Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

METODE ARTIFICIAL LIFT

4.1. DASAR TEORI


Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara
mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir)
dimana metoda ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu
lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan
produksi. Introduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari :
1. Pompa terdiri dari :
a. Pompa sucker rod
b. Pompa sentrifugal multistage
c. Pompa hidraulik
d. Pompa jet
2. Gas lift, terdiri dari :
a. Continous gas-lift
b. Intermittent gas-lift
3. Chamber lift
4.1.1. Unit Pompa Sucker-rod
4.1.1.1. Peralatan Pompa Sucker-Rod.
Peralatan pompa sucker-rod terdiri dari mesin penggerak mula, peralatan di
atas dan di bawah permukaan.
A. Mesin Penggerak Mula (Prime mover)
Penggerak mula merupakan sumber utama seluruh peralatan pompa sucker
rod di mana bahan bakarnya dapat berupa gas alam yang berasal dari sumur sucker-
rod, solar atau listrik tergantung pada jenis mesin yang digunakan.
B. Peralatan Pompa di atas Permukaan
Fungsi utama dari peralatan-peralatan ini adalah :
a. Memindahkan energi atau tenaga dari prime mover ke unit peralatan pompa
di dalam sumur.

64
65

b. Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi satu gerak bolak-balik
naik turun.
c. Mengubah kecepatan putar prime mover menjadi suatu langkah pemompaan
(stroke per menit, SPM) yang sesuai atau yang diinginkan.
Di dalam industri migas, dikenal ada tiga macam pompa sucker-rod yaitu :
 Konvensional (C).
 Air Balance (B).
 Mark II (M).
dan klasifikasi oleh API RP 11 L adalah sebagai berikut :
X – XXX.X – XXX – XX
1 2 3 4 5
1.Jenis alat permukaan C = Konvensional
M = Mark II
A = Air Balance
2. Peak Torque Rating, ribuan in-lb
3. Gear reducer. D = double
S = single
4. Polished rod rating, ribuan lb
5. Panjang langkah maximum, inchi
Misal : C – 1600 – 173 – 64
Komponen-komponen utama sucker rod dan fungsinya adalah sebagai berikut :
 Gear Reducer.
Merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari
prime mover, gerak putaran prime mover diteruskan ke gear ruducer dengan
menggunakan belt. Di mana belt ini dipasang engine pada prime mover dan unit
sheave pada gear reducer.
 V-Belt
Sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.
 Crank Shaft.
Merupakan poros dari Crank yang berfungsi untuk mengikat Crank pada gear
reducer dan meneruskan gerak.
66

 Counter Balance.
Adalah sepasang pemberat yang fungsinya :
 untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik-turun.
 menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke atau pada saat
Counter Balance menuju ke atas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil
atau minimum.
 membantu prime mover pada saat up-stroke (saat Counter Balance bergerak
ke bawah) sebesar tenaga potensialnya karena kerja prime mover yang
terbesar adalah pada saat up-stroke (pompa bergerak ke atas) di mana
sejumlah minyak ikut terangkat ke atas permukaan.
 Crank.
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan Crank Shaft pada gear
reducer dengan Counter Balance. Pada Crank ini terdapat lubang-lubang
tempat Pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang
diinginkan dapat diatur di sini dengan cara mengubah –ubah Pitman bearing,
apabila kedudukan Pitman bearing ke posisi lubang mendekati Counter
Balance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau sebaliknya
apabila menjauhi jarak antara Crank Shaft sampai dengan Pitman bearing
dengan sebagai Polished stroke lenght yang fungsinya meneruskan gerak
berputar dari Crank Shaft pada gear reducer ke Walking beam melalui Pitman.
 Pitman.
Adalah sepasang tangkai yang menghubungkan antara Crank pada Pitman
bearing. Fungsinya adalah merubah dan meneruskan gerak berputar menjadi
bolak-balik naik turun.
 Walking beam.
Merupakan tangkai horizontal di belakang Horse Head. Fungsinya merupakan
gerak naik turun yang dihasilkan oleh pasangan Pitman-Crank-Counter
Balance ke rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian rod.

 Horse Head.
67

Menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur melalui
Bridle, polish rod dan sucker string atau merupakan kepala dari walking bean
yang menyerupai kepala kuda.
 Bridle.
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang kabel
baja yang disatukan pada carrier bar.
 Carrier bar.
Merupakan alat yang berfungsi sebagai tampat bergantungnya rangkaian rod
dan Polished rod.
 Polished rod Clamp.
Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya untuk mengeraskan
kaitan polish rod pada carrier bar dan tempat di mana dinamo meter (alat
pencatat unit berapa pompa) diletakkan.
 Polished rod.
Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul
dipermukaan. Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod di dalam
sumur dengan perlatan-peralatan di permukaan.
 Suffing box
Dipasang di atas kepala sumur (casing atau Tubing Head) untuk
mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama naik turunnya
polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil pemompaan akan
mengalir ke flowline lewat crosstee. Disamping itu juga berfungsi sebagai
tempat kedudukan polish Head rod sehingga dengan demikian polish rod dapat
bergerak naik turun dengan bebas.
C. Sampson Post
Merupakan kaki penyangga atau penopang walking bean.
D. Saddle Bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking bean pada Sampson Post pada
bagian atas.

