Anda di halaman 1dari 20

Kondisi Eksisting Kecamatan Sukarame Bandar Lampung

Data Kota dan Rencana Pengembangan Kota


 Gambaran Wilayah Studi
Batas Wilayah
Kecamatan Sukarame merupakan sebagian wilayah Kota Bandar Lampung
yang terletak di ujungTimurKotaBandarLampung. Letak geografis danwilayah
administratif Kecamatan Sukarameadalah di:
a. Sebelah Utaraberbatasan dengan KabupatenLampungSelatan
b. Sebelah Selatan berbatasan denganKecamatanSukabumi
c. sebelah Timurberbatasan dengan KabupatenLampungSelatan
d. sebelahBarat berbatasan dengan Kecamatan WayHalim dan Kecamatan

Kedamaian (BPS, 2013b).


Kelurahan
- Sukarame
- Way dadi
- Korpri Jaya
- Way Dadi Baru
- Korpri Raya
- Sukarame Baru

Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951), iklim Bandar
Lampung tipe A; sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman (1978), tergolong
Zone D3, yang berarti lembab sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257 –
2.454 mm/tahun. Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara berkisar
60-85%, dan suhu udara 23-37 °C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan
arah dominan dari Barat (Nopember-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur (Juni-
Agustus), dan Selatan (September-Oktober).

Parameter iklim yang sangat relevan untuk perencanaan wilayah perkotaan


adalah curah hujan maksimum, karena terkait langsung dengan kejadian banjir dan
desain sistem drainase. Berdasarkan data selama 14 tahun yang tercatat di stasiun
klimatologi Pahoman dan Sumur Putri (Kecamatan Teluk Betung Utara), dan
Sukamaju Kubang (Kecamatan Panjang), curah hujan maksimum terjadi antara bulan
Desember sampai dengan April, dan dapat mencapai 185 mm/hari.[18]

 Kondisi Fisik Kota


Topografi
Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai
sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan antara 0
sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung membentang
dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung sebelah Barat
dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok disebelah Timur. Topografi tiap-
tiap wilayah di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
 Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian
Selatan
 Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara
 Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara
 Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang
bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, Sukadana Ham, dan Gunung Dibalau
serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.
Dilihat dari ketinggian yang dimiliki, Kecamatan Kedaton dan Rajabasa
merupakan wilayah dengan ketinggian paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-
kecamatan lainnya yaitu berada pada ketinggian maksimum 700 m dpl. Sedangkan
Kecamatan Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Panjang memiliki ketinggian
masing-masing hanya sekitar 2 – 5 mdpl atau kecamatan dengan ketinggian paling
rendah/minimum dari seluruh wilayah di Kota Bandar Lampung.

Hidrologi
Dilihat secara hidrologi maka Kota Bandar Lampung mempunyai 2 sungai besar
yaitu Way Kuripan dan Way Kuala, dan 23 sungai-sungai kecil. Semua sungai tersebut
merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang berada dalam wilayah Kota Bandar
Lampung dan sebagian besar bermuara di Teluk Lampung.
Dilihat dari akuifer yang dimilikinya, air tanah di Kota Bandar Lampung dapat dibagi
dalam beberapa bagian berdasarkan porositas dan permaebilitas yaitu:
 Akuifer dengan produktifitas sedang, berada di kawasan pesisir Kota Bandar
Lampung, yaitu di Kecamatan Panjang, Teluk Betung Selatan, dan Teluk Betung
Barat.
 Air tanah dengan akuifer produktif, berada di Kecamatan Kedaton, Tanjung
Senang, Kedaton, bagian selatan Kecamatan Kemiling, bagian selatan Tanjung
Karang Barat, dan sebagian kecil wilayah Kecamatan Sukabumi.
 Akuifer dengan produktifitas sedang dan penyebaran luas, berada di bagian utara
Kecamatan Kemiling, bagian utara Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang Pusat,
Teluk Betung Utara, dan sebagian kecil Kecamatan Tanjung Karang Timur.
 Akuifer dengan produktifitas tinggi dan penyebaran luas, berada di sebagian besar
Kecamatan Rajabasa dan Tanjung Karang Timur.
 Akuifer dengan produktifitas rendah, berada di bagian utara Kecamatan Panjang,
Tanjung Karang Timur, dan bagian barat Kecamatan Teluk Betung Selatan.
 Air tanah langka, berada di Kecamatan Panjang.

