Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Argentometri

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara
titran dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah
pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran
ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang mengganggu
titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal
adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl-, I-, Br- )
dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai
argentometri, yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida
dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO3.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang
tidak mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang
banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari
titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang
tidak mudah larut.
Dalam bidang farmasi, semakin berkembangnya fasilitas teknologi
dalam penggabungan senyawa yang satu dengan senyawa yang lain
untuk menghasilkan senyawa – senyawa yang baru. Untuk itu
dibutuhkan senyawa – senyawa yang larut dalam air maupun tidak
larut dalam air (mengendap) khususnya dalam penentuan kadarnya.
Pada percobaan ini, akan ditentukan kadar suatu sampel dengan
menggunakan AgNO3 sebagai titrannya, sehingga akan diketahui alas
an – alasan dan penyebab hubungan AgNO3 dengan titrasi
pengendapan ini.
Setiap senyawa berbeda dalam penetapan kadarya, senyawa
yang sukar larut harus berdasarkan metode tertentu, karena sifat dari
senyawa yang mudah larut sangat berbeda dengan yang sukar larut.
Dimana salah satu metode tersebut adalah metode argentometri.

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Argentometri adalah suatu titrasi dengan menggunakan perak nitrat


sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut.
1.2 Maksud Praktikum
Mengetahui dan memahami cara penentuan kadar suatu senyawa
metode argentometri.
1.3 Tujuan Praktikum
Menentukan kadar natrium klorida (NaCl) dengan menggunakan
larutan baku AgNO3 dengan menggunakan metode argentometri

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana
hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar
larut. Prinsip dasarnya ialah reaksi pengendapan yang cepat
mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada
pengotor yang mengganggu serta diperlukan indikator untuk melihat
titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan
pada titrasi (Khopkar, 1990).
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang
berarti perak. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan
titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi
atgentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indicator dicampur
dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh
ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan
pemeriksaan dapat ditentukan (Underwood,1992).
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan
dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak
larut atau endapan. Reaksi yang mendasari argentometri adalah :
(Gandjar, 2007).
AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3-
Titrasi pengendapan atau argentometri didasarkan atas terjadinya
pengendapan kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan
pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa yang
hendak dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah
membentuk endapan (Roth, H.J: 1998).

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Metode-metode dalam titrasi argentometri antara lain metode


Mohr, Valhard, K. Fajans dan liebieg. Metode mohr yaitu metode
yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam
suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan
larutan kalium kromat sebagai indikator. Metode volhard yaitu metode
yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida dan iodida
dalam suasana asam. Metode K. Fajans merupan metode yang
menggunakan indikator adsorbsi, sebagai kenyataan bahwa pada titik
ekuivalen indikator teradsorbsi oleh endapan. Metode liebig merupan
metode yang titik akhir titrasi tidak di tentukan dengan indikator, akan
tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan (Fatah, 1982).
Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO 3
yaitu:Potensiometri, Amperometri, dan Indikator kimia. Titik akhir
potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang
dicelupkan kedalam larutan analit. Titik akhir amperometri melibatkan
penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode
perak dalam larutan analit (Skogg,1965).
Titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari
perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang
dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan
indikator titrasi netralisasi,yaitu : (Skogg,1965).
a. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-
function darireagen /analit.
b. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi
untuk analit
Argentometri dimana terbentuk endapan (ada juga argentometri
yang tergolong pembentukan kompleks) dibedakan atas 3 macam
berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir, yaitu :
Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri
dapatdibedakan atas :
1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida


dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3
dan penambahan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini
harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis,
pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena
terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk
endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah : (Khopkar,
SM, 1990)
Asam : 2CrO42- + 2H- ↔ CrO72- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2AgOH
2AgOH ↔ Ag2O + H2O
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan
dengan cara titrasi dengan larutan standar perak nitrat. Endapan
putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi
berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer.
Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+
pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator
membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4. Prosedur ini
disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr. Reaksi
yang terjadi adalah : (Khopkar, SM, 1990)
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Penggunaan metode Mohr sangat terbatas jika dibandingkan
dengan metode Volhard dan metode Fajans dimana dengan
metode ini hanya dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi Cl-,
CN-, dan Br-.(Khopkar, SM, 1990)
Aplikasi titrasi argentometri dengan metode Mohr banyak
digunakan untuk menentukan kandungan kadar klorida dalam
berbagai contoh air, misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil
pengolahan industry sabun, dan sebagainya. Titrasi dengan
metode Mohr dilakukan dengan kondisi larutan berada pada pH

