Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masyarakat sekarang ini globalisasi telah merajalela di berbagai kalangan. Baik
itu kalangan menengah atas maupun kalangan menengah ke bawah. Banyak dampak yang
ditimbulkan oleh globalisasi baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak positifnya,
dengan adanya globalisasi, kita dapat mengakses informasi dimanapun dan kapanpun
tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Sedangkan dampak negatifnya, budaya luar dapat
masuk ke dalam suatu bangsa tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu sehingga
masyarakat sekarang dapat mudah terpengaruh oleh budaya luar. Untuk menangkal hal
tersebut, tentulah dibutuhkan prinsip yang kuat dalam diri suatu bangsa. Prinsip tersebut
akan membentuk suatu identitas bangsa yang dapat menjadi ciri suatu bangsa tersebut dan
menangkal budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa.
Pengertian Identitas Nasional sendiri adalah suatu pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai ideologi negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas
nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena
itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut
kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena
merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan
integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar
bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitarian

Sanitarian adalah tenaga profesional yang bekerja dalam bidang sanitasi dan kesehatan
lingkungan dengan latar belakang pendidikan yang beragam dan yang telah mengikuti
pendidikan atau pelatihan khusus dibidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.

Fungsi Sanitarian :

1. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan


2. Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan
3. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan
lingkungan
5. Membuat karya tulis atau karya ilmiah dibidang kesehatan lingkungan
6. Menerjemahkan atau menyadur buku dan bahan lainnya dibidangkesehatan
lingkungan
7. Membimbing sanitarian di bawah jenjang jabatannya
8. Membuat buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan di bidang kesehatan lingkungan
9. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan
10. Mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan lingkungan
11. Mengikuti seminar atau loka karya di bidang kesehatan lingkungan
12. Menjadi anggota organisasi profesi bidang keshatan lingkungan
13. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional sanitarian
14. Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektoral
Untuk menjadi seorang sanitarian yang profesional, tentunya dibutuhkan suatu langkah
yang baik, Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan profesi


sanitasi dengan sebaik-baiknya.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan
standar profesi yang tertinggi.
3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktik profesi sanitasi, seorang sanitarian tidak
boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian
profesi.
4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri
sendiri.
5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan teknik
atau cara yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat.
6. Memberikan saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu proses analisis secara
komprehensif.
7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan manusia serta
kelestarian lingkungan.
8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam
karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam
menangani masalah klien atau masyarakat.
9. Dalam melakukan pekerjaannya sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau
masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya dan harus
menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.
10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus memperhatikan kepentingan
masyarakat dan memeperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan secara
menyeluruh baik fisik, biologi maupun sosial serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan
bidang lainnya serta masyarakat harus saling menghormati.
B. Pengertian Identitas Nasional

Istilah “Identitas Nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim
hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebutterbentuk
secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimanadijelaskan di
atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Pengertian kepribadian suatu
identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu
sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan
interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku,
serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya.
Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas
adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang
mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-
sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan
orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah
laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981: 6).

Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah
bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan
hidupbersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”. Para
tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat kepribadian bangsa tersebut
adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-
tokoh tersebut antara lain Margareth Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.

C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat
hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia , yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.

Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para


pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada
tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan
identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada
tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam
perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai
yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

A. Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia

1. Tantangan Globalisasi

Bersifat sentrifugal bersumber pada faktor eksternal dan internal

a. Eksternal Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme dan


kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi internasional :
WTO APEC. AFTA dan bentuk kesepakatan yang lain yang berhubungan dengan
perekonomian, sosial dan politik yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari segi
ekonomi, sosial, politik.

b. Internal Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur
mental yang kondusif.

Ernest Renan dalam bukunya qu‟est ceqy‟une nation menyatakan bahwa hakikat
nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup bersama) bertumpu
padakesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual „une ame,un prinsipe spirituel‟ yang
berakarpada kepahlawanan masa lalu yang tumbuh karena ada kesamaan penderitaan dan
kemuliaan dimasa lalu.

2. Hilangnya Identitas Nasional Yang Tidak Pernah Ada

Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan Suharto
(1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi kebudayaan.
Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila. Penguasa-penguasa
Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman Wahid (2000-2001), Megawati
(2001-kini) tidak sempat memformula identitas bangsa karena periiode kekuasaannya yang
singkat, lagipula mereka didera oleh masalah krisis kekuasaan. Sebagai penguasa seumur
jagung sungguh tak banyak yang mereka dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat
mengidentifikasi dirinya pada peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita
karena subjek identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila pada
Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto terobsesi pada Mataram
pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaan-kerajaan yang mereka jadikan acuan itu,
apalagi Mataram, tidak pernah mengendalikan Nusantara.

Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah “disuruh” menangis tersedu sedan
seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres Pemuda II sumpah itu disusun
dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula dapat dikatakan itu adalah saat kelahiran
jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori Hindia Belanda sendiri baru tercapai setelah korte
verklarieng van Hentz tahun 1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan. Tentu saja
Indonesia sebagai suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng vanHentz.

Mencari “puncak” Ki Hajar. Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-
gedung di Jakarta, ataukah pada cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop
Indonesia. Mungkin pada koreografi Inul kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa, bukan pula
Indonesia. Formula ini verbalistik belaka, tak dapat lagi diperjelas, apalagi dirinci. Tingallah
formula ini sebagai mantra yang dituliskan di pelbagai makalah kebudayaan, dan dibaca-baca
dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan, budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan
Nasional dan budayawan daerah. Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional
bila secara phisik pindah ke Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media
Jakarta. Biasa pusat-daerah mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era reformasi.
Korelasi Antara Identitas Nasional dengan Sanitarian D-4 Kesehatan Lingkungan

Sebagai seorang mahasiswa program D-4 kesehatan lingkungan, memegang teguh


identitas nasional tentunya menjadi sebuah hal yang penting. Sebagai penerus bangsa,
tentunya kita harus berkontribusi untuk bangsa dan negara dan tentunya harus sejalan dengan
identitas nasional bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa program D-4 Kesehatan Lngkungan,
ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi pada bangsa dan negara
misalnya berperan aktif dalam organisasi yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan,
mengadakan kegiatan kerja bakti.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari materi yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa identitas nasional adalah
suatu hal yang penting karena identitas nasional memberi ciri khas pada bangsa kita yang
tidak dimiliki oleh bangsa lain. Sebagai seorang mahasiswa, kita wajib menanamkan identitas
nasional pada diri kita mengingat semakin kuatnya pengaruh globalisasi di Indonesia.

B. SARAN

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-keunikan
dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah air yang
diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan
serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang
dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah,
Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu
semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai