2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rencana pengelolaan sampah secara teknis di Kecamatan
Sukarame ?
2. Bagaimana perencanaan kebutuhan pelayanan berdasarkan pemilihan
prioritas ?
3. Bagaimana pelaksanaan rencana jangka pendek dalam pengelolaan
sampah di Kecamatan Sukarame ?
4. Bagaimana pelaksanaan rencana jangka menengah dalam pengelolaan
sampah di Kecamatan Sukarame ?
5. Bagaimana pelaksanaan sosialisasi dalam pengelolaan sampah di
Kecamatan Sukarame.
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sistem Pengelolaan Sampah Pemukiman di
Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Tujuan dan Target Penanganan sampah
2. Untuk mengetahui Undang-undang Pengelolaan Persampahan
3. Untuk mengetahui Kebijakan dan Strategi Persampahan
4. Untuk mengetahui Dasar-Dasar Sistem Pengelolaan Persampahan
5. Untuk mengetahuin rencana pengelolaan sampah secara teknis di
kecamatan Sukarame
6. Untuk mengetahui perencanaan kebutuhan pelayanan berdasarkan
pemilihan prioritas di Kecamatan Sukarame
7. Untuk mengetahui rencana jangka pendek pengelolaan
persampahan di Kecamatan Sukarame
8. Untuk mengetahui rencana jangka menengah pengelolaan
persampahan di Kecamatan Sukarame
1.3 Permasalahan
1.Tidak menerapkan 3R
2.Sebagian masyarakat masih mengelola sampah dengan cara dibakar /
dibuang
ditempat lain
3.Tidak tersedianya TPS yang cukup
Peraturan perundang-
undangan & kebijakan
bidang persampahan
Kriteria desain
Pengumpulan Data
Kondisi eksisting Perencanaan
Kondisi yang diinginkan pengembangan sistem
Potensi masalah pengelolaan persampahan
&tahap pelaksanaan
BAB II
Pengumpulan Data
Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951), iklim
Bandar Lampung tipe A; sedangkan menurut zone
agroklimat Oldeman (1978), tergolong Zone D3, yang berarti lembab
sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257 – 2.454 mm/tahun.
Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara berkisar 60-85%,
dan suhu udara 23-37 °C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan
arah dominan dari Barat (Nopember-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur
(Juni-Agustus), dan Selatan (September-Oktober).
Hidrologi
Dilihat secara hidrologi maka Kota Bandar Lampung mempunyai 2
sungai besar yaitu Way Kuripan dan Way Kuala, dan 23 sungai-sungai
kecil. Semua sungai tersebut merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang
berada dalam wilayah Kota Bandar Lampung dan sebagian besar bermuara
di Teluk Lampung.
Dilihat dari akuifer yang dimilikinya, air tanah di Kota Bandar Lampung
dapat dibagi dalam beberapa bagian berdasarkan porositas dan permaebilitas
yaitu:
Akuifer dengan produktifitas sedang, berada di kawasan pesisir Kota
Bandar Lampung, yaitu di Kecamatan Panjang, Teluk Betung Selatan,
dan Teluk Betung Barat.
Air tanah dengan akuifer produktif, berada di Kecamatan Kedaton,
Tanjung Senang, Kedaton, bagian selatan Kecamatan Kemiling, bagian
selatan Tanjung Karang Barat, dan sebagian kecil wilayah Kecamatan
Sukabumi.
Akuifer dengan produktifitas sedang dan penyebaran luas, berada di
bagian utara Kecamatan Kemiling, bagian utara Tanjung Karang Barat,
Tanjung Karang Pusat, Teluk Betung Utara, dan sebagian kecil
Kecamatan Tanjung Karang Timur.
Akuifer dengan produktifitas tinggi dan penyebaran luas, berada di
sebagian besar Kecamatan Rajabasa dan Tanjung Karang Timur.