Zonasi kawasan resapan air kota Bandar Lampung

Kategori
Zona Wilayah
Serapan

I Recharge Area Kemiling dan Teluk Betung Barat


Kecamatan Tanjung Karang Barat, Tanjung
II Area Penyangga Karang Timur, Panjang, Tanjung Karang Pusat,
Teluk Betung Utara, dan Teluk Betung Selatan.

III Resapan Rendah Kedaton, Sukarame, Tanjung Karang Barat

Tanjung Karang Pusat, Sukabumi, Tanjung


IV Resapan Sedang
Karang Timur

V Resapan Tinggi Sukabumi dan Sukarame

Kawasan
Pesisir Teluk Lampung, Teluk Betung Selatan,
VI Dipengaruhi Air
Panjang, Teluk Betung Barat
Laut

Geologi Lingkungan
Peta Geologi Lembar Tanjung Karang (Andimangga dkk, 1993), menunjukan
kondisi geologi di Kota Bandar Lampung, dimana di dalamnya terlihat jelas beberapa
patahan yang melintasi Kota Bandar Lampung. Patahan–patahan tersebut cenderung
merupakan patahan berpotensi aktif, tempat tertimbunnya energi kinetis yang setiap
saat terlepas yang akan menimbulkan goncangan gempa dan merupakan suatu ancaman
terhadap Kota Bandar Lampung. Kondisi tanah yang mendominasi merupakan tanah
bekas endapan pantai dan sungai yang tersebar di sekitar Teluk Lampung dan di sekitar
Tanjung Karang didominasi oleh tanah lapukan hasil kegiatan gunung api muda dari
Formasi Lampung yang umumnya batuan tuffa. Sementara di tengah-tengah Kota
Bandar Lampung muncul bukit bukit mencuat dari tufa dan andesit.

 Prasarana Kota
Prasarana di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung yaitu meliputi :
 Perumahan :
No Perumahan
1. Perum Korpri
2. Perum Karimun Jawa

 Fasilitas komersial :
- Pasar
No Pasar
1. Pasar Korpri
2. Pasar Waydadi

- Hotel
No Hotel
1. Nusantara

- Restaurant
No Restaurant
1. Begadang V
2. Bu Rat

- Home Industri
No Home Industri
1. Karisma Jaya Gypsum
2. Plafon Gypsum
3. Citra Keramik

 Fasilitas Umum :
- Pendidikan
No Tempat Pendidikan
1. SD N 1 SUKARAME
2. SD N 2 SUKARAME
3. MIN SUKARAME
4. SD N 2 HARAPAN KAYA
5. SMPN 21 BDL
6. SMPN 29 BDL
7. SMPN 24 BDL
8. PGRI 6 BDL
9. MTS N 2 BDL
10. SMAN 5 BDL
11. SMAN 12 BDL
12. MAN 1 BDL

- Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan
1. RS IMANUEL
2. Puskesmas Sukarame
3. Puskesmas Sukarame
4. Puskesmas Permata Sukarame
5. Apotek Kimia Farma
6. Apotek Sukarame
7. Apotek Family
8. Apotek K24

 Fasilitas Sosial :
- Rumah ibadah : masjid mushinin, masjid Al – Huda.
No Tempat Ibadah
1. Masjid Mushinin
2. Masjid Al-Huda
3. Masjid Al-Mu’min
4. Gereja Imanuel
5. Gereja BPD-GPI

 Kependudukan
Berdasarkan Peraturan DaerahKotaBandarLampungNomor04 tahun 2012,
tentangPenataan dan Pembentukankelurahan dan kecamatan,makawilayah
Kecamatan Sukaramedibagi menjadi 6 (enam) kelurahan,yaitu: (1)Kelurahan
Sukarame,(2)Kelurahan SukarameBaru,(3)Kelurahan WayDadi,(4)Kelurahan
WayDadi Baru,(5)Kelurahan Korpri Jaya, dan (6)Kelurahan Korpri Raya. Adapun
pusat pemerintahan Kecamatan Sukarameberadadi Kelurahan Sukarame. Masing-
masingkelurahan tersebut memiliki kepadatan pendudukyangberbeda, seperti
disajikanpadaTabel 9.

