PENDAHULUAN
Pada masyarakat sekarang ini globalisasi telah merajalela di berbagai kalangan. Baik
itu kalangan menengah atas maupun kalangan menengah ke bawah. Banyak dampak yang
ditimbulkan oleh globalisasi baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak positifnya,
dengan adanya globalisasi, kita dapat mengakses informasi dimanapun dan kapanpun
tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Sedangkan dampak negatifnya, budaya luar dapat
masuk ke dalam suatu bangsa tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu sehingga
masyarakat sekarang dapat mudah terpengaruh oleh budaya luar. Untuk menangkal hal
tersebut, tentulah dibutuhkan prinsip yang kuat dalam diri suatu bangsa. Prinsip tersebut
akan membentuk suatu identitas bangsa yang dapat menjadi ciri suatu bangsa tersebut dan
menangkal budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa.
Pengertian Identitas Nasional sendiri adalah suatu pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai ideologi negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas
nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena
itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut
kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena
merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan
integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar
bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitarian
Sanitarian adalah tenaga profesional yang bekerja dalam bidang sanitasi dan kesehatan
lingkungan dengan latar belakang pendidikan yang beragam dan yang telah mengikuti
pendidikan atau pelatihan khusus dibidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
Fungsi Sanitarian :
Istilah “Identitas Nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim
hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebutterbentuk
secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimanadijelaskan di
atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Pengertian kepribadian suatu
identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu
sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan
interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku,
serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya.
Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas
adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang
mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-
sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan
orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah
laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981: 6).
Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah
bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan
hidupbersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”. Para
tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat kepribadian bangsa tersebut
adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-
tokoh tersebut antara lain Margareth Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat
hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia , yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.
1. Tantangan Globalisasi
b. Internal Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur
mental yang kondusif.
Ernest Renan dalam bukunya qu‟est ceqy‟une nation menyatakan bahwa hakikat
nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup bersama) bertumpu
padakesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual „une ame,un prinsipe spirituel‟ yang
berakarpada kepahlawanan masa lalu yang tumbuh karena ada kesamaan penderitaan dan
kemuliaan dimasa lalu.
Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan Suharto
(1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi kebudayaan.
Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila. Penguasa-penguasa
Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman Wahid (2000-2001), Megawati
(2001-kini) tidak sempat memformula identitas bangsa karena periiode kekuasaannya yang
singkat, lagipula mereka didera oleh masalah krisis kekuasaan. Sebagai penguasa seumur
jagung sungguh tak banyak yang mereka dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat
mengidentifikasi dirinya pada peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita
karena subjek identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila pada
Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto terobsesi pada Mataram
pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaan-kerajaan yang mereka jadikan acuan itu,
apalagi Mataram, tidak pernah mengendalikan Nusantara.
Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah “disuruh” menangis tersedu sedan
seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres Pemuda II sumpah itu disusun
dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula dapat dikatakan itu adalah saat kelahiran
jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori Hindia Belanda sendiri baru tercapai setelah korte
verklarieng van Hentz tahun 1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan. Tentu saja
Indonesia sebagai suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng vanHentz.
Mencari “puncak” Ki Hajar. Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-
gedung di Jakarta, ataukah pada cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop
Indonesia. Mungkin pada koreografi Inul kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa, bukan pula
Indonesia. Formula ini verbalistik belaka, tak dapat lagi diperjelas, apalagi dirinci. Tingallah
formula ini sebagai mantra yang dituliskan di pelbagai makalah kebudayaan, dan dibaca-baca
dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan, budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan
Nasional dan budayawan daerah. Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional
bila secara phisik pindah ke Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media
Jakarta. Biasa pusat-daerah mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era reformasi.
Korelasi Antara Identitas Nasional dengan Sanitarian D-4 Kesehatan Lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari materi yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa identitas nasional adalah
suatu hal yang penting karena identitas nasional memberi ciri khas pada bangsa kita yang
tidak dimiliki oleh bangsa lain. Sebagai seorang mahasiswa, kita wajib menanamkan identitas
nasional pada diri kita mengingat semakin kuatnya pengaruh globalisasi di Indonesia.
B. SARAN
Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-keunikan
dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah air yang
diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan
serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang
dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah,
Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu
semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.