Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan Terhadap Izin Pemanfaatan Ruang

Tinjauan terhadap Izin Pemanfaatan Ruang akan merujuk pada Rancangan Peraturan
menteri (Rapermen) ATR/Ka BPN tentang Pedoman Pemberian Izin Pemanfaatan Ruang.
Definisi/Ketentuan Umum Terkait
1. Izin adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang atau badan hukum untuk
melakukan kegiatan.
2. Izin Pemanfaatan Ruang adalah pemberian kewenangan kegiatan pemanfaatan
ruang kepada seseorang atau badan hukum untuk melakukan kegiatan sehingga
terwujud tertib pemanfaatan ruang.
3. Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah semua kegiatan untuk mewujudkan rencana
struktur dan rencana pola ruang.
4. Izin prinsip pemanfaatan ruang adalah kewenangan pemanfaatan ruang pertama
kali, kepada seseorang atau badan hukum, untuk memulai investasi.
5. Izin Lokasi adalah kewenangan pemanfaatan ruang untuk berlokasi yang diberikan
kepada seseorang atau badan hukum sesuai yang dimohonkan.
6. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah adalah kewenangan pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan ketersediaan penggunaan tanah untuk kegiatan dan lokasi yang
dimohonkan.
7. Izin Mendirikan Bangunan adalah kewenangan untuk mendirikan bangunan yang
telah sesuai peruntukan, lokasi, dan ketersediaan penggunaan pemanfaatan tanah.
8. Izin Pemanfaatan Ruang Lain adalah kewenangan pemanfaatan ruang lain yang
dapat berupa izin lingkungan dan izin lainnya, sehingga terwujud tertib pemanfaatan
ruang suatu wilayah.

Kedudukan izin pemanfaatan ruang


Kedudukan izin pemanfaatan ruang merupakan peran penting izin pemanfaatan ruang dalam
pengendalian pemanfaatan ruang. Peran penting izin pemanfaatan ruang dalam
pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas:
a. menjadi syarat atau pertimbangan pengenaan sanksi pelanggaran pemanfaatan
ruang;
b. izin pemanfaatan ruang diberikan mengacu kepada peraturan zonasi dan insentif
disinsentif masing-masing komponen ruang nasional, provinsi dan/atau
kabupaten/kota.

Fungsi dan Manfaat Izin Pemanfaatan Ruang


Izin Pemanfaatan Ruang memiliki fungsi :
a. Alat pengendali dalam pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tertib pemanfaatan
ruang;
b. Melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas; dan
c. Menghindari dampak negatif kegiatan pemanfaatan ruang.
Izin Pemanfaatan Ruang bermanfaat untuk memberikan kepastian hukum dan hak
masyarakat dalam pemanfaatan ruang.

Jenis Izin Pemanfaatan Ruang


a. izin prinsip pemanfaatan ruang;
b. izin lokasi;
c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;
d. izin mendirikan bangunan; dan
e. izin pemanfaatan ruang lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Izin Pemanfaatan Ruang


1. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang
 Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang diberikan pada saat akan memulai kegiatan
pemanfaatan ruang pertama kali, dengan mengacu pada kesesuaian peruntukan
ruang rencana umum tata ruang di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota
dan/atau peraturan zonasi dari masing-masing komponen ruang dalam rencana
umum tata ruang.
 Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang belum dapat dijadikan dasar untuk pelaksanaan
kegiatan pemanfaatan ruang. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang diberikan oleh:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah daerah provinsi; dan
c. Pemerintah daerah kabupaten/kota.
Kriteria Kegiatan Izin Prinsip
Kriteria Kegiatan yang diberikan oleh Tingkat Pemerintahan
Pemerintah Pusat Pemerintah daerah provinsi Pemerintah daerah
kabupaten/kota
 Kegiatan yang menyebabkan  Kegiatan yang berdampak  Kegiatan yang berdampak
perubahan bentang alam; besar terhadap lingkungan besar terhadap lingkungan di
 Kegiatan yang berdampak di tingkat provinsi; tingkat kabupaten/kota;
besar terhadap lingkungan di  Kegiatan yang wajib izin  Kegiatan yang wajib izin lokasi
tingkat nasional; lokasi yang dikeluarkan yang dikeluarkan oleh
 Luas wilayah penyebaran oleh pemerintah provinsi; pemerintah kabupaten/kota;
dampak akibat kegiatan; dan dan
 Kegiatan yang sesuai dengan  Kegiatan yang sesuai  Kegiatan yang sesuai dengan
peraturan perundang- dengan peraturan peraturan perundang-
undangan menjadi perundang-undangan undangan menjadi
kewenangan Pemerintah menjadi kewenangan kewenangan pemerintah
Pusat. pemerintah provinsi kabupaten/kota.
 Izin prinsip Pemanfaatan Ruang diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima)
tahun. Dalam hal pemegang Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang telah memperoleh
Izin Lokasi, masa berlaku Izin Prinsip berakhir dan apabila dalam jangka waktu
tersebut pemohon belum mendapatkan izin lokasi maka pemohon mengajukan
permohonan Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang baru.
2. Izin Lokasi
 Izin Lokasi diberikan setelah memperoleh Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang;
 Izin Lokasi berdasarkan kesesuaian lokasi pemanfaatan ruang dalam RTRW
Kabupaten/Kota dan/atau KUPZ dari masing-masing komponen ruang;
 Izin Lokasi belum dapat dijadikan dasar untuk pelaksanaan kegiatan pemanfaatan
ruang;
 Izin Lokasi diberikan oleh:
a. Pemerintah daerah provinsi.
Izin Lokasi yang diberikan oleh pemerintah provinsi untuk kegiatan yang
lokasinya lintas kabupaten/kota dalam satu provinsi.
b. Pemerintah daerah kabupaten/kota.
Izin Lokasi yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk kegiatan
yang lokasinya berada dalam satu kabupaten/kota;
 Izin Lokasi diberikan dengan jangka waktu 3 tahun; dan
 Ketentuan lebih lanjut tentang Izin Lokasi diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

3. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah


 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota setelah memperoleh Izin Lokasi;
 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diberikan berdasarkan kesesuaian kegiatan,
lokasi, dan ketersediaan penggunaan tanah yang dimohonkan dengan peraturan
zonasi pada masing-masing komponen ruang dalam RTRW kabupaten/kota;
 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diberikan dengan jangka waktu selama 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun;
 Dalam hal pemilik Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah telah memperoleh Izin
Mendirikan Bangunan, masa berlaku Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah
berakhir; dan
 Apabila setelah perpanjangan izin penggunaan pemanfaatan tanah, pemohon
belum mendapatkan izin mendirikan bangunan maka pemohon mengajukan
permohonan izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah baru.

4. Izin Mendirikan Bangunan


 Izin Mendirikan Bangunan diberikan setelah memperoleh Izin Penggunaan
Pemanfaatan Tanah;
 Izin Mendirikan Bangunan diberikan berdasarkan kesesuaian kegiatan, lokasi
pendirian bangunan, dan ketersediaan penggunaan tanah yang dimohonkan
berdasarkan RDTR dan PZ;
 Izin Mendirikan Bangunan diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
untuk kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan yang wajib Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah;
b. Kegiatan yang sesuai dengan peraturan daerah wajib memiliki izin mendirikan
bangunan.
 Izin Mendirikan Bangunan tetap berlaku sepanjang tidak terdapat perubahan
terhadap bangunan;
 Setiap Izin Mendirikan Bangunan berlaku untuk 1 (satu) orang pemohon; dan
 Ketentuan lebih lanjut mengenai Izin Mendirikan Bangunan diatur oleh peraturan
perundang-undangan.

5. Izin Pemanfaatan Ruang Lain


 Izin pemanfaatan ruang lain diberikan oleh Pemerintah Pusat/pemerintah daerah
berdasarkan pembagian kewenangan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
 Izin Pemanfaatan Ruang Lain antara lain izin lingkungan;
 Izin pemanfaatan ruang lain diberikan berdasarkan ketentuan sektoral dengan
mengacu pada peraturan zonasi yang dimuat pada rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan
 Ketentuan lebih lanjut mengenai Izin Pemanfaatan ruang Lain diatur oleh
peraturan perundang-undangan.