Tabel 9. Sebaran kepadatan penduduk untuk masing-masingkelurahan di Kecamatan


Sukarame,tahun 2013

Kelurahan Luas Daerah Jumlah Penduduk Kepadatan


(km2) (orang) (per km2)
Sukarame 2,48 10.860 4.379
Way Dadi 2,47 9.200 3.725
Korpri Jaya 2,49 7.077 2.842
Way Dadi Baru 2,44 9.727 3.986
Korpri Raya 2,42 3.459 1.429
Sukarame Baru 2,45 12.166 4.966
Jumlah 14,75 52.489 21.327
Sumber: BPS, 2013

 sistem Pengelolaan
 aspek Institusi
PengelolaansampahdiKotaBandarLampungdilakukanoleh4 instansiyaitu: (1)
untuk Dinas Kebersihan danPertamanan menangani sampah dijalanprotokol,
sapuanjalan,pertokoanrestoran,hotel,industri,perkantorandanfasilitasumum;
(2)untuksampahdi terminalbisantarkotadandalamkotasertastasiunkeretaapi
dikelolaolehDinasPerhubungan; (3)sampahdipasartradisionaldikelolaoleh Dinas
Pengelolaan Pasar;(4)sampah dipemukiman dikelolaoleh kecamatan melaluiSokli.

a. Struktur Organisasi
Gambar 3.4.
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN SAMPAH
KOTA BANDAR LAMPUNG
1. Walikota
PENGARAH
2. Wakil Walikota

PENANGGUNG
Sekretaris Kota
JAWAB

Sebagai koordinator dalam bidang


KOORDINATOR
kebersihan dan keindahan kota,
DINAS KEBERSIHAN
bertanggungjawab pada sampah di jalan
DAN PERTAMANAN protokol dan di TPA

Bertanggungjawab pada
DINAS PEKERJAAN DINAS
DINAS PASAR KECAMATAN pengangkutan sampah
UMUM (PU) PERHUBUNGAN dari TPS ke TPA

Bertanggungjawab pada Bertanggungjawab Bertanggungjawab


sampah di gorong-gorong pada sampah di pasar pada sampah di
dan jalan protokol. terminal
KELURAHAN Bertanggungjawab pada
sampah dari
SOKLI permukiman ke TPS

Pengelolaan sanitasi kota Bandar Lampung masih belum berjalan secara maksimal,
baik yang terkait dengan pengaturan atau kebijakan, pemberdayaan kapasitas sumber daya
manusia sebagai pengelola teknis dan administrasi, koordinasi antar lembaga terkait, upaya
promosi kesadaran atau kepedulian akan kesehatan lingkungan yang belum maksimal serta
penganggaran bidang sanitasi yang masih terlampau kecil dibandingkan dengan APBD yang
ada.

Pengaturan / Kebijakan :

Kota Bandar Lampung saat ini belum memiliki Perda tentang Pengelolaan Sanitasi yang
terpadu dan menyeluruh yang berpedoman pada Undang-undang, Peraturan Pemerintah
maupun Peraturan Kementrian yang berlaku, dimana secara substansi Perda Pengelolaan
Sanitasi ini harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Rencana strategis dan Rencana kerja yang memuat pola pengelolaan penanganan sanitasi
yang terpadu.
2) Aturan tentang pemanfaatan teknologi pengolahan maupun pengelolaan sanitasi dengan
melakukan uji coba pilot project untuk penerapannya..
3) Ketentuan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi.
4) Aturan kerja sama antara pemerintah kota dengan swasta untuk pengelolaan sanitasi
dengan mediasi Pemerintah Provinsi Lampung.
5) Adanya sanksi yang tegas dan spesifik kepada masing-masing pelanggaran termasuk
penetapan model reward and punishment.
6) Penetapan retribusi dengan memperhitungkan pemulihan biaya sebagaimana yang ada
pada Permendagri.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)


