Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu yang mengakibatkan


ekologi,kerugian kehidupan manusia,serta memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar
( Depkes RI ,2001 )
Bencana merupakan setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,gangguan
ekologis,hilangnya nyawa manusia,atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat
atau wilayah yang terkena (WHO,2001).
Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi
kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa
manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan
dasar (BAKORNAS PBP).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah bencana yang terjadi di sumatera utara?
2. Bagaimana penanggulangan bencana dibidang kesehatan ?
3. Apa upaya yang dilakukan dalam penanggulangan Bencana?
4. Bagaimana Undang-undang dalan penanggulangan Bencana?
5. Bagaimana kebijaksanaan yang dilakukan dalam pelayanan medik penanggulangan
bencana?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengerti tentang sistem penanggulangan bencana dan menambah
wawasan sehingga turut dalam upaya penanggulangan bencana.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Macam-macam bencana yang terjadi di Sumatera Utara

A.Banjir

Banjir adalah bencana alam yang diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi dengan
tidak diimbangi dengan saluran-saluran pembuangan air yang memadai, sehingga banjir
dapat merendam berbagai wilayah-wilayah yang cukup luas. Pada umumnya banjir terjadi
karena luapan sungai yang tidak mampu menghadang derasnya air yang datang sehingga
menyebabkan jebolnya sistem perairan disuatu daerah.Banjir juga diakibatkan oleh manusia
itu sendiri karena membuang sampah sembarangan ke saluran-saluran pembuangan air dan
menebang pohong-pohon secara liar, pohon bermanfaat sebagai penyerap air dikala
datangnyahujan.

2
B.Tanah Longsor

Longsor atau disebut juga gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum longsor bisa terjadi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan
faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material
itu sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Bencana longsor terjadi karena setelah hujan yang cukup lebat dan tanah tersebut
tidak sama sekali ditumbuhi tanaman maka terjadilah longsor itu.Tanaman berguna untuk
menahan tanah-tanah agar tidak mudah longsor atau terseret. Ada juga bencana longsor yang
terjadi secara alami, karena memang tanah yang kurang padat, curah hujan yang cukup tinggi
dan kemiringan yang cukup curam.

C. Gunung Meletus

Gunung meletus bisa terjadi karena endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti itulah gunung berapi bisa
terbentuk. Letusan gunung berapi bisa merenggut korban jiwa dan menghabiskan harta benda

3
yang besar.Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sangat dahsyat karena
diakibatkan meningkatnya aktivitas magma yang ada dalam perut bumi.Jika gunung akan
meletus maka dapat dideteksi dengan cara melihat aktivitas perkembangannya, mulai dari
siaga, waspada, awas dan hingga puncaknya yaitu meletus.Ketika suatu gunung meletus
maka akan mengeluarkan berbagai macam material-material yang ada di dalam bumi, mulai
dari debu, batu, kerikil, awan panas, kerikil hingga magmanya.Karena waktu terjadinya
gunung meletus dapat diprediksi, maka bisa diberi peringatan kepada warga agar segera
mengungsi ke tempat yang lebih aman.Magma adalah cairan panas yang keluar dari dalam
perut bumi dengan suhu yang sangat tinggi, diperkirakan lebih dari 1000 derajat celcius.
Magma yang sudah keluar dalam perut bumi disebut lava.

D. Puting Beliung
Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang
bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut
angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan
masih ada sebutan lainnya. Angin jenis lain dengan ukuran lebih besar yang ada di Amerika
yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini
dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang
terlewati terangkat dan terlempar.

2.2 Penanggulangan Bencana Di Bidang Kesehatan


 Sanitasi darurat
Kegiatannya adalah penyediaan serta pengawasan air bersih dan jamban,kualitas tempat
pengungsiannya,serta pengaturan limbah sesuai dengan standar kekurang jumlah maupun
kualitas sanitasi ini akan meningkatkan resiko penularan penyakit.
 Pengendalian vector
Bila tempat pengungsian dikategorikan tidak ramah,maka kemungkinan terdapat banyak
nyamuk dan vector lain. Maka kegiatan pengendalian vector terbatas sangat diperlukan baik
dalam bentuk spraying atau fogging,larva siding maupun manipulasi lingkungan.

4
 Pengendalian penyakit
Bila terdapat laporan diketahui terdapat peningkatan kasus penyakit, terutama yang
berpotensi KLB, maka harus dilakukan pengendalian melalui intensifikasi penatalaksanaan
kasus serta penanggulangan faktor resikonya umumnya penyakit yang memerlukan perhatian
adalah diare dan ISPA.

 Surveillances epidemiologi
Survey epidemiologi yang harus diperoleh dalam hal ini adalah
 Reaksi sosial
 Penyakit menular
 Perpindahan penduduk
 Pengaruh cuaca
 Makanan dan gizi
 Persediaan air dan sanitasi
 Kesehatan jiwa
 Kerusakan infrastruktur kesehatan

2.3 Upaya Penanggulangan Bencana


Upaya-upaya yang dilakukan untuk penanggulangan bencana bidang kesehatan :

1. Bantuan pelayanan medik.


o Mobilisasi tenaga kesehatan untuk membantu pelayanan medis spesialistik
yang tidak tersedia di lokasi bencana.
o Mobilisasi obat dan alat kesehatan.
o Mendirikan alat kesehatan yang statis dan mobile.
o Pengobatan gratis bagi semua pelayanan kesehatan.
o Mendirikan rumah sakit lapangan jika fasilitas RS di lokasi bencana terkena
dampak bencana.

5
2. Bantuan Pelayanan Gizi
o Promotif yaitu dengan cara menurunkan tim konselor, seperti memberikan
dukungan kepada para ibu agar tetap care pada anaknya, dengan tetap
memberikan ASI sebagai sebagai sumber gizi paling optimal bagi bayi dan
BADUTA (Bawah Dua Tahun).
o Kuratif yaitu dengan memberikan bantuan pangan terhadap korban bencana
umumnya populasi berisiko yaitu pada bayi dan Balita, dengan memberikan
MP.ASI.
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
o Penyediaan, pengawasan dan perbaikan kualitas air.
o Tempat penampungan pengungsi
o Pembuangan kotoran
o Pembuangan sampah
o Pembuangan limbah
o Pengendalian Vektor
o Sanitasi makanan.
4. Upaya Surveilans Epidemiologi
5. Upaya Imunisasi
o Tetap melaksanakan program imunisasi di lokasi bencana.
o melaksanakan imunisasi terhadap penyakit yang berisiko terjadinya KLB.
seperti Tetanus Toxoid dan Campak.
6. Bantuan pelayanan Obat dan Alat Kesehatan.
o Memegang prinsip cepat, tepat dan sesuai kebutuhan.

2.4 Undang-Undang Penanggulangan Bencana

1. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.


Keputusan Presiden RI No.43 Tahun 1990 Tentang Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana di Indonesia.
2. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat / Ketua Badan
Koordinasi nasional penanggulangan bencana No.11 /KEP/Kesra/IX/1997,
Tentang Sekretariat BadanKoordinasi Nasional Penanggulangan Bencana.

6
3. Keputusan MenKes RI No.448/Menkes/SK/VI/1993Tentang PembentukanTim
4. Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana di Setiap Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 28/Menkes/S K/I/I 99 Tentang Petunjuk
PelaksanaanUmum Penanggulangan Medik Korban Bencana.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 594/Menkes/SK/VI/1995 Tentang
Pembentukan Pusat penanggulangan krisis akibat bencana (crisis center ) di
lingkungan departement kesehatan
7. Undang – undang No. 24 Tahun 2007 Tentang penanggulangan bencana

2.5 Kebijaksanaan Umum

Berbagai kebijaksanaan umum yang ditetapkan dalam pelayanan medik penanggulangan


bencana adalah:

A. Dalam pelayanan medik penanggulangan bencana kita gunakan sarana dan


prasarana pelayanan yang ada, hanya intensitas kerja ditingkatkan.
B. Pelayanan medik penanggulangan bencana dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap :

1.Tahap persiapan/tahap pra-bencana. Pada tahap ini dilaksanakan :

 Inventarisasi lokasi kemungkinan terjadinya bencana.


 Inventarisasi sumber daya yang tersedia.
 Penyusunan Prosedur Tetap
 Pelatihan setiap petugas yang kemungkinan terlibat (gladi posko, gladi lapangan)
 Koordinasi sektor lain terkait.
Mempersiapkan sarana/prasarana sesuai Prosedur Tetap.

2. Tahap Terjadinya Bencana. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah:

 Eskalasi Pelayanan Gawat Darurat sehari -hari menjadi Pelayanan Gawat


Darurat Bencana.
 Melaksanakan Penilaian Kebutuhan dan dampak kesehatan secara cepat,
sebagai data dasar untuk program bantuan kesehatan, monitoring, dan evaluasi.

7
3.Tahap Pasca Bencana. Kegiatan yang dilaksanakan :

 Upaya pemantauan dan pencegahan : dampak bencana sekunder (KLB)


kualitas lingkungan hidup.
 Penyediaan kebutuhan pokok bagi penduduk di penampungan sementara (air ber
sih,makanan, dan pelayanan kesehatan dasar)

8
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu yang mengakibatkan
ekologi,kerugian kehidupan manusia,serta memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar
( Depkes RI ,2001 )serta, penanggulangan bencana di bidang kesehatan terdiri dari:
sanitasi darurat, pengendalian darurat,pengendalian penyakit dan surveillances
epidemiologi.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk penanggulangan bencana bidang kesehatan :

1. Bantuan layanan medik


2. Bantuan pelayanan gizi.
3. Upaya kesehatan lingkungan
4. Upaya surveillans epidemiologi
5. Upaya imunisasi
6. Bantuan pelayanan obat dan alat kesehatan

3.2 Saran
Makalah ini masih belum sempurna , maka disarankan kepada pembaca kiranya
dapat mempelajari dan mengetahui upaya dalam penanggulangan bencana. Dengan
demikian dapat turut dalam pengendalian dini bencana yang akan terjadi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://bpbd.jakarta.go.id/education/detail/87

https://www.researchgate.net/publication/309755820_manajemen_penanggulangan_bencana_
banjir_puting_beliung_dan_tanah_longsor_di_kabupaten_jombang

https://www.bnpb.go.id/evaluasi-penanganan-bencana-banjir-bandang-sentani

https://www.liputan6.com/news/read/3870671/11-macam-macam-bencana-alam-dan-
penjelasannya-yang-terjadi-di-indonesia

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-bencana-alam.html

10

Anda mungkin juga menyukai