Tata Cara Penyusunan Izin Pemanfaatan Ruang


1. Tata Cara Penyusunan Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang
a. Izin prinsip pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah Pusat berdasarkan
kesesuaian rencana kegiatan dengan ketentuan ruang dalam RTRWN;
 Kesesuaian rencana kegiatan didasarkan pada kesesuaian kegiatan yang
dimohonkan dengan ketentuan ruang dalam Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
( IAPZ) sistem nasional;
b. Izin prinsip pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah provinsi
berdasarkan kesesuaian rencana kegiatan dengan ketentuan ruang dalam IAPZ
Sistem Provinsi dalam RTRW provinsi;
 Kesesuaian rencana kegiatan didasarkan pada kesesuaian kegiatan yang
dimohonkan dengan ketentuan ruang dalam IAPZ sistem provinsi;
c. Izin Prinsip yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dengan
berdasarkan kesesuaian rencana kegiatan dengan ketentuan persyaratan
pemanfaatan ruang dalam RTRW Kabupaten/Kota;
 Kesesuaian rencana didasarkan pada kesesuaian kegiatan yang dimohonkan
dengan persyaratan pemanfaatan ruang dalam Ketentuan Umum Peraturan
Zonasi (KUPZ) kabupaten/kota.

2. Tata Cara Penyusunan Izin Lokasi


Izin Lokasi yang diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten/Kota diberikan dengan
berdasarkan kesesuaian rencana lokasi kegiatan dengan ketentuan persyaratan
pemanfaatan ruang dalam KUPZ yang termuat di RTRW Kabupaten/Kota
3. Tata Cara Penyusunan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT)
Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diberikan melalui pertimbangan:
a. Aspek tata ruang.
Aspek tata ruang merupakan kesesuaian kegiatan, peruntukan lokasi, dengan
ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang dalam KUPZ yang termuat di RTRW
kabupaten/kota
b. Aspek penguasaan tanah.
Aspek penguasaan tanah meliputi ketersediaan tanah, perolehan hak dan
pemindahan hak

4. Tata Cara Penyusunan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Izin Mendirikan Bangunan yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
diberikan dengan melihat kesesuaian peruntukan, lokasi, dan ketersediaan
penggunaan pemanfaatan tanah dengan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang
dalam RDTR dan PZ, yang sekurang-kurangnya memperhatikan:
a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan tata bangunan; dan
d. Ketentuan sarana dan prasarana minimal.

5. Tata Cara Penyusunan Izin Pemanfaatan Ruang Lainnya.


Izin lingkungan yang diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi,
dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota, mengacu pada kesesuaian rencana
kegiatan yang dimohonkan dengan ketentuan ruang dan/atau ketentuan kegiatan
dalam RTR.

Tata Cara Pemberian Izin Pemanfaatan Ruang


1. Tata Cara Pemberian Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang
a. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang diterbitkan oleh unit pelayanan terpadu satu pintu
Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi dan/atau pemerintah daerah
kabupaten/kota
b. Setiap pemohon mengajukan Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang kepada Kepala
Badan Penanaman Modal atau Kepala OPD yang membidangi pelayanan terpadu
satu pintu
c. Kepala Badan Penanaman Modal atau Kepala OPD yang membidangi pelayanan
terpadu satu pintu mengajukan permohonan rekomendasi teknis kesesuaian
rencana kegiatan dengan RTRW di tingkat nasional, provinsi dan atau
kabupaten/kota kepada Menteri atau Kepala OPD yang membidangi penataan
ruang
d. Dalam hal perangkat daerah yang membidangi urusan penataan ruang tidak dapat
memberikan rekomendasi teknis berdasarkan pada RTRW, dapat meminta
rekomendasi teknis dari Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
e. Muatan dari rekomendasi teknis Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah tidak
bertentangan dengan muatan RTRW yang berlaku;
f. Hasil rekomendasi teknis menjadi dasar penerbitan izin prinsip pemanfaatan
ruang.

