Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU FISIKA RADIASI

Proteksi Radiasi

OLEH

ENDA YULIANA (15034059)

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Masril, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Kesimpulan
1. Proteksi radiasi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari betapa
pentingnya melindungi diri dari pengaruh buruk radiasi, yang memungkinkan
memberikan efek buruk pada manusia dan lingkungan sekitar, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
2. Macam-macam proteksi radiasi ada tiga yaitu Proteksi radiasi kerja
merupakan perlindungan pekerja,Proteksi radiasi medis merupakan
perlindungan pasien dan radiografer,Proteksi radiasi masyarakat merupakan
perlindungan individu, anggota masyarakat, dan penduduk secara
keseluruhan.
3. Filsafah proteksi radiasi ada dua yaitu Mencegah terjadinya efek non
stokastik yang membahayakan, meminimalkan terjadinya efek stokastik
hingga ke tingkat yang cukup rendah yang masih dapat diterima oleh individu
dan lingkungan di sekitarnya.
4. Ada tiga tingkat acuan yaitu Tingkat Pencatatan,Tingkat
Penyelidikan,Tingkat Intervensi.
5. Adapun asas-asas yang terkandung di dalamnya merupakan pedoman –
pedoman yang wajib adanya untuk di aplikasikan ke dalam penerapan
penggunaan radiasi dan sebagai tolak ukur untuk mempertahankan
pentingnya berperilaku yang teratur dan telatn dalam penggunaan radiasi.
Proteksi Radiasi

A. Pengertian Proteksi Radiasi


Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi ini biasa dikenal juga sebagai
proteksi radiologi. Proteksi radiologi ini memiliki beberapa pengertian, yaitu:
A. Proteksi radiasi adalah perlindungan masyarakat dan lingkungan dari
efek berbahaya dari radiasi pengion, yang meliputi radiasi partikel energi
tinggi dan radiasi elektromagnetik.
B. Proteksi radiasi adalah suatu sistem untuk mengendalikan bahaya radiasi
dengan menggunakan peralatan proteksi dan kerekayasaan yang canggih
serta mengikuti peraturan proteksi yang sudah dibakukan.
C. Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang
mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan
berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau
sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan
yang merugikan kesehatan akibat paparan radiasi.
D. Proteksi radiasi adalah suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan
kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan
diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.
E. Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.
F. Menurut PP Nomor 33 Tahun 2007, proteksi radiasi adalah
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang
merusak akibat paparan radiasi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proteksi radiasi adalah
ilmu yang mempelajari tentang teknik yang digunakan oleh manusia untuk
melindungi dirinya, orang disekitarnya maupun keturunannya dari paparan
radiasi.
Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi terutama
meliputi:
1. Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif.
2. Menentukan hubungan anatara tingkat kerusakan biologi dengan dosis
radiasi yang diterima organ / jaringan.
3. Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan.
4. Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya
untuk mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun
lingkungan.

B. Macam-Macam Proteksi Radiasi


Proteksi radiasi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan pekerja.
2. Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan pasien dan radiografer.
3. Proteksi radiasi masyarakat merupakan perlindungan individu, anggota
masyarakat, dan penduduk secara keseluruhan.
Jenis-jenis eksposur, serta peraturan pemerintah dan batas paparan
hukum yang berbeda, sehingga masing-masing harus dipertimbangkan secara
terpisah.