Kelembagaan dan Kapasitas SDM :
Pengelolaan sanitasi masih berjalan secara sendiri-sendiri tidak terfokus pada satu
unit kerja yang menangani masalah-masalah sanitasi, baik secara teknis maupun
administrasi keuangan. Sebaiknya diserahkan kepada dinas teknis yang membidangi
kegiatan sanitasi ini. Selain itu juga kapasitas SDM yang ada perlu diberikan pemahaman
secara teknis mengenai pengelolaan sanitasi serta pengelolaan administrasi dan keuangan.

Koordinasi Antar Lembaga Terkait :


Permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan sanitasi adalah koordinasi
baik secara teknis maupun non teknis terkait dengan masalah sanitasi perkotaan. Upaya
koordinasi diperlukan sebagai upaya perencanaan dan pengendalian kegiatan agar apa
yang direncanakan dapat memperoleh manfaat yang maksimal. Dalam hal ini keberadaan
Pokja AMPL sangat membantu untuk melakukan konsolidasi seluruh kegiatan sanitasi
perkotaan.

Promosi Sanitasi :

Promosi sanitasi adalah kegiatan mempromosikan kesadaran atau kepedulian


seluruh stakeholder akan pentingnya sanitasi dalam kerangka perilaku hidup bersih dan
sehat. Hal ini sangat penting mulai dilakukan pada tingkat sekolah TK hingga perguruan
tinggi, agar generasi muda punya kepedulian dan dapat mendorong para orang tua untuk
hidup ber
sih dan sehat serta menjaga kesehatan lingkungannya.

 Aspek teknis dan operasional


Permasalahan teknis pengolahan sampah padat di Kota Bandar
Lampung sudah sangat kompleks dan melibatkan kepentingan dan peran dari
berbagai pihak. Pelaku utama yang terlibat dalam pengelolaan sampah padat
adalah :
1. Masyarakat, termasuk di dalamnya adalah individu dan komunal
(komunitas)
2. Pemerintah
3. Pelaku usaha
Secara teknis operasional, berdasarkan penjelasan sebelumnya
berkaitan dengan partisipasi masyarakat dan dunia usaha, sebagaimana
djelaskan sebelumnya, maka dibawah ini, ditambahkan uraian berkaitan
dengan aspek pemerintahan, sebagai berikut :
Isu strategis peran pemerintah dalam pengelolaan sampah padat antara
lain adalah:
 Volume sampah padat sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan
penduduk, sementara pelayanan terhadap masyarakat melalui sistem
SOKLI yang telah dilakukan pemerintah masih sangat rendah, baik luas
wilayah, jumlah pelanggan maupun jumlah (kuantitas) sampah yang
ditangani.
 Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menyediakan sarana dan
prasarana pengelolaan sampah padat. Sarana prasarana dalam pengelolaan
sampah padat belum memadai dikarenakan faktor usia maupun jumlah
yang tidak sebanding dengan pertumbuhan sampah. Dengan kondisi
sarana dan prasarana yang ada berdasarkan studi yang dilakukan maka
jumlah kebutuhan sarana dan prasarana berbanding lurus dengan
peningkatan volume sampah namun kondisi tersebut justru berbanding
terbalik dengan kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandar
Lampung. Oleh karena itu sangat diperlukan pemambahan sarana dan
prasarana atau pengurangan volume sampah di tingkat komunitas.
 Keterbatasan jumlah petugas SOKLI yang dimiliki dalam pengelolaan
sampah dibandingkan dengan luas wilayah kota, termasuk di dalamnya
adalah tingkat pendidikan SDM yang rendah dan mempengaruhi dalam
pengelolaan sampah.
 Keterbatasan anggaran dan masih terjadi ketidaktransparanan dalam
konsep dan wewenang retribusi sampah yang ada dalam pengelolaan
sampah padat di tingkat pengelola SOKLI.
 Masih rendahnya model pelibatan masyarakat yang diupayakan oleh
pemerintah pengelolaan sampah padat selain hanya himbauan untuk
membuang sampah pada skema waktu pembuangan pagi dan sore.
 Sampah di pesisir belum ditangani secara optimal oleh Pemerintah Kota
Bandar Lampung.
 Belum ditetapkannya sistem insentif dan disinsentif dalam pengelolaan
sampah padat.
 Konsep TPS/TPA yang berwawasan lingkungan belum dapat diwujudkan
sesuai ketentuan karena sulitnya mencari lahan TPS/TPA di daerah
perkotaan, dan penggunaan teknologi yang belum optimal.
 Sampah masih dianggap tanggung jawab pemerintah, sedangkan
masyarakat hanya berkewajiban membayar sampah yang dibuang.