2. Tata Cara Pemberian Izin Lokasi


a. Izin Lokasi diterbitkan oleh unit pelayanan terpadu satu pintu pemerintah daerah
provinsi dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota
b. Setiap pemohon mengajukan izin lokasi kepada Kepala OPD yang membidangi
pelayanan terpadu satu pintu
c. Kepala OPD yang membidangi pelayanan terpadu satu pintu mengajukan
permohonan :
 rekomendasi teknis kesesuaian rencana kegiatan dengan RTRW
Kabupaten/Kota Kepala OPD yang membidangi penataan ruang
 pertimbangan teknis pertanahan yang memuat aspek penguasaan tanah, dan
teknis penatagunaan tanah yang meliputi keadaan hak serta penguasaan tanah
yang bersangkutan, penilaian fisik wilayah, penggunaan tanah serta
kemampuan tanah kepada Kepala Kantor Wilayah Pertanahan, dan/atau Kepala
Kantor Pertanahan
d. Dalam hal perangkat daerah yang membidangi urusan penataan ruang tidak dapat
memberikan rekomendasi teknis berdasarkan pada RTRW Kabupaten/Kota, dapat
meminta rekomendasi teknis dari Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
e. Muatan dari rekomendasi teknis Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah tidak
bertentangan dengan muatan RTRW yang berlaku;
f. Hasil rekomendasi teknis dan pertimbangan teknis menjadi dasar penerbitan izin
lokasi.

3. Tata Cara Pemberian Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT)


a. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diterbitkan oleh unit pelayanan terpadu satu
pintu pemerintah daerah kabupaten/kota
b. Setiap pemohon mengajukan izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah kepada Kepala
OPD yang membidangi pelayanan terpadu satu pintu
c. Kepala OPD yang membidangi pelayanan terpadu satu pintu mengajukan
permohonan rekomendasi teknis kesesuaian rencana kegiatan dengan RTRW
Kabupaten/kota kepada Kepala OPD yang membidangi penataan ruang
d. Dalam hal perangkat daerah yang membidangi urusan penataan ruang tidak dapat
memberikan rekomendasi teknis berdasarkan pada RTRW kabupaten/kota, dapat
meminta rekomendasi teknis dari Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
e. Muatan dari rekomendasi teknis Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah tidak
bertentangan dengan muatan RTRW yang berlaku;
f. Hasil rekomendasi teknis menjadi dasar penerbitan izin penggunaan pemanfaatan
tanah.

4. Tata Cara Pemberian Izin Mendirikan Bangunan


a. Izin Mendirikan Bangunan diterbitkan oleh unit pelayanan terpadu satu pintu
pemerintah daerah kabupaten/kota
b. Setiap pemohon mengajukan Izin Mendirikan Bangunan kepada Kepala OPD yang
membidangi pelayanan terpadu satu pintu
c. Kepala OPD yang membidangi pelayanan terpadu satu pintu mengajukan
permohonan rekomendasi teknis kesesuaian rencana kegiatan dengan RDTR dan
PZ kepada Kepala OPD yang membidangi penataan ruang
d. Dalam hal RDTR dan PZ belum ada, pemberian Izin Mendirikan Bangunan diberikan
berdasarkan RTRW yang berlaku.
e. Dalam hal perangkat daerah yang membidangi urusan penataan ruang tidak dapat
memberikan rekomendasi teknis berdasarkan pada RTRW kabupaten/kota, dapat
meminta rekomendasi teknis dari Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
f. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah dalam memberikan rekomendasi teknis
dapat meminta masukan dari akademisi dan masyarakat;
g. Muatan dari rekomendasi teknis Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah tidak
bertentangan dengan muatan RTRW yang berlaku; dan
h. Rekomendasi teknis Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, selanjutnya
dituangkan ke dalam Keterangan Rencana Kota/Kabupaten yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah.
i. Hasil rekomendasi teknis menjadi dasar penerbitan Izin Mendirikan Bangunan

5. Tata Cara Pemberian Izin Pemanfaatan Ruang Lainnya


a. Izin Pemanfaatan Ruang Lainnya diterbitkan oleh unit pelayanan terpadu satu
pintu Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah
kabupaten/kota;
b. Dalam menerbitkan Izin Pemanfaatan Ruang Lain, unit pelayanan terpadu satu
pintu, meminta rekomendasi teknis dari menteri dan perangkat daerah yang
membidangi sektor terkait.
Lampiran 1- Kegiatan yang

Anda mungkin juga menyukai