C. Falsafah Proteksi Radiasi


Falsafah proteksi radiasi disebut juga dengan tujuan proteksi radiasi.
Tujuan dari proteksi radiasi adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan
2. Meminimalkan terjadinya efek stokastik hingga ke tingkat yang cukup
rendah yang masih dapat diterima oleh individu dan lingkungan di
sekitarnya.
Pengalaman telah membuktikan bahwa dengan menggunakan sistem
pembatasan dosis terhadap penyinaran tubuh (baik radiasi eksterna maupun
internal) kemungkinan resiko bahaya radiasi dapat diabaikan petugas proteksi
radiasi dengan mengikuti peraturan proteksi radiasi dan menggunakan
peralatan proteksi yang canggih dapat menyelamatkan pekerja radiasi dan
masyarakat pada umumnya.
Prosedur yang biasa dipakai untuk mencegah dan mengendalikan bahaya
radiasi adalah :
a. Meniadakan bahaya radiasi.
b. Mengisolasi bahaya radiasi dari manusia.
c. Mengisolasi manusia dari bahaya radiasi.
Untuk menerapkan tiga prosedur proteksi radiasi di atas dilaksanakan
oleh petugas proteksi radiasi. Prosedur utama cukup jelas dengan mentaati
dan melaksanakan peraturan proteksi radiasi; kedua dengan merancang
tempat kerja dan menggunakan peralatan proteksi radiasi yang baik dan
penahan radiasi yang memadai sehingga kondisi kerja dan lingkungannya
aman dan selamat; dan ketiga memerlukan pemonitoran dan pengawasan
secara terus menerus baik pekerja radiasi maupun lingkungannya dengan
menggunakan alat pemonitoran perorangan, pemonitoran lingkungan dan
surveimeter.
Para penguasa instalasi nuklir sesuai dengan segala keturunan yang
berlaku wajib menyusun program proteksi radiasi sejak proses perencanaan,
tahap pembangunan instalasi, dan pada tahap operasi. Program proteksi
radiasi ini dimaksudkan untuk menekan serendah mungkin kemungkinan
terjadinya kecelakaan radiasi. Dalam penyusunan program ini diperlukan
adanya prinsip penerapan prinsip keselamatan radiasi dalam pengoperasian
suatu instalasi nuklir sesuai dengan rekomendasikan oleh Komisi
Internasional untuk Perlindungan Radiologi (ICRP).
Dalam pemanfaatan teknologi nuklir, faktor keselamatan manusia harus
mendapatkan prioritas utama. Program proteksi radiasi bertujuan melindungi
para pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya radiasi yang
ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya.
Ada tiga hal penting yang perlu mendapatkan perhatian untuk mencegah
terjadinya kecelakaan radiasi sehubungan dengan pengoperasian instalasi
nuklir, yaitu :
1. Adanya peraturan perundangan dan standar keselamatan dalam bidang
keselamatan nuklir.
2. Pembangunan instalasi nuklir dilengkapi dengam sarana peralatan
keselamatan kerja dan sarana pendukung lainnya yang sempurna sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan
memperhatikan laporan analisis keselamatan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh instansi
yang berwenang.
3. Tersedianya personil dengan bekal pengetahuan memadai dan memahami
sepenuhnya tentang keselamatan kerja terhadap radiasi.

D. Acuan Dasar Proteksi Radiasi


Untuk mencapai tujuan program proteksi radiasi , baik untuk pekerja
radiasi maupun anggota masyarakat, diperlukan adanya acuan dasar sehingga
setiap kegiatan proteksi harus selalu sesuai dengan acuan dasar tadi. Sesuai
dengan rekomendasi ICRP, dalam setiap kegiatan proteksi dikenal adanya
standar dalam nilai batas dan tingkat acuan. Nilai batas terdiri atas nilai batas
dasar, nilai batas turunan dan nilai batas ditetapkan. Sedang tingkat acuan
terdiri atas tingkat pencatatan, tingkat penyelidikan dan tingkat intervensi.
Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat diukur secara
langsung. Sedang dalam pelaksanaan program proteksi, rancangan program
pemantauan radiasi memerlukan metode interpretasi untuk secara langsung
dapat menunjukan bahwa hasil pemantauan itu sesuai dengan nilai batas
dosis. Untuk mencapai efisiensi dalam proteksi radiasi, dipandang perlu untuk
memperkenalkan nilai batas turunan yang menunjukan hubungan langsung
antara nilai batas dasar dan hasil pengukuran.
Nilai batas turunan adalah besaran terukur yang dapat dihubungkan
dengan nilai batas dasar dengan menggunakan suatu model. Dengan demikian
hasil pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara otomatis akan
sesuai dengan nilai batas dasar. Sedang nilai batas ditetapkan adalah besaran
terukur yang ditetapkan oleh pemerintah maupun peraturan lokal pada suatu
instalasi. Nilai batas ditetapkan umumnya lebih rendah dari nilai batas
turunan, namun ada kemungkinan nilai keduanya adalah sama.
Tingkat acuan bukan merupakan nilai batas, tetapi dapat digunakan untuk
menentukan suatu tindakan dalam suatu nilai besaran melampaui atau
diramalkan dapat melampaui tingkat acuan. Oleh sebab itu, dalam
melaksanakan program pemantauan radiasi perlu menggunakan tingkat
acuan. Pelaksanaan program proteksi radiasi memerlukan perencanaan yang
hati-hati dalam menentukan tingkat acuan dan tindakan nyata yang perlu
diambil jika nilai suatu besaran mencapai nilai acuan. Tingkat acuan ini
secara operasional akan sangat membantu penguasa instalasi atom dalam
upaya mencapai tujuan proteksi radiasi. Ada tiga tingkat acuan, yaitu :
1. Tingkat Pencatatan, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka suatu
hasil pengukuran harus dicatat. Nilai dari tingkat pencatatan harus kurang
dari 1/10 dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan. Hasil pengukuran yang
berada di bawah nilai tingkat pencatatan tidak perlu proses lebih lanjut.
2. Tingkat Penyelidikan, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka
penyebab atau implikasi suatu hasil pengukuran harus diselidiki. Tingkat
penyelidikan harus kurang dari 3/10 dari nilai batas dosis ekuivalen
tahunan.
3. Tingkat Intervensi, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka beberapa
tindakan penanggulangan harus diambil. Tingkat intervensi harus
ditentukan sehingga tindakan penanggulangan tidak mempengaruhi
kondisi operasi normal.