Total Volume Sampah Kota Bandar Lampung Tahun 2011


Jumlah
Jumlah
Timbulan Sampah
No Kecamatan Penduduk
Sampah (m3) Terangkut
(jiwa)
(m3)
1 Teluk Betung Barat 59,812 149.53 101.68
2 Teluk Betung Selatan 92,852 232.13 157.85
3 Panjang 63,857 159.64 108.56
4 Tanjung Karang timur 92,074 230.19 156.53
5 Teluk Betung Utara 62,825 157.06 106.80
6 Tanjung Karang Pusat 72,819 182.05 123.79
7 Tanjung Karang Barat 65,878 164.70 111.99
8 Kemiling 75,745 189.36 128.77
9 Kedaton 88,667 221.67 150.73
10 Rajabasa 45,329 113.32 77.06
11 Tanjung Seneng 43,826 109.57 74.50
12 Sukarame 73,788 184.47 125.44
13 Sukabumi 65,843 164.61 111.93
Jumlah 903,315 2,258 1,536
14 Pasar-pasar 451.66 307.13
15 Fasilitas Umum 225.83 153.56
16 Hotel dan Penginapan 112.91 76.78
17 Jalan, Taman dll 33.87 23.03
Jumlah 3,083 2,096
 Sistem Persampahan
(PolaPenangananSampah, PengumpulandanPemindahansampah)
AdapunletakdariTempatpembuangansampah di KecamatanSukaramehanya di
TelukBetung Barat ataulebihdikenaldengan TPA Bakungdenganluaswilayah 14,1
Ha. Rata-rata produksi sampah di Kota Bandar Lampung tiap orang perhari adalah 1-
2 kg.

 Pengelolaan Persampahan Kelembagaan


Pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung tidak dilakukan oleh satu
instansi tetapi dilakukan beberapa SKPD yang terbagi atas :
a. Dinas Kebersihan dan Pertamanan bertanggung jawab terhadap pengangkutan
sampah di Jalan Protokol ke TPA dan pengelolaan sampah di TPA;
b. Dinas Pasar bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah di Pasar dan
mengangkutnya langsung ke TPA;
c. Dinas Perhubungan bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah di
Terminal dan mengangkutnya langsung ke TPA;
d. Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap pengangkutan sedimen di
gorong-gorong dan drainase Kota;
e. Kecamatan bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
yang dilakukan oleh SOKLI;
f. Kelurahan bertanggung jawab terhadap sampah di lingkungannya dimana proses
pengangkutannya dilakukan oleh SOKLI (Satuan Operasi Kebersihan
Lingkungan) yang mengangkut sampah dari Rumah Tangga ke TPS.
Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA) yang dimiliki Kota Bandar
Lampung yaitu TPA Bakung yang terletak di Kelurahan Bakung Kecamatan
Teluk Betung Barat dengan luas wilayah 14 hektar yang dikelola dibawah UPT
TPA Bakung dibawah koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar
Lampung.

 Sistem Cakupan Pelayanan


Sistem pengangkutan sampah di Kota Bandar Lampung dibagi ke dalam
dua bagian yaitu pengangkutan dari sumber sampah (rumah tangga, pasar, jalan
utama, dan sebagainya) ke TPS dan pengangkutan dari TPS ke TPA.
Sampah Pasar : sistem pengangkutan dilakukan dengan cara petugas
kebersihan mengambil langsung dan diangkut ke gerobak sampah selanjutnya
dibawa ke TPS di sekitar pasar.
Sampah Permukiman : sistem pengangkutan warga sendiri membawa
langsung ke TPS yang terdekat dengan permukiman atau petugas Sokli mengambil
di depan rumah kemudian dikumpulkan di TPS.
Sampah Pesisir : selama ini belum ada mekanisme yang jelas sehingga
permasalahan sampah pesisir pesisir belum dapat dikelola dengan baik.
Sistem pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung dilakukan oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung, dimana daerah pelayanan
meliputi 20 kecamatan dan 126 kelurahan yang ada di Kota
BandarLampung.Cakupanpelayanansaatinimencapai75%.
BerdasarkansumbedatadariDinasKebersihandanPertamananKotaBandarLampungba
hwajumlahtimbulan,sertajumlahsampahyangterangkutdantidakterangkutpadasetiapk
ecamatandanlokasilainnyadikotabandarlampungsekitar27%darijumlahsampahruma
htanggadankapasitaspolakumpul-angkut–
buangdarisumbertimbulankeTPSsebesar82%dandariTPSkeTPABakungsebesar68%
.
Sistem pengangkutan yang dilakukan dari beberapa TPS yang belum
memiliki pewadahan khusus ke TPA adalah Stationary Container System (SCS)
dimana wadah sampah yang terisi penuh (kontainer) akan diangkut dan tempatnya
akan langsung diganti oleh wadah kosong yang telah dibawa dengan sistem
container ini.
Sedangkan TPS yang telah memiliki tempat khusus alat pengangkut
sampah yang digunakan untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA adalah Arm
Roll Truck kapasitas 6 m3. Dan pengangkutan dari TPS ke TPA dilakukan setiap 2
kali sehari pagi jam 06.00 - 08.00 dan sore sekitar jam 17.00 – 18.00. Truk ini
mengambil dari sampah yang ada di TPS atau menunggu berkumpulnya gerobak
dan motor sampah yang mengangkut dari permukiman.
Dari jumlah armada truk sampah yang ada di Kota Bandar Lampung saat
ini dan dikelola oleh kecamatan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan Dinas
Pengelolaan Pasar. Dan jumlah sampah yang terangkut sampai ke TPA dan
prediksi sampah yang terangkut oleh armada truk bila truk dapat mengangkut
sampah 2 rit (angkutan) per hari. Maka dengan asumsi ini maka maksimum
sampah yang terangkut dengan armada truk yang ada saat ini hanya sekitar
2,096,142 m3 per hari atau sebanyak 68% dari total volume.

Jumlahvolumesampahdankondisikemampuanpelayanantahun2013

Jumlah JumlahSampah SampahTidak


No Kecamatan
sampah Terangkut Terangkut
1 TelukbetungBarat 149.530 (68%) 101.680 (32%) 47.850
2 TelukbetungSelatan 232.130 157.848 74.280
3 Panjang 159.643 108.557 51.090
TanjungkarangTi
4 230.185 156.526 73.660
mur
5 TelukbetungUtara 157.063 106.803 50.260
6 TanjungkarangPusat 182.018 123.792 58.260
TanjungkarangB
7 164.695 111.993 52.700
arat
8 Kemiling 189.363 128.767 60.600
9 Kedaton 221.668 150.734 70.930
10 Rajabasa 113.323 77.059 36.260
11 Tanjungseneng 109.565 74.504 35.060
12 Sukarame 184.470 125.440 59.030
13 Sukabumi 164.608 11.933 52.674
14 Sampahpasar 451.658 307.127 144.530
15 Fasum 225.829 153.564 72.265
16 Hotel,Penginapan 112.914 76.782 36.133
17 Jalan, Taman 33.874 23.025 10.840
Jumlah 3.082.562 2.096.142 986.420
Sumber: DinasKebersihan Dan Pertamanan Kota Bandar LampungTahun 2013

