Anda di halaman 1dari 14

BAB X

TEKNIK PENYEMENAN

10.1. Pendahuluan
Keberhasilan suatu pekerjaan penyemenan merupakan fungsi dari
kemampuan suatu team dalam pendesainan peralatan penyemenan, persiapan-
persiapan yang harus dilakukan sebelum penyemenan. Selain masalah di atas
teknik penyemenan (primary cementing) harus dilakukan secara tepat dan jika
teknik penyemenan tersebut gagal maka penyemenan perbaikan (squeeze
cementing) harus dilaksanakan, sehingga tercapai tujuan dari penyemenan
tersebut.

10.2. Peralatan Penyemenan


10.2.1. Material Semen
Material yang digunakan dalam kegiatan penyemenan terdiri dari:
 Semen
Portland semen digunakan selama kegiatan sementing berlangsung.
Bahan tersebut halus dan merupakan bubuk yang sangat reaktif.
Portland semen biasanya disimpan dalam silo pada lokasi dimana akan
dilakukan kegiatan penyemnan.
 Air
Fresh water dipakai untuk menyemen sumur di darat, sedangkan sea
water untuk sumur di lepas pantai. Kadang-kadang fresh water sering
tidak berada dalam kondisi yang benar-benar fresh/murni, yang hal ini
bisa juga mempengaruhi kemampuan dari sistem semen.
 Dry cemen additives
Jenis serta sifat-sifatnya ada pada tabel X-1

90
Tabel X-1 Sifat Fisik Dari Berbagai Material

Liquid additive di lepas pantai biasanya digunakan material-material akan


lebih kompatibel, karena peralatan pencampurannya memerlukan ruang yang
lebih kecil.
10.2.2. Peralatan Permukaan
Peralatan dipermukaan terdiri dari :
Mixer
Alat ini pada prinsipnya mempertemukan cement slurry dan air dengan
kecepatan yang sangat tinggi (system jet) melalui suatu venture sehingga
timbul aliran yang menjadikan proses pencampuran menjadi sempurna.
(gamabar 10.1)

91
Gambar 10.1. Jet Mixer Untuk Mencampur Semen dan Air
Menjadi Suspensi Semen

Pompa
Pompa semen dipakai untuk pemompaan bubur semen ke dalam sumur.
Pompa yang biasa dipakai adalah pompa duplex double acting piston atau
single acting triplex pluner pump. Plunger pump adalah biasa dipakai karena
rate slurry yang keluar lebih beragam dengan tekana yang cukup besar.
Kadang-kadang pumping dengan recirculating mixer dijadikan satu dalam
satu kesatuan tempat yang mudah dipindah-pindahkan. Ini disebut sebagai
mobile cementing equipment (gambar 10.2)

92
Gambar 10.2 Pompa Plunger Yang Biasa Didapati Pada
Penyemenan Plug Containers
Plug container sebagai tempat top dan bottom cementing plug yang
diletakkan di atas dan dibawah cement slurry (gambar 10.3)

Gambar 10.3 Cementing Head Untuk Menyimpan Cement


Waper Plug Sebelum Dilepas

93
Casing Cementing Head
Alat ini berfungsi sebagai media penghupung antara pipa penyemenan dari
pompa semen ke casing dan sebagai tempat untuk menepatkan plug (top dan
bottom plug). Dengan adanya casing cementing head ini maka lumpur dapat
disirkulasikan oleh desakan bottom plug sampai ke dasar casing lalu diisikan
bubur semen di atasnya sebelum pendesakan oleh top plug dimulai (gambar
10.4)

Gambar 10.4 Cementing Head/Head Plug Container Untuk


Menyimpan Cement Wipper Plug
Sebelum Dilepas
10.2.3. Peralatan Bawah Permukaan
Peralatan penyemenan dibawah permukaan terdiri dari :
Floating Equipment
Alat ini terdiri dari guide shoe dan float collar. Guide shoe adalah peralatan
yang dipasang pada ujung casing tidak tersangkut selama diturunkan. Guide
shoe yang dilengkapi dengan penahan tekanan balik disebut float shoe.
(gambar 10.5)