E. Asas-Asas Proteksi Radiasi


Asas-asas dalam proteksi radiasi atau disebut juga prinsip-prinsip
proteksi radiasi ini terdiri atas beberapa macam yaitu asas legislasi yang
sering disebut asas justifikasi yang artinya pembenaran, asas optimalisasi dan
asas limitasi.
1. Asas Legislasi atau Justifikasi
Asas legislasi atau justifikasi mempunyai arti pembenaran.
Penerapan asas justifikasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar
sebelum tenaga nuklir dimanfaatkan, terlebih dahulu harus dilakukan
analisis resiko manfaat. Apabila pemanfaatan tenaga nuklir menghasilkan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan resiko akibat kerugian
radiasi yang mungkin ditimbulkannya, maka kegiatan tersebut boleh
dilaksanakan. Sebaliknya, apabila manfaatnya lebih kecil dari resiko yang
ditimbulkan, maka kegiatan tersebut tidak boleh dilaksanakan. Berikut
adalah contoh penerapan asas legislasi atau justifikasi dalam kehidupan
sehari-hari yaitu :
 Seorang ibu menderita kelainan jantung tetapi ibu tersebut tidak dapat
di roentgen karena ibu tersebut sedang hamil. Karena ditakutkan
radiasi tersebut akan tersalurkan ke janinnya. Maka pemotretan akan
dilakukan setelah ibu tersebut melahirkan.
 Jika seseorang pasien datang ke ruang pemeriksaan tanpa membawa
rekomendasi dari dokter maka sebagai radiografer tidak diharuskan
untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien tersebut.
 Seorang radiografer tidak boleh seenaknya menggunakan pesawat
roentgen di dalam Rumah Sakit tempat ia bekerja, misalnya dengan
mengekspose binatang peliharaannya untuk kepentingan pribadinya.
2. Asas Optimalisasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar
paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan serendah
mungkin dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Asas ini
dikenal dengan sebutan ALARA (As Low As Reasonably Achievable).
Dalam kaitannya dengan penyusunan program proteksi radiasi, asas
optimalisasi mengandung pengertian bahwa setiap komponen dalam
program telah dipertimbangkan secara saksama, termasuk besarnya biaya
yang dapat dijangkau. Suatu program proteksi dikatakan memenuhi asas
optimalisasi apabila semua komponen dalam program tersebut disusun dan
direncanakan sebaik mungkin dengan memperhitungkan biaya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomi.
Tujuan dari asas optimalisasi dalam proteksi radiasi adalah untuk
mendapatkan hasil optimum yang meliputi kombinasi penerimaan dosis
yang rendah, baik individu maupun kolektif, minimnya resiko dari
pemaparan yang tidak dikehendaki, dan biaya yang murah. Asas
optimalisasi sangat ditekankan oleh ICRP. Setiap kegiatan yang
memerlukan tindakan proteksi, terlebih dahulu harus dilakukan analisis
optimalisasi proteksi. Penekanan ini dimaksudkan untuk meluruskan
kesalahpahaman tentang sistem pembatasan dosis yang sebelumnya
dikenal dengan konsep ALARA (As Low As Reasonably Achievable).
Baik asas optimalisasi maupun ALARA keduanya sangat menekankan
pada pertimbangan faktor-faktor ekonomi dan sosial, dan tidak semata-