E. Equalizer
68

Adalah bagian atau dari Pitman yang dapat bergerak secara leluasa menurut
kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung.
F. Brake
Brake di sini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan,
misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.
G. Peralatan Pompa di dalam sumur
Fungsi peralatan pompa sucker rod di dalam sumur adalah untuk membantu
menaikan fluida sumur ke permukaan melalui Tubing. Unit pompa sucker rod di
dalam sumur terdiri dari :
 Tubing
Seperti halnya peralatan sembur alam, Tubing digunakan untuk mengalirkan
minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa
yang di tempatkan pada ujung Tubing.
 Working barrel
Merupakan tempat di mana Plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan
langkah pemompaan dan menampung minyak sebelum diangkat oleh Plunger
pada saat up stroke.
Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu :
a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol “L”.
b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat, biasanya
jenis ini diberi simbol “H” untuk heavy-wall dan “W” untuk thin-wall.
 Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel dan dapat bergerak
naik turun yang berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi masuk ke
dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui Tubing.
 Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah Working barrel yang berfungsi
memberi kesempatan minyak dari dalam sumur masuk ke Working barrel (pada
saat up-stroke valve terbuka) dan untuk menahan minyak agar tidak keluar dari
Working barrel pada saat Plunger bergerak ke bawah (pada saat down stroke
valve tertutup). Standing valve ini mempunyai peranan yang penting dalam
69

sistem pemompaan, karena effisiensi volumetris pompa sangat tergantung pada


cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing-valve.
 Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari Plunger dan
akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan Plunger.
Fungsinya :
 Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working masuk ke
Plunger, hal ini terjadi pada saat Plunger bergerak ke bawah.
 Menahan minyak pada saat Plunger bergerak ke atas (up-stroke)
sehingga minyak tersebut dapat (dipindahkan) ke Tubing untuk
selanjutnya dialirkan ke permukaan.
 Anchor
Komponen di pasang pada bagian bawah dari pompa, yang berfungsi :
 Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut
masuk ke dalam pompa bersama-sama dengan minyak, karena adanya
gas akan mengurangi efisiensi pompa.
 Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa.
 Mengurangi/menghindari terjadinya Tubing stretch.
Ada dua macam type Gas Anchor :
 Poorman type
Larutan dalam minyak yang masuk ke dalam Anchor akan melepaskan diri
dari larutan (bouyancy effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui
suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah akan dialirkan ke annulus.
Apabila suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu panjang atau
diameternya terlalu kecil, maka akan terjadi pressure lost yang cukup besar
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan PI sumur pompa. Sedangkan
apabila section pipe terlalu pendek, maka proses pemisahan gas kurang
sempurna. Diameter suction pipe terlalu besar menyebabkan ruang annulus
antara dinding Anchor dengan suction pipe menjadi lebih kecil, sehingga
kecepatan aliran minyak besar dan akibatnya gas akan masih terbawa oleh
70

butiran-butiran minyak. Diameter gas Anchor yang terlalu besar akan


menyebabkan penurunan PI sumur pompa.
 Packer type
Minyak masuk melalui ruang dinding Anchor dan suction pipe. Kemudian
minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas Anchor dan ditahan
oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa melalui suction
pipe. Di sini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.
 Tangkai pompa
Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari :
 Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara Plunger dengan peralatan di
permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari
Horse Head ke Plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker rod
dibagi menjadi 2 (dua) :
 berujung box-pin
 berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod
coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering
digunakan berkisar antara 25-30 ft.
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau yang dipilih yang
ringan, artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi dengan syarat tanpa
mengabaikan kelebihan (allowable stress) pada sucker rod tersebut. Sucker
rod yang dipilih dari permukaan, sampai unit pompa di dasar sumur
(Plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat dilakukan/dibuat
kombinasi dari beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang
merupakan kombinasi dari beberapa type dan ukuran tersebut. Disebut
Tappered Rod String.
 Poni rod
Merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari panjang
rod umumnya (25 feet). Fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari
71

sucker rod, apabila tidak mencapai kepanjangan yang dibutuhkan


ukurannya adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet.
 Polished rod
Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang mengubungkan sucker
rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing box.
Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod, yaitu : 1
1/8, 1 ¼, 1 ½, 1 ¾. Panjang Polished rod adalah :8,11,16, 22 feet.
4.1.1.2 Prinsip Kerja Pompa Sucker rod
Gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh sistem
Pitman-Crank assembly, kemudian gerak naik turun ini oleh Horse Head, dijadikan
gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakan Plunger melalui rangkaian
rod. Pada saat up stroke Plunger bergerak ke atas menyebabkan tekanan di bawah
turun. Karena tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa,
akibatnya Standing valve terbuka dan minyak masuk ke dalam barrel. Pada saat
down stroke beban fluida yang ada di dalam barrel dan tekanan yang diakibatkan
oleh naiknya Plunger, maka Standing valve menutup sedangkan Travelling valve
pada Plunger terbuka akibat tekanan minyak yang tidak di dalam barrel, selanjutnya
pada saat up stroke maksimum minyak akan dipindahkan ke dalam Tubing. Proses
ini dikakukan secara berulang-ulang, sehingga minyak dapat mengalir ke
permukaan.

Anda mungkin juga menyukai