94
Gambar 10.5 Berbagai Float-Shod dan Float Collar Untuk
Mencegah Aliran Balik
Wiper Plug
Wiper plug adalah plug yang dipakai untuk membersihkan dinding dalam
casing dari lumpur pemboran. Plug ini dibagi menjadi dua yaitu top plug dan
bottom plug. (gambar 10.6).
Bottom plug berfungsi mendorong lumpur dalam casing sedangkan top plug
dipakai untuk mendesak kolom semen dapat ke tempat lokasi penyemenan.

Gambar 10.6 Wiper Plug Untuk Menyekat Tercampurnya


Semen dan Lumpur
Scrathers
Adalah peralatan pembersih dinding lubang sumur dari mud cake sehingga
semen dapat melekat langsung pada dinding formasi dan dapat dihindarkan
channeling (lubang saluran diantara semen dan formasi). Cara pemakaian alat

95
ini ada beberapa macam yaitu dengan cara diputar (rotating) atau dengan
menarik turunkan (reciprocating).(gambar 10.7)

Gambar 10.7 Scrather Untuk Membersihkan Dinding Lubang Sumur

Centralizer
Centralizer adalah alat untuk menempatkan casing tepat di tengah-tengah
lubang sumur agar diperoleh jarak yang sama antara dinding casing dengan
dinding lubang sumur. Pemasangan alat ini pada casing biasanya dengan cara
dilas (welding). (gambar 10.8)

Gambar 10.8 Centalizer Untuk Membuat Casing di Tengah-Tengah

96
Landing Collar
Berfungsi untuk menyekat dan menangkap liner wiper plug. Mencegah naik
kembali ke atas lubang, menyekat tekanan dari bawah dan mencegar berputar
sewaktu pemboran keluar (drill-out). (gambar 10.9)

Gambar 10.9 Landing Collar


Cementing Basket
Cementing basket digunakan bersama-sama dengan casing atau liner pada
titik dimana terdapat formasi yang porous atau lemah. Guna alat ini adalah
agar cement slurry tidak bercampur dengan batuan formasi yang gugur
(gambar 10.10)
Liner Hanger
Digunakan untuk menggantung liner dan dipasang pada bagian atas liner.
(gambar 10.11)
Liner Packer
Dipasang pada bagian atas liner sebagai penyekat antara liner dan selubung
selama atau setelah penempatan semen (gambar 10.12)

97
Gambar 10.10 Cement Basket Untuk Mencegah Suspensi Semen
Melorot jatuh Kebawah

Gambar 10.11 Liner Hanger

Gambar 10.12 Liner Packer


Packer Bore Receptacle
Biasa disebut polished bore receptacle yang merupakan tabung yang
berdinding tebal dengan berigi dengan TFE untuk mencegah menempelnya
semen ataupun material lainnya, sehingga mengurangi friksi dan korosi.
(gambar 10.13)

98
Gambar 10.13 Packer Bore Receptacle
Pack-off Bushing
Biasanya dimasukkan diantara setting tool dan bagian atas liner hanger
sebagai penyekat antara setting tool dengan liner. Pack-off bushing ada yang
drillable dan yang retrievable. Jenis drillable harus dibor kembali dengan bit
atau mill. Retrievable biasa dipakai pada pemboran dalam, dapat merupakan
bagian dari setting tool dan diambil kembali pada waktu setting tool
dipindahkan dari liner, sehingga dapat menghemat waktu pemboran ke luar.
(gambar 10.14)

Gambar 10.14 Pack-off Bushing

99
Pump Down Plug Dropping Head dan Cementing Manifold
Dihubungkan pada bagian atas pipa bor.manifold digunakan untuk membantu
pada waktu pemompaan lumpur dan semen kedalam pipa bor dan menahan
pump down plug sampai pump down plug dibelakang semen (gambar 10.15)