Akuifer dengan produktifitas rendah, berada di bagian utara Kecamatan
Panjang, Tanjung Karang Timur, dan bagian barat Kecamatan Teluk
Betung Selatan.
Air tanah langka, berada di Kecamatan Panjang.
Kategori
Zona Wilayah
Serapan
Geologi Lingkungan
Peta Geologi Lembar Tanjung Karang (Andimangga dkk, 1993),
menunjukan kondisi geologi di Kota Bandar Lampung, dimana di dalamnya
terlihat jelas beberapa patahan yang melintasi Kota Bandar Lampung.
Patahan–patahan tersebut cenderung merupakan patahan berpotensi aktif,
tempat tertimbunnya energi kinetis yang setiap saat terlepas yang akan
menimbulkan goncangan gempa dan merupakan suatu ancaman terhadap
Kota Bandar Lampung. Kondisi tanah yang mendominasi merupakan tanah
bekas endapan pantai dan sungai yang tersebar di sekitar Teluk Lampung
dan di sekitar Tanjung Karang didominasi oleh tanah lapukan hasil kegiatan
gunung api muda dari Formasi Lampung yang umumnya batuan tuffa.
Sementara di tengah-tengah Kota Bandar Lampung muncul bukit bukit
mencuat dari tufa dan andesit.
Prasarana Kota
Prasarana di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung yaitu meliputi :
Perumahan :
No Perumahan
1. Perum Korpri
2. Perum Karimun Jawa
Fasilitas komersial :
- Pasar
No Pasar
1. Pasar Korpri
2. Pasar Waydadi
- Hotel
No Hotel
1. Nusantara
- Restaurant
No Restaurant
1. Begadang V
2. Bu Rat
- Home Industri
No Home Industri
1. Karisma Jaya Gypsum
2. Plafon Gypsum
3. Citra Keramik
Fasilitas Umum :
- Pendidikan
No Tempat Pendidikan
1. SD N 1 SUKARAME
2. SD N 2 SUKARAME
3. MIN SUKARAME
4. SD N 2 HARAPAN KAYA
5. SMPN 21 BDL
6. SMPN 29 BDL
7. SMPN 24 BDL
8. PGRI 6 BDL
9. MTS N 2 BDL
10. SMAN 5 BDL
11. SMAN 12 BDL
12. MAN 1 BDL
- Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan
1. RS IMANUEL
2. Puskesmas Sukarame
3. Puskesmas Sukarame
4. Puskesmas Permata Sukarame
5. Apotek Kimia Farma
6. Apotek Sukarame
7. Apotek Family
8. Apotek K24
Fasilitas Sosial :
- Rumah ibadah : masjid mushinin, masjid Al – Huda.
No Tempat Ibadah
1. Masjid Mushinin
2. Masjid Al-Huda
3. Masjid Al-Mu’min
4. Gereja Imanuel
5. Gereja BPD-GPI
Kependudukan
Berdasarkan Peraturan DaerahKotaBandarLampungNomor04
tahun 2012, tentangPenataan dan Pembentukankelurahan dan
kecamatan,makawilayah Kecamatan Sukaramedibagi menjadi 6 (enam)
kelurahan,yaitu: (1)Kelurahan Sukarame,(2)Kelurahan
SukarameBaru,(3)Kelurahan WayDadi,(4)Kelurahan WayDadi
Baru,(5)Kelurahan Korpri Jaya, dan (6)Kelurahan Korpri Raya. Adapun
pusat pemerintahan Kecamatan Sukarameberadadi Kelurahan Sukarame.
Masing-masingkelurahan tersebut memiliki kepadatan
pendudukyangberbeda, seperti disajikanpadaTabel 9.
sistem Pengelolaan
aspek Institusi
PengelolaansampahdiKotaBandarLampungdilakukanoleh4
instansiyaitu: (1) untuk Dinas Kebersihan danPertamanan menangani
sampah dijalanprotokol,
sapuanjalan,pertokoanrestoran,hotel,industri,perkantorandanfasilitasumu
m; (2)untuksampahdi
terminalbisantarkotadandalamkotasertastasiunkeretaapi
dikelolaolehDinasPerhubungan;
(3)sampahdipasartradisionaldikelolaoleh Dinas Pengelolaan
Pasar;(4)sampah dipemukiman dikelolaoleh kecamatan melaluiSokli.
a. Struktur Organisasi
Gambar 3.4.
