Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KMB III MUSKULOSKELEKTAL)

RESUME SKOLIOSIS

DISUSUN OLEH

WIWIN KRISJAYANTI 16.1422 / 3B

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KEPERAWATAN PANTI WALUYA

MALANG
1. PENGERTAN
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis
inisepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya
terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang
belakangsecara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang
seperti jaringanlunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2010)

2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya skoliosis diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit
tulang, penyakit arthritis, dan infeksi. Pada skoliosis berat, perubahan progresif pada
rongga toraks dapat menyebabkan perburukan pernapasan dan kardiovaskuler.
(Nettina, 2009)
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil
3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

3. MANIFESTASI KLINIS
1. Lordosis terkoalisir
2. Rotasi aksila
3. Pelengkapan lateral pada medulla spinalis
Kelainan bentuk tubuh yang dapat terlihat adalah:
1. Pinggul asimetris
2. Bahu asimetris
3. Badan memendek
4. Perubahan kulit dan jaringan lunak yang berhubungan
5. Tungkal yang tidak sama panjang
6. Scapula asimetris
7. Ketidak sejajaran badan dan pelvis
8. Payudara asimetris

4. PATOFISIOLOGI
Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut scoliosis ini berawal dari adanya syaraf
– syaraf yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruas – ruas tulang belakang.
Tarikan ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang belakang berada pada garis yang
normal yang bentuk nya seperti penggaris atau lurus. Tetapi karena suatu hal,
diantaranya kebiasaan duduk yang miring, membuat sebagian syaraf yang bekerja
menjadi lemah. Bila ini terus berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan
mati. Ini berakibat pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas tulang belakang. Oleh
karena itu, tulang belakang yang menderita skoliosis itu bengkok atau seperti huruf S
atau pun huruf C.

5. KOMPLIKASI
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan
menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
 Kerusakan paru-paru dan jantung.
Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 60 derajat. Tulang
rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar
bernafas dan cepat capai. Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran
memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami
penyakit paru-paru dan pneumonia.
 Sakit tulang belakang.
Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami
masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin
akan menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih
banyak masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan
sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan
neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# Rontgen tulang belakang.
# Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang
belakang) Skoliometer
# MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penekanan paru
 Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak
seimbang
 Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh
yang miring kelateral
 Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakitnya
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman.
 Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit
dan pengobatan.
 Keletihan berhubungan dengan Posisi tidak seimbangdalam waktu lama.

Anda mungkin juga menyukai