Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang menyebabkan
meningkatnya kadar glukosa darah dalam tubuh dan tergolong kedalam
penyakit kronis yang bersifat melemahkan sehingga dapat menyebabkan
dampak komplikasi serius bagi penderitanya. Perkiraan angka kematian
yang disebabkan oleh dampak komplikasi dari penyakit ini diklaim adalah 1
kematian setiap 6 sampai 10 detik di seluruh dunia (Kaul et al, 2013;
International Diabetes Federation, 2014; Varma et al, 2014).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) dapat di klasifikasikan kedalam
tiga kategori yaitu Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes Mellitus tipe 2 dan
Diabetes Mellitus Gestational. Diabetes Mellitus tipe 1 adalah penyakit
dimana sistem kekebalan tubuh menyerang β-cell yang berfungsi untuk
memproduksi hormon insulin. Diabetes Mellitus tipe 2 adalah penyakit
dimana jumlah produksi hormon insulin dalam tubuh tidak cukup untuk
mengontrol kadar glukosa darah dalam tubuh dan Diabetes Mellitus
Gestational adalah penyakit yang menyerang wanita dimana tingkat kadar
glukosa darah menjadi tinggi pada masa kehamilan (Beloufa & Chikh,
2013; de Faria Maraschin, 2013; International Diabetes Federation, 2014;
Varma et al, 2014).
Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federation
(2014) bahwa prevalensi angka penderita Diabetes Mellitus (DM) pada
tahun 2011 adalah 366 juta penderita dan mengalami peningkatan pada
tahun 2013 menjadi 382 juta penderita dengan muncul dugaan bahwa 46%
dari penderita tidak menyadari bahwa dirinya telah terkondisikan mengidap
Diabetes Mellitus (DM). Secara estimasi dari tahun 2013 hingga tahun 2035
prevalensi penderita akan mencapai 592 juta penderita atau akan mengalami
peningkatan sebesar 55% (Canivell & Gomis, 2014; International Diabetes
Federation, 2014).

1
Telah disadari bahwa peningkatan jumlah data dalam sistem informasi
bidang kesehatan khususnya terkait dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM)
sangatlah besar dan memungkinkan untuk berkontribusi dalam upaya
melakukan diagnosis sejak dini. Namun, analisis terhadap data yang cukup
besar dengan metode tradisional dinilai sudah tidak memungkinkan. Maka dari
itu, untuk menjawab persoalan tersebut dapat diusulkan sebuah sistem
komputasi dengan penerapan teknik computational intelligence yang menuntut
efisiensi dan efektifitas dalam melakukan analisis terhadap data. (Sanz et al,
2014; Varma et al, 2014; Nguyen et al, 2015).
Dewasa ini, penelitian terhadap ilmu kesehatan dengan memanfaatkan
sumber-sumber data informasi khususnya terkait dengan penyakit Diabetes
Mellitus (DM) telah banyak dilakukan untuk melakukan klasifikasi terhadap
data medis dalam rangka terus memperbarui metode diagnosis yang telah ada
(Meng et al, 2013; Nahar et al, 2013; Nguyen et al, 2015).
Salah satu substansia yang dapat digunakan untuk mengetahui
efektifitas pengobatan pada penderita Diabetes Mellitus (DM) yang
bergangren adalah dengan menggunakan kulit pisang yang nanti akan
Dalam kulit pisang sendiri terdapat beberapa kandungan seperti
karbohidrat sebanyak 18,50 gram, lemak 2,11 gram, protein 0,3 gram,
kalsium 715 mg, fosfor 117 mg, zat besi 1,60 mg, vitamin B 0,12 mg
dan vitamin C 17,50 mg. Oleh sebab itu pada penulisan kali ini akan
dijelaskan terkait penggunaan dari substansia tersebut.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang diperoleh beberapa rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan substansi dari kulit pisang mampu memberikan
pengaruh atau efektifitas penatalaksaanaan pada penderita penyakit
Diabetes Mellitus (DM)?
2. Seberapa jauhkah tingkat efektifitas dari pemberian substansia kulit
pisang pada gangrene penderita Diabetes Mellitus (DM)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menghasilkan suatu produk dari bahan sederhana yang dapat memberikan


efek pada penderita Diabetes Mellitus (DM)

2. Menyajikan informasi secara luas terkait hasil dari pemberian produk dengan
menilai dari presentase tingkat efektivitas produk tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memperoleh informasi dari hasil yang diberikan pada pemberian produk
tersebut
2. Mendapatkan data spesifik yang dapat digunakan untuk dapat digunakan
sebagai penelitian lebih jauh terkait substansia pada penderita.

Anda mungkin juga menyukai