Jumlah fasilitas perwadahan sampah Kecamatan Sukarame

Kecamatan Gerobak Motor Kontainer Truk TPS


Sampah Sampah Sampah
Sukarame 42 12 0 3 1
Data-Data yang Digunakan Dalam Menghitung Luasan TPS 3R

NO Jenis data Jumlah Satuan


1 Jumlah / jiwa KK yang dilayani 13.123 Jiwa/ kk

2 Produksi sampah perhari 0,70 – 0,80 atau Kg/hari atau liter/hari


2,75 – 3,25
3 total sampah dari wilayah yang dilayani 36742,3 Kg/hari
perhari
4 sampah rata-rata (DARI SAMPING Kg/m3
RPA)
5 Kepadatan sampah organik ( kepadatan 16.047,8 Kg/m3
sampah organik setelah dipilah atau
dicacah)
6 Volume sampah wilayah terlayani (jml 144.344,75 Liter/hari
jwa x produk sampah / hari)
7 Komposisi sampah :
Sampah organik : .... % = ... kg 44 % dan kg
Sampah olahan : .... % = ... kg % dan kg
Residu : ... % = ... kg % dan kg
(bisa ditambah komposisi sesuai jenis-
jenis lapak yang dipilah)

Data-Data Yang Digunakan Dalam Menghitung Luasan Unit Komposting


No Jenis data Jumlah Satuan
1 Jumlah jiwa/kk yang dilayani 13.123 Jiwa/ kk
2 Produksi sampah per orang per hari 0,70 – 0,80 Kg/hari
(diketahui dari data sampling sampah
ketika RpA atau survei)
3 Total sampah dari wilayah yang dilayani 36742,3 Kg/hari
perhari
4 Kepadatan sampah rata-rata Kg/m3
(diketahui dari sampling sampah)
5 Kepadatan sampah organik 16.047,8 Kg/m3
(kepadatan sampah organik setelah
dipilah dan dicacah menjadi ukuran
4cm2)
6 Komposisi sampah :
Sampah organik : % = kg 44% % dan kg
Sampah olahan : % = kg % dan kg
Residu : % = kg % dan kg
(bisa ditambah komposisi sesuai jenis-
jenis lapak yang dipilah)
Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Sukarame
Menurut data yang diperoleh dari TPA Bakung di Teluk Betung,sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat diKecamatan Sukarame perhari berkisar sampai 20ton
lebih. Pada bulan April sampah secara keseluruhan beratnya mencapai 24.320kg atau
24,3 ton dan jumlah sampah terbanyak adalah pada bulan Maret hingga mencapai 27,3
tonperhari.
Dari jumlah tersebut sebanyak 44% adalah sampah organik dan 56% adalah
sampah anorganik (Gambar1). Untuk jenissampah organik,setengahnya berupasisa-
sisa sayuran(Gambar2).

rasio sampah organik dan anorganik


0%
0%

organik
44%
anorganik
56%

Untuk komposisi jenis sampah anorganik yang bersumber dari rumah tangga dapat
diketahui bahwa komposisi sampah didominasi oleh plastik,lalu golongan lain-lain (kayu,
pampers,logamdankain), diikuti kertas, kaleng,kaca,dan karet.
Jumlah sampah plastik sangat banyak karena selalu digunakan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari–hari. Sebagai wadah dari barang yang dibawa plastik sangat praktis
karena bisa dikantongi. Penggunaan plastik akan mencemari lingkungan karena tidak dapat
diuraikan oleh bakteri pengurai dan jika bisa diuraikan butuh waktu sampai ratusan tahun.
Cara pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat Sukarame masih
menggunakan konsep di buang di tempat lain, dibakar disekitar rumah, dan diambil oleh
petugas kebersihan(Gambar).
80.00%
70.25%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
19.75%
20.00%
10%
10.00%
0.00%
diambil oleh dibakar disekitar di buang ke
petugas rumah tempat lain
kebersihan

