruang tamu, garasi dan teras.
• Semi Publik : adalah ruang-ruang yang agak jauh dari jangkauan publik, namun secara
kebisingan tidak perlu begitu dihiraukan. Hanya orang tertentu saja yang bisa
memasukinya, yaitu ruang keluarga, perpustakaan / ruang baca, ruang olahraga.
• Zoning semi public dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalu lintas kegiatan
sedang. Perancang memilih area ini berada di tengah-tengah lahan perancangan.
• Privat : adalah ruang yang sangat pribadi dan tidak semua orang dapat masuk, hanya
anggota keluarga tertentu saja yang menempatinya yaitu kamar tidur.
• Zoning private membutuhkan ketenangan yang sangat tinggi, dipilih area yang paling
terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan sekitar.
• Servis : adalah zona yang ada pada setiap jenis bangunan karena kebutuhannya yang
vital. Terdiri dari ruang tidur pembantu, ruang mandi pembantu, ruang cuci, ruang
jemur, ruang setrika dan ruang gudang.
• Zona ini fleksible, bisa ditempatkan dimana saja, di area depan lantai bawah, di area
depan lantai atas, di area belakang lantai atas dan sebagainya.
Privat service
Publik