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN SAMPAH
KOTA BANDAR LAMPUNG
1. Walikota
PENGARAH
2. Wakil Walikota
PENANGGUNG
Sekretaris Kota
JAWAB
Bertanggungjawab pada
DINAS PEKERJAAN DINAS
DINAS PASAR KECAMATAN pengangkutan sampah
UMUM (PU) PERHUBUNGAN dari TPS ke TPA
Pengaturan / Kebijakan :
Kota Bandar Lampung saat ini belum memiliki Perda tentang Pengelolaan
Sanitasi yang terpadu dan menyeluruh yang berpedoman pada Undang-undang,
Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Kementrian yang berlaku, dimana secara
substansi Perda Pengelolaan Sanitasi ini harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Rencana strategis dan Rencana kerja yang memuat pola pengelolaan
penanganan sanitasi yang terpadu.
2) Aturan tentang pemanfaatan teknologi pengolahan maupun pengelolaan
sanitasi dengan melakukan uji coba pilot project untuk penerapannya..
3) Ketentuan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.
4) Aturan kerja sama antara pemerintah kota dengan swasta untuk pengelolaan
sanitasi dengan mediasi Pemerintah Provinsi Lampung.
5) Adanya sanksi yang tegas dan spesifik kepada masing-masing pelanggaran
termasuk penetapan model reward and punishment.
6) Penetapan retribusi dengan memperhitungkan pemulihan biaya sebagaimana
yang ada pada Permendagri.
Promosi Sanitasi :
Sistem Persampahan
(PolaPenangananSampah, PengumpulandanPemindahansampah)
AdapunletakdariTempatpembuangansampah di
KecamatanSukaramehanya di TelukBetung Barat ataulebihdikenaldengan
TPA Bakungdenganluaswilayah 14,1 Ha. Rata-rata produksi sampah di
Kota Bandar Lampung tiap orang perhari adalah 1-2 kg.
Pengelolaan Persampahan Kelembagaan
Pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung tidak dilakukan oleh
satu instansi tetapi dilakukan beberapa SKPD yang terbagi atas :
a. Dinas Kebersihan dan Pertamanan bertanggung jawab terhadap
pengangkutan sampah di Jalan Protokol ke TPA dan pengelolaan
sampah di TPA;
b. Dinas Pasar bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah di
Pasar dan mengangkutnya langsung ke TPA;
c. Dinas Perhubungan bertanggung jawab terhadap pengangkutan
sampah di Terminal dan mengangkutnya langsung ke TPA;
d. Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap pengangkutan
sedimen di gorong-gorong dan drainase Kota;
e. Kecamatan bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah dari
TPS ke TPA yang dilakukan oleh SOKLI;
f. Kelurahan bertanggung jawab terhadap sampah di lingkungannya
dimana proses pengangkutannya dilakukan oleh SOKLI (Satuan
Operasi Kebersihan Lingkungan) yang mengangkut sampah dari
Rumah Tangga ke TPS.
Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA) yang dimiliki Kota
Bandar Lampung yaitu TPA Bakung yang terletak di Kelurahan
Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat dengan luas wilayah 14
hektar yang dikelola dibawah UPT TPA Bakung dibawah koordinasi
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.