Gambar 10.15 Pump Down Plug Dropping Head


Liner Wiper Plug
Ditempatka pada bagian bawah setting tool. Pump down plug akan mengikuti
semen sambil membersihkan semen pada liner wiper plug yang kemudian
lepas dari setting tool karena tekanan pompa. Kedua plug ini lalu turun
mengikuti semen sambil membersihkan liner sampai akhirnya tersangkut dan
menempel pada landing collar. (gambar 10.16)

Gambar 10.16 Liner Wiper Plug

100
Liner Setting Tool
Berfungsi untuk menghubungkan pipa bor dengan liner. Setting collar dan
tie-back receptacle atau sleeve. Biasa digabungkan menjadi satu alat.(gambar
10.17)

Gambar 10.17 Liner Setting Tool


Line Swivel
Merupakan alat yang digunakan untuk liner yang tersangkut dalam lubang
terbuka atau dalam lubang yang tidak lurus dimana hanger barrel sukar
berputar. Dengan memakai alat ini liner tidak akan ikut berputar, hanya liner
hanger dan setting tool saja yang berputar. (gambar 10.18)

Gambar 10.18 Liner Swivel

101
10.3. Primary Cementing
Pada primary cementing, penyemenan casing pada dinding lubang sumur
dipengaruhi oleh jenis casing yang akan disemen.
Penyemenan Conductor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi fluida pemboran (lumpur pemboran) terhadap lapisan tanah
permukaan.
Penyemenan Surface casing bertujuan untuk melindungi air tanah agar
tidak tercemar dari fluida pemboran, memperkuat kedudukan surface casing
sebagai tempat dipasangnya alat BOP (Blow Out Preventer), untuk menahan
beban casing yang terdapat dibawahnya dan untuk mencegah terjadinya aliran
fluida pemboran atau fluida formasi yang akan melalui surface casing.
Penyemenan intermediate casing bertujuan untuk menutup tekanan
formasi abnormal atau untuk mengisolasi daerah lost circulation.
Penyemena production casing bertujuan untuk mencegah terjadinya aliran
antar formasi ataupun aliran fluida formasi yang tidak diinginkan, yang akan
memasuki sumur. Selain itu untuk mengisolasi zona produktif yang akan
diproduksikan fluida formasi (perforated completion), dan juga untuk mencegah
terjadinya korosi pada casing yang disebabkab oleh material-material korosif.

10.4. Secondary Cementing atau Remedial Cementing


Setelah operasi khusus semen dilakukan, seperti Cement Bond Logging
(CBL) dan Variable Density Logging (VDL), kemudian didapati kurang
sempurnanya atau ada kerusakan pada primary cementing, maka dilakukanlah
secondary cementing. Secondary cementing dilakukan juga apabila pengeboran
gagal mendapatkan minyak dan menutup kembali zona produksi yang diperforasi.
Secondary sementing dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Squeeze
Cementing, Re-cementing, dan Plug-back cementing.
10.4.1 Squeeze Cementing
Squeeze cementing bertujuan untuk:
 Mengurangi water-oil ratio, water gas ratio, atau gas oil ratio.
 Menutup formasi yang sudah tidak lagi produktif.

102
 Menutup zona lost circulation.
 Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing.
 Memperbaiki primary cementing yang kurang memuaskan.
 Operasi squeeze dilakukan selama operasi pemboran berlangsung,
komplesi maupun pada saat workover.
10.4.2 Re-cementing
Dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang gagal dan
untuk memperluas perlindungan casing di atas top semen.
10.4.3. Plug-Back Cementing
Plug-bacck cementing dilakukan untuk:
 Menutup atau meninggalkan sumur (abandonment well).
 Melakukan directional driling sebagai landasan whipstock, yang
dikarenakan adanya perbedaan compressive strength antara semen dan
formasi maka akan mengakibatkan bit berubah arahnya.
 Menutup zona air di bawah zona minyak agar water-oil ratio
berkurang pada open hole completion.

103

Anda mungkin juga menyukai