mata menekankan pada rendahnya penerimaan dosis oleh pekerja maupun
masyarakat. Berikut adalah contoh penerapan asas optimalisasi dalam
kehidupan sehari-hari yaitu :
 Pada saat mengisi kaset radiografer harus memperhatikan kaset yang
akan digunakan, ukuran film yang sesuai dan jumlah film yang
dimasukkan ke dalam kaset.
 Pada pemeriksaan Thorax untuk bayi sebaiknya menggunakan film
18x24 cm atau 24x30 cm. Hal ini dimaksudkan agar dosis yang
diterima pasien dapat diminimalkan dan tidak merugikan pasien dalam
hal ekonomi.
 Sebelum dilakukan pemeriksaan radiografer terlebih dahulu harus
memberikan instruksi yang jelas kepada pasien agar pengulangan foto
dapat dihindari sehingga pasien tidak mendapat dosis radiasi yang sia-
sia.
3. Asas Limitasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar
dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu
kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh
instansi yang berwenang. Yang dimaksud Nilai Batas Dosis (NBD) ini
adalah dosis radiasi yang diterima dari penyinaran eksterna dan interna
selama 1 (satu) tahun dan tidak tergantung pada laju dosis. Penetapan
NBD ini tidak memperhitungkan penerimaan dosis untuk tujuan medik
dan yang berasal dari radiasi alam. NBD yang berlaku saat ini adalah 50
mSv (5000 mrem) pertahun untuk pekerja radiasi dan 5 mSv (500 mrem)
per tahun untuk anggota masyarakat. Sehubungan dengan rekomendasi
IAEA agar NBD untuk pekerja radiasi diturunkan menjadi 20 mSv (2000
mrem) per tahun untuk jangka waktu 5 tahun (dengan catatan per tahun
tidak boleh melebihi 50 mSv) dan untuk anggota masyarakat diturunkan
menjadi 1 mSv (100 mrem) per tahun, maka tentunya kita harus berhati-
hati dalam mengadopsinya. Dengan menggunakan program proteksi
radiasi yang disusun secara baik, maka semua kegiatan yang mengandung
resiko paparan radiasi cukup tinggi dapat ditangani sedemikian rupa
sehingga nilai batas dosis yang ditetapkan tidak akan terlampaui. Berikut
adalah contoh penerapan asas limitasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
 Pada saat ingin mengekspose pasien yang perlu diperhatikan adalah
jumlah radiasi yang akan digunakan. Misalnya seorang pasien dewasa
ingin memeriksakan ekstremitas atas (antebrachi), kV yang digunakan
sebesar 45. Apabila ada seorang pasien anak-anak juga ingin
memeriksakan antebrachinya maka kita sebagai radiografer harus
menurunkan kondisi yang tadi digunakan menjadi kV 40 karena
dengan kondisi tersebut sudah dapat dihasilkan gambar radiografi
yang bagus karena tebal objek sudah dapat ditembus dengan kondisi
tersebut.
 Pada pemeriksaan Thorax untuk bayi sebaiknya menggunakan film
18x24 cm atau 24x30 cm. Hal ini dimaksudkan agar dosis yang
diterima pasien dapat diminimalkan.
 Jika radiografer melakukan foto x-ray, untuk mengurangi dosis radiasi
yang diterima oleh pasien, kita sebisa mungkin mengatur luas
kolimasi sesuai dengan kebutuhan. Sebab semakin besar kolimasi
maka semakin besar pula radiasi yang diterima oleh pasien begitupun
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai