Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama mahasiswa : Eva Ayu Amaliya Ruang : IGD


NIM : G3A018074 TGL : 27 Maret
2019

1) IDENTITAS KLIEN
Tn. M
2) DIAGNOSA MEDIS
Fraktur
3) DASAR PEMIKIRAN
Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen fraktur
dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang menembus dari
dalam hingga kepermukaan kulit atau kulit dipermukaan yang mengalami
penetrasi suatu objek yang tajam dari luar hingga kedalam sehingga dilakukaan
balut luka untuk menghindari kuman mudah masuk kedalam luka yang dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi.
4) ANALISA SINTESA
Trauma langsung

Fraktur terbuka

Kerusakan pada kulit

Luka terbuka

Kuman masuk

Risiko infeksi

balut luka

terhindar dari infeksi


5) TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN
Pemeberian balut luka
6) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka
7) DATA FOKUS
Tn. A 65 tahun dibawa ke ruang IGD dengan diagnosa medis sementara fraktur
terbuka, pasien jatuuh dari ketinggian ±2 mater luka robek dikaki kiri tampak
tulang kaki kiri terbentur oleh kayu, nafas paten, tidak ada pernafasan cuping
hidung, SpO2: 99%, GDS: 110, Gcs 15 (e4M6v5), TD: 130/80 mmHg, N:
88x/menit, RR: 22 x/menit.
8) PRINSIP-PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN
a. kenakan sarung tangan.

Rasional : Memungkinkan penanganan perlengkapan steril tanpa kontaminasi.

b. inspeksi penampakan, drainase, dan integritas luka. Hindarkan kontak dengan


bahan yang terkontiminasi.

Rasional : Mengindikasikan status penyembuhan.

c. bersihkan luka dengan larutan.


1. Gunakan swab yang terpisah untuk setiap usapan.

Rasional : Mencegah kontiminasi area yang telah dibersihkan sebelumnya.

2. Bersihkan dari area yang kurang terkontiminasi ke area yang paling


terkontiminasi.

Rasional : Mencegah masuknya organisme ke dalam luka.

d. Gunakan kasa kering untuk menyapu luka, sama dengan cara yang digunakan
pada tahap awal pembersihan untuk luka kering.

Rasional : Mengurangi kelembaban yang berlebihan yang dapat mengundang


berkumpulnya mikroorganisme.

e. Oleskan salep antiseptik jika diprogramkan, menggunakan teknik yang sama


seperti pada pembersihan luka.

Rasional : mengurangi pertumbuhan mikroorganisme, salep dapat di oleskan


ke balutan jika pemakaian salep secara langsung dapat menimbulkan
ketidaknyamanan.
f. Pasang balutan kering yang steril pada daerah insisi atau luka:

1. Pasang kasa tenun sebagai lapisan kontak dengan longgar.

Rasional : Meningkatkan ketepatan penyerapan drainase.

2. Jika terdapat drai, potong sedikit saja berukuran 4x4 untuk menutup
sekeliling drain. Juga tersedia kasa yang telah dipotong.

Rasional : Memfiksasi drain dan meningkatkan absorspi drainase pada tepi


drain.

3. Pasang kasa lapisan kedua.

Rasional : Memastikan penutupan yang tepat dan penyerapan yang optimal.

4. pasang bantalan kasa tenun yang lebih tebal (surgi-pad).

Rasional : Melindungi luka dari lingkungan luar.

f. Pasang plester di atas balutan, gulungan kling (untuk balutan sirkumferensial),


atau tali montgomery. Untuk penggunaan tali montgomery:
1. Buka permukaan pelekat plester ada pada ujung setiap tali.

Rasional : Memungkinkan penggantian balutan yang sering tanpa melepas


plester

2. Letakan tali pada sisi balutan yang berlawanan.


3. Letakan bagian yang lengket langsung pada kulit klien atau menggunakan
brier kulit.
4. Fiksasi balutan dengan mengikatkan tali melewati bagian atasnya atau
menggunakan peniti yang aman dan bandana karet.

Rasional : Memastikan balutan tetap utuh dan menutupi luka

9) TUJUAN TINDAKAN
Agar luka tidak mudah terkena kuman dan terhindar dari infeksi
10) BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN TERSEBUT
DAN CARA PENCEGAHANNYA
a. Harus menggunakan teknik steril dalam melakukan perawatan luka
Rasional : agar tidak terjadi infeksi yang bertambah
11) EVALUASI

a. Tidak terjadi perdarahan


b. Pasien tampak nyaman

Anda mungkin juga menyukai