3.1 Umum
Merencanakan suatu pengembangan sistem pengelolaan persampahan
memerlukan strategi yang terstruktur dan tepat sasaran. Strategi pengembangan
persampaha untuk jangka panjang perlu mengacu pada strategi nasional
(Permen PU No 21/PRT/M/2006) dan daerah serta rencana tata ruang yang
berlaku secara garis besar, strategi tersebut meliputi :
a. Strategi Teknis
- Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan berdasarkan kriteria
kebutuhan pengembangan
- Peningkatan kegiatan 3R untuk skala sumber dan kawasan pada lokasi
– lokasi prioritas dan memenuhi kriteria
Pasal 5
1) Kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 paling sedikit memuat:
a. arah kebijakan pengurangan dan penanganan sampah; dan
b. program pengurangan dan penanganan sampah.
2) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memuat:
a. target pengurangan timbulan sampah dan prioritas jenis
sampah secara bertahap; dan
b. target penanganan sampah untuk setiap kurun waktu tertentu.
Pasal 6
Kebijakan dan strategi nasional dalam pengelolaan sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) ditetapkan dengan
peraturan presiden.
Pasal 7
1) Kebijakan dan strategi provinsi dalam pengelolaan sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) ditetapkan dengan
peraturan gubernur.
2) Dalam menyusun kebijakan strategi provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus berpedoman pada kebijakan dan
strategi nasional dalam pengelolaan sampah.
Pasal 8
1) Kebijakan dan strategi kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) ditetapkan dengan
peraturan bupati/walikota.
2) Dalam menyusun kebijakan strategi kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus berpedoman pada kebijakan dan
strategi nasional serta kebijakan dan strategi provinsi dalam
pengelolaan sampah.
Pasal 9
1) Pemerintah kabupaten/kota selain menetapkan kebijakan dan
strategi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), juga
menyusun dokumen rencana induk dan studi kelayakan
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga.
2) Rencana induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah;
c. pemanfaatan kembali sampah;
d. pemilahan sampah;
e. pengumpulan sampah;
f. pengangkutan sampah;
g. pengolahan sampah;
h. pemrosesan akhir sampah; dan
i. pendanaan.
3) Rencana induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
untuk jangka waktu paling sedikit 10 (sepuluh) tahun.
Pasal 7
(1) Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, Pemerintah Daerah
mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah
berdasarkan kebijakan provinsi dan nasional;
b. menyelenggarakan pengelolaan sampah sesuai norma,
standarisasi, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan
sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;
d. menetapkan lokasi TPS, TPST, dan/atau TPA sampah;
e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6
(enam) bulan selama umur guna TPA dengan sistem
pembuangan lahan urug sanitair (sanitary landfill) dan 20
tahun setelah TPA ditutup;dan
f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat
pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.
4.723
= x 58.005
10.597
= 25.852
4.408
= x 58.005
10.597
= 24.128
3. Menghitung jumlah rumah sedehana
975
= x 58.005
10.597
= 5.336
Rencana pewadahan :
(𝐶 𝑥 𝐽𝑗 𝑥 𝑇𝑠 𝑥 𝑃𝑎)+ (𝐷 𝑥 𝑇𝑠 𝑥 𝑃𝑎)
A=
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑊𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝐹𝑝
3.621 +3.040
=
72
= 93
b. Pembuatan Kompos
Pada perencanaan pengelolaan sampah organik jangka pendek
di Kecamatan Sukarame ini akan diolah menjadi pupuk kompos
dengan metode anaerob. Sampah yang dapat diolah menjadi pupuk
kompos ini ialah jenis sampah yang jauh lebih cepat terurai
secara alami dibandingkan dengan sampah anorganik. Sampah yang
satu ini berasal dari sisa makanan di dapur seperti sayur, nasi, buah dan
lain sebagainya yang dihasilkan oleh masyarakat Kelurahan
Kecamatan Sukarame.
Metode pengolahan kompos secara anaerob ini didasari pada
lahan yang tidak cukup luas yang terdapat di Kecamatan Sukarame.
Alat
1. Wadah drum, ember plastik atau gentong
2. Wadah diberi lubang didasarnya dan sampir untuk air lindi dan pertukaran
udara.
Cara membuat
1. siapkan bahan organik yang akan dikomposkan, sebaiknya pilih bahan
yang lunak terdiri dari limbah tanaman atau hewan.
2. Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya campurkan 1 cc EM4
dengan 1 liter air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan selama 24 jam.
3. Ambil terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah
dirajang halus diatas terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahyan tersebut untuk
menambah nilai perbandingan C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang
telah diencerkan. Aduk sampai merata, jaga kelembaban pada kisaran 30-40%,
apabila kurang lembab bisa disemprotkan air.
4. Siapkan tong plastik yang kedap udara, masukan bahan organik yang
sudah dicampur, kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk
menjalani proses fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi berkisar 35-
450C.
5. Setelah 4 hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang
dicirikan dengan baunya yang harum seperti bau tape.
BAB V
RENCANA TAHAPAN PELAKSANAAN
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Tujuan dan Target Penanganan sampah
Tujuan
- Terlaksananya kegiatan penanganan sampah yaitu pengomposan
- Terlaksananya kegiatan penanganan sampah yaitu 3R (Reduce,
Reuse, Recyle)
Jangka Menengah
- Pembuatan TPS
2. Undang-undnag Pengelolaan Persampahan
Undang-undang no. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 05 Tahun 2015
Tentang Pengelolaan Sampah
3. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Kebijakan Program Persampahan Menurut(PERMEN PU 21/PRT/M/2006) :
Kebijakan 1 : Pengurangan sampah semaksimal mungkindimulai dari
sumbernya
Kebijakan 2 : Peningkatan peran aktif masyarakat dan
duniausaha/swastasebagai mitra pengelolaanKebijakan 3 : Peningkatan
cakupan pelayanan dan kualitassystem pengelolaanKebijakan 4 :
Pengembangan kelembagaan, peraturan danperundangan
Kebijakan 5 : Pengembangan alternatif sumber pembiayaan
4. Dasar-dasar sistem pengelolaan persampahan
3. Kelembagaan
Kegiatan kelembagaan pelayanan kebersihan di Kecamatan
Candisari berada pada pihak DKP dan Kecamatan. Kegiatan
operasional pengelolaan sampah Kecamatan dikelola oleh pihak
Kecamatan dan diawasi serta dibiayai oleh pihak DKP
4. Teknik Operasional
Dalam teknik operasional persampahan menurut UU RI no.18 tahun
2018 Pasal 22 tentang Pengelolaan Sampah dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu :
f. Pemilahan
g. Pengumpulan
h. Pengangkutan
i. Pengolahan
Pemrosesan akhir sampah
5. Rencana Pengelolaan Sampah Secara Teknis di Kecamatan Sukarame
Rencana pengelolaan sampah secara teknis ini didasarkan pada
kondisi eksisting yang ada di Kecamatan Sukarame, Kota Bandar
Lampung dan merujuk pada peraturan daerah yang berlaku serta
berwawasan lingkungan hidup.
Rencana pengelolaan sampah secara teknis ini akan mencakup
seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Sukarame.
Rencana pengelolaan sampah secara teknis ini juga didasarkan
pada komposisi sampah yang dihasilkan, sehingga memudahkan
dalam mengonsep perencanaan pengelolaanya.
Sampah yang dihasilkan di desa Desa Labuhan Dalam Kecamatan
Sukarame, Kota Bandar Lampung, berasal dari 5 sumber sampah
yaitu sampah yang berasal dari permukiman, fasilitas komersial,
fasilitas Umum, fasilitas Sosial, dan fasilitas olahraga. Sampah
yang berasal dari ke empat sumber tersebut ialah sampah organik
dan sampah anorganik, sampah medis dan non medis.
6. Perencanaan Kebutuhan Pelayanan Berdasarkan Pemilihan Prioritas di
Kecamatan Sukarame :
Perencanaan Jangka Pendek
- Penghimbauan Dilakukanya 3R
- Pembuatan Kompos