Sampah dapat dikelola secara sederhana yaitu dengan menimbun dan


melapukannya sehingga sampah bisa menjadi bahan yang bermanfaat bagi sampah
tanah dan tanaman yang disebut kompos. Tetapi prosespengurain sampah memakan
waktu yang cukup lama dan sampah yang dihasilkan adalah bukan sampah organik
saja tapi juga sampah anorganik (plastik) yang tidak mudah dilapukkan.
Secara garis besar proses pengolahan sampah dapat dilakukan dengan
tahapan– tahapan sebagai berikut:
1. Sampah dikumpulkan ke tempat pengumpulan sampah dari rumah– rumah
penduduk dengan menggunakan alat angkut berupa gerobak dorong setiap hari
atau paling lama dua hari sekali.
2. Sampah dipisahkan sesuai jenisnya yaitu plastik, kertas, kaca,logam,dan sampah
organik ke dalam sampah yang telah disediakan.
3. Setelah dipisah -pisahkan sesuai dengan jenisnya lalu dilakukan pengepakkan.
4. Sampah dari logam, kertas, kaca langsung dijual kepada pengepul.
5. Untuk sampah organik dapat dijadikan kompos,dan setelah jadi dapat dijual
kepada petani dan masyarakat yang membutuhkan.
Tempat yang digunakan untuk penampungan sampah olehmasyarakat
Sukarame meliputi plastik,karung,dantong sampah yang terbuat darisemen, bambu,
drum (Gambar).
60.00%

49.21%
50.00%

40.00%

30.00% 26.32%
24.47%

20.00%

10.00%

0.00%
plastik karung tong sampah

Dari diagram diatas dapat dilihat persentase jumlah plastik sebanyak 49,21%,yang
menggunakan wadah karung berjumlah 24,47%,dan menggunakan tong sampah 26,32%.
Waktu pengambilan sampah umumnya adalah dua dan tigakali perminggu. Petugas
kebersihan dari Dinas Kebersihan mengambil sampah 2 kali seminggu. Petugas kebersihan
yang tidak dibawah pengawasan UPT kebersihan Sukarame, maka petugas SOKLI keliling
dari rumah ke rumah sebanyak: 1 kalis 2 kali dan 3 kali seminggu.
Untuk kendaraan pengangkut sampah yang ada di Kecamatan Sukarame terdapat tiga
jenis kendaraan yaitu gerobak sampah, motor sampah dan truk sampah.
presentase besaran distribusi yang dikeluarkan masyarakat
60.00%
52.09%
50.00%

40.00%

30.00%
20.91%
20.00% 17.87%

10.00%
4.56% 4.56%

0.00%
Rp8,000 Rp10,000 Rp15,000 Rp20,000 Rp50,000

Berdasarkan Gambar 8 tampak bahwa 52,09% rumah tangga di Kecamatan


Sukarame membayar biaya kebersihan sebesar Rp15.000,-.dan separuhnya membayar
dengan biaya bervariasi mulai dari Rp8.000,- hingga Rp50.000,-. Nilai retribusisampahse-
Kecamatan Sukarame jika menggunakan rata-rata Rp15.000,- adalah sebesar
Rp235.890.000,-perbulan. Nilai ini dinilai cukup untuk membiayai kebutuhan jasa ke
bersihan wilayah Kecamatan Sukarame.
 Aspek dampak sampah terhadap lingkungan

Isu strategis pengelolaan sampah di Bandar Lampung berdasarkan kajian analisis


kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :
 Kondisi TPS yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan. TPS yang ada di
kota Bandar Lampung hampir seluruhnya tidak memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan. Tidak terpenuhinya persyaratan teknis dan kesehatan didominasi antara lain
oleh fakta bahwa : (1). TPS tidak bertutup; (2). Sampah berserakan; dan (3). banyaknya
lalat di sekitar TPS.

Anda mungkin juga menyukai