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

kisaran 6,5-10 disebabkan karena ion kromat adalah basa


konjugasi dari asam kromat. Jika pH dibawah 6,5 maka ion kromat
akan terprotonasi sehingga asam kromat akan mendominasi
didalam larutan akibatnya dalam larutan yang bersifat sangat asam
konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil untuk memungkinkan
terjadinya endapan Ag2CrO4 sehingga hal ini akan berakibat
sulitnya pendeteksian titik akhir titrasi. Analit yang bersifat asam
dapat ditambahkan kalsium karbonat agar pH nya berada pada
kisaran pH tersebut atau dapat juga dilakukan dengan
menjenuhkan analit dengan menggunakan padatan natrium
hidrogen karbonat (Khopkar, SM, 1990).
2. Metode Valhard (Penentu zat warna yang mudah larut)
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I-
dengan penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai
adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar
garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan
standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar
KCNS, sedangkan indikator yang digunakan adalah ion Fe3+
dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe 3+
membentuk warna merah darah dari FeSCN (Khopkar,1990).
Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan yang lainnya dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan standar perak nitrat.
Larutan perak nitrat ditambahkan secara berlebih kepada larutan
analit dan kemudian kelebihan konsentrasi Ag+ dititrasi dengan
menggunakan larutan standar (SCN-) dengan menggunakan
indicator ion Fe3+. Ion besi (III) ini akan bereaksi dengan ion
tiosianat membentuk kompleks yang berwarna merah.
(Khopkar,1990).
Reaksi yang terjadi adalah : (Khopkar,1990).
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) + SCN-(aq) AgSCN(s) (endapan putih)

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Fe3+(aq) + SCN-(aq) Fe(SCN)2+ (kompleks berwarna merah)


3. Metode Fajans (Indikator absorbsi)
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama
seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis
indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini
adalah indikator adsorbsi seperti eosine atau fluonescein menurut
macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3
hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam
anion dan indikator yang dipakai. Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada
titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang
dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka
kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh
Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder (Gandjar,
2007).
Indicator absorbsi dapat digunakan untuk titrasi
argentometri, titrasi argentometri yang menggunakan indicator
adsorbs dikenal dengan sebuah titrasi argentometi metode Fajans.
Contohnya pada penggunaan titrasi ion klorida dengan larutan
standar Ag+ (Harjadi,1990).
Kesulitan dalam menggunakan indikator absorbs ialah
banyak diantara zat warna tersebut membuat endapan perak
menjadi peka terhadap cahaya (fotosensitifitas) dan menyebabkan
endapan terurai. Titrasi menggunakan indicator absorbs biasanya
cepat, akurat, dan terpercaya. Sebaliknya penerapannya agak
terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga
harus dengan cepat (Harjadi,1990).

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

2.2 Prosedur Kerja (Anonim : 2105)


1. Pembuatan Larutan Baku AgNO3 0,1 N
Ditimbang dengan teliti 11 – 12 g AgNO3 murni dalam
cawan. Diapanaskan dalam oven pada suhu 100 – 110oC selama
1 jam, kemudian didiginkan dalam eksikator. Ditimbang dengan
teliti AgNO3 yang telah dngin sebanyak 8,5 g dengan memakai
botol timbang. Dipindahkan ke dalam gelas piala dan dilarutkan
dengan 50 mL air suling, diaduk hingga homogeny. Dipindahkan
ke dalam labu ukur 500 mL, ditambahkan air suling sampai
batas.kemudian dipindahkan dalam botol yang telah diberi etiket.
2. Pembakuan Larutan AgNo3 N dengan NaCl
Ditimbang 4 g NaCl murni dalam gelas arloji, dikeringkan
dalam ovenpada suhu 105 – 110oC selama 2 jam. Didiginkan
dalam eksikator, hingga suhu sama dengan suhu udara luar.
Ditimbang dengan teliti 2,92 g NaCl dengan memakai botol
timbang. Dipindahkan dalam labu ukur 500 mL melalui corong.
Botol timbang dibilas dengan air suling hingga bersih lalu hasil
bilasan dimasukan ke dalam labu ukur, dikocok hingga homogen,
diencerkan dengan air suling sampai volume larutan 500 mL
sambil dikocok hingga homogeny. Dipipet 25 larutan, dimasukkan
dalam Erlenmeyer, lalu ditambahkan 0,5 – 1 mL larutan K2CrO4 5
%. Larutan baku AgNO3 yang telah ditentukan Normalitasnya
dimasukkan ke dalam buret. Titrasi dengan NaCl yang berada
dalam Erlenmeyer dengan larutan AgNO3 sambil dikocok. Ttrasi
berakhir setelah terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
coklat merah (merah keruh). Ulangi titrasi sampai 3 kali kemudian
hasilnya dirata – ratakan.
Tiap mL AgNO3 0,1 N setara dengan 5,85 mg NaCl
3. Penentuan Kadar Natrium Klorida
Ditimbang saksama 250 mg zat uji, kemudian dilarutkan
dalam Erlenmeyer dengan 10 mL air suling. Tambahkan indicator

