Anda di halaman 1dari 10

BANTUAN HIDUP DASA

– Basic Life Support –

Keadaan darurat yang mengancam nyawa bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana pun. Kondisi

ini memerlukan bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk mempertahankan

kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa.

Melakukan bantuan ini kita tidak mempergunakan cairan, obat ataupun terapi kejut listrik. Bantuan

Hidup Dasar atau yang disingkat BHD ini harus dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh

lapisan masyarakat dan tidak terbatas kepada petugas paramedik atau tim medis.

Ketika melaksanakan BHD ini kita berpacu dengan waktu, sebab korban yang akan kita tolong

dalam keadaan terancam nyawanya. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang dilakukan oleh

penolong yang pertama kali melihat korban sangat dibutuhkan sebelum paramedis atau tim medis

tiba di lapangan.

Jadi, jangan lagi beranggapan bahwa dalam melakukan pertolongan kita berprinsip bagaimana

caranya membawa korban segera ke RS, tetapi bagaimana caranya kita mempertahankan jiwa

korban tersebut sampai bantuan lebih lanjut datang.

Waktu sangat penting dalam melakukan bantuan hidup dasar. Otak dan jantung bila tidak

mendapat oksigen lebih dari 6 – 10 menit akan mengalami kematian, sehingga korban tersebut

dapat mati.

Bantuan Hidup Dasar merupakan beberapa cara sederhana yang dapat mempertahankan hidup

seseorang untuk sementara. Intinya adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan napas,
bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh, sehingga pasokan

oksigen ke otak terjaga untuk mencegah terjadinya kematian sel otak.

Pengertian mati klinis dan mati biologis

Ø Mati klinis :

Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat reversibel, penderita punya

kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa kerusakan otak.

Ø Mati biologis :

Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung, dimulai dengan kematian sel otak,

bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang ekstrim dingin, pernah dilaporkan melakukan

resusitasi selama 1 jam/ lebih dan berhasil ).


Ø Tanda-tanda pasti mati :

a. Lebam mayat

b. Kaku mayat

c. Pembusukan

d. Tanda lainnya : cedera mematikan.

PELAKSANAAN

Komponen BLS ( Basic Life Support )

a. D (Danger) : Electricity, Traffic, Falling objects, and Chemicals


b. R (Respone) : Suara dan nyeri

c. S (Shout for help)

d. A (Airway Control) : penguasan jalan napas

e. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan

f. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan jantung luar) dan menghentikan perdarahan

besar.

Cara memeriksa napas

· Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 3-5 detik.

o LOOKing for chest and/or abdominal movement,

o LISTENing for breath sounds and


o FEELing for breath,

Penyebab utama sumbatan jalan nafas

Lidah

Benda asing

Membersihkan jalan napas

Reposisi

Sapuan jari

Cara membuka jalan napas

Teknik angkat dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang belakang).

Perasat pendorongan rahang bawah (jaw thrust maneuver) Untuk kasus trauma leher

Jaw thrust manuever

Teknik bantuan pernapasan

Mouth to mouth ventilation ( 12 kali / menit ) dengan Head tilt and chin lift Maneuver or Jaw

Thrust Maneuver
Chest compression / Resusitasi Jantung Paru (dengan kedalam 1 1/2 – 2 inci dinding dada) dengan

frekwensi 30 : 2 ( 30 tekanan dada dan 2 bantuan nafas efektif )

Perhatikan tangan ada jari-jari yang digunakan untuk menutup hidung.

satu penolong dua penolng

image19b

image004

image005

image006

Berikut tabel urutan langkah dalam melakukan BHD

Hal Yang Perlu Dicermati


Panggil bantuan

– Warga Sekitar

– Ambulan dan tenaga medis

– Polisi ( bila memang diperlukan )

Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan à Jauhkan dari penyebab terjadinya kecelakaan

– Kecelakaan lalu lintas

– Perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak.

– Memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk mengatur lalu lintas.

– Kebakaran

– Sengatan listrik
– Gigitan binatang

– Tenggelam

Urutan Kejadian ; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi mata .

Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara jelas, bagian

tubuh mana yang mengalami pendarahan? Dapatkah digerakkan ?

Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan ke dua

sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba?

Catat dan ingat semua informasi yang didapat untuk selanjutnya diberikan kepada tim medis.

Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut

Penyebaran penyakit

Kontaminasi bahan kimia

Muntahan penderita

Kesalahan pada RJP dan akibatnya

KESALAHAN
AKIBAT

Penderita tdk berbaring pd bidang keras

PJL kurang efektif

Penderita tidak horisontal

Bila kepala lbh tinggi, darah yg ke otak berkurang

Tekan dahi angkat dagu, kurang baik

Jalan napas terganggu

Kebocoran saat melakukan napas buatan

Napas buatan tidak efektif


Lubang hidung kurang tertutup rapat dan mulut penderita kurang terbuka saat pernapasan buatan

Napas buatan tidak efektif

Tekanan terlalu dalam/ terlalu cepat

Patah tulang, luka dalam paru-paru

Rasio PJL dan napas buatan tidak baik

Oksigenasi darah kurang

Anda mungkin juga menyukai