Anda di halaman 1dari 9

HISTOFISIOLOGI KULIT

Sonny J. R. Kalangi

Bagaian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado E-


mail: sonnykalangi@yahoo.com

”Tidak ada mantel ajaib yang dapat dibandingkan dengan kulit dalam
berbagai perannya berupa kedap air, penghangat, tabir surya, pelindung,
pendingin, sensitif terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri, tahan dipakai dan
dapat memperbaiki diri sendiri.”
Prof. R.D. Lockhart
Ahli anatomi terkenal berkebangsaan Skotlandia
(Author of Anatomy of the Human Body)

Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat,
dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama tergantung sifat
epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh
dan ada kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan
kelenjar-kelenjar.

KULIT SEBAGAI ORGAN Struktur kulit


Kulit merupakan organ yang tersusun Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu
dari 4 jaringan dasar: epidermis dan dermis. Epidermis merupa-
1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, kan jaringan epitel yang berasal dari
terutama epitel berlapis gepeng dengan ektoderm, sedangkan dermis berupa
lapisan tanduk. Penbuluh darah pada jaringan ikat agak padat yang berasal dari
dermisnya dilapisi oleh endotel. mesoderm. Di bawah dermis terdapat
Kelenjar-kelenjar kulit merupakan selapis jaringan ikat longgar yaitu hipo-
kelenjar epitelial. dermis, yang pada beberapa tempat
2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, terutama terdiri dari jaringan lemak.
seperti serat-serat kolagen dan elastin,
Epidermis
dan sel-sel lemak pada dermis.
3. Jaringan otot dapat ditemukan pada Epidermis merupakan lapisan paling
dermis. Contoh, jaringan otot polos, luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis
yaitu otot penegak rambut (m. arrector gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis
pili) dan pada dinding pembuluh darah, hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak
sedangkan jaringan otot bercorak mempunyai pembuluh darah maupun limf;
terdapat pada otot-otot ekspresi wajah. oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen
4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis.
yang dapat ditemukan pada kulit berupa Epitel berlapis gepeng pada epidermis
ujung saraf bebas dan berbagai badan ini tersusun oleh banyak lapis sel yang
akhir saraf. Contoh, badan Meissner dan disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap
badan Pacini. diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam

S12
Kalangi; Histofisiologi Kulit S13

Gambar 1. Struktur kulit. Sumber: Kessel RG, 1998.

Gambar 2. Lapisan-lapisan dan apendiks kulit. Diagram lapisan kulit memperlihatkan saling
hubung dan lokasi apendiks dermal (folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea).
Sumber: Mescher AL, 2010.
S14 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20

lapis basal yang secara berangsur digeser ke superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh
permukaan epitel. Selama perjalanan-nya, adalah luka, dan regenerasinya dalam
sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan keadaan normal cepat.
mengumpulkan filamen keratin dalam
sitoplasmanya. Mendekati permukaan, sel- Stratum spinosum (lapis taju)
sel ini mati dan secara tetap dilepaskan Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis
(terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk sel yang besar-besar berbentuk poligonal
mencapai permukaan adalah 20 sampai 30 dengan inti lonjong. Sitoplasmanya
hari. Modifikasi struktur selama perjalanan kebiruan. Bila dilakukan pengamatan
ini disebut sitomorfosis dari sel-sel epider- dengan pembesaran obyektif 45x, maka
mis. Bentuknya yang berubah pada tingkat
pada dinding sel yang berbatasan dengan
berbeda dalam epitel memungkinkan
sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju
pembagian dalam potongan histologik
yang seolah-olah menghubungkan sel yang
tegak lurus terhadap permukaan kulit.
satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu,
terletak desmosom yang melekatkan sel-sel
dari dalam ke luar, stratum basal, stratum
satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke
spinosum, stratum granulosum, stratum atas bentuk sel semakin gepeng.
lusidum, dan stratum korneum.
Stratum granulosum (lapis berbutir)
Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel
Lapisan ini terletak paling dalam dan gepeng yang mengandung banyak granula
terdiri atas satu lapis sel yang tersusun basofilik yang disebut granula kerato-
berderet -deret di atas membran basal dan hialin, yang dengan mikroskop elektron
melekat pada dermis di bawahnya. Sel- ternyata merupakan partikel amorf tanpa
selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikro-
jika dibanding ukuran selnya, dan filamen melekat pada permukaan granula.
sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini
biasanya terlihat gambaran mitotik sel, Stratum lusidum (lapis bening)
proliferasi selnya berfungsi untuk
regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan
bermigrasi ke arah permukaan untuk sel gepeng yang tembus cahaya, dan agak
memasok sel-sel pada lapisan yang lebih eosinofilik. Tak ada inti maupun organel

Gambar 3. Lapisan-lapisan epidermis kulit tebal. Sumber: Mescher AL, 2010.


Kalangi; Histofisiologi Kulit S15

pada sel-sel lapisan ini. Walaupun ada tirosin dan enzim tirosinase. Melalui
sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini serentetan reaksi, tirosin akan diubah
adhesi kurang sehingga pada sajian menjadi melanin yang berfungsi sebagai
seringkali tampak garis celah yang tirai penahan radiasi ultraviolet yang
memisahkan stratum korneum dari lapisan berbahaya.
lain di bawahnya.
Sel Langerhans
Stratum korneum (lapis tanduk) Sel Langerhans merupakan sel
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan dendritik yang bentuknya ireguler,
sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta ditemukan terutama di antara keratinosit
sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel- dalam stratum spinosum. Tidak berwarna
sel yang paling permukaan merupa-kan baik dengan HE. Sel ini berperan dalam
sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang respon imun kulit, merupakan sel
selalu terkelupas. pembawa-antigen yang merangsang reaksi
hipersensitivitas tipe lambat pada kulit.
Sel-sel epidermis
Sel Merkel
Terdapat empat jenis sel epidermis,
yaitu: keratinosit, melanosit, sel Jumlah sel jenis ini paling sedikit,
Langerhans, dan sel Merkel. berasal dari krista neuralis dan ditemukan
pada lapisan basal kulit tebal, folikel
Keratinosit rambut, dan membran mukosa mulut.
Merupakan sel besar dengan cabang
Keratinosit merupakan sel terbanyak
sitoplasma pendek. Serat saraf tak
(85-95%), berasal dari ektoderm
bermielin menembus membran basal,
permukaan. Merupakan sel epitel yang
melebar seperti cakram dan berakhir pada
mengalami keratinisasi, menghasilkan
bagian bawah sel Merkel. Kemungkinan
lapisan kedap air dan perisai pelidung
badan Merkel ini merupakan mekano-
tubuh. Proses keratinisasi berlangsung 2-3
minggu mulai dari proliferasi mitosis, reseptor atau reseptor rasa sentuh.
diferensiasi, kematian sel, dan
pengelupasan (deskuamasi). Pada tahap Dermis
akhir diferensiasi terjadi proses penuaan sel
diikuti penebalan membran sel, kehilangan Dermis terdiri atas stratum papilaris
inti organel lainnya. Keratinosit merupakan dan stratum retikularis, batas antara kedua
sel induk bagi sel epitel di atasnya dan lapisan tidak tegas, serat antaranya saling
derivat kulit lain. menjalin.

Melanosit Stratum papilaris


Melanosit meliputi 7-10% sel Lapisan ini tersusun lebih longgar,
epidermis, merupakan sel kecil dengan ditandai oleh adanya papila dermis yang
cabang dendritik panjang tipis dan berakhir 2
jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm .
pada keratinosit di stratum basal dan Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada
spinosum. Terletak di antara sel pada daerah di mana tekanan paling besar,
stratum basal, folikel rambut dan sedikit seperti pada telapak kaki. Sebagian besar
dalam dermis. Dengan pewarnaan rutin papila mengandung pembuluh-pembuluh
sulit dikenali. Dengan reagen DOPA (3,4- kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di
dihidroksi-fenilalanin), melanosit akan atasnya. Papila lainnya mengandung badan
terlihat hitam. Pembentukan melanin terjadi akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner.
dalam melanosom, salah satu organel sel Tepat di bawah epidermis serat-serat
melanosit yang mengandung asam amino kolagen tersusun rapat.
S16 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20

Stratum retikularis Warna kulit


Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Warna kulit ditentukan oleh tiga faktor,
Berkas-berkas kolagen kasar dan sejumlah yaitu: pigmen melanin berwarna coklat
kecil serat elastin membentuk jalinan yang dalam stratum basal, derajat oksigenasi
padat ireguler. Pada bagian lebih dalam, darah dan keadaan pembuluh darah dalam
jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di dermis yang memberi warna merah serta
antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar pigmen empedu dan karoten dalam lemak
keringat dan sebasea, serta folikel rambut. subkutan yang memberi warna kekuningan.
Serat otot polos juga ditemukan pada Perbedaan warna kulit tidak berhubungan
tempat-tempat tertentu, seperti folikel dengan jumlah melanosit tetapi disebabkan
rambut, skrotum, preputium, dan puting oleh jumlah granul -granul melanin yang
payudara. Pada kulit wajah dan leher, serat ditemukan dalam keratinosit.
otot skelet menyusupi jaringan ikat pada
dermis. Otot-otot ini berperan untuk
ekspresi wajah. Lapisan retikular menyatu PENYEMBUHAN LUKA KULIT
dengan hipodermis/fasia superfisialis di
Penyembuhan luka adalah suatu proses
bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang
dinamik kompleks yang menghasilkan
banyak mengandung sel lemak.
pemulihan terhadap kontinuitas anatomik
Sel-sel dermis dan fungsi jaringan setelah terjadi
perlukaan. Penyembuhan luka dibagi dalam
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. tiga tahap yang saling berhubungan dan
Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan tumpang tindih dalam waktu terjadinya,
ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit yaitu: 1) peradangan; 2) pembentukan
makrofag dan sel mast. jaringan (proliferasi); dan 3) remodeling
jaringan.
Hipodermis Salah satu tujuan utama tubuh pada
proses perbaikan luka kulit ialah
Sebuah lapisan subkutan di bawah
mengembalikan fungsi kulit sebagai sawar
retikularis dermis disebut hipodermis. Ia
fungsional. Reepitelisasi luka kulit dimulai
berupa jaringan ikat lebih longgar dengan
24 jam setelah luka melalui pergerakan sel-
serat kolagen halus terorientasi terutama
sel epitel dari tepi bebas jaringan melintasi
sejajar terhadap permukaan kulit, dengan
defek dan dari struktur folikel rambut yang
beberapa di antaranya menyatu dengan
masih tersisa pada dasar luka partial
yang dari dermis. Pada daerah tertentu,
thickness.
seperti punggung tangan, lapis ini Sel-sel epitel berubah bentuk baik
meungkinkan gerakan kulit di atas struktur secara internal dan eksternal untuk
di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat memudahkan pergerakan. Metamorfosis
yang masuk ke dermis lebih banyak dan selular ini meliputi retraksi tonofilamen
kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak intrasel, disolusi desmosom intersel dan
lebih banyak daripada dalam dermis. hemi-desmosom membran basal, serta
Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan pembentukan filamen aktin sitoplasma
keadaan gizinya. Lemak subkutan perifer. Sel-sel epidermis pada tepi luka
cenderung mengumpul di daerah tertentu. cenderung kehilangan polaritas apiko-basal
Tidak ada atau sedikit lemak ditemukan dan menjulurkan pseudopodia dari tepi
dalam jaringan subkutan kelopak mata atau basolateral bebas ke dalam luka.
penis, namun di abdomen, paha, dan Pola pasti dari migrasi epidermis yang
bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm mengalami regenerasi ini belum diketahui,
atau lebih. Lapisan lemak ini disebut tetapi kemungkinan berupa migrasi sel
pannikulus adiposus. tunggal melintasi permukaan luka dengan
Kalangi; Histofisiologi Kulit S17

mekanisme “lompat-katak” (leap-frogging) rambut luar, (2) lapis Huxley, terdiri atas
atau “jejak-traktor” (tractor tread). dua atau tiga baris sel-sel gepeng, (3)
kutikula sarung akar rambut dalam, terdiri
atas sel-sel pipih mirip sisik tersusun mirip
RAMBUT
genteng dengan tepi bebasnya mengarah ke
Batang rambut merupakan struktur bawah.
keratin keras yang dihasilkan oleh Pada permulaan perkembangan semua
bangunan epitelial berbentuk kantung yaitu sel pada folikel aktif bermitosis akan tetapi
folikel rambut. Pada ujung basal folikel kemudian setelah folikel terdiferensiasi
melebar melingkari papila pili terdiri atas sempurna hanya sel-sel bagian bawah
jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf bulbus, yaitu sel matriks, yang tetap aktif
yang penting bagi kelangsungan hidup bermitosis. Sel-sel tersebutlah yang akan
folikel rambut; bagian yang melebar mengisi berbagai bagian rambut, yaitu
disebut bulbus pili. Sel-sel terdalam pada medula, korteks, dan kutikula.
bulbus, yang meliputi papila pili
menghasilkan batang rambut yang akan Medula rambut
muncul ke permukaan kulit. Sel-sel yang
Medula rambut terletak paling tengah,
membungkus bulbus merupakan lanjutan
biasanya terlihat lebih terang daripada
sel-sel stratum basal dan spinosum
bagian lain. Sel-selnya berbentuk poli-
epidermis kulit. Sel-sel tersebut terus-
gobal, tersusun jarang satu sama lain. Di
menerus mengalami mitosis dan meng-
dalam sitoplasmanya dapat terlihat sedikit
hasilkan berbagai selubung selular bagi
rambut. Sel-sel papila memiliki sifat pigmen melanin. Perlu diperhatikan bahwa
induktif terhadap aktivitas folikel, dan tidak semua rambut mempunyai medula.
nutrien dari kapilernya adalah esensial
untuk fungsi normalnya. Sel-sel epitel yang
membungkus papila dapat disamakan
dengan sel-sel stratum basal pada
epidermis, dan mereka membentuk matriks
rambut. Pada dasarnya proliferasinya
berfungsi menumbuhkan rambut.

Folikel rambut
Folikel rambut dikelilingi pema-datan
komponen fibrosa dermis. Di antara
komponen tersebut dengan epitel folikel
terdapat membran vitrea non-seluler, yang
merupakan membran basal sangat tebal dari
lapis luar epitel folikel, yang disebut sarung
akar rambut luar. Pada bagian bulbus pili,
sarung akar rambut luar ini hanya setebal
satu sel sesuai stratum basal epidermis.
Mendekati permukaan kulit, tebalnya
beberapa lapis sel dan memiliki strata
menyerupai epidermis kulit tipis.
Lapis-lapis konsentris berikut dari
folikel adalah sarung akar rambut dalam, Gambar 4. Gambar skematik rambut,
yang memiliki tiga komponen: (1) lapis memperlihatkan folikel rambut, termasuk m.
Henle, selapis sel gepeng yang melekat erat arrector pili dan kelenjar sebasea. Sumber:
pada sel-sel paling dalam dari sarung akar Mescher AL, 2010.
S18 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20

terjadi secara siklis, tidak kontinu. Periode


tumbuh dan istirahatnya tergantung tempat-
nya pada tubuh. Rambut kepala mempu-
nyai siklus pertumbuhan sepanjang 2-3
tahun sebelum memasuki masa istirahat
selama 3-4 bulan. Pada bagian tubuh
lainnya misalnya bulu mata, siklus
pertumbuhan jauh lebih singkat 1-2 bulan
diikuti masa istirahat 3-4 bulan. Folikel
rambut biasanya berada dalam tahap yang
berbeda-beda, sehingga pergantian rambut
terjadi tanpa disadari.
Hormon kelamin laki-laki (androgen)
dari testis dan korteks adrenal mempunyai
pengaruh langsung pada pertumbuhan
rambut pada wajah, aksila, dan pubis. Anak
lelaki yang dikebiri sebelum pubertas tak
memiliki pertumbuhan rambut yang normal
seperti yang terdapat pada laki-laki,
sedangkan kekerapan mencukur dan
memotong rambut tidak mempunyai
pengaruh yang jelas pada pertumbuhan
rambut.
Gambar 5. Mikrograf memperlihatkan medula
Apabila folikel berhenti tumbuh,
dan korteks pada akar rambut yang terpotong
longitudinal serta sarung akar rambut. Sumber: rambut berhenti tumbuh, terputus dari
Mescher AL, 2010. bulbus dan akhirnya rontok. Diduga
kebotakan diakibatkan oleh adanya
testosteron (hormon kelamin laki-laki).
Korteks rambut Kebotakan bersifat herediter dan
Korteks rambut merupakan bagian predisposisi genetik ini baru timbul bila
terbesar rambut, mengandung beberapa terdapat hormon kelamin laki-laki; terbukti
lapisan konsentris yang terdiri atas sel pada sida-sida (laki-laki yang dikebiri)
panjang terkeratinisasi. Melanin biasanya meskipun mempunyai gen kebotakan tidak
terjepit di antara dan di dalam sel-sel ini, akan terjadi kebotakan.
sehingga mewarnai rambut.
Warna rambut
Kutikula rambut Warna rambut disebabkan oleh adanya
Kutikula rambut merupakan bagian pigmen melanin yang dibentuk oleh
paling luar akar dan batang rambut melanosit pada bulbus pili. Adanya ber-
mengandung sel-sel paling tipis, mirip bagai macam warna asli rambut disebabkan
sisik, dengan ujung bebas ke arah ujung oleh perbedaan jumlah melanin dan
distal. Sel-sel yang menyusun kutikula perbedaan jenis melanin, yaitu eumelanin
rambut sangat pipih, saling berselisip, dan (pigmen coklat-kehitaman) dan pheomela-
berhimpitan dengan sel-sel kutikula sarung nin (pigmen merah hingga kuning).
akar rambut dalam, sehingga sulit Timbulnya uban disebabkan oleh dua
dibedakan satu sama lain. faktor: 1) melanosom pada bulbus kehi-
langan kemampuan menyintesis tirosinase,
Pertumbuhan rambut enzim penting untuk sintesis melanin; 2)
Pertumbuhan dan pergantian rambut batang dan bulbus rambut mengandung
Kalangi; Histofisiologi Kulit S19

lebih banyak vakuola udara sehingga pubertas. Kelenjar bergetah lilin seperti
granula melanin jadi tersebar. kelenjar serumen dan kelenjar Moll juga
tergolong kelenjar ini. Baik kelenjar
KELENJAR SEBASEA merokrin maupun apokrin dilengkapi
dengan sel mioepitel (Gambar 7).
Kelenjar sebasea atau kelenjar rambut
merupakan kelenjar holokrin yang terdapat
pada seluruh kulit yang berambut. Hampir
semua kelenjar sebasea bermuara ke dalam
folikel rambut kecuali yang terdapat pada
puting susu, kelopak mata, glans penis,
klitoris, dan labium minus. Kelenjar
sebasea yang berhubungan dengan folikel
rambut biasanya terdapat pada sisi yang
sama dengan otot penegak rambut (m.
arrector pili) (Gambar 6).

Gambar 7. Kelenjar keringat merokrin (S).


Sumber: Mescher AL, 2010

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 6. Kelenjar sebasea (S) yang berhu-
bungan dengan folikel rambut (H). Sumber: 1. Bergman RA, Afifi KA, Heidger Jr PM.
Mescher AL, 2010. Histology. Philadelphia: W.B. Saunders
Company; 1996.
2. Bergman RA, Afifi KA, Heidger Jr PM.
KELENJAR KERINGAT Histology. Philadelphia: W.B. Saunders
Company; 1996.
Kelenjar keringat ada dua jenis, yaitu 3. Calvin M. Cutaneous wound repair. Wounds
kelenjar keringat merokrin dan apokrin, 1998;10:12-32.
yang berbeda cara sekresinya. Kelenjar 4. Clark RAF. Cutaneous tissue repair: Basic
merokrin bergetah encer (banyak biologic considerations. I. J Am Acad
mengandung air), terdapat di seluruh Dermatol. 1985;13:701-25.
permukaan tubuh kecuali daerah yang 5. Cormack DH. Ham’s Histology (Ninth
Edition). Philadelphia: JB Lippincott
berkuku; fungsinya menggetahkan keringat
Company; 1987.
yang berguna untuk ikut mengatur suhu 6. Fawcett DW. Bloom and Fawcett: A
tubuh. Kelenjar apokrin hanya terdapat Textbook of Histology (Twelfth
pada kulit daerah tertentu, misalnya areola Edition). New York: Chapman & Hall;
mamma, ketiak, sekitar dubur, kelopak 1994.
mata, dan labium mayus. Kelenjar ini 7. Gartner LP, Hiatt JL. Color Textbook of
bergetah kental dan baru berfungsi setelah Histology (Third Edition). Philadelphia:
S20 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20

Saunders Elsevier; 2007. 11. McKenzie JC, Klein RM. Basic Concepts
8. Kessel RG. Basic Medical Histology. The in Cell Biology and Histology. A
biology of Cells, Tissues, and Organs. Student’s Survival Guide. New York:
New York: Oxford University Press; McGraw-Hill; 2000.
1998. 12. Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology
9. Kirsner RS, Eaglstein WH. The wound Text & Atlas. New York: McGraw Hill
healing process. Dermatol Clin. Medical; 2010.
1993;11:629-40. 13. Ross MH, Pawlina W. Histology a Text
10. Lazarus GS, Cooper DM, Knighton DR, and Atlas (Sixth Edition). Philadelphia:
Margolis DJ, Pecoraro RE, Wolters Kluwer Lippincott Williams &
Rodeheaver G, et al. Definition and Wilkins; 2011.
guiedelines for assessment of wounds 14. Singer AJ, Clark RAF. Cutaneous wound
and evaluation of healing. Arch healing. N Engl J Med. 1999;341:738-
Dermatol. 1994;130:489-93. 46.

Anda mungkin juga menyukai