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

K2CrO4 5% 3 tetesdan titrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N


sampai terbentuk endapan kemerah – merahan.
Tiap mL AgNO3 0,1 N setara dengan 5,85 mg NaCl

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan daalam praktikum ini adalah
1. Buret
2. Corong
3. Erlenmeyer
4. Gelas ukur
5. Gelas kimia
6. Statif dan klem
3.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Aquadest
2. Aluminium foil
3. Indikator K2CrO4 (Kalium kromat) 5%
4. Larutan baku AgNO3 (Perak Nitrat) 0,1019 N
5. Sampel NaCl (Natrium Klorida) 250,3 mg
3.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipasang buret ke statif
3. Diisi buret dengan Larutan baku AgNO3 0.1019 N sampai batas
tanda lalu tutp dengan aluminium foil
4. Ditimbang 250,3 mg serbuk NaCl
5. Dimasukan NaCl yang telah ditimbang ke dalam Erlenmeyer
6. Dilarutkan dengan 10 mL air
7. Ditambahkan indikator K2CrO4 5 % sebanyak 5 tetes ke dalam
erlemeyer
8. Dititrasi larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1019 N
sampai terbentuk endapan kemerah – merahan
9. Diperhatikan Volume titrannya
10. Dihitung kadarnya

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Pengamatan
KELOMPOK BERAT VOLUME TITRAN
SAMPEL
1 250,0 mg 41, 5 mL
2 250,3 mg 42,5 mL
3 250,2 mg 41,2 mL
4 250,2 mg 35,5 mL

4.1.2 Reaksi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)

2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 KNO (endapan merah)

4.1.3 Perhitungan
1. Kelompok 1
Diketahui :Volume titran (Vt) = 41,5 mL
Normalitas sampe(N) = 0,1019 N
Berat sampel(BS) = 250,0 mg
Faktor Koreksi(FK) = 0,1N
Berat setara (Bst) = 5,58 mg
Vt ×N ×Bst
%K = x 100%
BS ×FK
41,5 ×0,1019 ×5,85
= X 100%
250,0 ×0,1
= 98,96 %

2. Kelompok 2
Diketahui :Volume titran (Vt) = 42,5 mL
Normalitas sampe(N) = 0,1019 N

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Berat sampel(BS) = 250,3 mg


Faktor Koreksi(FK) = 0,1N
Berat setara (Bst) = 5,58 mg
Vt ×N ×Bst
%K = x 100%
BS ×FK
42,5 ×0,1019 ×5,85
= X 100%
250,3 ×0,1
=101, 198 %
3. Kelompok 3
Diketahui : Volume titran (Vt) = 41,2 mL
Normalitas sampe(N) = 0,1019 N
Berat sampel(BS) = 250,2 mg
Faktor Koreksi(FK) = 0,1N
Berat setara (Bst) = 5,58 mg
Vt ×N ×Bst
%K = x 100%
BS ×FK
41,2 ×0,1019 ×5,85
= X 100%
250,2,×0,1
= 98,16 %
4. Kelompok 4
Diketahui : Volume titran (Vt) = 35,5 mL
Normalitas sampe(N) = 0,1019 N
Berat sampel(BS) = 250,2 mg
Faktor Koreksi(FK) = 0,1N
Berat setara (Bst) = 5,58 mg
Vt ×N ×Bst
%K = x 100%
BS ×FK
35,5 ×0,1019 ×5,85
= X 100%
250,2,×0,1
= 84,58 %

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan adalah titrasi pengendapan yang
biasanya disebut dengan argentometri. Argentomtri adalah titrasi yang
melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut
antara titran dan analit. Dikenal tiga metode dalam melakukan titrasi
ini, yaitu cara mohr, volhard, dan vajans. Hanya saja, berfasarkan
endapan yang terbentuk dan berdasarkan penggunaan indikator,
dapat dikatakan titrasi pengendapan yang telah dilakukan dalam
praktikum ini adalah cara mohr.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaCl dengan
berat sampel 250,3 mg khusus untuk kelompok 2. Sampel tersebut
dilarutkan dengan 10 mL air di dalam erllenmeyer, lalu ditambahkan
dengan 5 tetes indikator K2CrO4 5 tetes.
Penambahan indikator ini sudah menjadi ketentuan dalam titrasi
pengendapata cara mohr. Setelah penambahan indikator tersebut,
warna larutan sampel menjadi kuning. Lalu dititrasi dengan larutan
Baku AgNO3 yang menyebabkan terbentuk endapan putih dan tidak
lama kemudian terbentuk endapan kemerah - merahan. Endapan
putih yang terbentuk disebabkan oleh adanya ion Ag+ yang berlebih di
dalam sampel, sedangkan endapan merah yang terbentuk dari hasil
titrasi disebabkan oleh ion klorida telah habis diendapkan oleh ion
perak, maka ion kromat sebagai indicator yang digunakan dalam titrasi
ini akan bereaksi membentuk endapan perak kromat yang berwarna
merah bata sebagai titik akhir titrasi.
Alasan dititrasi dengan AgNO3 adalah berdasarkan namanya,
titrasi argentometri menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrannya
karena AgNO3 adalah satu – satunya garam perak yang terlarutkan air
sehingga pereaksi perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan
endapan. Seperti halnya pada NaCl, dapat ditentukan kadarnya
berdasarkan reaksi :
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Setelah dititrasi pada larutan sampel terbentuk endapan kemerah


– merahan, hal inilah yang membuktikan bahwa metode titrasi
pengendapan yang dilakukan adalah cara mohr. Volume tirtran yang
didapatkan oleh kelompok 1 sampai 4 secara berurutan adalah 41,5
mL; 42,5 mL; 41,2 mL; dan 35,5 mL.
Adapun kadar titrasi yang diperoleh oleh kelompok 1 sampai 4
secara berurutan adalah 98,96 % ; 101, 198 %; 98.16%; 84,58%.
Berdasarkan kadar titrasi tersebut, kadar yang paling bagus adalah
101,98% sesuai dengan teori kadar titrasi pengendapan yang baik
adalah >99%.

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat diaambil kesimpulan:
1. Kadar NaCl kelompok 1 adalah 98,96%
2. Kadar NaCl kelompok 2 adalah 101,198%
3. Kadar NaCl kelompok 3 adalah 98,16 %
4. Kadar NaCl kelompok 4 adalah 84,58%
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami teori dan prosedur kerja terlebih
dahulu, sebelum melakukan praktikum.

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Makassar : FF UMI

Day, RA. Jr dan Al Underwood., 2001, Analisis Kimia Kuantitatif edisi


kelima, Erlangga: Jakarta.

Dirjen POM, 1979 , Farmakope Indonesia edisi III, Depatemen


Kesehatan RI : Jakarta,

Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman., 2007, Kimia Farmasi Analisis,


Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Khopkar, S., 199, Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik, Universitas


Indonesia : Jakarta.

Roth, H.J., dkk, 1998, Analisis Farmasi, UGM Press, Yoyakarta,

Skogg. 1965, Analytical Chemistry Edisi Keenam, Sounders College


Publishing : Florida.

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

LAMPIRAN
Skema Kerja
Siapkan alat dan bahan

Pasang buret ke statif

Isi buret dengan Larutan baku AgNO3 0.1019 N sampai batas tanda

Tutup dengan aluminium foil

Timbang 250,3 mg serbuk NaCl

Masukan NaCl yang telah ditimbang ke dalam Erlenmeyer

Larutkan dengan 10 mL air

Tambahkan indikator K2CrO4 5 % sebanyak 5 tetes ke dalam erlemeyer

Titrasi larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1019 N sampai
terbentuk endapan kemerah – merahan

Amati Volume titrannya

Hitung kadarnya

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074
Laporan Praktikum Argentometri

Indikator K2CrO4 5 % Larutan Baku AgNO3 Proses Titrasi


Pengendapan

Hasil titrasi Volume titran Endapan


pengendapan merah yang
terbentuk

Wiri Resky Amalia Nurul Ilmy Ainun Nisa, S.farm., Apt.


15020140074

Anda mungkin juga menyukai