Anda di halaman 1dari 22

ASKEP ACNE

VULGARIS

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
DEFINISI

Acne vulgaris atau yang sering dikenal dengan sebutan jerawat


merupakan gangguan inflamatorik pada kelenjar sebasea dan
masalah kulit yang paling umum dialami remaja, namun lesi juga
bisa muncul saat penderita berusia 8 tahun. Walaupun lebih sering
terjadi dan lebih parah dialami anak lelaki daripada anak
perempuan, akne (jerawat) yang dialami perempuan biasanya
muncul lebih awal dan cenderung berlangsung lebih lama, kadang-
kadang hingga penderita menginjak masa dewasa
EPIDEMIOLOGI

Hampir setiap orang pernah


mengalami penyakit ini,
maka sering dianggap
sebagai penyakit kulit yang
timbul secara fisiologi,
umumnya insiden terjadi
pada umur 14-17 tahun pada
wanita dan 16-19 tahun pada
pria dan pada masa itu lesi
yang predominan adalah
komedo dan papul dan
jarang terlihat lesi beradang.
ETIOLOGI

1. Sabun merupakan factor utama penyebab timbulnya akne .Akne yang


keras selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak .
2. Bakteri, Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah
Corynebacterium acnes,staphylococcus epidermis,
3. Herediter, Berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit (kelenjar
sebasea) Bila orang tua mempunyai parut bekas acne kemungkinan
besar anaknya akan menderita acne.
4. Hormon, Hormon androgen memegang peranan yang penting karena
kelenjar palit sangat sensitive terhadap hormon ini .Hormon androgen
berasal dari kelenjar adrenalin yang menyebabkan kelenjar palit
bertambah besar dan produksi sebum meningkat.
LANJUTAN.......

5. Iklim, Akne bertambah hebat


pada musim dingin sebaliknya
kebanyakanmembaik pada
musim panas.
6. Psikis, Pada beberapa
penderita ,stress dan gangguan
emosi dapat menyebabkan
eksaserbasi acne.
7. Kosmetika, Pemakaian bahan
kosmetika tertentu ,secara terus
menerus dapat menyebabkan
acne ringan.
KLASIFIKASI

 Jerawat klasik (jerawat biasa): tampilannya mudah dikenali yaitu tonjolan


kecil berwarna pink atau kemerahan , kulit memproduksi minyak yang
menjadi tempat berkembang biaknya bakteri akibatnya pori-pori tersumbat
karena terinfeksi oleh bakteri.
 Cystic acne (jerawat batu) Bentuknya besar dengan tonjolan yang meradang
hebat, berkumpul hampir diseluruh area wajah , ini terjadi karena kelenjar
minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan minyak dan
terjadi penyumbatan pada duktus pilosebaseus yang menyalurkan sebum.
LANJUTAN......

• Komedo
Terdiri atas 2 jenis:
1. Komedo yang terbuka (blookhead) terlihat seperti pori-pori yang membesar dan
menghitam (yang berwarna hitam tersebut adalah penyumbatan pori-pori yang
berubah warna karena akumulasi lipid, bakteri serta debris epitel ).
2. Komedo yang tertutup (whitehead) : adanya penumpukan sebum dibawah kulit
sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil.
Agne dibagi menjadi beberapa derajat :
 Derajat I: memiliki komedo , papula atau pustula yang kurang dari 10 buah pada
salah satu sisi wajah.
 Derajat II: 10 hingga 20 buah komedo, papula atau pustula.
 Derajat III: 25 hingga 50
 Derajat IV: lebih dari 50
PATOFISIOLOGI

Selama usia kanak –kanak, kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada hakekatnya
tidak berfungsi, kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin, khususnya hormon
- hormon androgen. Dalam usia pubertas, hormon androgen menstimulasi kelenjar
sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta mensekresikan suatu
minyak alami ,yaitu sebum yang merembas naik hingga puncak folikel rambut
dan mengalir keluar pada permukaan kulit.
Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgen akan meningkatkan daya
responsive kelenjar sebasea sehingga akne terjadi ketika duktus pilosebaseus
tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan bertumpuk ini akan membentuk komedo.
MANIFESTASI
KLINIS

Manifestasi klinik dari akne fulgaris ditandai dengan empat tipe dasar
lesi : Komedo terbuka dan tertutup, papula, pustule dan lesi nodulo
kistik. Tempat predileksi akne vulgaris yaitu pada muka, bahu, dada
bagian atas, punggung bagian atas, leher, dan lengan atas, kadang terkena
erupsi kulit polimorfi. akne vulgaris dapat disertai gatal dan nyeri.
Komedo merupakan gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar
yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam
mengandung unsur melanin sehingga disebut komedo hitam, sedang bila
berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengadung
unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup.
PENATALAKSANAAN

Pengobatan akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara memberikan obat topical, sistemik,
dan pembedahan.
 Pengobatan topical
Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat
penyembuhan lesi
 Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik disamping
juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan keseimbangan hormonal.
 Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut
akibat akne vulgaris yang berat. Tindakan ini dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh.
PENCEGAHAN

 Cuci selalu wajah pagi dan malam dengan


pembersih mengandung salicylic-acid untuk
mengelupas sel kulit mati. Atau scrub kulit
wajah minimal seminggu sekali. Bawalah
selalu kertas penyerap minyak untuk
menyerap kelebihan minyak di wajah.
Gunakan juga masker untuk kulit berminyak
seminggu sekali.
 Untuk membunuh bakteri penyebab jerawat,
gunakan sabun muka yg mengandung
benzoyl-peroxida, atau sabun sulfur. Dan
gunakan masker anti bakteri/jerawat
seminggu sekali. Kalau obat-obat jerawat yg
dijual bebas tidak mempan, mintalah ke
dokter kulit obat jerawat yg mengandung
vitamin A derivatif seperti Retin-A.
LANJUTAN.....

• Diet rendah lemak.


• Cukup istirahat.
• Penggunaan kosmetik
secukupnya.
• Hindari polusi debu.
• Hindari pemencetan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
ACNE VULGARIS
PENGKAJIAN

1. Aktivitas istirahat
Tanda: perasaan klien gelisah akan keadaan kulitnya

2. Integritas ego
Gejala: ansietas, emosi, kesal
Tanda: menolak perhatian terhadap sekitarnya, Depresi karena memikirkan akan
proses penyembuhan

3. Neurosensori
Gejala: dapat meningkatkan emosional seperti rasa tidak nyaman ,dan gatal
Tanda: perubahan diri, orientasi dan prilaku.

4. Nyeri
Gejala : klien mengeluh nyeri pada akne
Tanda: adanya lesi pada kulit, kemerahan dan edema

5. Interaksi social
Gejala: hubungan dengan orang lain kurang terbina
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan


primer tidak adekuat
2. Nyeri b/d proses peradangan
3. Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang
penyakitnya
5. Ansientas b/d kecacatan
6. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan
kulit
RENCANA
KEPERAWATAN

A. Dx Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak


adekuat
Intervensi:
1. Observasi keadaan luka pasien
2. Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
3. Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang
kontak dengan pasien
4. Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional:
1. Mengetahui keadaan luka pasien
2. Mencegah terpajan organism infeksius
3. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran
infeksi
4. Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
LANJUTAN.....

B. Dx Nyeri b/d proses peradangan


Intervensi:
1. Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)
2. Ajarkan pasien tehnik distraksi, relaksasi
3. Beri posisi yang nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional:
1) Mengetahui derajat nyeri pasien
2) Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
3) Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan
4) Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat
nyeri pasien
LANJUTAN....

C. Dx Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka


Intevensi:
1. Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
2. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan.
3. Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak
terlibat pada perawatan
Rasional:
1) Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya
2) Dukung keluarga dan orang terdekat dapat mempercepat proses
penyembuhan
3) Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan
terapi lebih ketat.
LANJUTAN....

D. Dx Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang


penyakitnya
Intervensi:
1. Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan
pelembab dan pelindung sinar matahari.
2. Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan
penyakitnya.
3. Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan.
Rasional:
1) Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
2) Meningkatkan pengetahuan pasien.
3) Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi
dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal
LANJUTAN......

E. Dx Ansientas b/d kecacatan


Intervensi :
1. Observasi derajat ansietas pasien.
2. Informasikan pasien bahwa perasaannya normal.
3. Berkan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat.
Rasional:
1) Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat.
2) Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan
beberapa perasaan kontrol emosi.
3) Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan
ansietas
LANJUTAN.....

F. Dx Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit


Intervensi :
1. Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar
luka
2. Ubah posisi dengan sering.
3. Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
1) Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
2) Memperbaiki sirkulasi darah.
3) Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat
kerusakan

Anda mungkin juga menyukai